Anda di halaman 1dari 10

DETERMINAN ANAK STUNTING DI

INDONESIA
Mariana angkat
Miftahul jannah
Mulya wulandari
Syadila putri
ABSTRAK

• Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor risiko


terjadinya undemutrisi pada anak di Indonesia. Determinan stunting
anak diperiksa dengan menggunakan dataset Survei Riset Kesehatan
Dasar Indonesia 2013. Sebanyak 76.165 anak usia di bawah 5 tahun
dilibatkan dalam penelitian ini.

Dari studi tersebut menemukan bahwa stunting disebabkan oleh interaksi faktor yang kompleks,
tidak hanya di tingkat individu, tetapi juga di tingkat rumah tangga dan masyarakat.
Pendahuluan

gizi pada anak merupakan masalah yang sedang berlangsung di setiap negara berkembang. Sekitar 159
juta anak di bawah usia 5 tahun diperkirakan terjadi di seluruh dunia pada tahun 2014; statistik ini
merupakan indikator kekurangan gizi kronis.
Metode
Penelitian ini menggunakan data dari dataset Riset Kesehatan Dasar
Nasional 2013. Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013 merupakan riset
berkala berbasis masyarakat yang dimulai pada tahun 2007 yang
bertujuan untuk mengumpulkan data dasar dan indikator kesehatan
yang menggambarkan kondisi kesehatan di tingkat nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota. Ini dirancang sebagai survei deskriptif cross-
sectional.
variabel tingkat individu meliputi karakteristik anak (tingkat
satu), variabel tingkat rumah tangga menggambarkan klaster
anak yang tinggal dalam rumah tangga yang sama (tingkat
dua), dan variabel tingkat masyarakat menggambarkan
kelompok masyarakat yang tinggal di lingkungan tempat
tinggal provinsi yang sama (tingkat tiga)

. Ketiga tingkat hierarki ini digunakan untuk membuat analisis


studi bertingkat. Komunitas didasarkan pada berbagi unit
sampel primer umum dalam data Riset Kesehatan Dasar
Nasional 2013.
Analisis Multilevel di Tingkat Individu

Hasil model regresi logistik bertingkat untuk faktor tingkat individu, rumah tangga, dan
masyarakat ditampilkan pada Tabel 3. Jenis kelamin anak, jenis tempat tinggal (perkotaan
atau pedesaan), pendidikan orang tua (ibu dan ayah). kekayaan rumah tangga, tempat
tinggal daerah kumuh, jumlah anggota rumah tangga, Produk Domestik Bruto (PDB) per
kapita, dan rasio tenaga kesehatan profesional per 1.000 penduduk usia 0 - 4 tahun
merupakan faktor risiko penting yang mempengaruhi stunting anak pada individu,
Analisis Rumah Tangga

Anak-anak yang tinggal di daerah kumuh memiliki


peluang lebih tinggi untuk mengalami stunting
daripada anak-anak yang tidak. Anak-anak yang
tinggal di lingkungan rumah tangga yang sangat
padat tanpa sanitasi lebih banyak terpapar
patogen tinja daripada anak-anak yang tidak.29
Paparan seperti itu dapat menghambat
penyerapan nutrisi anak-anak.
AnalisiS Komunitas
Anak-anak yang ibunya tamat SMA atau lebih tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk
mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang ibunya tidak tamat SMA (AOR =
0,87; 95% CI: 0,83 - 0,91).

Anak-anak yang ayahnya tamat SMA atau lebih tinggi juga lebih
kecil kemungkinannya untuk mengalami stunting dibandingkan
dengan mereka yang ayahnya tidak tamat SMA (aOR = 0,87;
95% CI: 0,830.91). Risiko stunting menurun dengan
peningkatan kekayaan rumah tangga, dan OR terendah pada
anak-anak yang termasuk dalam rumah tangga terkaya
Kesimpulan

1 Studi ini menunjukkan bahwa stunting merupakan hasil interaksi kompleks dari faktor individu,
rumah tangga, dan masyarakat, yang kesemuanya berkontribusi pada tingginya prevalensi
kekurangan gizi pada anak di Indonesia. Jenis kelamin anak, pendidikan orang tua (ibu dan ayah),

2
kekayaan rumah tangga, jenis tempat tinggal (perkotaan atau pedesaan). tempat tinggal daerah
kumuh, dan jumlah anggota rumah tangga merupakan faktor risiko penting terjadinya gizi

4 kurang pada anak. Studi ini juga mengungkapkan bahwa variabel tingkat masyarakat (provinsi),
seperti PDB per kapita dan rasio tenaga kesehatan profesional per 1.000 penduduk usia 0 -4
tahUn
School

Thanks for attention

Study Docrerudy

Anda mungkin juga menyukai