Outline
1. Infeksi
2. Neonatus
3. Kegawatdaruratan pediatrik
Infeksi
Infeksi
1. Measles
2. Mumps
3. Rubella
4. Roseola infantum
5. Scarlett fever
6. Hand-foot-mouth disease
Measles/Morbili/Rubeolla
Definisi
Infeksi yang diikuti kemunculan ruam di kulit
Etiologi
Measles virus family Paramyxovirus
Fase penyakit
Fase pre-eruptif Demam yang semakin hari semakin tinggi.
3C+1K (coryza, conjunctivitis, cough, Koplik’s spot)
Fase eruptif Muncul ruam pada hari ke-4 atau ke-5 demam saat demam mencapai
puncak (39°C). Ruam makulopapular dengan pola descending.
Fase konvalesen Ruam berubah menjadi hiperpigmentasi
Tatalaksana
Self-limiting
Antipiretik
Jaga higienitas
Pemberian makanan dan cairan seimbang
Suplementasi vitamin A sesuai usia (2 dosis setiap 24 jam)
0-6 bulan 50.000 IU
6 bulan – 1 tahun 100.000 IU (biru)
> 1tahun 200.000 IU (merah)
Komplikasi
Diare
Bronkopneumonia
Ensefalitis
Kejang demam
Mumps
Definisi
Infeksi akut kelenjar air liur oleh virus Rubulavirus genus Paramyxovirus
Patofisiologi
Virus masuk melalui saluran pernapasan dan menyebar secara
hematogen ke ke kelenjar saliva (viremia primer). Virus dapat
menyebar ke organ lain (viremia sekunder)
Gambaran klinis
Demam, sakit kepala, malaise, bengkak dan nyeri pada daerah
yang terdapat kelenjar saliva. Demam menghilang dalam 7 hari, sebelum
kelenjar mengecil.
Pemeriksaan penunjang
Peningkatan serum amylase
LED dan CRP meningkat
Viruria Pada Pemeriksaan
Isolasi virus dari swab tenggorok atau darah
Komplikasi
Glomerulonefritis
Pankreatitis
Tiroiditis
Orchitis (paling sering)
Oophoritis / Ovarium
Meningitis
Tatalaksana
Self-limiting
Meningkatkan intake oral
Analgetik dan antipiretik
Kompres hangat atau dingin
Rubella/Campak Jerman
Definisi
Infeksi yang disebabkan oleh Togavirus
Gambaran klinis
Demam progresif yang tidak terlalu tinggi
Gejala prodromal berupa limfadenopati di regio servikal dan occipital
Ruam muncul dari area wajah menyebar ke trunkus dan ekstremitas
Forccheimer’s spot
Terapi
Suportif
Roseola infantum
Definisi
Disebut juga exantema subitum, infeksi oleh HHV 6 atau 7
Gambaran klinis
Banyak ditemui pada bayi
Gejala menyerupai measles, namun ruam baru muncul setelah demam hilang.
Terapi
Suportif
Demam skarlatina
Definisi
Infeksi oleh Streptococcus β hemolitikus grup A
Gambaran Klinis
Demam disertai ISPA
Ruam kemerahan di tubuh dan ekstremitas (sandpaper)
Glossitis (strawberry tongue appearance)
Pastia’s lines
Diagnosis
Kultur dari swab tenggorokan
ASTO
Terapi
Penicillin V 3x250 mg selama 10 hari
ATAU
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Jika alergi penisilin, boleh diberikan antibiotik lain
(eritromisin, azitromisin)
Hand-foot-mouth disease
Definisi
Disebut juga Flu Singapura. Infeksi oleh Coxsackie virus tipe A atau B
Gambaran Klinis
Demam disertai vesikel/bulla di telapak tangan dan kaki
Peradangan di dalam rongga mulut (faringitis, glossitis, stomatitis)
Terapi
Suportif dan simptomatik
Neonatus
Neonatus
1. Resusitasi neonatus
2. Hipoglikemia neonatus
3. Distress napas pada neonatus
4. Konjungtivitis neonatorum
5. Trauma lahir ekstrakranial
6. Sepsis neonatorum
7. Ikterus neonatorum
8. Tetanus neonatorum
Resusitasi neonatus
Resusitasi dilakukan hingga 1) bayi tidak memerlukan resusitasi, 2) tidak ada respon setelah 10 menit
VTP dilakukan selama 30 detik, kecepatan 40-60x/menit
Kompresi dada : VTP 3:1
Kompresi dilakukan dengan jari telunjuk dan jari tengah, sedikit di atas proc. xyphoideus, dengan
kedalaman 1/3 anteroposterior
Jika dibutuhkan, intubasi neonatus pada siklus ke-2 agar koordinasi VTP dan kompresi lebih efektif
Jika siklus ke-2 gagal, berikan epinefrin 1:10.000
Dosis epinefrin IV umbilical (0,1-0,3 cc/kgBB) dan ETT (0,3-1 cc/kgBB)
Faktor risiko
Riwayat DM gestasional pada ibu
BBLB
Proses persalinan lama
Gambaran klinis
Penurunan kesadaran, tonus jelek, kejang
GIR:
% dekstrose x CC/jam
6 x BB bayi
Distress napas pada neonatus
Definisi
Kondisi menurunnya kadar O2 di dalam perfusi neonatus yang menimbulkan ancaman tidak terpenuhi
kebutuhan O2
Gambaran klinis
Peningkatan frekuensi napas
Pemakaian otot-otot pernapasan
Napas cuping hidung
Merintih
Sianosis
Terjadi atelectasis pada hampir semua alveolus akibat kegagalan menurunkan tegangan
permukaan.
Faktor risiko
Bayi premature < 34 minggu
BBLSR (<1500 gr)
HMD
Gambaran klinis
Distress napas segera setelah lahir (<6 jam pertama kehidupan)
Rontgen thoraks ground glass appearance (bercak-bercak retikulogranular)
bentuk berat : white lung (batas jantung-paru sulit dibedakan)
HMD
Derajat
Grade I: Bercak retikulogranular pada sebagian lapang paru, batas jantung-paru masih jelas
Grade II: Bercak retikulogranular diseminata, air bronchogram (+), batas batas jantung-paru masih jelas
Grade III: Batas jantung-paru tidak jelas, tapi masih terlihat
Grade IV: White lung
Tatalaksana
Intubasi
Beri surfaktan
Pencegahan HMD Semua persalinan yang diperkirakan terjadi pada usia gestasi <34 minggu diberikan
steroid pada ibu sebelum janin dilahirkan.
Faktor risiko
Bayi lahir SC, polihidramnion, partus presipitatus (pervaginam <3jam)
Gambaran klinis
Distress napas yang disertai faktor risiko
Rontgen peningkatan corak bronkovaskuler, efusi pleura
Tatalaksana
Observasi dan suplementasi oksigen
MAS = Mekonium aspiration Syndrom
Definisi
Masuknya meconium ke dalam paru akibat neonatus lahir dari persalinan yang ketubannya tercemar meconium
(ketuban hijau)
Faktor risiko
Fetal distress, bayi post-term
Gambaran klinis
Ketuban warna hijau
Kulit berwarna kehijauan
Distress napas
Rontgen air-trapping (paru hiperlusen, sela iga melebar, diafragma mendatar), gambaran atelektasis
Tatalaksana
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Gentamisin 4-8 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
PNEUMONIA NEONATAL
Definisi
Infeksi parenkim paru neoatus, umumnya disebabkan karena infeksi nosokomial
Gambaran klinis
Onset lambat distress napas (>6 jam pasca lahir)
Rontgen bercak-bercak infiltrat atau perselubungan homogen
Tatalaksana
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Gentamisin 4-8 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Konjungtivitis neonatorum
Definisi
Infeksi selaput lendir konjungtiva oleh bakteri akibat adanya kontaminasi saat proses
persalinan
Faktor risiko
Ibu mengalami keputihan (IMS) saat melahirkan bayi
Bayi tidak mendapatkan antibiotik profilaksis setelah lahir pervaginam
Antibiotik profilaksis: Kloramfenikol 1-2% ED atau gentamisin 1-2% EO
Trauma lahir ekstrakranial
Definisi
Ruda paksa jaringan ekstrakranial pada persalinan pervaginam
Faktor risiko
Persalinan lama
Ekstraksi menggunakan alat
Penggunaan oksitosin untuk akselerasi persalinan
CAPUT SUCCEDAENUM
Definisi
Akumulasi cairan dalam jaringan ikat longgar (galeal/subkutan)
Diakibatkan oleh tekanan yang diterima bayi saat pembukaan serviks
Gambaran klinis
Kepala bayi asimetris
Benjolan yang melewati sutura
Tidak bertambah besar setelah lahir
Kondisi bayi bagus
Terapi
Observasi
HEMATOMA SUBGALEAL
Definisi
Perdarahan di bawah galeal (aponeurosis)
Gambaran klinis
Benjolan melewati sutura, semakin lama semakin membesar
Benjolan seperti ekimosis
Kondisi pasien mengalami perburukan (syok hemoragik)
Kebiruan sampai ke palpebral, leher, dan wajah
Terapi
Stabilisasi, resusitasi, transfusi
CEPHAL HEMATOMA
Definisi
Perdarahan di bawah periosteum
Gambaran klinis
Kepala asimetris
Teraba benjolan yang tidak melewati sutura
Benjolan dapat membesar
Benjolan teraba tegang, fluktuasi (+)
Bayi stabil
Terapi
Observasi
Sepsis neonatorum
Onset dini diagnosis tegak dalam 72 jam pertama
Onset lanjut diagnosis tegak setelah 72 jam pertama
Diagnosis dapat ditegakkan dengan sistem skoring SOFA dan qSOFA
4 LANGKAH MENDIAGNOSIS SEPSIS NEONATORUM
1. Identifikasi faktor risiko
Ketuban pecah dini
Partus lama
Ibu dengan demam/leukositosis
Lahir dengan distress janin
Korioamnionitis
Riwayat perawatan di NICU
Klasifikasi
Berdasarkan derajat Kramer
BREAST-FEEDING JAUNDICE
Ikterus terjadi karena frekuensi pemberian ASI atau ASI yang diberikan terlalu sedikit
Disebabkan karena peningkatan siklus enterohepatik pada neonatus
Tatalaksana: Edukasi ibu untuk meningkatkan pemberian ASI
BREAST-MILK JAUNDICE
Ikterus akibat pemberian ASI yang sudah baik
ASI mengandung senyawa yang menghambat metabolisme bilirubin di hepar (glucoronyl
transferase inhibitor)
Tatalaksana: Lanjutkan ASI
Transfusi tukar atau fototerapi dilakukan pada ikterus fisiologis yang menunjukkan tanda-
tanda kern ikterus, atau jika kadar bilirubin darah melewati batas toleransi untuk
dilakukan transfusi tukar.
Diagnosis klinis
Ikterus patologis ≥ 14 hari setelah lahir
BAB pucat, BAK seperti teh pekat
Diagnosis laboratorium
Jika bilirubin total < 5 mg/dl, bilirubin direk minimal 1 mg/dl
Jika bilirubin total > 5 mg/dl, bilirubin direk minimal 20% dari bilirubin total
ATRESIA BILIER
Pemeriksaan penunjang
1. Feses 3 porsi (pagi, siang, malam)
2. Peningkatan ALP dan GGT
3. USG gambaran triangular cord
Tatalaksana
Rujuk sebelum usia 2 bulan
Operasi prosedur Kasai
Diagnosis klinis
Ikterus dalam 24 jam setelah lahir
Diagnosis laboratorium
Uji Coomb direk atau indirek (+)
INKOMPATIBILITAS ABO
Golongan darah ABO ibu dan janin tidak cocok. Ditandai dengan transfer IgM melalui
sawar darah-plasenta
Diagnosis klinis
Ikterus dalam 24 jam setelah lahir
Diagnosis laboratorium
Uji Coomb direk atau indirek (+)
INKOMPATIBILITAS Rh
Ketidakcocokan sistem Rhesus ibu dan janin. Ditandai oleh transfer IgG melalui sawar
darah-plasenta
Tetanus neonatorum
Definisi
Infeksi C. tetani pada neonatus. Merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada neonatus.
Faktor risiko
Persalinan yang kurang higienis
Perawatan tali pusat yang tidak higienis
Gambaran klinis
Spasme otot berulang
Mulut mencucu
Trismus
Defans muscular
Opistotonus
Tali pusat biasanya kotor dan berbau
Tatalaksana
Medikamentosa
Cairan rumatan intravena
Diazepam 10 mg/kgBB/hari IV atau bolus IV setiap 3-6 jam (0,1-0,2 mg/kg/kali)
HTIG 500 IU atau ATS 5000 IU
Metronidazol 30 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis per 6 jam (1st line)
Penisilin prokain 100.000 U/kg IV SD selama 7-10 hari (2nd line)
Alergi penisilin tetrasiklin 50 mg/kg/hari (>8 tahun)
Ibu diberikan TT 0,5 cc
Kegawatdaruratan pediatrik
Endokrinologi