Anda di halaman 1dari 11

RESUME PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA MASALAH KASUS KRITIS

PADA SISTEM PERNAFASAN : COVID-19

Di Susun Oleh:

Kelompok 6

1. Cintya Ramadhanty 6. Sri Ayu Fujastuti


2. Ida Sonia 7. Via Febiaryanti
3. Karlina Julianti 8. Yono Saefudin
4. Rafi Kharisma Maulana 9. A Ripandi (Lanjutan)
5. Rima Ferdilla Ramadhanty
Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Pada
Masalah Kasus Covid-19
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan
pencegahan yang bertujuan untuk menghindari
atau meminimalisir perkembangan penyakit
atau kecacatan yang mungkin diidap atau
terjadi pada individu. Misalnya pencegahan
primer Covid-19 bertujuan untuk menghindari
perkembangan penyakit atau kecacatan pada
individu yang sehat. Sebagian besar kegiatan
promosi kesehatan berbasis populasi, seperti
mendorong jarak sosial, mengadopsi praktik
cuci tangan dan pemakaian yang benar. Masker
untuk mengurangi resiko tertular infeksi Covid-
19.
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan
promosi kesehatan dan perlindungan diri. Promosi
kesehatan dapat dilakukan dengan intervensi pada
individu, misalnya makan makanan bergizi seimbang,
berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan
untuk mencegah terjadinya penyakit.
a. Pencegahan primer dengan promosi kesehatan
pada kasus Covid-19 dapat dilakukan dengan
cara :
- Menyaring informasi dari media sosial
- Menerapkan etika batuk
- Konsumsi makanan bergizi
- Olah raga
b. Pencegahan primer dengan perlindungan diri pada
kasus Covid-19 dapat dilakukan dengan cara :
- Membersihkan tangan secara rutin
- Menggunkan masker
- Sosial distancing dan isolasi diri
- Menghindari kontak tanpa pelindung dengan
hewan liar
Pencegahan primer sebagai salah satu cara membentuk
masyarakat sehat. Masyarakat sehat adalah masyarakat
yang memiliki pengetahuan untuk melakukan upaya
pencegahan, peningkatan derajat kesehatan melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
2. Pencegahan Sekunder
Secondary Prevention (penceghan sekunder)
Pencegahan ini dilakukan dengan mendeteksi sedini
mungkin penyakit yang mungkin diderita. Hal ini
dilakukan agar penyakit tidak semakin parah atau
terjadinya komplikasi. Selain itu, pencegahan sekunder
juga dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi
dan kecacatan sebelum penyakit semakin parah.
Pencegahan terhadap masyarakat yang masih/sedang
sakit, dengan dua kelompok kegiatan :
a. Early diagnoosis and prompt treatment (Diagnosis
awal dan pengobatan segera atau adekuat)
b. Disability limitation (Pembatasan kecacatan)
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan padsa fase penyakit asimtomatis, tepatnya
pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis melalui deteksi dini
(early detection). Deteksi dini pada tahap preklinis memungkinkan dilakukan pengobatan segera
(prompt treatment) yang diharapkan memberikan prognosis yang lebih baik tentang kesudahan
penyakit daripada diberikan terlambat. Deteksi dini dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Anamnesis atau pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung kepada pasien
(auto anamnese) atau pada keluarga (Allo anamnese) untk menegakkan diagnosa.
b. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis
Pengkajian awal (Initial Assessment pada pasien covid-19)
1) Pengkajian Airway
- Patikan jalan nafas paten saat berbicara dengan pasien
- Kaji apakan ada dipsnea, nafas abnormal, suara nafas abnormal, batuk dan pengeluaran sputum.
2) Pengkajian Breathing
- Kaji apakah ada takipnea (>20/mnt), dipsnea
- Ukur saturasi oksigen (SpO2 > 96%)
- Auskultasi untuk mendengarkan apakah ada suara tambahan (ronchi atah wheezing)
- Lakukan pemeriksaan diagnostic terkait paru-paru (ro thorax, CT Scan Thorax)
3) Pengkajian Circulation
- Kaji apakah ada sianosis, capillary refill time (00/beats/mnt)
- Kaji tekanan darah, MAP dan Pulse Pressure
- Kaji apakah ada tanda-tanda shock (hipotensi)
4) Pengkajian Disability
- Kaji kesadaran menggunakan AVPU, GCS dan pupillary reflex
- Kaji apakah ada komorbid, kaji riwayat pengobatan, kaji kapan terakhir kali minum obat penurun panas dan anti nyeri
- Kaji apakah mengalami lemah otot
- Ukur GDS pasien
5) Pengakajian Exposure
- Kaji riwayat kontak erat sesuai pedoman WHO atau kemenkes Revisi 5
- Lakukan pemeriksaan sekunder juga pemeriksaan Head to Toe
6) Pengkajian Extra
- Hasil laboratorium
- EKG 2 Lead
- CT Scat Thorax
- Ro Thorax
- PCR
7) Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium : Darah lengkap/ darah rutin, LED, Gula Darah, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Natrium,
Kalium, Chlorida, Analisa Gas Darah, Procalcitonin, PT, APTT, Bilirubin direct, Bilirubin Indirect,
Bilirubin total, pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
- Radiologi : Thorax AP/PA
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah pencegahan yang bertujuan
untuk mengurangi berbagai dampak negatif yang mungkin
terjadi dari suatu penyakit. Pencegahan ini juga dilakukan
untuk meminimalisir komplikasi dan meningkatkan kualitas
hidup penderita penyakit.
Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter
dan sejumlah profesi kesehatan lainnya (mis. Fisioterapis).
Jenis intervensi yang dilakukan sebagai pencegahan tersier,
target yang ingin dicapai lebih kepada mengurangi atau
mencegah terjadinya kerusakan jaringan dan organ,
mengurangi sekulae, disfungsi, dan keparahan akibat
penyakit, mengurangi komplikasi penyakit, mencegah
serangan ulang penyakit, dan memperpanjang hidup.
Pencegahan tersier juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitan hidup penderita penyakit
Covid-19. Dalam situasi Covid-19 ini dapat
melibatkan penggunaan antiretroviral untuk
mencegah penggandaan dan efek merusak dari virus
di paru-paru menjadi lebih khusus. Penumonia terkait
Covid-19 bisa sangat parah sehingga pasien mungkin
memerlukan ventilasi mekanis. Penggunaan
ventilator untuk melestarikan kehidupan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai