Anda di halaman 1dari 9

Sistem Perkawinan

Suku Lampung
Saibatin
• Ayu Mujiarti 1111180019
• Arini Nurul Awaliyah 1111180308
• Eka Camelia 1111180348
• Fadiaturohmah 1111180179
• Hutri Agustina 1111180059
• Imas Anatriana 1111180209
• Virda Nur Rahayu 1111180318
• Zulfa Hanifa 1111180279
Konsep Masyarakat Lampung
Masyarakat Lampung adalah sekelompok masyarakat yang bermukim
dan berinteraksi sosial di Propinsi Lampung. Mereka menganut sistem
kekerabatan yang berdasarkan pada prinsip keturunan patrilinieal.
Masyarakat Lampung terdiri dari dua kelompok masyarakat adat, yaitu
masyarakat adat Lampung Pepadun dan masyarakat Lampung Saibati.
Dalam sekelompok masyarakat adat Lampung Saibatin dan Lampung
Pepadun memiliki adat yang berbeda pula.
Adat istiadat Pepadun di anut oleh orang-orang Lampung yang
bertempat kediamannya dahulu meliputi Abung Way Kanan atau
Sungkai Tulang Bawang dan Pubian. Sedangkan adat istiadat Saibatin
dianut oleh orang-orang Lampung yang bertempat kediamannya
dahulu meliputi daerah disepanjang pantai Pesisir Teluk Lampung,
Teluk Lampung, Teluk Semangka, Krui, Belalau
Konsep Masyarakat Lampung Saibatin
Masyarakat Lampung Saibatin mendiami daerah pesisir Lampung
yang membentang dari timur, selatan, hingga barat. Wilayah
persebaran pada suku saibatin mencakup lampung timur, lampung
selatan, bandar lampung, pesawaran, tanggamus, dan lampung barat.
Suku saibatin juga menganut sistem kekerabatan patrilineal atau
mengikuti garis keturunan ayah. Meski demikian suku saibatin
memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi.
Suku saibatin juga cenderung bersifat aristoktatis karena kedudukan
adatnya hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak
seperti masyarakat Lampung Pepadun, tidak ada upacara tertentu
yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
Masyarakat Lampung Saibatin
terbagi dalam perserikatan adat:

a. Kelompok marga putih.


b. Kelompok marga pertiwi.
c. Kelompok marga
kelumbayan.
d. Kelompok marga badak.
e. Kelompok marga limau.
Konsep Perkawinan Masyarakat
Lampung Saibatin
Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Dalam Kompilasi Hukum
Tentang Perkawinan yang
Islam No. 1 Tahun 1991
dimaksud Pernikahan atau
Perkawinan adalah sebuah ikatan mengartikan perkawinan
lahir batin antara seorang pria adalah pernikahan, yaitu
dengan seorang wanita sebagai akad yang sangat kuat atau
suami isteridengan tujuan untuk
miitsaaqa ghaliidhan untuk
membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia dan kekal menaati perintah Allah dan
yang didasarkan pada Ketuhanan melaksanakannya
Yang
merupakan ibadah.
Maha Esa
Dari pengertian pernikahan atau
perkawinan yang diungkapkan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pengertian Pernikahan atau Perkawinan
adalah perjanjian antara calon suami dan
calon isteri untuk membolehkan bergaul
sebagai
suami isteri guna membentuk suatu
keluarga.

Menurut ketentuan-ketentuan adat


sistem perkawian masyarakat Lampung
Saibatin menganut 2 sistem pokok
yaitu :
1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau
Perkawinan Jujur
Perkawinan terhadap masyarakat suku adat lampung saibatin
menggunakan sistem perkawinan jujur dimana pada umumunya
berlaku di lingkungan masyarakat adat yang mempertahankan garis
keturunan bapak. Dalam perkawinan jujur lelaki mengeluarkan uang
untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga
gadis (calon istri). Dengan diterimanya uang atau barang jujur oleh
pihak perempuan berarti setelah perkawinan, istri akan mengalihkan
kedudukannya ke dalam kekerabatan suami selama dia mengikatkan
dirinya dalam perkawinan itu atau sebagaimana berlaku di daerah
Lampung untuk selama hidupnya.

Sistem perkawinan nyakak Dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu :


1. Cara Sabambangan 2. Cara Tekahang
cara ini si Gadis dilarikan oleh cara ini dilakukan terang-terangan.
Keluarga bujang melamar langsung si
bujang dari rumahnya dibawa gadis setelah mendapat laporan dari pihak
ke rumah adat atau rumah si bujang bahwa dia dan si gadis saling
bujang. Biasanya pertama kali setuju untuk mendirikan rumah tangga
pertemuan lamaran antara pihak bujang
sampai si gadis ditempat dan si gadis apabila telah mendapat
sibujang dinaikan kerumah kecocokan menentukan tanggal
kepala adat atau jukhagan baru pernikahan, tempat pernikahan , uang
jujur, uang pengeni jama hulun tuha bandi
di bawa pulang kerumahnya balak (Mas Kawin),
oleh keluarga si bujang. bagaimana caranya penjemputan, kapan di
jempu dan lain-lain. Yang berhungan
dengan kelancaran upacara pernikahan
2. Sistem Perkawinan Cambokh
Sumbay / Perkawinan Semanda

Perkawinan Cambokh Sumbay atau Semanda pada umumnya berlaku


di lingkungan masyarakat adat yang “matrilineal” dalam rangka
mempertahankan garis keturunan pihak ibu. yang sebenarnya adalah
bentuk perkawinan yang calon suami tidak mengeluarkan uang jujur
(Bandi lunik) kepada pihak isteri, sang pria setelah melaksanakan
akad nikah melepaskan hak dan tanggung jawabnya terhadap
keluarganya sendiri dia bertanggung jawab dan berkewajiban
mengurus dan melaksankan tugas-tugas di pihak istri. Di masyarakat
Lampung saibatin kawin semanda (Cambokh Sumbay) ini ada
beberapa macam sesuai dengan perjanjian sewaktu akad nikah antara
calon suami dan calon isteri atau pihak keluarga pengantin wanita.

Anda mungkin juga menyukai