6052101387
Dengan pelaksanaan pendaftaran HKI di negara lain, maka secara yuridis HKI
yang telah didaftarkan tersebut memperoleh perlindungan dengan
mendapatkan hak ekslusifnya di negara tersebut selama jangka waktu
perlindungan. Bagi negara-negara sesama anggota Paris Convention, dalam
pendaftaran HKI bagi warga asing dapat menggunakan permohonan dengan
hak prioritas, dalam arti HKI didaftarkan dengan maksud memperoleh
perlindungan, serta dengan hak prioritas maka perlindungan berupa hak
ekslusif itu dianggap sudah ada sebelum pendaftaran dilakukan. Sebelum
pendaftaran dalam arti perlindungan telah dianggap ada pada sejak
penerimaan pendaftaran di negara asal. Bagi pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan HKI yang didaftarkan tersebut, baik sebelum ataupun sesudah
pendaftaran HKI dapat dikenakan tuntutan ganti rugi atau dilaporkan
melakukan tindak pidana dan penyelesaian menurut hukum.
1
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta Rajawali Pers 2015, hlm. 403
Maka apabila melihat kasus tersebut, tidak disebutkan bahwa paten tersebut
telah didaftar atau belum di Indonesia oleh pemilik paten mesin pemotong padi
dan rumput tersebut di China, namun walaupun begitu yang telah mematenkan
mesin itu di China tetap dianggap sebagai yang berhak atas paten dan
dianggap sebagai inventornya. Namun jika dia ingin melakukan perbuatan
hukum untuk melindungi patennya tersebut di Indonesia maka harus dilihat
apakah pemilik paten di China sudah mendaftarkan paten mesinnya di
Indonesia (lebih baik jika menggunakan hak prioritas) atau belum, jika sudah
maka pemilik paten di China sebagai inventor berhak mendapatkan
perlindungan hukum terhadap patennya karena dia telah memperoleh
perlindungan dengan mendapatkan hak ekslusifnya di negara Indonesia
sebagai negara dimana dia melakukan aktivitas komersial berupa impor atas
produknya, sehingga jika pemilik paten di China itu sudah mendaftarkan mesin
pemotong padi dan rumput tersebut dia menjadi dapat menuntut B atau
siapapun yang melanggar patennya di Indonesia. Tapi apabila dia tidak
mendaftarkan patennya tersebut (lebih baik jika menggunakan hak prioritas)
maka pemilik paten di China tersebut tidak akan mendapatkan perlindungan
hukum atas paten mesin pemotong padi dan rumput tersebut karena sifat dari
paten yang teritorial yang artinya perlindungan paten hanya menjangkau di
negara tempat paten tersebut didaftar.
Sehingga kondisinya apabila inventor produk mesin pemotong padi dan rumput
di China itu telah mendaftarkan paten mesinnya di Indonesia maka
permohonan pendaftaran paten yang dilakukan oleh B akan ditolak karena
adanya asas first to file sehingga tidak dimungkinkan jika permohonan paten
mesin pemotong padi dan rumput diterima. Namun jika apa yang dikatakan B
pada kasus di atas bahwa dapat dibuktikan mesin pemotong yang dimiliki B
berbeda dengan mesin pemotong A yang diimpor dari China, maka ada
kemungkinan bahwa B akan dapat mematenkan teknologi yang menjadi
pembeda dengan mesin pemotong padi dan rumput dari China itu dengan
paten sederhana dan harus memenuhi persyaratan yaitu kebaruan dan
manfaat dari inovasi produk.
2. Dengan adanya Pasal 2 ayat 6 (butir f) yang menyatakan bahwa nama varietas
yang diajukan untuk perlindungan varietas tanaman juga dapat diajukan
sebagai merek dagang, tujuan dari pembuat undang-undang Perlindungan
Varietas Tanaman sampai mengatur demikian memliki tujuan yang mungkin
tidak hanya sekedar mengenai kepentingan mengenai bisnis atau peningkatan
biaya produksi yang tinggi semata.
Dengan dimungkinkannya nama Varietas tanaman yang dapat dilindungi
dengan merek dagang, maka akan memberikan insentif ganda untuk pemulia
tanaman, sebagaimana yang telah diketahui bahwa Varietas Tanaman yang
ditemukan oleh pemulia tanaman adalah hal yang sulit dan terkadang
membutuhkan waktu yang lama sehingga memiliki nilai yang tinggi maka
karena itu perlu perlindungan hukum yang ekstrak dan cara itu dapat dilakukan
dengan ada insentif ganda untuk melindungi Varietas Tanaman tersebut.
Dengan dapat didaftarkannya nama Varietas Tanaman dengan Merek Dagang
maka itu sangat membantu dalam upaya melindungi Varietas Tanaman karena
pada Merek Dagang ada mekanisme Madrid Protocol yaitu mekanisme
administratif yang ditujukan untuk memperoleh perlindungan merek ke banyak
negara tanpa harus susah untuk datang ke negara tujuan tersebut, sehingga
dengan menggunakan mekanisme ini perlindungan terhadap Varietas
Tanaman dapat dijangkau dengan lebih luas dan dengan cara yang lebih
mudah.
Selanjutnya dengan diberikannya merek dagang akan membuat produk dari
pemilik varietas dapat dibedakan dengan produk lain dan akan membangun
sebuah citra dan juga membangun kepercayaan konsumen terhadap produk
tanaman tertentu seperti contohnya ada jagung B12, Jagung Bima yang
menggunakan merek dagang, karena nama uniknya itu maka produk tersebut
memiliki ciri khas tersendiri untuk membangun citra pada sebuah produk yang
pada akhirnya adalah akan meningkatkan keuntungan komersial yang jauh
lebih besar melalui pemasaran dan juga penghargaan atas reputasi produk
yang telah dibangun, karena dengan memiliki merek dagang yang kuat maka
akan membuka peluang meningkatkan pangsa pasar.
Maka menurut hemat saya tujuan dari pembuat undang-undang Perlindungan
Varietas Tanaman mengatur hal seperti yang ada pada Pasal 2 ayat 6 (buti f)
adalah karena dengan mendaftarkannya pada merek dagang maka akan
banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemulia tanaman melalui
pendaftaran merek dagang ini, jadi dengan menambah biaya produksi di awal
untuk mengajukan permohonan merek dagang rasanya masih cenderung
menguntungkan dengan apa yang didapat oleh Pemulia Tanaman yaitu
perlindungan insentif ganda serta melalui mekanisme Madrid Protocol yang
memungkinkan perlindungan nama dari Varietas Tanaman itu dapat
menjangkau banyak negara, lalu dapat membangun citra dan reputasi dari
sebuah produk dan akan meningkatkan daya saing produk di dunia usaha.