Anda di halaman 1dari 35

Klik ikon untuk menambahkan gambar

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

Kajian Pengelolaan
Pusat Distribusi
Provinsi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2021
LATAR BELAKANG
Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi
Klik ikon untuk menambahkan
gambar

02
Pembangunan nasional
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
Pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang adalah kebutuhan dasar manusia dan ketahanan bangsa dalam menciptakan masyarakat yang
makmur, dan adil sejahtera. pasal 28I ayat (4) UUD 45 “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah”.

Tujuan kesejahteraan pada Sistim logistik Model Perekonomian Indonesia


Otonomi Daerah tugas pemerintah Provinsi Banten (perubahan keempat UUD 45 Bab
Tujuan kesejahteraan menjaga stabilitas harga di masyarakat Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan
memposisikan Pemerintah Daerah sepanjang waktu. Sosial, Pasal 33, ayat (4), Perekonomian
sebagai unit pemerintahan di Sistem Logistik Nasional, salah satu nasional diselenggarakan berdasar atas
tingkat lokal yang berfungsi kondisi logistik yang ingin dicapai adalah demokrasi ekonomi dengan prinsip
menyediakan pelayanan publik terwujudnya sistem logistik komoditas
penggerak utama (key commodities) yang
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
secara efektif, efisien dan ekonomis berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
mampu meningkatkan daya saing produk
untuk meningkatkan kesejahteraan nasional baik di pasar domestik, pasar kemandirian, serta dengan menjaga
masyarakat lokal. regional maupun di pasar global. Selain keseimbangan kemajuan dan kesatuan
Regulative dan publik goods itu, sistem logistik komoditas penggerak ekonomi nasional.”, = Perekonomian
menjawab kebutuhan ril warganya utama ini ditujukan untuk menjamin Nasional mengarah pada Konsep
ketersediaan barang, kemudahan
mendapatkan barang dengan harga yang
Pembangunan Berkelanjutan dan
Klik ikon untuk menambahkan terjangkau dan stabil, serta mempersempit Perekonomian Terpadu.
gambar

disparitas harga antar wilayah di


Indonesia.
03
Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Paradigma pembangunan wilayah


memperhatikan kekhususan
wilayah yang dapat meningkatkan
potensi wilayah tersebut. Upaya
pembangunan ekonomi daerah >
tujuan utama untuk meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerja
dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada dan dapat
menarik kegiatan investasi

04
Visi Indonesia 2024
“Terwujudnya Inonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”

Agenda Pembangunan bidang Ekonomi pada 7(tujuh) agenda pembangunan yaitu: Memperkuat
Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan”

Peningkatan Inovasi dan Kualitas Investasi merupakan modal utama untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan dan mensejahterakan secara adil dan merata. pembangunan
ekonomi dipacu untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing melalui:

1. Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan kelautan, sumber
daya air, sumber daya energi serta kehutanan;
2. Akselerasi peningkatan nilai tambah agrofishery industry, kemaritiman, energi, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif
dan digital.

05
Arahan Presiden pada pencapaian visi 2045
melalui transformasi ekonomi yang didukung oleh hilirisasi industri dengan memanfaatkan sumber
daya manusia, infrastruktur, penyederhanaan regulasi, dan reformasi birokrasi antara lain:

1. Pembangunan SDM
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2. Pembangunan Infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan
distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat
peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.
3. Penyederhanaan Regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law, terutama menerbitkan 2
undang-undang. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.
4. Penyederhanaann Birokrasi
memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur dan birokrasi yang
panjang dan menyederhanakan eselonisasi.
5. Transformasi Ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing manufaktur dan jasa
modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh
06
rakyat Indonesia.
Dampak Pemulihan Covid 19
Ketahanan pangan merupakan pertahanan yang penting dalam melawan Covid-19. Kenyataan
tersebut menunjukkan ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat

Berkaitan upaya untuk memulihkan kondisi ekonomi sebagai dampak Pandemi COVID 19 Pendirian
Pusat Distribusi Provinsi Banten bertujuan untuk :

1. Dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok pangan yang distribusikan melalui pasar-pasar
tradisional/pasar rakyat yang ada di Provinsi Banten sebanyak 223 pasar;
2. Menjaga stabilisasi harga bahan pokok pangan dengan melakukan penetrasi pasar dengan harga komoditi
yang lebih terjangkau.
3. Menjaga tingkat inflasi daerah terutama melalui intervensi pasar agar fluktuasi harga bahan pokok pangan
tidak bergejolak.
4. Menyediakan jaminan pemasaran atas produk-produk agro yang dihasilkan di wilayah Provinsi Banten,
sehingga petani/nelayan/peternak akan mendapat kepastian pasar dengan harga sesuai.

07
Pusat Distribusi Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Provinsi (PDP)
Pembagian urusan pemerintahan bidang perdagangan dijelaskan dalam sub urusan Sarana Distribusi
Perdagangan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 pada Lampiran DD

DAERAH KABUPATEN/
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI
KOTA
1 2 3 4 5
         
2. Sarana Distribusi --- Pembangunan dan pengelolaan pusat
a. Pembangunan dan pengelolaan sarana
Perdagangan distribusi regional dan pusat distribusi
provinsi. distribusi perdagangan.
b. Pembinaan terhadap pengelola sarana
distribusi perdagangan masyarakat di
wilayah kerjanya.

08
Dasar Pertimbangan Pendirian Pusat Distribusi Provinsi/ Pasar Induk Banten

1. Batas waktu operasionalisasi Pasar Induk Tanah Tinggi di Kota Tangerang akan berakhir pada tahun
2021, berdasarkan Surat Walikota Tangerang keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi tidak sesuai lagi
dengan peruntukan. Sehingga diperlukan pasar Induk yang dapat melayani kebutuhan masyarakat
di Provinsi Banten;
2. Perda No.2 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraaan Pangan, Pasal 14 ayat 2 butir b. membentuk
pusat perdagangan pangan dan/atau badan usaha milik daerah.
3. Perda No.11 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Perusahaan Perseroan Daerah Agribisnis, Pasal 6
ayat (1) Perusahaan Perseroan Daerah Agribisnis melakukan kegiatan produksi dan usaha pusat
distribusi pangan, serta pasar induk.
4. Perda No.10 Tahun 2019 Tentang RPJMD Provinsi Banten 2017-2022 (Perubahan atas Perda No.7
Tahun 2017) pada Lampiran Bab IV Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan.

09
Dasar Hukum
1. UU. No. 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita
Negara Tahun 1950);
2. UU. No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;
3. UU. No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. UU. No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
5. UU. No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. UU. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Negara antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
7. UU. No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
8. UU. No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
9. UU. No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
10. UU. No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU. No. 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU. No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
11. UU. No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan;
12. UU. No. 2020 Tentang Cipta Kerja;
13. PP. No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi;
14. PP. No. 86 Tahun 2019 Tentang Keamanan Pangan
15. PP. No. 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan;
16. Perpres No. 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sislognas;
17. Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
sebagaimana diubah dengan Perpres No. 59 Tahun 2020 tentang perubahan atas Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang
Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;
18. Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Perdagangan;
20. Perda Banten No. 2 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraaan Pangan, Pasal 14 ayat 2 butir b. membentuk pusat
perdagangan pangan dan/atau badan usaha milik daerah;
21. Perda Banten No. 7 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-
2022 sebagaimana diubah dengan Peratuan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2017-2022 ; 010
22. Perda Banten No. 11 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Perusahaan Perseroan Daerah Agribisnis.
Maksud, Tujuan Dan Sasaran
 Maksud
Maksud dari Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribui Provinsi adalah diperolehnya dokumen
Penyusunan Kajian Konsep Pembentukan Pengelolaan Pusat Distribusi.
 
 Tujuan
Tujuan dari Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribui Provinsi antara lain:
(1) Melakukan Indentifikasi dan kajian normatif manajemen dan pegnelolaan Pusat Distribusi;
(2) Mengkaji dan menganalisis Pengelolaan Pusat Distribusi:
a. Peran dan Manfaat Pusat Distribusi Provinsi tersebut
b. Aktivitas Bisnis Pusat Distribusi
c. Sistem Pelayanan Pusat Distribusi
d. Kebijakan dan peraturan perundangan yang berlaku.
(3) Melakukan rumusan Konsep Pengelolaan:
a. Mekanisme Pengelolaan
b. Bentuk Organisasi
c. Sistem Organisasi

 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribui Provinsi adalah Terumuskannya Konsep011
Pengelaan Pusat Distribusi Provinsi Banten.
Lingkup Pekerjaan
1. Mekanisme Pengelolaan yang akan dilakukan.
Mekanisme pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi haruslah mengacu kepada prinsip efektifitas,
professional dan tidak melanggar ketentuan yang ada.
2. Bentuk Organisasi Pusat Distribusi
Bentuk Organisasi pengelola pusat distribusi yang paling tepat untuk menjalankan pengelolaan
Pusat Distribusi ke depannya.
3. Sistem Organisasi Pusat Distribusi
Sistem organisasi pengelola pusat distribusi haruslah mengacu kepada sistem pengelolaan yang
baku dan selaras dengan bentuk organisasinya.

Ruang lingkup tersebut didasarkan antara lain:


1. Peran dan Manfaat Pusat Distribusi Provinsi tersebut
2. Aktivitas Bisnis Pusat Distribusi
3. Sistem Pelayanan Pusat Distribusi
4. Kebijakan dan peraturan perundangan yang berlaku

012
Output Pekerjaan
Output dari pekerjaan ini adalah tersedianya suatu kajian yang dapat digunakan sebagai
panduan bagi pengelola Pusat Distribusi Provinsi dalam menjalankan kegiatan bisnis dan
operasionalnya. Sehingga memberikan gambaran tentang manual pelaksanaan kegiatan yang
akan dilakukan oleh pengelola Pusat Distribusi Provinsi kedepannya.

Metode yang Digunakan


Pelaksanaan metode melalui pendekatan Membuat model dan analisa terkait dengan sistem
pengelolaan pusat distribusi dan bentuk organisasi pengelola pusat distribusi

013
Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
  Pada prinsipnya bab ini menguraikan penjelasan terkait dilakukannya Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
Pendahuluan ini setidaknya memberikan penjelasan terkait:
1. Latar Belakang perlunya dokumen Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi dibuat.
2. Referensi Hukum dokumen Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
3. Maksud, Tujuan dan Sasaran disusunya dokumen Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
4. Lokasi pekerjaan Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
5. Lingkup Kegiatan Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
6. Pendekatan Metodologi Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
7. Sistematika penyajian dokumen Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi.
   
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN
  Pada prinsipnya bab ini menguraikan tentang kerangka teori dan Kebijakan terkait dengan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi
Provinsi.
   
BAB III METODOLOGI PENYUSUNAN
  Pada prinsipnya bab ini menguraikan tentang tentang pendekatan, Metodologi yang dimana terdapat kerangka pemikiran,
metode penyusunan dan metode analisis dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Kajian Pengelolaan Pusat Distribusi
Provinsi.
   
BAB IV ANALISA KAJIAN
  Pada prinsipnya bab ini menguraikan tentang analisa yang dilaksanakan dengan menguraikan hasil kajian dan analisa
berdasarkan metode yang disampaikan.
   
BAB V PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN 014
  Pada prinsipnya bab ini menguraikan tentang konsep dan desain untuk manajemen pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi
    
BAB VI PENUTUP
ANALISA DAN PENGEMBANGAN KONSEP
Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi
Klik ikon untuk menambahkan
gambar

0
15
Analisa Pasokan Kebutuhan Pokok
1. Pada komoditas beras ditemukan pemasok utama berasal dari Kerawang Jawa Barat dikarenakan produksi
beras yang dihasilkan dari Kabupaten/Kota di Provinsi Banten masih jauh untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Provinsi Banten keseluruhan.
2. Pasokan utama minyak goreng berasal dari wilayah distribusi nasional yaitu Jakarta meskipun terdapat
pergudangan logistik minyak goreng ada di Provinsi Banten.
3. Komoditas Gula Kristal putih dipasok secara langsung dan dalam jumlah besar dari DKI Jakarta.
4. Komoditas Kedelai sebagai bahan baku makanan yang diproduksi secara masal yaitu tahu dan tempe, dipasok
dari Jakarta, sebagai daerah tujuan import.
5. Komoditas Cabe dipasok dari Jakarta bersumber dari Pasar Induk Kramat Jati dan dari Kota Tangerang
bersumber dari Pasar Induk Tanah Tinggi serta Lampung dan pasokan lokal di Provinsi banten.
6. Komoditas Bawang Merah pasokan terbesar dari Brebes, Bogor dan pemasok dari Jakarta dengan
pendistribusian melalui Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Tanah Tinggi.
7. Komoditas tepung terigu, pemasok terbesar dari Kota Tangerang.
8. Untuk barang kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan di pasok dari pasokan lokal beberapa
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten terkecuali untuk Ikan Lele pemasok terbesar masih dikuasai pemasok dari
Bogor melengkapi pasokan lokal

016
Distribusi komoditas dengan efisiensi jalur distribusi
1. Distribusi Komoditas beras:
a. Jalur distribusi beras dari karawang dipasok Pasar Cikupa, Pasar Balaraja, Pasar serang dan Pasar Cilegon
b. Kebutuhan beras jenis premium dipasok terbesar dari Subang ke Pasar Ciputat (Tangerang Selatan), Pasar Modern BSD
(Tangerang Selatan) dan Pasar Cikupa (Kabupaten Tangerang).
c. Beras dari Pasar Induk Cipinang memasok ke Kabupaten Lebak dan Pasar di Kabupaten Pandeglang.
d. Beras hasil produksi lokal di Provinsi Banten di Pasok ke Kabupaten Lebak, Kota Serang, Kota Cilegon dan Pasar Balaraja
Kabupaten Tangerang.
2. Distribusi komoditas minyak goreng melalui pasokan dari Jakarta ke Pasar Ciputat, Pasar Balaraja, Pasar di Kabupaten Pandeglang,
Pasar di Kabupaten Lebak, Pasar Rau di Serang dan Pasar Induk Cilegon.
3. Distribusi Komoditas Gula kristal/Rafinasi dipasok dari Jakarta ke Pasar Ciputat, Pasar Modern BSD, Pasar Balaraja, Pasar Cikupa, dan
Pasar Cilegon. Dengan perkembangan besar kebutuhan Gula di Provinsi Banten terutama menjelang Hari Raya pasokan di bantu
dengan pasokan dari Provinsi Lampung namun kebanyakan jalur distribusinya masuk ke Jakarta terlebih dahulu baru didistribusikan
ke pasar-pasar di Provinsi Banten.
4. Distribusi Komoditas Tepung Terigu:
a. Jakarta ke Pasar Cikupa, Pasar Balaraja, Pasar Cilegon, dan Pasar Serang.
b. Pasokan dari bandung, dipasok ke Pasar Ciputat, Pasar Modern BSD, pasar di Kabupaten Pandeglang, pasar di Kabupaten Lebak,
dan Pasar Cilegon.
5. Distribusi Komoditas Kedelai:
a. Hasil produksi dari provinsi lain yang masuk ke Provinsi Banten maupun dari Banten didistribusikan ke daerah-daerah pasar
yang menjadi sentra pembuatan tempe, tahu, dan jenis konsumsi lainnya yang berbahan baku kedelai. Hasil produksi yang
berasal dari lokal dapat dipasok ke Pasar Modern BSD, Pasar Balaraja, pasar di Kabupaten Lebak, Pasar Cilegon, dan Pasar
Serang.
b. Jalur pasokan dari luar negeri (impor) direkomdasikan dipasok ke pasar di Kabupaten Pandeglang, Pasar Cikupa, dan pasar yang
menjadi sentra perdagangan di Kota Tangerang Selatan, yakni Pasar Ciputat.
017
Distribusi komoditas dengan efisiensi jalur distribusi
6. Distribusi Komoditas Daging Sapi
a. pasokan yang berasal dari Karawaci dipasok ke Pasar Ciputat, Pasar Balaraja, Pasar Modern BSD, Pasar Cikupa, dan Pasar Serang,
pasokan ini berasal dari beberapa rumah potong hewan (RPH) yang tersebar di beberapa Wilayah Banten.
b. Jalur distribusi lainnya dibentuk oleh pasokan dari lokal adalah dipasok ke Pasar Modern BSD, pasar di Kabupaten Pandeglang,
pasar di Kabupaten Lebak, dan Pasar Cilegon.
7. Distribusi Komoditas Daging Ayam:
a. Pendistribusian daging ayam dari pemasok hingga konsumen akhir di pasar, dapat melalui jalur distribusi yang pasokan dari Serang
ke Pasar Serang, Pasar Cilegon, pasar di Kabupaten Pandeglang, dan pasar di Kabupaten Lebak.
b. pasokan komoditas daging ayam yang berasal dari Kabupaten Tangerang dipasok ke Pasar Cikupa, Pasar Ciputat, Pasar Balaraja,
dan Pasar Modern BSD.
8. Distribusi Komoditas Telur Ayam:
a. Proses pendistribusian telur ayam disejumlah pasar di Banten adalah pasokan yang berasal dari Jakarta dipasok ke Pasar Serang ,
Pasar Cilegon, pasar di Kabupaten Pandeglang.
b. Pasokan yang berasal dari Tangerang didistribusikan ke Pasar Modern BSD, Pasar Cikupa, Pasar Balaraja, pasar di Kabupaten Lebak,
dan Pasar Serang.
c. Pasokan telur ayam yang berasal dari Bandung didistribusikan ke Pasar Cikupa, dan Pasar Ciputat.
d. Pasokan telur ayam yang berasal dari Medan dan Lampung didistribusikan ke Pasar Cilegon, pada pasokan dari Medan sulit untuk
didistrubikan kembali ke pasar-pasar Kabupaten/Kota lainnya di Banten terkendala dengan kurang bertahan lama dari keawetan
telornya, sedangkan pasokan dari Lampung masih bisa di distribusikan ke pasar Serang dan Pandeglang.
9. Distribusi Komoditas Cabe:
a. pasokan yang berasal dari Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) dipasok ke Pasar Cikupa, Pasar Modern BSD, Pasar Balaraja, dan Pasar
Cilegon.
b. Pasokan yang berasal dari Pasar Induk Tanah Tinggi (PITT) dipasok ke Pasar Ciputat, Pasar Serang, pasar di Kabupaten Lebak, pasar
di Kabupaten Pandeglang, dan Pasar Cikupa.
10. Distribusi Komoditas Bawang yang dipasok ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), Pasar Induk Tanah Tinggi (PITT), dan Pasar Cibitung saling
melengkapi untuk menyalurkan ke berbagai daerah di Banten.
11. Distribusi Komoditas Ikan Segar terdistribusi dengan merata sesuai dengan kedekatan pada pusat-pusat pelelangan ikan di Provinsi
018
Banten.
Peningkatan Fungsi Saluran Distribusi

Dari analisis pasokan kebutuhan pokok di Provinsi Banten maka pengelolaan yang tepat pada pusat Distribusi di
Provinsi Banten dapat meningkatkan fungsi saluran distribusi di Provinsi Banten sebagai berikut:
1. Menjembatani antara produsen dan konsumen.
2. Saluran distribusi memberikan fungsi-fungsi tambahan atas fungsi pemasaran.
3. Berperan serta dalam penetapan harga.
4. Saluran distribusi aktif dalam promosi.
5. Pembelian barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
6. Dapat menurunkan dana dan biaya.
7. Sebagai komunikator antara produsen dan konsumen
8. Memberikan jaminan atas barang atau jasa kepada konsumen.

019
Peran PDP
1. Fungsi Pertukaran
Dalam tata niaga produk pertanian fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak pemilikan atas
produk. Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian.
2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik ini mencakup aktivitas handling (perlakuan), pengangkutan (pemindahan),
penyimpanan dan perubahan fisik produk
3. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitasi adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi
fisik. Dimaksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya perbaikan sistem tata niaga sehingga efisiensi
operasional dan penetapan harga jual dapat tercapai. Termasuk dalam fungsi fasilitasi adalah
standarisasi dan grading, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan resiko, fungsi informasi pasar,
riset pemasaran dan penciptaan permintaan.
020
Skema Peran Pusat Distribusi

021
Kerangka Pemberdayaan PDP

1. Memperpendek rantai pemasaran sehingga produksi petani/peternak/nelayan dapat dijual dengan


tingkat harga yang memadai (lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh lainnya) untuk
diolah dan dipasarkan kepada konsumen domestik maupun luar negeri;
2. Memperpendek rantai penyediaan (supply chain) barang konsumsi dan sarana produksi
petani/peternak/nelayan sehingga barang kebutuhan petani/peternak/nelayan tersebut dapat
diperoleh dengan harga yang lebih murah melalui outlet pelayanan petani/peternak/nelayan atau
outlet mitra;
3. Memberikan bantuan, bimbingan dan pembinaan kepada petani/peternak/nelayan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas komoditas pokok dan strategis dengan sistem kemitraan
yang didasarkan atas azas kemanfaatan bersama;
4. Meningkatkan nilai tambah dengan mengolah komoditas pokok dan strategis dari
petani/peternak/nelayan menjadi produk olahan komoditas dengan mendirikan pabrik
pengolahan; 
5. Menyediakan fasilitas pergudangan sebagai cadangan pengaman (buffer stock) untuk kestabilan
harga di tingkat petani/peternak/nelayan dan jaminan ketersediaan bahan baku komoditas bagi
industri pengolahan;
6. Menyediakan bantuan keuangan bagi petani/peternak/nelayan baik untuk permodalan maupun
biaya hidup dengan menjadi penjamin kredit bagi bank atau lembaga keuangan lainnya 022
Manfaat PDP
1. Manfaat Untuk Produsen
a. Meningkatkan kemampuan budi daya dan mutu produk.
b. Meningkatkan kestabilan harga produk.
c. Meningkatkan daya beli, sehingga dapat mengembangkan usahanya.
d. Meningkatkan kesejahteraan hidup.
2. Manfaat Untuk Konsumen
a. Ketersediaan produk menjadi lebih terjamin.
b. Kualitas komoditas pokok dan strategis meningkat.
c. Harga komoditas pokok dan strategis yang stabil dan terjangkau.
3. Manfaat Untuk Usaha Pedesaan
a. Pasokan barang kebutuhan pokok dan strategis lebih terjamin dan murah.
b. Harga jual dan harga beli komoditas pokok dan startegis menjadi lebih stabil.
c. Bisnis yang dijalankan dapat terkelola dengan lebih baik.
4. Manfaat Untuk Pemerintah Daerah
a. Dapat menyerap tenaga kerja baru yang ada di daerah.
b. Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
c. Produk unggulan dari daerah bersangkutan dapat terjamin rantai pasoknya.
5. Manfaat Untuk Pemerintah Pusat
a. Dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
b. Dapat menjadi alat pengatur, pembinaan, dan pengawasan penyalurankomoditas pokok dan strategis.
c. Dapat menjadi badan yang sekaligus sebagai pusat ekspor dan impor bahan komoditas pokok dan startegis.
023
Aktivitas PDP
1. Penampung (Collector)
Membeli hasil produksi dari petani/peternak/nelayan dan mengolahnya (penanganan, penampungan,
pemotongan dan pengepakan) menjadi produk yang siap dijual kepada konsumen.
2. Pemasar (Marketer)
Memasarkan komoditas pokok dan strategis baik keluar negeri (ekspor) maupun untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
3. Grosir (Wholesaler)
Mengadakan barang konsumsi dan sarana produksi kebutuhan petani/peternak/nelayan dari pabrikan atau
grosir dan menyalurkannya ke masyarakat petani/peternak/nelayan melalui outlet yang tersedia.
4. Penyedia Jasa Logistik
Menangani aktivitas logistik baik transportasi maupun pergudangan dan inventori.
5. Pelayanan
a. Melayani kebutuhan petani/peternak/nelayan
b. Mengkoordinasikan dan menangani seluruh kegiatan bisnis komoditas pokok dan strategis mulai tingkat
pedesaan (petani/peternak/nelayan) sampai ke perkotaan (konsumen), bahkan ekspor.
6.  Pembinaan dan Kemitraan
a. Melakukan pembinaan masyarakat petani/peternak/nelayan baik yang terkait dengan budidaya, panen,
pasca panen, pemasaran maupun kesejahteraannya.
b. Melakukan pembinaan manajemen bisnis bagi unit usaha pedesaan (Wardes, KUO, BUMDes) agar menjadi
usaha bisnis yang modern dan profesional.
c. Menjalin kerjasama kemitraan dengan unit usaha pedesaan/Outlet Mitra (Wardes, KUO, BUMDes) dan
Pemda, lembaga keuangan, dan para pihak terkait lainnya. 024
Aktivitas Bisnis PDP
1. Layanan Logistik (Logistics Services)
Layanan logistik pada Pusat Distribusi Regional terdiri dari layanan pergudangan (warehousing)
termasuk didalamnya adalah kegiatan penyimpanan, penumpukan, pengaturan, penimbangan, dan
penyewaan lantai gudang. Selain itu, layanan nilai tambah komoditas (value added services) juga
menjadi bagian dari layanan logistik yang didalamnya terdapat aktivitas penanganan komoditas,
sortasi, grading, packing, labeling, pelacakan dan keamanan sehingga diharapkan komoditas yang
keluar dari Pusat Distribusi Regional memiliki mutu yang bersaing dengan produk sejenis.
 

2. Layanan Transportasi (Transportation Services)


 

Dalam layanan transportasi jasa yang disediakan Pusat Distribusi Regional antara lain layanan
transportasi darat (land transportation) yang menghubungkan antara terminal satu dengan terminal
yang lain, layanan transportasi pengumpan (feeder transportation) dari terminal langsung ke
konsumen tujuan, layanan transportasi antar pulau (inter island transportation) dengan
menggunakan moda transportasi laut maupun udara, dan layanan manajemen armada angkutan
(fleet management) barang.
 

3. Layanan Penunjang (Supporting Services)


 
Pada kegiatan layanan penunjang dalam Pusat Distribusi Regional terdapat fasilitas-fasilitas
penunjang yaitu layanan perbankan, layanan asuransi, manajemen penjaminan, restauran, tempat
istirahat, dan lain sebagainya 025
Mekanisme Pengelolaan PDP (Badan Usaha)
1. Pemerintah Provinsi Banten memegang hak atas segala kekayaan usaha.
2. Pemerintah Provinsi Banten berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan perusahaan.
3. Pemerintah Provinsi Banten menguasai sebagian besar Modal perusahaan pengelola Pusat Distribusi.
4. Modal berupa saham atau obligasi sebagai perusahaan go public
5. Sumber pembiayaan investasi berasal dari APBD dan sumber lain yang sah seperti saham dan obligasi.
6. Pengelola Pusat Distribusi dipegang oleh Direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan pertimbangan DPRD Provinsi.
7. Pertimbangan yang disampaikan DPRD Provinsi dilakukan dari hasil Fit and Proper Test.
8. Pengawasan terhadap berjalannya pengelolaan Pusat Distribusi dilakukan oleh Dewan Pengawas dibentuk Gubernur yang terdiri dari:
a. Unsur Perangkat Daerah
b. Akademis dan Profesional
c. Perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
d. Unsur Perwakilan Pemilik Modal lainnya di Luar Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan
dan memberi masukan kepada Direksi.
9. Direksi bertanggungjawab penuh dalam pengelolaan Pusat Distribusi dengan menggunakan tenaga-tenaga Profesional dibidangnya.
10. Dalam menjalankan Pengelolaan Pusat Distribusi dibatasi di dalam Peraturan Daerah tentang Badan pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi/Pendirian
Badan Usaha Pengelola Pusat Distribusi.
11. Peraturan teknis terkait dengan pengelolaan Pusat Distribusi melalui Peraturan Gubernur.
12. Direksi melaporkan secara berkala terhadap pelaksanaan Pengelolaan Pusat Distribusi.
13. Sumber Pendapatan diperoleh dari unit usaha pada Pusat Distribusi.
14. Pusat Distribusi melakukan pembelian dan penjualan komoditi-komoditi yang ditetapkan dalam skala wholesale (partai besar) baik secara off-line
maupun on-line.
15. Komoditi dapat dipasok dari wilayah cakupan dan dari wilayah sentra produksi manapun.
16. Untuk menjalankan usaha pembelian dan penjualan, pengelola Pusat Distribusi mengelola investasi dan membiayai fixed dan variable cost.
17. Distributor-distributor lainnya dapat melakukan pembelian dan penjualan di sarana Pusat Distribusi. Namun jenis komoditasnya ditetapkan oleh
pengelola.
18. Pusat Distribusi mengelola penjualan dalam partai besar (wholesale) ke pedagang besar (wholesaler) dan retail, pedagang pasar rakyat, horeka (hotel,
restotan, kafe), dll. Dapat juga melayani eksportir.
19. Melakukan kerjasama logistik dan distribusi dengan mitra-mitra.
20. Pusat Distribusi dapat memiliki simpul distribusi yang melayani konsumen akhir. 026
21. Direksi mengusulkan Pegawai Pengelola Pusat Distribusi Provinsi yang profesional untuk disetujui Pemilik Modal.
22. Numerasi Pegawai ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
Bentuk Organisasi PDP (Badan Usaha)
Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi dilakukan dalam bentuk kerjasama pengelolaan yang bersifat
BUMD Perseroan.
BUMD Perseroan terdiri dari penguasaan Modal Perusahaan dalam bentuk saham atau Obligasi
antara lain:
1. Pemerintah Provinsi Banten dengan Penguasan Modal terbesar
2. Pemerintah Kabupaten/Kota
3. Modal Swasta
Bentuk tersebut diharapkan dapat menguntungkan pihak-pihak yang menguasai organisasi tersebut
antara lain:
4. Pemerintah Provinsi Banten dengan penguasaan Modal terbesar dapat lebih berwenang terhadap
penguasaan Pusat Distribusi Provinsi
5. Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan pihak yang dapat merasakan langsung dampak
kehadiran Pusat Distribusi Provinsi sehingga dapat ikut berperan dalam pengembangan Pusat
Distribusi Provinsi.
6. Modal Swasta memberikan peluang pada perusahaan Swasta yang terlibat dalam distribusi bahan
pokok di Provinsi Banten untuk ikut terlibat terhadap perkembangan Distribusi di Provinsi Banten.
7. Pihak Pemilik Modal dapat mengusulkan Pengurus Pengelola Pusat Distribusi yang Profesional
yang akan ditetapkan DPRD Provinsi Banten melalui Fit n Proper Tes.
8. Pihak Pemilik Modal bersama-sama mengawasi jalannya pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi. 027
Bentuk Organisasi PDP (Badan Usaha)

Pengelola PDP terdiri dari personel yang telah berpengalaman manajemen logistik dan distribusi
dengan kriteria antara lain:
1. Berpengalaman/pernah bekerja dalam perusahaan menjalankan usaha perdagangan komoditi
bahan pokok
2. Berpengalaman/pernah bekerja dalam perusahaan yang pernah melakukan kegiatan
pembelian komoditi-komoditi ke sentra-sentra produksi komoditi bahan pokok.
3. Berpengalaman/pernah bekerja dalam perusahan distribusi yang memiliki sarana moda
transportasi untuk pengangkutan dan pendistribusian bahan pokok dengan kapasitas besar.
4. Berpengalaman/pernah bekerja dalam perusahaa logistik yang telah mengelola pergudangan
untuk jenis komoditi bahan pokok.
5. Mempunyai success Story yang dapat dibuktikan.

028
Struktur Organisasi Pengelola PDP (Badan Usaha)

029
Mekanisme Pengelolaan PDP (BLUD)
1. Pemerintah Provinsi Banten mengelola PDP melalui BLUD yang Pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
Gubernur.
2. Gubernur bertanggung jawab atas kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum .
3. Pejabat Pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan pemberian layanan umum terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan.
4. BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dari pemerintah daerah.
5. BLUD merupakan bagian dari pengelolaan keuangan daerah.
6. Pengelola Pusat Distribusi dipegang oleh Direksi yang pengangkatan dan penempatannya oleh Gubernur dengan pertimbangan Badan Pertimbangan
Jabatan dan Kepangkatan.
7. Pertimbangan yang dilakukan dari hasil Fit and Proper Test.
8. Pembina dan Pengawas terhadap berjalannya pengelolaan Pusat Distribusi terdiri dari:
a. pembina teknis yaitu Kepala OPD Urusan Perdagangan dan pembina keuangan dari Badan Keuangan Daerah.
b. satuan pengawas internal dibentuk oleh Pimpinan untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan
pengaruh lingkungan sosial dalam menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.
c. Dewan Pengawas dibentuk oleh Gubernur
9. Gubernur bertanggungjawab atas kebijakan penyelenggaraan PDP.
10. Direksi BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan pemberian layanan umum terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan.
11. Dalam menjalankan Pengelolaan Pusat Distribusi Direksi membuat :
a. surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
b. pola tata kelola
c. Renstra
d. standar pelayanan minimal;
e. laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan;
f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah
12. Peraturan teknis terkait dengan pengelolaan Pusat Distribusi melalui Peraturan Gubernur.
13. Direktur Utama bertindak selaku kuasa pengguna anggaran, dalam hal Direktur Utama tidak berasal dari ASN, pejabat keuangan ditunjuk sebagai
kuasa pengguna anggaran.
14. Pusat Distribusi melakukan pembelian dan penjualan komoditi-komoditi yang ditetapkan dalam skala wholesale (partai besar) baik secara off-line
maupun on-line.
15. Komoditi dapat dipasok dari wilayah cakupan dan dari wilayah sentra produksi manapun.
16. Untuk menjalankan usaha pembelian dan penjualan, pengelola Pusat Distribusi mengelola investasi dan membiayai fixed dan variable cost.
17. Distributor-distributor lainnya dapat melakukan pembelian dan penjualan di sarana Pusat Distribusi. Namun jenis komoditasnya ditetapkan oleh
pengelola.
18. Pusat Distribusi mengelola penjualan dalam partai besar (wholesale) ke pedagang besar (wholesaler) dan retail, pedagang pasar rakyat, horeka (hotel,
restotan, kafe), dll. Dapat juga melayani eksportir.
19. Melakukan kerjasama logistik dan distribusi dengan mitra-mitra.
20. Pusat Distribusi dapat memiliki simpul distribusi yang melayani konsumen akhir. 030
Bentuk Organisasi PDP (BLUD)

Pengelola PDP terdiri dari Direksi dan pegawai berasal dari:


1. Pegawai negeri sipil
2. Pegawai Pemerintah Provinsi Banten dengan Perjanjian Kerja.
3. Profesional dengan keahlian sesuai dengan jabatan teknis yang diemban (masa jabatan paling lama 5
Tahun dan dapat diangkat kembali).
4. Mempunyai kinerja yang baik dan lolos fit n Proper test.
5. Mempunyai prestasi, kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan bisnis PDP
6. Kompetensi berupa pengetahuan, keahlian, keterampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya

Ketentuan dan Persyaratan terkait pengangkatan Direksi dan Pegawai PDP diatur dengan
Peraturan Gubernur

031
Struktur Organisasi Pengelola PDP (BLUD)

032
Sistem Pelayanan PDP

1. Ekspor lmpor 7. FasilitasKeuangan-Perbankan


a. Administrasi a. Kredit (credit scheme)
b. Pengurusan retribusi dan bea cukai b. Modal kerja
 
c. Penjaminan (surety bonds)
c. lnspeksi kualitas & sertifikasi
d. Sistem pembayaran
2. Transportasi
8. Sistem lnformasi:
a. Pengiriman ke dalam-keluar
a. Lokasi gudang
b. Load-Unload truk, kendaraan lain
b. Pencatatan (inventory records)
3. Pergudangan
c. Keluar-masuk (inventory turns)
a. Penerimaan
d. Pemilihan (picking information)
b. Cross docking
e. lnformasi pasar
4. Penyimpanan Khusus - Cold Storage
a. Order Picking/Kitting
b. lnspeksi
5. Konsolidasi
a. Pengemasan (packing/crating)
b. Pengiriman (shipping)
6. Lelang: Tempat pelelangan cepat

033
Penutup
Pusat Distribusi Provinsi Banten perlu dikelola dengan baik untuk keberhasilan sesuai dengan Visi Menjadi
jembatan kepentingan konsumen dan produsen secara profesional.
Pengelolaan Pusat Distribusi Provinsi diharapkan dapat menjalankan misi:
1. Meningkatkan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting yang bermutu bagi konsumen
dan industri pengolahan.
2. Meningkatkan kestabilan harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.
3. Mengurangi disparitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.
4. Memberdayakan pedagang dan petani/peternak/nelayan lainnya.
5. Membantu pemerintah daerah dalam menunjang barang kebutuhan pokok dan barang penting sebagai
produk unggulan daerah.
6. Pengawasan terhadap berjalannya pengelolaan Pusat Distribusi dilakukan oleh Dewan Pengawas

Tujuan dari itu adalah Menyediakan barang kebutuhan pokok dan barang penting yang bermutu bagi konsumen
dengan stok yang cukup dan harga yang terjangkau.

Konsep yang direncanakan dengan menetapkan tujuan bisnis kemudian menetapkan komoditas dan jasa yang
dijadikan aktivitas bisnis, menetapkan bentuk bisnis dan cara penjualan serta menetapkan sasaran bisnis atau
target konsumen.
034
TERIMA
KASIH!

PT. Majari Mitra Konsulindo

Anda mungkin juga menyukai