0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan4 halaman
Tulisan ini membahas sengketa merek dagang antara DC Comics dan PT Marxing Fam Makmur terkait penggunaan merek "Superman". DC Comics menggugat PT Marxing karena menggunakan merek Superman untuk wafer, tetapi gugatan ditolak. DC Comics mengajukan upaya hukum lain namun kalah. Satu setengah tahun kemudian, DC Comics menggugat lagi dan kali ini menang beserta pembatalan pendaftaran merek Superman oleh PT Marxing.
Tulisan ini membahas sengketa merek dagang antara DC Comics dan PT Marxing Fam Makmur terkait penggunaan merek "Superman". DC Comics menggugat PT Marxing karena menggunakan merek Superman untuk wafer, tetapi gugatan ditolak. DC Comics mengajukan upaya hukum lain namun kalah. Satu setengah tahun kemudian, DC Comics menggugat lagi dan kali ini menang beserta pembatalan pendaftaran merek Superman oleh PT Marxing.
Tulisan ini membahas sengketa merek dagang antara DC Comics dan PT Marxing Fam Makmur terkait penggunaan merek "Superman". DC Comics menggugat PT Marxing karena menggunakan merek Superman untuk wafer, tetapi gugatan ditolak. DC Comics mengajukan upaya hukum lain namun kalah. Satu setengah tahun kemudian, DC Comics menggugat lagi dan kali ini menang beserta pembatalan pendaftaran merek Superman oleh PT Marxing.
“Superman” yang dimiliki DC Comics dan PT. Marxing Fam Makmur. Merek merupakan suatu tanda yang dikenakan oleh pengusaha pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal, ataupun cap yang menjadi pengenal atau sebagai pembeda untuk menyatakan nama dan sebagainya. Dalam pembahasan ini kelompok kami ingin memberitahu bagaimana kronologinya yang terjadi dalam kasus pelanggaran merek “superman” ini. Superman merupakan tokoh super hero fiksi berciri khas dengan lambang S di dadanya yang muncul dalam komik Amerika yang diterbitkan oleh DC Comics pada tahun 1938 sebagai tahun kerilisan pertama dari tokoh superman tersebut. Sehingga DC Comics mengembangkan bisnisnya tersebut mulai dari komik dan film-film menjadi berbagai jenis produk contohnya seperti menjual berbagai jenis barang-barang konsumen di berbagai industri tas-tas, pakaian, makanan, alat tulis dan lainnya dengan merek superman tersebut. Sehingga tenarnya dari tokoh superman tersebut menjadi inspirasi dari pengusaha untuk menggunakan tokoh superman sebagai merek yang awalnya dimiliki oleh orang Sutien Susilawati yang dijual kepada perusahaan asal Surabaya yaitu PT Marxing Fam Makmur yang merupakan pemegang merek Superman yang mendapat sertifikat merek dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pertama pada 1993 untuk kode kelas 30 dan 34. Sebagaimana tercantum di situs Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kemenkumham. Yang dimana Kode kelas 30 dan 34 merupakan kategori untuk jenis biscuit, wafer, roti, kerupuk, bihun, mie, kopi, teh, sereal,serta kembang gula. PT Marxing kemudian bekerja sama dengan PT Siantar Top untuk memproduksi wafer cokelat merek Superman itu. Sejak 1993, tidak ada masalah berarti terkait merek dagang wafer cokelat Superman. Di Indonesia, nama wafer Superman semakin melegenda. Kasus ini bermula saat DC Comics mengetahui bahwa merek superman telah digunakan oleh perusahaan dari Surabaya tersebut menggunakan merek superman sebagai merek untuk wafer atau biscuit yang dijual dipasar Indonesia, sehingga DC Comics mengajukan gugatan kepada perusahaan asal Surabaya tersebut ke Pengadilan Niaga yang terletak di Jakarta Pusat untuk membela hak nya sebagai pencipta dari tokoh superman tersebut. Gugatan yang diajukan tersebut merupakan gugatan yang berkaitan dengan pembatalan merek oleh DC Comics untuk merek Superman, ataupun Logo S, serta Superman dan lukisan yang didaftarkan Marxing di Dirjen Kekayaan Hak Intelektual Kemkumham diajukan pada 3 April 2018 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor perkara 17/Pdt.SusHKI/Merek/2018/PN Niaga Jkt.Pst. Dalam isi putusan pengadilan negeri yang merupakan kasus yang diangkat dalam tulisan ini berisi menolak gugatan yang diajukan dengan nomor gugatan 17/Pdt.Sus- Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst dengan putusannya yaitu dalam eksepsi berupa mengabulkan eksepsi tergugat dan turut tergugat PT Maxing Fam Makmur untuk sebagian dan dalam pokok perkara berisi menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima disebut juga dalam Bahasa asing niet on vanklicht verklaard sehingga pembebanan biaya perkara diberikan kepada penggugat yaitu DC Comics sebesar Rp.1.066.000 terbilang satu juta enam puluh enam ribu rupiah. Tidak terima, DC Comics mengajukan upaya hukum lain hingga tahap kasasi pada Desember 2018. Di tingkat kasasi yang terdapat dalam perkara bernomor 1105 K/Pdt.Sus-HKI/2018, hakim menetapkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah benar. Dengan kata lain, DC Comics kalah lagi. Hakim menilai gugatan DC Comics "kabur dan tidak jelas" dan memutuskan "menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi DC Comics tersebut" serta menghukum mereka untuk membayar biaya perkara senilai Rp 5 juta.
Satu setengah tahun kemudian, tepatnya pada Rabu (27/5/2020), DC
Comics kembali mengajukan gugatan Hak Kekayaan Intelektual ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kali ini DC Comics beruntung. Mereka menang. Pada Rabu (25/11/2020), Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan "mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya." Berikut isi putusan majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat atas gugatan DC Comics melawan PT Marxing Fam Makmur:.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan merek terdaftar “SUPERMAN” milik Penggugat sebagai merek terkenal (well-known mark). 3. Menyatakan Penggugat sebagai pihak yang berhak atas merek “SUPERMAN” di Indonesia. 4. Menyatakan merek terdaftar “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374439 di Kelas 30, dan Merek terdaftar “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374438 di Kelas 34 atas nama PT. Marxing Fam Makmur (Tergugat) telah didaftarkan atas dasar unsur itikad tidak baik. 5. Menyatakan batal pendaftaran merek “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374439 di Kelas 30, dan pendaftaran merek “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374438 di Kelas 34 atas nama PT. Marxing Fam Makmur (Tergugat) dengan segala akibat hukumnya. 6. Memerintahkan Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menyampaikan Salinan Putusan ini kepada Turut Tergugat agar melaksanakan pembatalan pendaftaran merek terdaftar “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374439 di Kelas 30, dan merek terdaftar “SUPERMAN” Nomor Pendaftaran IDM000374438 di Kelas 34 atas nama Tergugat (PT. Marxing Fam Makmur) dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek.
Walau menang di tingkat Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, putusan
tersebut belum berkekuatan hukum tetap atau inkrah. Masih tersedia ruang untuk mengajukan kasasi dan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) bagi pihak yang tak puas atas putusan tersebut.