Etiologi ketidakberdayaan dan keputusasaan menurut Carpenito (2009) dan Doenges, Townsend
(2008) terdiri dari:
1. Ketidakberdayaan
a. Kurangnya pengetahuan.
b. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti: depresi).
c. Kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan.
d. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
e. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar.
f. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi.
g. Gaya hidupketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan ketergantungan.
2. Keputusasaan
a. Faktor kehilangan.
b. Kegagalan yang terus menerus c.
c. Faktor Lingkungan.
d. Orang terdekat (keluarga).
e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup.
g. Kurangnya iman.
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis keputusasaan
1. Mayor (harus ada)
Manifestasi klinis ketidakberdayaan
Fisiologis : Respon terhadap stimulus melambat,
1. Mayor (harus ada) Tidak ada energi, Tidur bertambah
Memperlihatkan ekspresi ketidakpuasan Emosional : Tidak memiliki makna atau tujuan
atau ketidakmampuan mengontrol situasi dalam hidup, Hampa dan letih.
(misalnya; pekerjaan, penyakit,
Kognitif : Penurunan kemampuan untuk
prognosis, perawatan, tingkat memecahkan masalah dan kemampuan membuat
penyembuhan) yang mengganggu keputusan
pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
2. Minor (mungkin ada)
2. Minor (mungkin ada)
Fisiologis : Anoreksia, BB menurun
Kurangnya prilaku mencari informasi:
Emosional : Merasa putus asa, merasa berada
Kebergantungan yg tidak memuaskan
diujung tanduk, Tegang, Muak (merasa ia tidak
pada orang lain, Perilaku buruk, bisa), Kehilangan kepuasan terhadap peran
Kegelisahan, Perilaku menarik diri
Kognitif : Penurunan kemampuan untuk
menyatukan informasi yang diterima
4. FAKFOR-FAKTOR KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN
a. KETIDAKBERDAYAN
Faktor predisposisi : status nutrisi berat badan pasien sangat menurun,
psikologis pasien sedikit terguncang.
Faktor presipitasi : status nutrisi pasien berkurang, persepsi individu yang tidak
baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya, sumber stres lebih dari
satu, stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat.
b. KEPUTUSASAAN
Faktor predisposisi : status nutrisi berat badan menurun akibat pasien
kehilangan nafsu makannya, psikologis pasien tidak stabil.
Faktor presipitasi : status nutrisi pasien berkurang, persepsi negatif individu
pada dirinya dan lingkungan di sekitarnya, stress yang dialami pasien terjadi
dalam waktu dekat, pasien mengalami stress secara terus-menerus dan
berkepanjangan, pasien merasa tidak mempunyai harapan
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN
1. Pengkajian
Tanda dan gejala dibedakan menjadi 3:
a. Ringan
Mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energy
Pasif
b. Menengah
Marah
Tergantung pada orang lain
Menunjukan ketidakmauan untuk merawat diri
Tidak menunjukan kemajuan
Menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
Mengungkapkan keraguan dalam penampilan peran
Ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai orang asing
Merasa bersalah
Ketidakmampuan mencari informasi perawatan
Tidak adanya partisipasi dalam perawatan kesehatan
Pasif
c. Berat
Apatis
Depresi
Ekspresi marah
LANJUTAN KETIDAKBERDAYAAN…
2. Analisa data
Pengelompokan data
a. Data subyektif
Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan mengendalikan atau
mempengaruhi situasi.
Mengungkapakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau
aktivitas sebelumnya.
Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
b. Data obyektif
Ketidak mampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan
rasa bersalah
Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan
Apatis dan pasif
Ekspresi muka murung
Bicara dengan gerakan lambat
Tidur berlebihan
Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
Menghindari orang lain
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Bina hubungan saling percaya
Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya
Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
keperawatanya sendiri
Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan ketidakberdayaan ini
selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan pola strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Strategi
ini disusun untuk memudahkan pelaksanaan asuhan klien dan keluarga dengan ketidakberdayaan. Adapun
strategi pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
strategi pelaksanaan tindakan
- fase orientasi (salam terapeutik, evaluasi, validasi, kontrak, topik dan tujuan)
- fase kerja
- fase terminasi (evaluasi subyektif, evaluasi obyektif, rencana tindak lanjut, kontrak yang akan datang)
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan, dapat dilakukan dengan
menilai kemampuan klien dan keluarga:
a. KEMAMPUAN KLIEN
Mampu menganal ketidakberdayaan dan yang dialami
Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi ketidakberdayaan
Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
b. KEMAMPUAN KELUARGA
Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari ketidakberdayaan
Menyebutkan cara merawat klien dengan ketidakberdayaan
Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana perawatnya
Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUTUSASAAN
1. PENGKAJIAN
- FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis : adanya penyakit infeksi yang kronis.
Faktor psikologis : perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan pada kegiatan
spiritual (towsend, 2019).
Faktor sosial dan budaya : pembatasan aktivitas jangka panjang.
- FAKTOR PRESIPITASI
Biologis : Riwayat keluarga menderita depresi, status nutrisi, ststus kesehatan
secara umum, pembatasan aktivitas jangka panjang (stuuartd, 2011).
Faktor psikologis : Stres jangka panjang, retardasi mental, kemampuan
komunikasi verbal kurang, pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan
konsep diri kurang baik.
Faktor sosial budaya : adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial,
kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan
pada nilai penting, kurang dukungan sosial, putus sekolah dan pemutusan
hubungan kerja.
2. ANALISA DATA
Data subyektif: persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya orang lain
dan lingkungan, mengeluh pusing dan sakit kepala.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
Pantau nutrisi (asupan dan berat badan)
Kaji kebutuhan spiritual
Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
Bantu klien melakukan aktifitas positif
Dukung partisipasi aktif dalam aktifitas kelompok
Gali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan keputusasaan dengan pasien
Beri penguatan positif
Kaji dan dokumnetasikan kemungkinan bunuh diri
Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan menggali tindakan koping
alternatif
Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
Demosntrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsic dan memandang
penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
Bantu pasien memperluas spiritual diri
Arahkan mengingat kembali kenangan
Hindari menutupi kebenaran
Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada pasien
dengan keputusasaan ini selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan pola
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Strategi ini disusun untuk
memudahkan pelaksanaan asuhan klien dan keluarga dengan keputusasaan.
Adapun strategi pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
strategi pelaksanaan tindakan
- fase orientasi (salam terapeutik, evaluasi, validasi, kontrak, topik dan tujuan)
- fase kerja
- fase terminasi (evaluasi subyektif, evaluasi obyektif, rencana tindak lanjut,
kontrak yang akan datang)
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan, dapat
dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:
a. KEMAMPUAN KLIEN
Mampu menganal keputusasaan dan yang dialami
Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi keputusasaan
Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
b. KEMAMPUAN KELUARGA
Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari keputusasaan
Menyebutkan cara merawat klien dengan keputusasaan
Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana perawatnya
Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis
KESIMPYULAN