Anda di halaman 1dari 4

REVIEW ARTICLE

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

DISUSUN OLEH:

Hilda Kusuma Berlani (141170174)


Ayu Anisa Fitrilianti (141170201)
Silvi Nur Rohma (141170208)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
Blackberry Tuntut Facebook Atas Pelanggaran Hak Paten 
Kustin Ayuwuragil, CNN Indonesia | Rabu, 07/03/2018 14:06 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry mengajukan tuntutan kepada Facebook atas dugaan
pelanggaran paten. BlackBerry disebut memliki software portfolio yang menjadi basis dari
fitur modern yang digunakan Facebook. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu
disebut BlackBerry bersedia membayar penggunaan software. Sebab, aplikasi perpesanan
Facebook dikatakan telah menggunakan inovasi keamanan, antarmuka, fitur penguatan
fungsional yang dimiliki BlackBerry. Tuntutan yang diajukan Selasa (6/3) kemarin di
Pengadilan Los Angeles menyasar Instagram dan WhatsApp. BlackBerry mengatakan
mereka telah melakukan dialog selama beberapa tahun dengan Facebook sebelum melakukan
tuntutan ini.

"Sebagai pemimpin perangkat lunak cybersecurity dan software yang disisipkan, pandangan
BlackBerry adalah bahwa Facebook, Instagram, dan WhatsApp bisa menjadi mitra hebat
dalam perjalanan menuju masa depan yang terkendali dengan aman," kata BlackBerry
sebagaimana dikutip dari CNet. BlackBerry mempermasalahkan tujuh paten perangkat lunak
terhadap Facebook. Jenis patennya sangat luas mulai dari tanda yang memperlihatkan pesan
sudah terkirim hingga konsep tag pengguna. Sementara itu, perwakilan Facebook
berkomentar cukup pedas dengan menuding bahwa tuntutan BlackBerry menunjukkan
keadaan perusahaan sekarang yang mencari uang melalui paten. "Tuntutan Blackberry
dengan sedih mencerminkan keadaan saat ini dari bisnis pesan instan. Setelah meninggalkan
upayanya untuk berinovasi, Blackberry sekarang ingin mencari pajak atas inovasi orang lain.
Kami berniat untuk bertarung," ujar Paul Grewal, Deputy General Counsel untuk Facebook.

Hal tersebut dinilai lazim bagi perusahaan teknologi yang tak lagi memimpin di pasar dan
beralih ke lisensi paten sebagai alternatif cara menghasilkan uang. Yahoo menggugat
Facebook atas pelanggaran paten tahun 2012, sementara Nokia menggugat Apple atas
pelanggaran paten pada 2016. BlackBerry yang hampir satu dekade lalu merupakan salah
satu pembuat smartphone terbesar di dunia telah mundur dari bisnis ponsel. Mereka menjadi
penyediaan perangkat lunak dan layanan untuk klien korporat dan pemerintah beberapa tahun
terakhir. Salah satu layanan inti yang ditemukan pada ponsel lawasnya adalah BlackBerry
Messenger (BBM). Layanan aman untuk bertukar teks dan gambar ini menjadi pesaing awal
WhatsApp. BBM membentuk komunikasi global yang menarik, terutama di negara-negara di
mana tingkat pesan teks tinggi.

Namun, Facebook dan anak perusahaannya telah mencuri pelanggan BBM ke layanannya.
Facebook sendiri adalah jaringan sosial terbesar di dunia, dengan lebih dari 2 miliar orang
masuk setiap bulannya. Sementara itu, WhatsApp telah menjadi pengganti pesan teks terbesar
yang memiliki 1,5 miliar pengguna aktif, menurut data Statista. Instagram sendiri dengan
sharing foto dan messaging telah digunakan lebih dari 800 juta orang setiap bulannya.
Terbukti Langgar Hak Paten, Samsung Harus Bayar ke Apple 539 Juta
Dolar
Sabtu, 26 Mei 2018 13:42 WIB

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Drama perseteruan hak paten antara Apple Inc dan
Samsung Electronics Co Ltd mencapai puncaknya. Setelah melalui masa persidangan yang
berbilang tahunan, Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) atau US Supreme Court
memutuskan Samsung harus membayar US$ 539 juta ke Apple. Pengadilan menyatakan
Samsung terbukti meniru fitur yang telah dipatenkan Apple.

Samsung telah menghadapi gugatan Apple di pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten
sejak 2011 silam. Kala itu, Apple menuduh Samsung menyalin produknya. Samsung telah
menyatakan bersedia bertanggung jawab dalam persidangan di 2012. Tetapi perselisihan
mengenai jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan asal Korea Selatan itu memunculkan
episode pertarungan hukum baru.

Produsen barang elektronik asal Negeri Ginseng ini telah membayar US$ 399 juta ke Apple
sebagai kompensasi atas pelanggaran beberapa hak paten. Jika putusan tersebut dijalankan,
maka Samsung harus membayar lagi denda tambahan ke Apple yang nilainya hampir
mencapai US$ 140 juta. Manajemen Apple dalam pernyataan tertulis, menyambut baik
keputusan pengadilan. "Kami sangat menghargai nilai dari sebuah desain. Kasus ini lebih dari
sekedar uang," ujar manajemen Apple seperti dikutip Reuters. Sementara pihak Samsung
masih belum memberi pernyataan apakah akan mengajukan banding atas putusan terbaru dari
pengadilan AS. Namun, manajemen Samsung mengatakan akan menggunakan semua opsi
untuk melawan keputusan tersebut.

"Kami akan mempertimbangkan semua opsi untuk mendapatkan hasil yang tidak
menghalangi kreativitas dan persaingan yang adil untuk semua perusahaan dan konsumen,"
demikian pernyataan tertulis dari Samsung. Persidangan yang terakhir mengambil fokus pada
sebesar besar nilai denda yang harus dibayar Samsung ke Apple karena melanggar hak paten
dalam desain iPhone. Juri menyatakan Apple berhak atas US$ 533,3 juta untuk pelanggaran
Samsung dalam paten desain serta US$ 5,3 juta untuk pelanggaran Samsung yang disebut
paten utilitas. Bahkan Apple sebelumnya mengatakan pihaknya berhak mendapatkan US$ 1
miliar dari penjualan ponsel Samsung yang melanggar hak paten tersebut.

Critical Review

Hak paten Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas
hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1). Kata paten, berasal dari bahasa
inggris patent, yang awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk
pemeriksaan publik), dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang
dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis
tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk
membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat
hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang
harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak
monopoli.

Saat ini terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum
paten. Antara lain, WTO Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara. Pemberian hak
paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi tertentu. Dengan demikian, untuk
mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau wilayah, seseorang harus
mengajukan aplikasi paten di masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah
Eropa, seseorang dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika
sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple paten (hingga 36 paten, masing-
masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten yang berlaku di seluruh wilayah
Eropa. Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat dipatenkan: proses,
mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritme, metode
bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan
semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus.

Dengan merujuk pengertian paten di atas, menunjukkan bahwa hak paten adalah hak
ekslusif yang di berikan negara oleh seorang penemu. Jika karya atau temuan nya tersebut
ditiru dengan sengaja maka pelaku tersebut dapat dipidanakan atau diberi sanksi berupa ganti
rugi. Seperti dua kasus tersebut, pihak yang dirugikan berhak untuk menuntut dan berhak
menerima ganti rugi dari tindakan peniruan karya. Hal yang dilakukan oleh Apple sudahlah
baik, hal tersebut memberi efek jera terhadap Samsung dan juga peringatan terhadap
perusahaan lain untuk tidak meniru karya seseorang atau perusahaan. Namun sayangnya jika
yang mengalami masalah tersebut adalah perusahaan kecil, seringkali masalah tersebut tak
kunjung selesai dan malah merugikan pihak yang benar. Apalagi hak paten bersifat territorial,
hal ini bisa menyababkan orang yang berada di daerah tertentu yang melakukan peniruan
suatu karya tidak bisa di pidanakan karena sudah beda wilayah. Sudah sebaiknya kita sebagai
pembuat suatu karya sadar diri akan hakpaten dan tidak boleh meniru karya seseorang tanpa
ijin karena itu akan membuat masalah dikemudian hari. Di Indonesia sendiri, banyak karya
yang belum dipatenkan dikarenakan keterbatasan biaya, pengetahuan yang kurang dll.
Sehingga jika karya nya ditiru, orang tersebut tidak dapat menuntut karena belum dipatenkan.
Hal ini sungguh disayangkan karena banyak kasus seperti ini terjadi.

Anda mungkin juga menyukai