Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dosen Pengampu : Muhammad Usman Syahirul Azmani, SH., M.H.


Nama Mahasiswa : Bella Novalita
NPM : 21901021150
No Absen : 34
Kelas : B

Jawaban!
1. Berdasarkan Pasal 3 UU No 30 Tahun 2002 Tentang Rahasia Dagang,suatu rahasia
dagang mendapat perlindungan apabila sebuah informasi memenuhi syarat berikut:
a. Bersifat rahasia, artinya sebuah informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut
hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh
masyarakat.
b. Mempunyai nilai ekonomi, artinya apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat
digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat
meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
c. Ada upaya menjaga kerahasian, bahwasanya pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan upaya untuk menjaga kerahasiaan yang dimilikinya
dalam bentuk wajaran, kelayakan, dan kepatutan.
Sedangkan terkait berapa lama jangka waktu perlindungannya, perlu diketahui bahwa
perlindungan rahasia dagang tidak memiliki batas waktu . Selama pemiliknya dapat
menjaga rahasia daganganya dari akses publik maka selama itu pula rahasia dagangnya
terlindungi.

2. Salah satu sengketa rahasia dagang yakni perjanjian lisensi yang bertentangan dengan
Undang-Undang Anti Monopoli. Sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU Rahasia Dagang,
yaitu dengan adanya perbuatan melarang membuat perjanjian lisensi dengan memuat
yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat
ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian, permasalah hukum dalam
rahasia dagang dapat dilakukan melalui beberapa upaya hukum antara lain :
a. Upaya hukum Perdata, sebagaimana di atur dalam Pasal 11 UU Rahasia Dagang,
menjelaskan bahwa jika terjadi sengketa terkait penggunaan rahasia dagang tanpa
izin, maka upaya untuk mengajukan ganti rugi diperkenankan diajukan pemilik
rahasia dagang melalui pengadilan niaga.
b. Upaya Hukum Pidana, Diatur di dalam pasal 17 yang menjelaskan bahwa
pelanggaran dalam bentuk seseorang yang dengan sengaja mengungkapkan rahasia
dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak
tertulis untuk menjaga rahasia dagang dan memperoleh atau menguasai rahasia
dagang dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan, maka
dapat dilakukan upaya hukum pidana.
c. Arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa, ketentuan ini diatur di dalam pasal 12
UU Rahasia Dagang.
3. Definisi Hak Petani (Farmers Right) adalah petani yang memiliki hak menyimpan benih
dari tanaman yang dilindungi PVT sepanjang tidak dijual lagi atau mengembangkan
varietas tanaman baru dari varietas yang dilindungi dan diperkenankan hanya membayar
royalti sekali. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kebiasaan
tradisional masyarakat petani. Hak khusus ini tentunya tidak dikenal dalam perlindungan
paten.
4. Makna Prinsip First to File, adalah pihak yang pertama kali mengajukan permohonan
pendaftaran diberi prioritas untuk mendapatkan pendaftaran merek dan diakui sebagai
pemilik merek yang sah. Makna Prinsip Stelsel Konstitutif, adalah pihak yang
mendaftarkan suatu merek terlebih dahulu adalah satu-satunya pihak yang berhak atas
merek tersebut dan pihak ketiga harus menghormati hak pendaftar merek sebagai hak
mutlak dalam pendaftaran suatu merek. Makna Prinsip Teritorialitas, artinya
perlindungan hukum hanya di berikan di wilayah teritorial dimana karya tersebut di
daftarkan. Sedangkan Perlindungan hak paten bersifat territorial. Agar dapat dilindungi
banyak negara, maka harus didaftarkan ke negara yang dituju dengan menggunakan
fasilitas PCT. Adapun cara untuk perlindungannya dapat berlaku dalam hukum nasional
maupun banyak negara dengan melalui pendaftaran ke DJKI di KEMENKUMHAM,
dapat pula untuk beberapa negara tujuan dengan membantu penelusuran untuk
pemeriksaan syarat materiil.
5. Permohonan Perlindungan Variates Tanaman dapat didaftarkan ke Pusat PVT yakni
Kementrian Pertanian Indonesia dan penyelesaian sengketa PVT dalam lingkungan
Pengadilan Niaga.
6. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut. Contoh dari produk hak DTLST dapat ditemukan dalam
peralatan elektronik seperti oscillator dalam radio atau motherboard dalam komputer
7. Hak moral dalam kepemilikan hak kekayaan intelektual adalah hak dimana agar ciptaan
tidak diubah tanpa persetujuan dan hak untuk diakui sebagai pencipta dari ciptaan
tersebut, sebagaimana di sebutkan dalam UU Hak Cipta 2014 sebagai berikut;
i. Tetap mencantumkan atau tidak mencatumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk umum,
ii. menggunakan nama aliasnya atau samarannya
iii. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan,
modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya, berlaku tanpa batas waktu. (Pasal 57 ayat (1) UU Hak Cipta 2014)
8. Menurut saya, pihak A dapat mengupayakan penyelesaian hukum Hak Cipta melalui
beberapa cara sebagai berikut;
a. Gugatan Perdata (Pasal 99 Undang-Undang Hak Cipta 2014)
b. Mediasi terlebih dahulu terhadap pelaku pelanggaran sebelum tuntutan pidana
dilakukan (Pasal 95 ayat 4 Undang-Undang Hak Cipta 2014)
c. ADR (Alternative Dispute Resolution) Pasal 95 UUHC
d. Tuntutan Pidana (Pasal 112-118 Undang-Undang Hak Cipta 2014)
9. Menurut Belinda Rosalina, konsultan HKI, suatu ciptaan yang dipublikasikan melalui
internet, hak eksklusifnya telah lahir pada saat ciptaan itu dilahirkan. Sementara,
mengenai waktu mengunggah pada internet merupakan waktu publikasi yang dapat
menjadi suatu pembuktian dalam hal siapa yang mengunggah terlebih dahulu di internet.
Artinya Pihak A dapat membuktikan bahwa di dalam lukisan digital nya terdapat similary
substanstial terhadap lukisan digital milik B. Pihak A juga dapat membuktikan bahwa hak
yang dimiliki oleh seorang pencipta (lukisan digitalnya) adalah hak moral dan hak
ekonomi.
10. Akibat hukum dari perbuatan tersebut adalah dihapuskannya paten sebagaimana diatur
dalam pasal 130-141 Undang-Undang Paten yang mana disebutkan :
a. Hapus Demi Hukum , jika tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan dalam
jangka waktu yang ditentukan Undang-Undang ini,
b. Dapat dihapuskan dengan pengajuan permohonan pemegang paten maupun diajukan
pihak ketiga melalui gugatan pengadilan niaga jika paten tidak memenuhi syarat
paten.
Adapun upaya hukum yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik paten yang berstatus
“hapus” akibat perbuatan tersebut, dapat diupayakan dengan memohon ke DJKI untuk
mencarikan penerima lisensi wajib, yang mana dalam hal ini DJKI tidak hanya menjadi
pencatat saja tetapi DJKI juga berperan sebagai pencari lisensi wajib agar inventor
mendapatkan pemasukan dari invensi yang dilisensikan

Anda mungkin juga menyukai