Anda di halaman 1dari 27

Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi

Indonesia Masa Demokrasi


Reformasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW. Beserta keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya, dan kita selaku umat-Nya hingga
akhir zaman.
Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena kemampuan dan pengalaman
saya yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun, demi perbaikan dalam tugas akhir ini yang akan datang.
Semoga tugas akhir ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan terutama bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
MASA AKHIR ORDE BARU
1. Munculnya Gerakan Reformasi

Gerakan ini pada awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus besar. Namun mahasiswa akhirnya harus turun
tangan ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan respon dari pemerintah. Gerakan reformasi tahun 1988
mempunyai enam agenda yaitu:
1) Suksesi kepemimpinan nasional
2) Amandemen UUD 1945
3) Pemberantasan KKN
4) Penghapusan dwifungsi ABRI
5) Penegakkan supremasi hukum
6) Pelaksanaan otonomi daerah
2. Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi

a. Faktor Politik
1) Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam kehidupan pemerintahan.
2) Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orde Baru yang penuh dengan nepotisme dan merajalelanya
korupsi.
3) Kekuasaan Orde Baru di bawah Soeharto otoriter tertutup.
4) Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
5) Mahasiswa menginginkan perubahan.
b. Faktor Ekonomi
6) Adanya krisis mata uang rupiah.
7) Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
8) Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
2. Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi

c. Faktor Sosial Masyarakat


Seperti adanya kerusuhan pada tanggal 13 dan 14 Juni 1998 yang melumpuhkan perekonomian rakyat.
d. Faktor Hukum
Belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di antara warga negara.
3. Kronologi Reformasi

Menjelang sidang umum MPR bulan Maret 1998 banyak tuntutan dari rakyat dan mahasiswa yang
menginginkan agar presiden Soeharto tidak lagi dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai Presiden. Pada
pemilu tahun 1997 kembali dimenangkan oleh Golkar dan mencalonkan kembali Soeharto sebagai Presiden.
Dengan terpilihnya kembali Soeharto ternyata tidak menimbulkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,
bahkan memperarah gejolak krisis dan muncul silih berganti aksi mahasiswa yang menyuarakan tuntutan
gerakan reformasi. Pada Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi
dan aksi keprihatinan yang menuntut turunnya harga sembako, penghapusan KKN, dan Soeharto turun dari
kursi kepresidenan.
Puncaknya pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas
Trisakti dalam aksi unjuk rasa mahasiswa, terjadi
bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan
tertembaknya empat mahasiswa hingga meninggal, serta
puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka.
Keempat mahasiswa yang meninggal tersebut kemudian
diberi gelar sebagai pahlawan Reformasi. Pada tanggal 8
Mei 1998 seorang mahasiswa dari Yogyakarta bernama
Mosess Gatotkaca juga tewas dalam sebuah bentrokan
dengan aparat keamanan sewaktu melakukan aksi
menuntut mundurnya Presiden Soeharto. Sebagai
dampak dari peristiwa berdarah Tragedi Trisakti, pada
tanggal 13-14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya terjadi
kerusuhan massal dan penjarahan yang mengakibatkan
lumpuhnya kegiatan masyarakat.
Setelah peristiwa Trisakti dan kerusuhan massal tersebut, muncul gerakan mahasiswa yang berpusat di
Jakarta untuk mulai melakukan aksi yang lebih besar. Para mahasiswa mengarahkan perhatian utama kepada
wakil-wakil rakyat di DPR/MPR Republik Indonesia. Kemudian mahasiswa berdatangan ke gedung
DPR/MPR Republik Indonesia dan menuntut agar segera dilakukan sidang istimewa (SI) MPR dan
pencabutan mandat MPR kepada Presiden Soeharto.
Kelompok-kelompok mahasiswa sejak tanggal 18 Mei dari berbagai universitas berdatangan untuk
menduduki Gedung DPR/MPR Republik Indonesia. Keputusan untuk menggelar SI MPR ini merupakan
puncak aspirasi mahasiswa yang juga mewakili rakyat Indonesia untuk menurunkan Soeharto dari kursi
kepresidenan yang telah dijabatnya selama 32 tahun.
Pada tanggal 19 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang sembilan tokoh masyarakat ke Istana Merdeka, yaitu:
1. Nurcholis Madjid
2. Abdurrahman Wahid
3. Emha Ainun Nadjib
4. Alie Yafie, Malik Fajar
5. Choilil Baidlowi
6. Sutrisno Muhdam
7. Ma’ruf Amin
8. Ahmad Bagdja
9. Yusril Ihza Mahendra
Agendanya adalah membahas segala kemungkinan penanganan krisis negara. Dalam pertemuan dicapai kesepakatan
untuk membentuk suatu badan yang dinamakan Komite Reformasi yang bertugas untuk menyelesaikan UU
kepartaian, UU Pemilu, UU Susunan dan Kedudukan MPR/DPR serta DPRD, UU Antimonopoli, UU Antikorupsi,
dan lain-lain. Dalam pertemuan tersebut, juga disepakati bahwa Presiden Soeharto akan melakukan reshuffle Kabinet
Pembangunan VII dan mengubah nama susunan kabinet menjadi Kabinet Reformasi,
Pada pukul 16.45 WIB, terjadi pertemuan antara perwakilan mahasiswa dan pimpinan MPR/DPR di lantai 3
Gedung MPR/DPR. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa memberikan batas waktu pengunduran Soeharto
hingga hari Jum’at, 22 Mei 1998. Apabila tidak ada kepastian lebih lanjut, maka pada Senin tanggal 25 Mei
1998 pimpinan DPR akan mempersiapkan Sidang Istimewa MPR. Puncak aksi di Gedung MPR/DPR pada
tanggal 21 Mei 1998. Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi presiden Republik
Indonesia. Dengan disaksikan oleh ketua dan anggota Mahkamah Agung, di Credential Room Istana Negara
Jakarta, Soeharto mengakhiri jabatannya sebagai Presiden selama 32 tahun.
Naskah pengunduran diri Soeharto ditulis oleh Yusril Ihza Mahendra yang berjudul, “Pernyataan Berhenti
Sebagai Presiden Republik Indonesia.” sesuai dengan pasal 8 UUD 1945 yang berbunyi, “Jika presiden
mangkat, berhenti, dan diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajbannya dalam masa jabatannya, ia
digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa jabatannya.”
Maka setelah pengunduran diri Soeharto, Mahkamah Agung langsung melantik Presiden Bacharuddin Jusuf
Habibie sebagai presiden Republik Indonesia yang baru. Sejak saat itu, presiden RI yang ke 3 dijabat oleh B.J.
Habibie. Momentum turunnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 tersebut mengakhiri pemerintahan Orde Baru
yang telah berkuasa selama 32 tahun.
MASA REFORMASI
PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI

1. Masa Pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie


Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei
1998, pada hari itu juga Wakil Presiden B.J. Habibie dilantik menjadi presiden RI ketiga.
a. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan
B.J. Habibie telah berhasil membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet Reformasi
Pembangunan terdiri dari 36 Menteri Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri dari berbagai elemen kekuatan politik
dalam masyarakat, seperti dari ABRI, partai politik (Golkar, PPP, dan PDI), unsur daerah, golongan intelektual dari
perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat.
b. Sidang Istimewa MPR 1998
Pada 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menetapkan langkah pemerintah dalam
melaksanakan reformasi di segala bidang.
• Terbukanya kesempatan untuk mengamandemenkan UUD 1945 tanpa melalui referendum
• Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib
• Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa tugas
• Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum, ketentuan untuk memeriksa kekuasaan pemerintah,
pengawasan yang baik dan berbagai perubahan terhadap dwifungsi ABRI.
• Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia, mendorong kebebasan mengeluarkan pendapat,
kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan pembebasan tatanan politik dan narapidana politik.
c. Reformasi di Bidang Politik
• Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas
• Kebebasan berpolitik dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik
• Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetka
d. Reformasi di Bidang Ekonomi
• Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan
• Memperkuat basis sektor rill ekonomi
• Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat krisis
e. Pelaksanaan Pemilu 1999
Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang diikuti oleh 48 partai politik). Sebelum menyelenggarakan
pemilu tersebut, presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil partai
politik dan wakil pemerintah.
Pemenang Pemilu:
1. PDI Perjuangan
2. Golkar
3. PKB
4. PPP
5. PAN
f. Pelaksanaan Referendum Timor-Timur
Pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie mengadakan Referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menyelesaikan
permasalahan Timor-Timur yang merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya.
Namun, Hasil jajak pendapat yang diumumkan PBB pada 4 September 1999 adalah 78,5% menolak dan 21,5%
menerima.
2. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
a. Reformasi Ekonomi dan Politik
Kebijakan-kebijakan pada masa Abdurrahman Wahid:
• Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya
(memberikan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat minoritas,
kebebasan beragama, memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya tiong
hoa).
• Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang
dianggapnya tidak efisien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial
untuk mengurangi pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan
Ekonomi Nasional).
• Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer
dengan mencopot Kapolri yang tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.
Hambatan yang terjadi:
 Gus Dur tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan TNI-Polri.
 Masalah dana non-budgeter Bulog dan Bruneigate yang dipermasalahn oleh
anggota DPR.
 Dekrit Gus Dur tanggal 22 Juli 2001 yang berisikan pembaharuan DPR dan MPR
serta pembubaran Golkar. Hal tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Polri
dan partai politik serta masyarakat sehingga dekrit tersebut malah mempercepat
kejatuhannya. Dan sidang istimewa 23 Juli 2001 menuntutnya diturunkan dari
jabatan.
3. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri
a. Refornasi Ekonomi dan Politik
b. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi
antara lain:
• Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris
Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116,3 triliun.
• Kebijakan privatisasi BUMN dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari
intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara.
• Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),
tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi.
b. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan wilayah
Presiden Megawati melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan
disintegrasi.
 Megawati untuk memperbaiki hubungan pemerintah pusat dan rakyat provinsi NAD
juga dilakukan dengan melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh pada tanggal 8
September 2001.
 Menandatangani prasasti perubahan status Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
menjadi Universitas negeri.
c. Upaya Pemberantasan KKN
Berbagai kasus KKN yang diharapkan dapat diselesaikan pada masa pemerintahannya menunjukkan masih belum
maksimalnya upaya Presiden Megawati dalam penegakkan hukum terutama kasus-kasus KKN besar yang melibatkan
pejabat negara. Belum maksimalnya penanganan kasus-kasus tersebut juga disebabkan karena kurangnya jumlah dan
kualitas aparat penegak hukum sehingga proses hukum terhadap beberapa kasus berjalan sangat lambat dan berimbas pada
belum adanya pembuktian dari kasus-kasus yang ditangani.
d. Pelaksanaan Pemilu 2004
Pemilu presiden yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 belum menghasilkan satu pasangan calon presiden dan
calon wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% sehingga pemilu presiden diselenggarakan dalam dua
putaran. Dalam pemilu presiden putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, pasangan H. Susilo
Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla mengungguli pasangan Hj. Megawati Soekarno Putri dan K.H.
Ahmad Hasyim Muzadi. Pada pemilu putaran kedua tersebut, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla
memperoleh 62.266.350 suara sementara pasangan Hj. Megawati Soekarno Putri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi
memperoleh 44.990.704 suara.
4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
a. Reformasi Ekonomi
- Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
• Upaya untuk pengentasan kemiskinan melalui peningkatan anggaran di sektor
pertanian.
• Memberikan bantuan kesehatan gratis untuk berobat ke puskesmas dan rumah sakit
melalui pemberian Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin.
• Melanjutkan program pemberantasan korupsi dan penegakkan supremasi hukum.
b. Reformasi di Bidang Politik
- Upaya untuk penerapan otonomi daerah dengan cara mengurangi wewenang
pemerintah pusat dan memperluas wewenang pemerintah daerah dilakukan secara
proporsional dan seimbang.
- Meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah karena proses pengambilan
keputusan dilakukan secara transparan dan dapat diakses oleh masyarakat.
c. Upaya untuk menyelesaikan konflik dalam negeri
Selain berupaya untuk menjaga kedaulatan wilayah dari ancaman luar, upaya internal
yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kedaulatan wilayah adalah mencegah
terjadinya disintegrasi di wilayah konflik.
d. Pelaksanaan Pemilu 2009
Berbagai pencapaian pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dirasakan langsung oleh masyarakat
menjadi modal bagi Presiden Susiolo Bambang Yudhoyono untuk kembali maju sebagai calon presiden pada
pemilu presiden tahun 2009. Berpasangan dengan seorang ahli ekonomi yakni Boediono. Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono berhasil mendapatkan kembali mandat dari rakyat untuk memimpin Indonesia untuk masa
pemerintahan berikutnya. Pada pemilu presiden yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009 pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono berhasil memenangkan pemilu hanya melalui satu putaran.
DAMPAK POSITIF REFORMASI

• Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$ 70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$
1.000
• Sukses transmigrasi
• Sukses KB (Keluarga Berencana)
• Sukses memerangi buta huruf
• Sukses swasembada pangan
• Pengangguran minimum
• Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
• Sukses Gerakan Wajib Belajar
• Sukses Gerakan Nasional Orang Tua Asuh
• Sukses keamanan dalam negeri
• Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
• Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
• Lebih terbukanya kesempatan untuk menjadi presiden RI
DAMPAK NEGATIF REFORMASI

• Semaraknya KKN
• Banyaknya praktek “money politic” yang semakin terang-terangan
• Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan
daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar dialokasikan ke pusat
• Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan
Papua
• Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigrasi yang memperoleh tunjangan pemerintah
yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
• Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
• Adanya segelintir orang yang menguasai sumber daya alam tertentu yang menyebabkan tidak meratanya
kemakmuran
• Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
• Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
PENUTUP
Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia mengalami dampak langsung dari krisis ekonomi
yang melanda negara-negara di Asia. Ketika krisis ini melanda Indonesia, nilai rupiah jatuh secara drastis,
dampaknya terus menggerus di segala bidang kehidupan, mulai dari bidang ekonomi, politik, dan sosial. Tidak
sampai menempuh waktu yang lama, sejak pertengahan tahun 1997, ketika krisis moneter melanda dunia, bulan
Mei 1998, Orde Baru akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan bagi kita menuju terwujudnya kehidupan
berdemokrasi yang sehat, yang selama ini terkurung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang serba menguasai
semua sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis ekonomi yang melanda Indonesia sekaligus adanya
tuntutan untuk terjadinya perubahan-perubahan di Indonesia dalam berbagai bidang. Selama masa reformasi
hingga kini, berbagai pembaharuan nyatanya memang terjadi. Pemilu misalnya, berlangsung lebih demokratis.
Pembaharuan di bidang huku juga terjadi. Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri.
Terhitung sejak bergantinya Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu tahun 2014 ada 4 tokoh yang menjadi
presiden RI: Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang
Yudhoyono.
LAMPIRAN

Dokumentasi waktu belajar


REFERENSI

Gonggong, Anhar dan Musya Asy’arie (ed). 2005. Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi. Jakarta:
Departemen Komunikasi dan Informatika.
Lane, Max. 2012. Malapetaka di Indonesia: Sebuah Esei Renunagn Tentang Pengalaman Sejarah Gerakan
Kiri. Terj. Chandra Utama. Yogyakarta: Djaman Baroe.
Prawiro, Radius. 2004. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi, Pragmatisme dalam Aksi (edisi revisi).
Jakarta: Primamedia Pustaka.
Ricklefs, Mc. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Suasta, Putu. 2013. Menegakkan Demokrasi Mengawal Perubahan. Jakarta: Lestari Kiranatana.

Anda mungkin juga menyukai