Anda di halaman 1dari 22

“SENGKETA PERDATA INTERNASIONAL ANTARA DUA

PERUSAHAAN TERKAIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ”

( Kasus Perusaahan Apple Inc dengan Samsung Electronics Ltd.Co. )

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Praktek Hukum Internasional

Dosen Pengampu : Dr. Danial,S.H.,M.H.

Disusun Oleh :

Andre Agvarez 1111180139

Eka Camelia 1111180348

Tutik Sulistiani 1111180425

Kelompok : 4 ( Empat )

Kelas : I

Semester : 6

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Sengketa perdata Internasional Antara Dua
Perusahaan Terkait Hak Kekayaan Intelektual”. ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa
pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Danial.S.H., M.H yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai “Sengketa perdata Internasional Antara Dua Perusahaan Terkait Hak
Kekayaan Intelektual”. Selain itu makalah ini juga nantinya diharapkan dapat
memberikan wawasan yang luas serta ilmu yang bermanfaat untuk kedepannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah
kami ini dapat kami perbaiki untuk menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Dan kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan
kritik serta saran dari pembaca, Maka dari itu kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Serang, 20 Maret 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah................................................................................................1

1.3. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1. Kronologi antara Perusahaan Apple dan Samsung.................................................2

2.2. Duduknya Perkara Perusahaan Apple dan Samsung sebagai Perusahaan


Transnasional.................................................................................................................5

A. Duduk Perkara....................................................................................................5

B. Penyelesaian Perkara Melalui Jalur Litigasi........................................................7

2.3. Apakah Keputusan yang telah dihasilkan disalah satu negara dengan perkara
yang sama dapat dijadikan Yurisprudensi di Negara lain..............................................8

A. Penyelesaian Perkara..........................................................................................8

B. Yurisprudensi sebagai sumber hukum................................................................9

C. Ketentuan Penggunaan Yurisprudensi Asing...................................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................................12

Kesimpulan..................................................................................................................12

Saran............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iv

HASIL LAPORAN KELOMPOK 4.................................................................................v


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman telah banyak membawa banyak perubahan ke dalam


aspek kehidupan seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan perdagangan. Dalam
perdagangan lintas negara, terdapat pelaku- pelaku perdagangan yang memiliki peran
penting dalam menjalankan roda perekonomian dunia. Aktor- aktor tersebut misalnya
negara, organisasi non pemerintah, dan perusahaan multinasional (Multinational
Corporation). Selama ini negara masih dianggap sebagai subjek hukum yang paling
utama, karena hanya negara yang memiliki kedaulatan. Akibatnya, peraturan hukum di
bidang perdagangan internasional pun sampai saat ini hanya terbatas pada negara saja
sehingga subjek hukum lain seolah terabaikan, seperti yang terjadi pada kasus sengketa
perdagangan internasional antara dua perusahaan besar Apple dan Samsung.

Apple dan Samsung semenjak tahun 2011 lalu tengah terlibat masalah
pelanggaran Hak Paten. Kedua belah pihak terus saling mengajukan klaim ke muka
pengadilan. Dalam kurun waktu satu tahun, kedua perusahaan ini telah membawa
kasusnya ke pengadilan- pengadilan di beberapa negara, yaitu Negara Bagian
California, Jepang, Australia, dan Belanda. Hasil dari persidangan sebagian
dimenangkan oleh Apple dan sebagian lagi dimenangkan oleh Samsung, membuat
kasus ini seolah tidak akan pernah memiliki ujung pangkal.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana kronologi atau fakta – fakta hukum yang terjadi antara Perusahaan
Apple dan Samsung pada Tahun 2011 ?
2. Bagaimana Duduknya Perkara antara Perusahaan Apple dan Samsung ?
3. Apakah Keputusan yang telah dihasilkan disalah satu negara dengan perkara
yang sama dapat dijadikan Yurisprudensi di Negara lain ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah agar pembaca :

1. Agar pembaca mengetahui kronologi yang terjadi di antara kedua perusahaan


Apple dan Samsung
2. Agar pembaca mengetahui bagaimana duduknya perkara yang terjadi antara
perusahaan Apple dan Samsung
3. Agar pembaca mengetahui apakah keputusan yang telah dihasilkan di salah satu
Negara dengna perkara yang sama dapat dijadikan Yurisprudensi di Negara lain.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kronologi antara Perusahaan Apple dan Samsung

April 2011 Samsung telah bersaing dengan Apple dengan memasarkan produk
andalannya masing-masing di pasar gadget Amerika Serikat. Tetapi persaingan
“sportif” itu berubah saat pihak Apple pada tanggal 15 April 2011 melayangkan
gugatan kepada Samsung karena perusahaan asal negeri Ginseng ini dianggap telah
meniru desain dari iPhone. Selang beberapa hari giliran Samsung yang menggugat balik
Apple karena dianggap telah meniru teknologi 3G dan wireless dari Samsung. Kedua
kasus tuntutan tersebut digabungkan dan telah disidangkan di pengadilan Korea Selatan,
Australia, Jepang, Jerman dan juga Amerika Serikat. Mei 2011 Pengacara dari pihak
Samsung meminta kode dan data dari iPhone 5 dan iPad 3 karena Samsung mencurigai
bahwa produk Apple yang akan datang ini telah meniru konsep yang dimiliki dari
Samsung dan akan membahayakan produk Samsung terbaru nantinya. Pengadilan
menolak permintaan dari Samsung mengenai data iPhone 5 dan iPad 3 ini. Agustus
2011 Samsung mengalami tamparan pertama setelah pengadilan Jerman melarang
penjualan dari Galaxy Tab 10.1 di seluruh Eropa terkecuali Belanda.

Belum cukup yang dialami Samsung karena pengadilan Jerman juga meminta
penjualan dari Galaxy S, Galaxy S-2, Galaxy Ace di Jerman ikut dihentikan.September
2011 Penjualan Samsung Galaxy Tab 10.1 dihentikan karena dianggap melanggar hak
paten, desain, tampilan dan nuansa dari iPad. Oktober 2011Di bulan ini perang paten
terjadi di Australia setelah pengadilan di sana memutuskan untuk melarang penjualan
dari Galaxy Tab 10.1. Samsung melalui produk tabletnya tersebut dianggap telah
meniru teknologi layar sentuh dan sistem pengendaliannya dari Apple. November 2011
Samsung membalas Apple dengan meminta data dan kode dari iPhone 4S untuk
dievaluasi dan meminta pengadilan menyetujui penundaan penjualan iPone 4S di pasar
gadget Australia. Apple membalasnya lagi dengan meminta pengadilan Jerman untuk
melarang Galaxy Tab 10.1N terbaru yang sudah didesain ulang oleh Samsung karena
juga dianggap telah meniru desain dari iPad. Namun pengadilan Australia
menggugurkan tuntutan dari Apple dan akhirnya Samsung Galaxy Tab 10.1 diijinkan
untuk dipasarkan di Australia pada bulan Desember 2011.Desember 20119 Desember
penjualan Galaxy Tab 10.1 dimulai. Tetapi perang Apple vs Samsung belum berakhir.
Kedua perusahaan sama-sama telah mengeluarkan biaya yang sangat besar. Ini bukan
lagi sekedar masalah produk dan paten tetapi masalah harga diri dan gengsi dari kedua
nama produsen gadget dunia. Januari 2012 Sejalan dengan persaingan Apple vs
Samsung di pasaran teknologi gadget, persaingan juga masih terjadi di meja hijau.
Apple kembali melayangkan gugatan kepada Samsung dengan memberikan bukti
berupa kode desain dan data sertifikat resmi dua produk mereka yang dianggap ditiru
oleh 10 jenis produk smartphone besutan Samsung.Februari 2012Pengadilan Jerman
memutuskan Galaxy Tab 10.1N tidak mirip dengan iPad. Samsung membuat Galaxy
Tab 10.1N ini didesain ulang khusus untuk pasar gadget Jerman dengan mengubah
materi dan desain tampilannya.

Maret 2012 Samsung mendaftarkan gugatan baru terhadap Apple. Samsung


mengklaim bahwa 3 paten teknologi miliknya telah digunakan oleh Apple pada iPhone
4S dan iPad 2. Gugatan ini dikeluarkan beberapa jam sebelum Apple mengadakan acara
peluncuran dari iPad 3 atau iPad HD. Pertarungan ternyata belum ingin diakhiri oleh
Samsung. April 2012 Negosiasi sempat dicoba dilakukan oleh masing-masing kedua
belah pihak. Para petinggi dari Apple dan Samsung bertemu untuk menemukan jalan
keluar dan mengakhiri perselisihan tersebut. Pertemuan dilakukan setelah pengadilan
California, Amerika Serikat memerintahkan keduanya untuk berpartisipasi dalam
pertemuan untuk menemukan solusi dan jalan keluar yang dipimpin oleh seorang
Hakim. Negosiasi ini berakhir di tengah jalan. Juli 2012 Tahap akhir dari kisah saga
perang Apple versus Samsung dimulai bulan Juli. Keduanya memberikan berbagai
dokumen berupa foto prototype, email korespondensi antar kedua perusahaan, dan
transkrip deposisi dari para saksi ahli yang didatangkan oleh masing-masing kedua
belah pihak. Dari kedua berkas dokumen diajukan didapat informasi bahwa isi dokumen
Apple menyatakan bahwa Samsung telah melakukan pelanggaran hak paten dan
meminta mereka untuk membayar ganti rugi terhadap Apple. Sedangkan berkas
dokumen Samsung menyatakan bahwa Apple berusaha untuk melumpuhkan kompetisi
pasar dan berusaha untuk memonopoli penjualan teknologi gadget dan meraih untung
sebesar-besarnya. Pengadilan ini juga didengar oleh dewan juri berjumlah 10 orang
yang memiliki kewenangan dalam membulatkan suara dan memutuskan siapa yang
akan keluar sebagai pemenang dari pertarungan ini. Apple mengajukan bukti berupa
dokumen milik Samsung yang isinya menggambarkan evaluasi Samsung terhadap
produk dari iPhone. Di dalamnya terdapat data-data perbandingan antara Galaxy S
dengan iPhone yang juga merekomendasikan agar Galaxy S dibuat dan bekerja lebih
‘mirip’ iPhone 4S. Agustus 2012, 25 Agustus 2012 pihak dewan juri memutuskan
bahwa Samsung telah melanggar beberapa paten milik Apple. Dewan juri mengambil
keputusan setelah menganggap bukti-bukti yang diberikan pihak Apple mendukung
keputusan tersebut. Sedangkan bukti-bukti yang dibawa oleh Samsung dinilai tidak
cukup kuat. Dewan juri memutuskan Samsung harus membayar denda atau ganti rugi
sebesar $1,51 miliar kepada Apple. Dengan kekalahan ini maka pengguna smartphone
di Amerika Serikat dan beberapa Negara lainnya harus menghadapi kenyataan untuk
sementara tidak dapat merasakan pengalaman menggunakan tablet dan smartphone dari
Samsung dan tidak menutup kemungkinan beberapa gadget Android lainnya.Tetapi
untuk penggemar Samsung tidak perlu berkecil hati karena Samsung selama masa
pengadilan sengketa paten ini berlangsung, telah membuat banyak inovasi yang
sepertinya akan menjadi masa depan cerah untuk vendor satu ini. Keputusan pengadilan
yang merugikan Samsung sepertinya dapat membuat mereka membuat rancangan yang
lebih baik dan inovatif dibanding Apple.

2.2. Duduknya Perkara Perusahaan Apple dan Samsung sebagai Perusahaan


Transnasional

Perusahaan transnasional adalah sebuah entitas baru yang semakin eksis


semenjak bergaungnya isu perdagangan global. Walaupun dalam hukum internasional
klasik, perusahaan transnasional belum dipandang sebagai subjek hukum internasional
namun dengan kekuatan ekonomi yang hampir masuk hampir keseluruh negara di dunia
membuat kehadiran perusahaan transnasional tidak dapat diabaikan sehingga
perusahaan transnasional pun menjadi subjek hukum internasional khususnya dalam
hukum ekonomi dan perdagangan internasional. Sebagai suatu subjek hukum
internasional maka perusahaan transnasional haruslah berada dalam pengaturan hukum
internasional.

A. Duduk Perkara
Persengketaan antara dua perusahaan besar yaitu Apple dan Samsung terkait
beberapa hak kekayaan intelektual produk smartphones dan komputer tablet mereka
dimulai sejak dua tahun terakhir yaitu pada saat Samsung mulai menggunakan dan
mengembangkan teknologi android pada alat-alat komunikasi yang diproduksinya.
Penggunaan teknologi android ini membuat smartphones dan tablet keluaran Samsung
dapat mengoperasikan beberapa fitur yang dianggap menyerupai smartphones dan tablet
keluaran Apple yang telah terlebih dahulu diproduksi.

Apple menganggap bahwa smartphones dan tablet berbasis android yang


dikeluarkan oleh Samsung meniru sebagian besar produk populer mereka yaitu iPhone
dan iPad. Pada bulan April 2011, Apple mengajukan gugatan di pengadilan distrik
California Amerika Serikat terhadap Samsung dengan tuduhan telah melakukan
infrigrement atas beberapa hak kekayaan intelektual Apple yaitu paten, merek dagang
dan design industry. Tidak hanya dianggap meniru fitur-fitur yang menggunakan
sentuhan layar atau touchscreen, smartphones dan tablet keluaran Samsung juga
dianggap meniru bentuk pokok dari iPhone dan iPad. Perkara ini terus berlanjut hingga
tahun 2012, dimana keputusan Juri dari pengadilan distrik California memenangkan
gugatan Apple dan mengharuskan Samsung membayar denda dan pembayaran lisensi
pada Apple.

Samsung juga mengajukan gugatan pada bulan Juni 2011 di Pengadilan Distrik
Pusat Seoul. Pengadilan menerima gugatan dari pihak Samsung dan Apple dimana
keduanya mengklaim bahwa pihak lawan melakukan peniruan atas produk mereka. Pada
akhir Agustus 2012, hakim mengeluarkan putusan split, dimana Apple dinyatakan
melanggar dua hak paten atas sistem nirkabel Samsung dan Samsung diputuskan
melanggar satu paten milik Apple yaitu fitur bounce-back. Pengadilan memutuskan
untuk melarang sementara peredaran beberapa produk Apple dan Samsung yang
terbukti melakukan pelanggaran.

Di Pengadilan Distrik Tokyo, Jepang, kedua perusahaan kembali saling gugat


menggugat dengan pokok permasalahan yang sama. Pada 31 Agustus 2012, hakim
memutuskan membebaskan Samsung atas gugatan Apple. Dimana menurut mereka
Samsung tidak melakukan peniruan sama sekali bahkan membuat produk-produk yang
inovatif dan berguna untuk pengembangan teknologi selanjutnya.
Pada Agustus 2011, Pengadilan Dusseldorf, Jerman memenangkan tuntutan
Apple dan melarang peredaran Samsung Galaxy Tab 10.1 karena terbukti melanggar
paten interface milik Apple. Namun di Pengadilan Regional Jerman, dalam tingkat
banding, hakim memutuskan bahwa Samsung tidak terbukti melakukan peniruan.

Selanjutnya di pengadilan Den Haag, Belanda, pada tanggal 24 Agustus 2011


memutuskan bahwa tiga smartphones Samsung melanggar paten Apple, sementara
tuntutan Samsung atas pelarangan penjualan iPhone dan iPad karena tidak memiliki
lisensi atas fasilitas 3G ditolak. Samsung mengajukan banding dan pada tahun 2012,
Pengadilan banding Belanda membatalkan putusan pengadilan sipil, menolak klaim
Apple bahwa Samsung Galaxy Tab seri 10.1 telah melanggar paten Apple. Sama hal
nya dengan beberapa pengadilan sebelumnya, pengadilan federal Australia pada tingkat
pertama memenangkan pihak Apple dan melarang penjualan produk Samsung di
Australia, namun pada pengadilan banding, produk Samsung kembali terbukti tidak
melanggar paten Apple.

Sementara di Inggris, Samsung mengajukan gugatan atas pernyataan Apple


bahwa Samsung telah meniru produk Apple. Hakim mengabulkan gugatan Samsung dan
memerintahkan Apple untuk meralat pernyataan mereka bahwa Samsung tidak
melakukan peniruan terhadap produk Apple dan harus dimuat pada halaman website
mereka. Namun permintaan Samsung atas pemboikotan iPhone dan iPad tidak
dikabulkan.

B. Penyelesaian Perkara Melalui Jalur Litigasi

Menangani perkara dimana pihak yang berperkara adalah perusahaan transnasional


seperti kasus Apple vs Samsung ini adalah masalah penetapan yurisdiksi forum. Hal ini
dikarenakan sifat multinasional dari perusahaan tersebut dan adanya perbedaan prinsip-
prinsip hukum mengenai ketentuan beracara setiap negara. Namun, dalam penyelesaian
sengketa kasus HKI antara Apple Inc. dan Samsung Electronics Ltd.Co dilakukan
dengan menempuh jalur litigasi, bukan hanya di negara asal kedua perusahaan tersebut
yaitu Amerika Serikat dan Korea Selatan melainkan juga di beberapa negara lainnya
yaitu Jepang, Australia, Inggris, Jerman dan Belanda. Titik taut yang terlihat dari kasus
ini adalah anak perusahaan dari kedua perusahaan tersebut berada di negaranegara
tempat mereka berperkara.

Apabila melihat asas-asas hukum acara perdata internasional, sebuah forum/pengadilan


nasional dapat menerima gugatan yang diajukan oleh perusahaan transnasional melalui
anak perusahaannya apabila :

1. Yurisdiksi Pengadilan

2. Adanya keterkaitan nyata antara subjek dan pokok perkara.

3. Asas iis alibi pendents

4. Asas res judicata

Walaupun kedua perusahaan baik Apple Inc. dan Samsung Electronics Ltd.Co dapat
mengajukan gugatan melalui anak perusahaannya, pengajuan gugatan di beberapa
negara tersebut adalah tidak efektif karena membutuhkan waktu dan biaya yang banyak
selain itu dapat dilihat bahwa terdapat beberapa putusan yang berbeda.

Penyelesaian sengketa HKI melalui jakur litigasi seperti yang dilakukan oleh kedua
perusahaan tersebut secara filosofis didasari bahwa pengadilan adalah benteng terakhir
keadilan dan kepastian hukum yang menjadi tujuan para pihak. Akan tetapi dalam kasus
Apple vs Samsung ini juga dilatarbelakangi oleh persaingan bisnis sehingga saling
gugat menggugat antara kedua perusahaan ini terus berlangsung

2.3. Apakah Keputusan yang telah dihasilkan disalah satu negara dengan perkara
yang sama dapat dijadikan Yurisprudensi di Negara lain

A. Penyelesaian Perkara

Penggunaan Putusan Pengadilan Salah Satu Negara Dengan Perkara yang sama
Sebagai Yurisprudensi di Negara Lain. Yurisprudensi berasal dari kata iuris prudential
dalam bahasa latin yang berarti pengetahuan, jurisprudentie dalam bahasa Belanda yang
berarti peradilan dan jurisprudence dalam bahasa Perancis yang berarti ilmu hukum.
Berdasarkan arti kata tersebut beberapa sarjana menjabarkan yurisprudensi sebagai
penggunaan putusan pengadilan terdahulu sebagai sumber hukum. Dalam sistem
common law, yurisprudensi diterjemahkan sebagai suatu hubungan hukum positif dan
hubungannya dengan hukum lain. Sedangkan dalam sistem civil law diterjemahkan
sebagai putusan-putusan hakim terdahulu yang telah berkekuatan hukum tetap dan
diikuti oleh para hakim atau badan peradilan lain dalam memutus perkara atau kasus
yang sama Putusan pengadilan yang dapat digunakan sebagai yurisprudensi adalah
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dan mengikat, baik
itu putusan pengadilan nasional, putusan pengadilan regional, putusan pengadilan
internasional maupun putusan badan arbitrase. Tujuan dari hukum yurisprudensi adalah
menghindari disparitas putusan hakim dalam perkara yang sama.

B. Yurisprudensi sebagai sumber hukum


1) Sumber Hukum Internasional

Dalam hierarki sumber-sumber hukum internasional, yurisprudensi atau putusan


pengadilan menjadi salah satu sumber hukum (source of law) yang dapat digunakan.
Dalam Pasal 38 Mahkamah Internasional menyebutkan bahwa putusan pengadilan
menjadi suatu sumber hukum tambahan (subsidiary) bagi sumber hukum di atasnya.
Putusan pengadilan ini dinyatakan sebagai sumber hukum tambahan karena sumber
hukum ini tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar putusan yang diambil hakim.
Putusan pengadilan hanya dapat digunakan sebagai untuk memperkuat sumber hukum
diatasnya J.G Starke menyebutnya sebagai not an independent source of law. Selain itu
putusan pengadilan hanya mengikat para pihak yang ada di dalamnya sebab hukum
internasional tidak mengenal asas non precedence. Mahkamah Internasional tidak
terikat dengan putusan hakim sebelumnya. Meskipun demikian, putusan pengadilan
yang sama untuk kasus-kasus yang serupa dapat menimbulkan kebiasaan internasional
(customary).

2) Sebagai Sumber Hukum Nasional

Dalam Hukum Nasional, yurisprudensi sebagai sumber hukum juga dikenal.


Walaupun demikian penggunaan yurisprudensi sebagai sumber hukum memiliki porsi
yang berbeda dikarenakan perbedaan sistem hukum masing-masing negara. Ada lebih
dari 200 negara di dunia saat ini, dan setiap negara tentu saja memiliki sistem hukum
negaranya masingmasing. Meskipun sangat sulit untuk mendeskripsikan legal system di
setiap negara, tetapi dengan menggunakan comparative law kita dapat melihat dasar dari
sistem hukum yang digunakan di dunia

Terdapat dua sistem hukum yang secara umum menjadi basic legal system yaitu
Common Law System (Anglo-American Legal System) yang didominasi hukum tak
tertulis dan presedent (putusan pengadilan terdahulu) dan kedua, civil law (Continental
Europe Legal System), yang didominasi oleh hukum perundang-undangan. Negara-
negara commonlaw dengan dasar ideologis hukum natural, putusan-putusan pengadilan
umumnya spesifik berdasarkan keadaan yang terjadi saat ini dan kasus yang dihadapi.

Negara - negara common law sangat mengutamakan penggunaan yurisprudensi


terkait dengan asas precendens yang dianutnya. Mengambil contoh putusan pengadilan
distrik California dalam kasus Apple vs Samsung ini banyak didasari oleh
yurisprudensi. Sementara di negara-negara civil law, dimana peraturan perundang-
undangan menenpati urutan teratas hirarki sumber hukum, penggunaan yurisprudensi
tidaklah mengikat bagi hakim. Hakim diberikan kebebebasan dalam melakukan
penemuan hukum itu sendiri. Hakim dapat menggunakan yurisprudensi sebagai sumber
hukum untuk mengisi kekosongan hukum yaitu apabila kasus tersebut belum memiliki
aturan perundang-undangan. Yurisprudensi dapat dijadikan bahan analogi atau
penafsiran oleh hakim dalam memutuskan perkara, bahkan di Indonesia, yurisprudensi
dapat dijadikan sebagai alat bukti.

C. Ketentuan Penggunaan Yurisprudensi Asing

Yurisprudensi merupakan salah satu sumber hukum yang dikenal dalam hukum
internasional maupun hukum nasional negara-negara pada umumnya. Dalam hal
penggunaan putusan pengadilan dari negara lain oleh putusan pengadilan nasional suatu
negara walaupun dengan kasus yang sama sangat jarang karena memperhatikan hukum
positif tiap negara yang berbeda dan lebih mengutamakan untuk menggunakan
yurisprudensi nasionalnya serta beberapa faktor lain seperti perbedaan tujuan hukum
tiap negara sehingga belum tentu putusan pengadilan tersebut dapat diterima oleh
pengadilan di negara lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan
yurisprudensi asing sebagai bahan pertimbangan hakim dalam memutus suatu perkara
seperti salah satunya ketika Mahkamah Agung Zimbabwe yang menggunakan
yurisprudensi pengadilan HAM Eropa di Strasbourg dalam kasus Ncube vs The State.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menggunakan yurisprudensi asing adalah :

1. Tidak bertentangan dengan hukum positif negara termasuk pula dengan


memperhatikan asas ketertiban umum.
2. Apabila tidak ditemukan aturan terkait kasus yang diperkarakan dalam
hukum nasional suatu negara dan putusan pengadilan asing tersebut
menyangkut kasus yang serupa.
3. Putusan yang dijadikan yuriprudensi tersebut haruslah putusan yang inkrach,
sehingga umumnya putusan yang dijadikan yurisprudensi adalah putusan dari
pengadilan yang lebih tinggi atau pengadilan regional.
4. Putusan tersebut telah digunakan oleh masyarakat internasional atau telah
menjadi suatu kebiasaan internasional.

Terkait dengan kasus Apple vs Samsung dimana terdapat kesamaan kasus yang
diputuskan oleh pengadilan di beberapa negara, dalam hal penggunaan yurisprudensi
asing hakim setidaknya harus memperhatikan beberapa hal :

a) kenyataan bahwa meskipun hampir seluruh negara di dunia meratifikasi TRIPs,


setiap negara memiliki pengaturan HKI nya masing-masing, hal ini terkait
prinsip free to determine yaitu kebebasan bagi tiap negara untuk mengatur dan
menyelaraskan bentuk perlindungan HKI nya masing-masing tetapi tidak boleh
di bawah standard TRIP’s seperti contoh patent lifetime di Jepang adalah 15
tahun sejak tanggal diumumkannya sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat
adalah 20 tahun.
b) Permasalahan HKI dalam kasus ini lebih berorientasi global karena melibatkan
dua pihak yang berbeda nasionalitas. Keterkaitan dengan prinsip Most Favoured
Nation atau prinsip tidak membedakan warga negara dalam perlindungan HKI di
masing-masing negara.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, penggunaan yurisprudensi asing dalam


kasus ini perlu digunakan hakim sebagai bahan analogi ataupun penafsiran bagi
pengadilan sehingga perbedaanperbedaan putusan dibeberapa negara tidak cenderung
mengarah pada objektifitas negara.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Istilah Hukum Perdata Internasional (selanjutnya disingkat HPI) atau private


international law merupakan istilah yang umumnya dipakai di daerah Eropa kontinental
sementara negara-negara common law umumnya menggunakan istilah conflict of laws.

Istilah Hak Kekayaan Intelektual selanjutnya disingkat HKI merupakan terjemahan dari
Intellectual Property Right (selanjutnya disebut IPR) yang dideskripsikan sebagai hak
atas kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia.

Putusan pengadilan suatu negara dengan kasus yang sama dapat digunakan oleh
pengadilan negara lain sebagai yurisprudensi dengan ketentuan :
a. Tidak bertentangan dengan hukum positif negara termasuk pula dengan
memperhatikan ketertiban umum.
b. Apabila tidak ditemukan aturan terkait kasus yang diperkarakan dalam
hukum nasional suatu negara dan putusan pengadilan asing tersebut
menyangkut kasus yang serupa.
c. Putusan yang dijadikan yuriprudensi tersebut haruslah putusan yang inkrach,
sehingga umumnya putusan yang dijadikan yurisprudensi adalah putusan dari
pengadilan yang lebih tinggi atau pengadilan regional.
Putusan tersebut telah digunakan oleh masyarakat internasional atau telah menjadi suatu
kebiasaan internasional.

Saran

Putusan dari negara lain dapat dijadikan yurisprudensi oleh suatu pengadilan lain
apabila terdapat pokok perkara yang sama. Ketentuan ini seharusnya menjadi
pertimbangan khususnya oleh pengadilan-pengadilan dimana kedua perusahaan tersebut
berperkara. Sehingga menghindarkan terjadinya pengambilan putusan yang bersifat
objektif karena penyelesaian perkara yang ditempuh di banyak negara.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamil dan M.Fauzan, 2005, Kaidah-Kaidah Hukum Yurisprudensi, Kencana


Predana Media Grup : Jakarta.

Bayu Seto Hardjowahono. 2006. Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional,


PT.Citra Aditya Bakti : Bandung.

Hasbir Paserangi, Hak Atas Kekayaan Intelektual. Buku Ajar. Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin.

Sefriani. 2011. Hukum Internasional, Suatu Pengantar, PT.Raja Grafindo Persada :


Jakarta

Huala Adolf, 2012, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional,Cet.IV, Rajawali Pers,


Jakarta.

Peter Mahmud Marzuki,2009,Penelitian Hukum, Kencana Predana Media Group,


Jakarta.

Sefriani, 2011, Hukum Internasional (Suatu Pengantar). Cet.II, Rajawali Pers, Jakarta.

Oentoeng Soerapati. 1999. Hukum Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi.Salatiga:


FH,UNKRIS Satya Wacana.

Rachmadi Usman. 2003. Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan
Dimensi Hukumnya di Indonesia. Bandung: Alumni.

Titik Triwulan Tutik. 2008. Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta:
,Kencana.
HASIL LAPORAN KELOMPOK 4

Judul Makalah :

SENGKETA PERDATA INTERNASIONAL ANTARA DUA PERUSAHAAN


TERKAIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

( Kasus Perusaahan Apple Inc dengan Samsung Electronics Ltd.Co. )

Anggota Kelompok :

Andre Agvarez 1111180139 ( Pemateri 1 )

Eka Camelia 1111180348 ( Pemateri 2 )

Tutik Sulistiani 1111180425 ( Moderator )

Note : Semua Mengerjakan Makalah Dan Power Point Serta ikut dalam Pelaksanaan
Presentasi / Diskusi di Kelas Online Praktek Hukum Internasional

Peserta Yang Aktif Bertanya / Diskusi :

1. Salwa Fadilla A 1111180119

2. M.Armand P 1111180129

3. Geraldus M 1111180288

4. Annisa Nurbaiti 1111180049


Bukti ScreenShot Peserta Yang Mengikuti Kelas

Anda mungkin juga menyukai