Anda di halaman 1dari 6

Nama : Michelle Damayanti (00000027240)

Deskripsi Kasus : SENGKETA RUMAH MAKAN AYAM GORENG NY. SUHARTI

sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/752879/lika-liku-dua-logo-ayam-goreng-nysuharti)

Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/752879/lika-liku-dua-logo-ayam-goreng-nysuharti

Dikutip Liputan6.com, Ny Suharti adalah seorang wanita kelahiran Yogyakarta yang terkenal karena usaha
kuliner ayam goreng miliknya. Pada awalnya , usaha ayam goreng tersebut dimiliki oleh Mbok Berek yang
merupakan keluarga dari Ny Suharti. Sejak dahulu, ayam goreng Mbok Berek sudah digemari oleh penduduk
Yogyakarta termasuk keluarga keraton . Suharti pun mulai membuat usaha sejak tahun 1962 dengan
menggunakan nama Mbok Berek. Pada tahun 1972 , suharti mendirikan usaha nya sendiri dengan
menggunakan nama dirinya dengan persetujuan dari Mbok Berek. Suharti menjalankan usaha nya ini bersama
dengan sang suami dengan berlogo ayam jago dan ayam betina yang saling berhadapan..

Di akhir tahun 1980an, Suharti dan suami bercerai dikarenakan isu perselingkuhan sang suami dengan
wanita lain. Perceraian mereka membuat mantan suami Suharti mengambil alih semua rumah makan ayam
goreng Ny Suharti atas dasar namanya terdaftar sebagai pemilik bisnis tersebut. Pasca bercerai, mantan suami
Suharti melepaskan semua foto dan lukisan Suharti di semua rumah makan Ayam Goreng Ny.Suharti. Namun,
ia tetap memakai nama Suharti untuk mempertahankan bisnisnya.

Setelah mengumpulkan modal, Suharti berhasil mendirikan usaha ayam goreng milik sendiri tanpa
campur tangan sang suami pada tahun 1991 dengan menggunakan logo yang bergambar wajah dirinya.

Analisis Studi Kasus :


Dalam kasus ini, yang menjadi objek sengketa adalah Objek Sengketa : Merek Ayam Goreng Suharti ,
Berdasarkan dengan penjelasan materi perkuliahan minggu ke-3 ,Hak cipta mengenal konsep hak ekonomi dan
hak moral. Hak moral adalah hak yang melekat dalam diri pencipta. Sedangkan, hak ekonomi adalah hak
pencipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil ciptaannya. Sengketa ini masuk dalam pelanggaran
hak ekonomi dimana terdapat dua merek/logo yang berbeda namun mempunyai nama dan jenis usaha yang
sama. Dari sisi penulis, yang bersalah dalam sengketa ini adalah mantan suami Suharti , karena beliau telah
merebut resep dan juga usaha rumah makan milik suharti menjadi miliknya sepenuhnya. Tak heran jika Suharti
bersikeras untuk berusaha mendapatkan rumah makannya kembali dengan mendirikan rumah makan baru
dengan nama yang sama , logo yang berbeda.

Jika dianalisis dari sisi hukum, Menurut Data dari halaman Pangkalan Data Kekayaan Intelektual, Ayam
Goreng Suharti dengan logo wajah perempuan milik Suharti yang lebih dulu mendaftarkan diri ke DJKI
(Direktorat di tahun 1992 untuk Hak Cipta dan untuk Merek di tahun 2001).

Tangkapan layar Permohonan Hak Cipta Ayam Goreng Suharti dari halaman Pangkalan Data Kekayaan Intelektual
(https://ambadar.co.id/trademark/kisah-kasus-ayam-goreng-suharti/)

Sedangkan ayam goreng NY SUHARTI yang berlogo dua ayam baru mendaftarkan mereknya di tahun
2021 sehingga Ny Suharti dikatakan pemilik pertama brand ayam goreng suharti.

Analisis Penyelesaian Studi Kasus Menurut Undang-Undang Cipta Kerja Tahun 2014 :
Untuk kasus sengketa merek ini dapat diselesaikan lewat pengadilan niaga.
Gugatan atas merek dapat dilakukan ketika ada pihak lain selain pemilik merek yang sudah terlebih
dahulu mendaftarkan mereknya memakai merek untuk produk/barang serupa.

Pihak yang berhak mengajukan gugatan adalah Suharti( sebagai pemilik merek terdaftar). Gugatan
bisa berupa ganti rugi atau penghentian perbuatan yang bersangkutan dengan penggunaan merek
tersebut.

TATA CARA GUGATAN


Menurut Pasal 100-101 , Undang-undang Hak Cipta tahun 2014, penggugat (Suharti) dapat
melakukan tata cara gugatan sesuai dengan yang tertera pada pasal tersebut.

Pencegahan :

Menurut penulis,
untuk menghindari sengketa ini baiknya terdapat pembagian harta bersama atas hak kekayaan
intelektual yang dimiliki selama masa perkawinan (UU no 1 tahun 1974), Dalam kasus ini, yang
menjadi harta suharti dan mantan suami adalah hak merek. Suami dan istri yang ingin bercerai dan
mempunyai hak intelektual dalam perkawinan wajib mengetahui hak apa saja yang dimiliki dan
terdeskripsikan secara jelas sehingga sebelum bercerai, pasangan tersebut dapat melakukan
negosiasi pembagian harta secara adil.

Hak intelektual dalam masa perkawinan dapat dijabarkan dengan beberapa pertanyaan dibawah ini,
antara lain :

· Siapa yang pemilik sesungguhnya dari hak kekayaan intelektual (hak cipta, hak merek, hak paten) yang
dihasilkan? Badan usaha atau perorangan?
· Jika dimiliki badan usaha, siapa yang mengontrol hak tersebut? Apakah pasangan suami istri memiliki
100% dari hak yang akan dibagi?
· Adakah hak-hak yang dialihkan kepada pihak lain?
· Apakah hak-hak kekayaan intelektual tersebut sudah benar-benar terdaftar?
· Apakah ada royalti yang sedang berjalan dibayar? Apa saja persyaratan dalam kontrak dengan pihak lain?
· Jika hak yang akan dibagi terkait dengan penampilan atau performing rights apakah akan dibagi juga?
· Apakah ada pembayaran-pembayaran di depan yang telah diterima dan masih akan ada penyelesaian
pembayaran di kemudian hari?
· Apakah ada perjanjian lisensi yang ditandatangani dengan pihak lain? Jika ya, kapan masa berakhirnya
perjanjian lisensi tersebut?

Dasar Hukum: UU no 1 tahun 1974


Sumber :
https://ambadar.co.id/trademark/kisah-kasus-ayam-goreng-suharti/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/752879/lika-liku-dua-logo-ayam-goreng-nysuharti

Anda mungkin juga menyukai