Anda di halaman 1dari 3

Nama : Puput Ananda

NIM : 010002112007
Mata Kuliah : Hukum Kekayaan Intelektual & Hukum Perdagangan Internasional
Dosen : Dr. Simona Bustani, SH. MH

No. 1A
Jenis paten yang dimiliki A, adalah jenis paten, karena invensi atas obat covid-19 yang
dihasilkan oleh A memberikan suatu pemecahan masalah saat pandemi Covid-19
Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) UU No.13/2016 syarat materil yang harus dipenuhi A agar
mendapatkan hak paten bagi invensinya :
1. Apabila invensi tersebut baru (Pasal 5 – Pasal 6 UU No.13/2016)
Pada tanggal Penerimaan, Invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang
diungkapkan sebelumnya. Diungkapkan sebelumnya, yaitu diumumkan di Indonesia atau
di luar Indonesia dalam suatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan, penggunaan,
atau dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan Invensi
tersebut
2. Mengandung langkah inventif (Pasal 7 UU No.13/2016)
Invensi mengandung langkah inventif jika Invensi tersebut bagi seseorang yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya.
3. Dapat diterapkan dalam industri (Pasal UU No.13/2016)
Invensi tersebut dapat dilaksanakan dalam industri sebagaimana diuraikan dalam
Permohonan.
No. 1B
Karena A bekerja pada Perusahaan Kimia Farma, maka yang menjadi pemegang hak paten
atas invensi A adalah Perusahaan Kimia Farma, hal ini berdasarkan Pasal 12 UU No.
13/2016 yaitu :
(1) Pemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan oleh Inventor dalam hubungan kerja
merupakan pihak yang memberikan pekerjaan, kecuali diperjanjikan lain.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku terhadap Invensi yang
dihasilkan, baik oleh karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau sarana
yang tersedia dalam pekerjaannya.
(3) Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berhak mendapatkan Imbalan
berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh pihak pemberi kerja dan Inventor, dengan
memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari Invensi dimaksud.
Berdasarkan Pasal 13 UU No. 13/2016 yaitu :
(1) Pemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan oleh Inventor dalam hubungan dinas
dengan instansi pemerintah adalah instansi pemerintah dimaksud dan Inventor, kecuali
diperjanjikan lain.
No. 1C
Karena A dalam menghasilkan Paten tersebut menggunakan sumber daya genetik yang ada di
Indonesia, maka persyaratan berdasarkan Pasal 26 UU No. 13/2016 :
(1) Jika Invensi berkaitan dengan dan/atau berasal dari sumber daya genetik dan/atau pengetahuan
tradisional, harus disebutkan dengan jelas dan benar asal sumber daya genetik dan/atau
pengetahuan tradisional tersebut dalam deskripsi.
(2) Informasi tentang sumber daya genetik dan/atau pengetahuan tradisional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh lembaga resmi yang diakui oleh pemerintah.
(3) Pembagian hasil dan/ atau akses pemanfaatan sumber daya genetik dan/atau pengetahuan
tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan perjanjian internasional di bidang sumber daya genetik dan
pengetahuan tradisional.
Apabila persyaratan tersebut tidak dilakukan, maka dampaknya adalah akan dilakukan
penghapusan paten sebagaimana diatur dalam Pasal 132 Ayat (1) Huruf b UU No. 13/2016
No. 1D
Berdasarkan Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 13/2016 Posisi Hak Paten yang telah habis jangka
waktu perlindungannya tidak dapat diperpanjang dan mengenai Tanggal mulai dan berakhirnya
jangka waktu paten dicatat dan diumumkan melalui media elektronik dan/ atau media non-
elektronik.
Namun jika terkait dengan Pemerintahan, maka berdasarakan Pasal 109 UU No. 13/2016
Pelaksanaan Paten oleh pemerintah yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara atau
kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat dapat dilakukan untuk jangka waktu
tertentu dan dapat diperpanjang setelah mendengar pertimbangan dari Menteri dan menteri terkait
atiu pimpinan instansi yang bertanggung jawab di bidang terkait.
No. 1E
Tidak semua invensi bisa dilindungi Paten, karena paten diberikah untuk hasil/karya dibidang
teknologi yang berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk
atau proses.
Adapun invensi yang tidak dapat diberi paten, diatur dalam Pasal 9 UU No. 13/2016 :
a. proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, atau pelaksanaannya bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;
b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap
manusia dan/ atau hewan;
c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika;
d. makhluk hidup, kecuali jasad renik; atau
e. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses
nonbiologis atau proses mikrobiologis.
No. 2A
Pendaftaran restoran padang dengan merek “rumah makan Padang” ditolak karena merek
yang didaftarkan sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut bararg dan/atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya, tidak memiliki daya pembeda dan merupakan nama umum dan/atau
lambang milik umum.
Berdasarkan Pasal 21 UU No. 20/2016
(1) Permohonan ditolak jika Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan :
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis;
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis yang memenuhi
persyaratan tertentu; atau
d. Indikasi Geografis terdaftar
(2) Permohonan ditolak jika Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal, foto, atau nama
badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang; atau
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh
negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
(3) Permohonan ditolak jika diajukan oleh pemohon yang beriktikad tidak baik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan permohonan . Merek sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c diatur dengan Peraturan Menteri.

No. 2B
Berdasarkan Pasal 22 UU No. 20/2016 Merek generik adalah Merek terdaftar yang kemudian
menjadi nama generik, setiap orang dapat mengajukan permohonan Merek dengar menggunakan
nama generik dimaksud dengan tambahan kata lain sepanjang ada unsur pembeda.
Cara agar merek generik dapat didaftarkan
No. 2C
Persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur yang dominan
antara IVIerek yang satu dengan Merek yang lain sehingga menimbulkan kesan adanya persamaan,
baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur, maupun
persamaan bunyi ucapan, yang terdapat dalam Merek tersebut.
Contoh :
Persamaan keseluruhan adalah

Anda mungkin juga menyukai