Anda di halaman 1dari 10

Pelanggaran

Pelanggaran Hak
Hak Cipta
Cipta Logo
Logo Nyonya
Nyonya Meneer
Meneer Oleh
Oleh
PT Bhumi Empon Mustiko
PT Bhumi Empon Mustiko

Kelompok 7:
1. Silva Septiyana (1181002100)
2. Siti Arofah (1181002020)
3. Syifa Nabilla (1161002041)
4. Tia Fitriani Nur Rizqi (1171002033)
5. Tri Sasmita (1181002091)
Permulaan Kasus Pelanggaran Hak Cipta Nyonya Meneer

Cucu pendiri perusahaan jamu Nyonya Meneer sekaligus Direktur Perindustrian PT Nyonya Meneer,Charles Saerang,

melayangkan gugatan ke pengadilan atas penggunaan logo bergambar Nyonya Meneer yang diedarkan oleh PT Bhumi

Empon Mustiko,gugatan tersebut telah terdaftar dengan nomor registrasi 2/Pdt.SusHKI/Cipta/2020/PNNiagaSMg. PT

Bhumi Empon, kasus dugaan pelanggaran hak cipta terkait penggunaan logo Nyonya Meneer pada kemasan produk

minyak telon terus bergulir dengan dengan beberapa pihak yang turut tergugat yakni PT Bhumi Empon yang diketahui

telah membeli 72 merek dagang Nyonya Meneer setelah dinyatakan pailit pada 2017 lalu, selain itu, ada juga yang

terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan Dirjen HKI Kemenkumham RI. Osward Febby

Lawalata, kuasa hukum Charles Saerang mengungkapkan, kliennya menggugat ihwal penggunaan foto Lauw Ping Nio

atau dikenal sebagai Nyonya Meneer pada kemasan minyak telon. Lauw Ping Nio sendiri merupakan eyang kandung

Charles Saerang yang merupakan pendiri pabrik jamu Nyonya Meneer sejak tahun 1919. Menurutnya, dalam pembelian

merek dagang yang sudah terjadi tak termasuk foto Lauw Ping Nio tersebut.
Landasan Teori
 Hak Kekayaan Intelektual adalah adanya suatu kreasi (creation). Kreasi ini

mungkin dalam bidang Kesenian (Art) atau dalam Bidang Industri ataupun dalam

Ilmu Pengetahuan atau kombinasi antara keduanya.

 Ruang lingkup HKI terbagi dalam dua golongan, salah satunya yaitu Hak Cipta

(copyrights). Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pelanggaran Hak Cipta telah diatur dalam Pasal 72 dan

Pasal 73 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dapat

dikenakan hukum pidana dan perampasan oleh negara untuk dimusnahkan . 


Pelanggaran hak cipta dapat dibedakan dua jenis, yakni:
1. Mengutip sebagian ciptaan orang lain dan
dimasukkannya ke dalam ciptaan atau mengakui
ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri.
Perbuatan ini disebut plagiat atau penjiplakan
(plagiarism) yang dapat terjadi antara pada karya cipta
berupa buku, lagu, dan notasi lagu.
2. Mengambil ciptaan orang lain untuk diperbanyak dan
diumumkan sebagaimana aslinya tanpa mengubah
bentuk isi, pencipta, dan penerbit/perekam. Perbuatan
ini disebut dengan pembajakan yang banyak dilakukan
pada ciptaan berupa buku, rekaman audio/video seperti
kaset lagu dan gambar (vcd) karena menyangkut
dengan masalah a commercial scale.
Apakah PT Nyonya Meener juga bersalah?
Sanksi apa yang dapat menjerat PT Bhumi Empon?
• Dalam Kasus ini, Charles Saerang selaku penggugat adalah pihak yang dapat
memperoleh hak cipta atau pemegang hak cipta, dengean artian Charles
Saerang adalah pihak yang memperoleh pengalihan hak cipta dari pencipta
karena, Charles Saerang adalah cucu Dari mantan pemilik Hak Cipta PT Nyonya
Meneer itu sendiri. Oleh karena itu perlu diperjelas terlebih dahulu,
bagaimana asal muasalnya. Kasus Hak Cipta Logo antara PT Nyonya Meneer
dengan tergugat bisa saja masuk ke dalam kategori gugatan ganti rugi yang
dalam ruang lingkup perdata ada dua macam, yaitu gugatan ganti rugi
material dan immaterial.
• Sayangnya dalam kasus ini yang dipermasalahkan oleh Charles Saerang ialah
penggunaan foto tanpa izin persetujuan tertulis dan hak ekslusif ahli
waris,sedangkan pihak PT Bhumi Empon tidak ada urusan dengan diharuskan
izin ahli waris lagi karena telah dijual dengan 72 merek melalui pemenang
lelang yaitu PT Aryasatya Bayanaka Nuswapada. Dalam hal ini masalah royalti
yang dibayarkan harus diperjelas apakah sebatas penggunaan hak logo atau
keseluruhannya. Seharusnya dalam meminta izin juga sudah jelas karena PT
Bhumi Empon memang berhak menggunakannya.
Bagaimana Cara Penyelesaian terhadap Kasus PT Nyonya
Meneer dengan PT Bhumi Empon Mustiko

1. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan


Penyelesaian sengketa di luar Pengadilan dapat dilakukan dengan
menggunakan alternatif penyelesaian sengketa yaitu mediasi, negosiasi,
konsiliasi, dan arbitrase.

2. Penyelesaian Sengketa di Pengadilan


Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Penyelesaian di Pengadilan dapat
dilakukan untuk memutuskan ganti rugi yang akan diterima oleh pihak yang
merasa dirugikan.
Kesimpulan
• Pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa tersebut
dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6
Undang-Undang nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Sengketa atau beda
pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak
melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan
pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian
secara litigasi di Pengadilan Negeri. Penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui alternatif
penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat
diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak
dalam waktu paling lama 14 hari dan hasilnya dituangkan
dalam suatu kesepakatan tertulis.
Jadi seharusnya pembelian merek Nyonya Meneer tak termasuk gambar Nyonya Meneer, pertanyaan hukumnya

Saran apakah gambar bukan unsur merek? Kan jelas unsur merek. Jadi dengan demikian seharusnya tak ada urusan
dengan harus izin ahli waris lagi karena dengan telah dijualnya merek Nyonya Meneer, maka gambar Nyonya
Meneer pun ikutan menjadi bagian atau satu-kesatuan atau unsur merek Nyonya Meneer sehingga tak
terpisahkan dengan merek Nyonya Meneer, tetapi karena sudah terjadi kasus seperti ini alangkah baiknya untuk
kedepannya sebaiknya dalam pembelian merek dagang harus dipastikan sampai aspek-aspek terkecil contohnya
seperti foto seperti pada kasus yg kami bahas dan menganai pailit PT. Nyonya Meneer, pailitnya produsen jamu
PT Njonja Meneer dinilai memiliki dampak terhadap industri. Para produsen diharap bisa belajar dari kejadian ini
untuk tetap bertahan di industri jamu. Untuk bisa bertahan di bisnis jamu, para produsen dituntut bisa berubah
dan menyesuaikan dengan perkembangan, diperlukan passion dan konsistensi. Regenerasi juga diperlukan, baik
dari sisi produk, tempat dan cara menjual, serta komunikasi ke target pasar.Tak hanya dari sisi produsen,
pemerintah pun juga diharapkan bisa membantu mengembangkan industri jamu dengan terus melakukan
sosialisasi bahwa jamu adalah produk asli Indonesia yang harus didukung dan dilestarikan. Selain itu, peran
pemerintah juga diperlukan dalam memproteksi industri jamu yang legal dan menindak tegas yang ilegal. Produk
jamu tidak akan dipandang lagi sebagai produk kuno, pahit, dan jadul, tetapi bisa menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat modern dan menjadi produk budaya kebanggan Indonesia. Daya beli konsumen jamu juga dilihatnya
tidak menurun, namun yang terjadi adalah perubahan perilaku konsumen, dari jamu seduh ke jamu dengan
bentuk yang lebih modern, seperti kapsul, cair, dan granulle. Tempat konsumen membeli produk jamu juga
berubah dari outlet tradisional ke outlet modern, seperti toko obat, apotik, chain outlet, swalayan, begitu pula
cara membeli dari offline ke online.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai