Anda di halaman 1dari 73

PEDIATRIK - 3

Outline

1. Infeksi
2. Neonatus
3. Kegawatdaruratan pediatrik
Infeksi
Infeksi

1. Measles
2. Mumps
3. Rubella
4. Roseola infantum
5. Scarlett fever
6. Hand-foot-mouth disease
Measles/Morbili/Rubeolla
Definisi
Infeksi yang diikuti kemunculan ruam di kulit

Etiologi
Measles virus family Paramyxovirus

Fase penyakit
Fase pre-eruptif  Demam yang semakin hari semakin tinggi.
3C+1K (coryza, conjunctivitis, cough, Koplik’s spot)
Fase eruptif  Muncul ruam pada hari ke-4 atau ke-5 demam saat demam mencapai
puncak (39°C). Ruam makulopapular dengan pola descending.
Fase konvalesen  Ruam berubah menjadi hiperpigmentasi
Tatalaksana
Self-limiting
Antipiretik
Jaga higienitas
Pemberian makanan dan cairan seimbang
Suplementasi vitamin A sesuai usia (2 dosis setiap 24 jam)
0-6 bulan  50.000 IU
6 bulan – 1 tahun  100.000 IU (biru)
> 1tahun  200.000 IU (merah)

Komplikasi
Diare
Bronkopneumonia
Ensefalitis
Kejang demam
Mumps
Definisi
Infeksi akut kelenjar air liur oleh virus Rubulavirus genus Paramyxovirus

Patofisiologi
Virus masuk melalui saluran pernapasan dan menyebar secara
hematogen ke ke kelenjar saliva (viremia primer). Virus dapat
menyebar ke organ lain (viremia sekunder)

Gambaran klinis
Demam, sakit kepala, malaise, bengkak dan nyeri pada daerah
yang terdapat kelenjar saliva. Demam menghilang dalam 7 hari, sebelum
kelenjar mengecil.
Pemeriksaan penunjang
Peningkatan serum amylase
LED dan CRP meningkat
Viruria Pada Pemeriksaan
Isolasi virus dari swab tenggorok atau darah

Komplikasi
Glomerulonefritis
Pankreatitis
Tiroiditis
Orchitis (paling sering)
Oophoritis / Ovarium
Meningitis

Tatalaksana
Self-limiting
Meningkatkan intake oral
Analgetik dan antipiretik
Kompres hangat atau dingin
Rubella/Campak Jerman
Definisi
Infeksi yang disebabkan oleh Togavirus

Gambaran klinis
Demam progresif yang tidak terlalu tinggi
Gejala prodromal berupa limfadenopati di regio servikal dan occipital
Ruam muncul dari area wajah menyebar ke trunkus dan ekstremitas
Forccheimer’s spot

Terapi
Suportif
Roseola infantum
Definisi
Disebut juga exantema subitum, infeksi oleh HHV 6 atau 7

Gambaran klinis
Banyak ditemui pada bayi
Gejala menyerupai measles, namun ruam baru muncul setelah demam hilang.

Terapi
Suportif
Demam skarlatina
Definisi
Infeksi oleh Streptococcus β hemolitikus grup A

Gambaran Klinis
Demam disertai ISPA
Ruam kemerahan di tubuh dan ekstremitas (sandpaper)
Glossitis (strawberry tongue appearance)
Pastia’s lines

Diagnosis
Kultur dari swab tenggorokan
ASTO

Terapi
Penicillin V 3x250 mg selama 10 hari
ATAU
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Jika alergi penisilin, boleh diberikan antibiotik lain
(eritromisin, azitromisin)
Hand-foot-mouth disease
Definisi
Disebut juga Flu Singapura. Infeksi oleh Coxsackie virus tipe A atau B

Gambaran Klinis
Demam disertai vesikel/bulla di telapak tangan dan kaki
Peradangan di dalam rongga mulut (faringitis, glossitis, stomatitis)

Terapi
Suportif dan simptomatik
Neonatus
Neonatus

1. Resusitasi neonatus
2. Hipoglikemia neonatus
3. Distress napas pada neonatus
4. Konjungtivitis neonatorum
5. Trauma lahir ekstrakranial
6. Sepsis neonatorum
7. Ikterus neonatorum
8. Tetanus neonatorum
Resusitasi neonatus
Resusitasi dilakukan hingga 1) bayi tidak memerlukan resusitasi, 2) tidak ada respon setelah 10 menit
VTP dilakukan selama 30 detik, kecepatan 40-60x/menit
Kompresi dada : VTP  3:1
Kompresi dilakukan dengan jari telunjuk dan jari tengah, sedikit di atas proc. xyphoideus, dengan
kedalaman 1/3 anteroposterior
Jika dibutuhkan, intubasi neonatus pada siklus ke-2  agar koordinasi VTP dan kompresi lebih efektif
Jika siklus ke-2 gagal, berikan epinefrin 1:10.000
Dosis epinefrin IV umbilical (0,1-0,3 cc/kgBB) dan ETT (0,3-1 cc/kgBB)

Target O2 pada neonatus


1 menit setelah lahir >> 60%
2 menit setelah lahir >> 65%
3 menit setelah lahir >> 70%
4 menit setelah lahir >> 75%
5 menit setelah lahir >> 80%
10 menit setelah lahir >> 85%
Hipoglikemia neonatus
Definisi
Hipoglikemia neonatus jika kadar glukosa darah < 54 mg/dl, namun algoritma tatalaksana
dimulai jika glukosa darah < 47 mg/dl (nilai kritis)

Faktor risiko
Riwayat DM gestasional pada ibu
BBLB
Proses persalinan lama

Gambaran klinis
Penurunan kesadaran, tonus jelek, kejang
GIR:
% dekstrose x CC/jam
6 x BB bayi
Distress napas pada neonatus
Definisi
Kondisi menurunnya kadar O2 di dalam perfusi neonatus yang menimbulkan ancaman tidak terpenuhi
kebutuhan O2

Gambaran klinis
Peningkatan frekuensi napas
Pemakaian otot-otot pernapasan
Napas cuping hidung
Merintih
Sianosis

Klasifikasi distress napas


Penyakit membrane hialin
Transient tachypnea of newborn (TTN)
Sindrom aspirasi mekoneum
Pneumonia neonatal
HMD
Imaturitas alveolus paru yang menyebabkan kegagalan uptake oksigen oleh paru yang
diakibatkan oleh rendahnya kadar surfaktan di dalam alveolus.

Terjadi atelectasis pada hampir semua alveolus akibat kegagalan menurunkan tegangan
permukaan.

Faktor risiko
Bayi premature < 34 minggu
BBLSR (<1500 gr)
HMD
Gambaran klinis
Distress napas segera setelah lahir (<6 jam pertama kehidupan)
Rontgen thoraks  ground glass appearance (bercak-bercak retikulogranular)
bentuk berat : white lung (batas jantung-paru sulit dibedakan)
HMD
Derajat
Grade I: Bercak retikulogranular pada sebagian lapang paru, batas jantung-paru masih jelas
Grade II: Bercak retikulogranular diseminata, air bronchogram (+), batas batas jantung-paru masih jelas
Grade III: Batas jantung-paru tidak jelas, tapi masih terlihat
Grade IV: White lung

Tatalaksana
Intubasi
Beri surfaktan

Pencegahan HMD  Semua persalinan yang diperkirakan terjadi pada usia gestasi <34 minggu diberikan
steroid pada ibu sebelum janin dilahirkan.

Steroid IM selama 48 jam


Deksametason 6 mg/kali tiap 12 jam ATAU betametason 12 mg/kali tiap 24 jam
TTN (Wet lung syndrome)
Definisi
Distress napas pada neonatus yang baru lahir akibat banyaknya cairan ketuban yang terperangkap
dalam paru-paru karena kegagalan mekanisme pengeluaran cairan ketuban dari paru saat proses
persalinan.

Faktor risiko
Bayi lahir SC, polihidramnion, partus presipitatus (pervaginam <3jam)

Gambaran klinis
Distress napas yang disertai faktor risiko
Rontgen  peningkatan corak bronkovaskuler, efusi pleura

Tatalaksana
Observasi dan suplementasi oksigen
MAS = Mekonium aspiration Syndrom
Definisi
Masuknya meconium ke dalam paru akibat neonatus lahir dari persalinan yang ketubannya tercemar meconium
(ketuban hijau)

Faktor risiko
Fetal distress, bayi post-term

Gambaran klinis
Ketuban warna hijau
Kulit berwarna kehijauan
Distress napas
Rontgen  air-trapping (paru hiperlusen, sela iga melebar, diafragma mendatar), gambaran atelektasis

Tatalaksana
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Gentamisin 4-8 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
PNEUMONIA NEONATAL
Definisi
Infeksi parenkim paru neoatus, umumnya disebabkan karena infeksi nosokomial

Gambaran klinis
Onset lambat distress napas (>6 jam pasca lahir)
Rontgen  bercak-bercak infiltrat atau perselubungan homogen

Tatalaksana
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
Gentamisin 4-8 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Konjungtivitis neonatorum
Definisi
Infeksi selaput lendir konjungtiva oleh bakteri akibat adanya kontaminasi saat proses
persalinan

Faktor risiko
Ibu mengalami keputihan (IMS) saat melahirkan bayi
Bayi tidak mendapatkan antibiotik profilaksis setelah lahir pervaginam
Antibiotik profilaksis: Kloramfenikol 1-2% ED atau gentamisin 1-2% EO
Trauma lahir ekstrakranial
Definisi
Ruda paksa jaringan ekstrakranial pada persalinan pervaginam

Faktor risiko
Persalinan lama
Ekstraksi menggunakan alat
Penggunaan oksitosin untuk akselerasi persalinan
CAPUT SUCCEDAENUM
Definisi
Akumulasi cairan dalam jaringan ikat longgar (galeal/subkutan)
Diakibatkan oleh tekanan yang diterima bayi saat pembukaan serviks

Gambaran klinis
Kepala bayi asimetris
Benjolan yang melewati sutura
Tidak bertambah besar setelah lahir
Kondisi bayi bagus

Terapi
Observasi
HEMATOMA SUBGALEAL
Definisi
Perdarahan di bawah galeal (aponeurosis)

Gambaran klinis
Benjolan melewati sutura, semakin lama semakin membesar
Benjolan seperti ekimosis
Kondisi pasien mengalami perburukan (syok hemoragik)
Kebiruan sampai ke palpebral, leher, dan wajah

Terapi
Stabilisasi, resusitasi, transfusi
CEPHAL HEMATOMA
Definisi
Perdarahan di bawah periosteum

Gambaran klinis
Kepala asimetris
Teraba benjolan yang tidak melewati sutura
Benjolan dapat membesar
Benjolan teraba tegang, fluktuasi (+)
Bayi stabil

Terapi
Observasi
Sepsis neonatorum
Onset dini  diagnosis tegak dalam 72 jam pertama
Onset lanjut  diagnosis tegak setelah 72 jam pertama
Diagnosis dapat ditegakkan dengan sistem skoring SOFA dan qSOFA
4 LANGKAH MENDIAGNOSIS SEPSIS NEONATORUM
1. Identifikasi faktor risiko
 Ketuban pecah dini
 Partus lama
 Ibu dengan demam/leukositosis
 Lahir dengan distress janin
 Korioamnionitis
 Riwayat perawatan di NICU

2. Cari gejala klinis utama (letargi)


3. Menemukan gejala lain berdasarkan skor SOFA
 Kegagalan organ SSP (letargi)
 Kegagalan ginjal (anuria, oliguria, AKI)
 Kegagalan hepar (ikterik)
 Kegagalan respirasi (RR meningkat, PCO2 turun)
 Kegagalan sistem hematologi (perdarahan spontan)
 Kegagalan kardiovaskular (syok kardiogenik)

4. Periksa marker sepsis


 Marker utama: CRP, IT ratio ≥ 0,3
 Marker penunjang: prokalsitonin, leukositosis, LED >>
TATALAKSANA
Fase cepat  6 jam pertama setelah diagnosis tegak
1. Resusitasi cairan RL 30 cc/kgBB
2. Ambil sampel darah untuk diagnostik dan kultur
3. Antibiotik empiris segera (Ampisilin + gentamisin)
4. Periksa kadar laktat (tanda syok)

Fase lambat  Menangani komplikasi sepsis


Ikterus neonatorum
Definisi
Kulit atau mukosa neonatus berwarna kekuningan karena peningkatan kadar bilirubin
DD/ hiperbetakarotenemia (anak oranye karena ibu sering mengonsumsi wortel saat hamil)
 peningkatan kadar vitamin A dalam darah
Peningkatan bilirubin >2,5 menimbulkan manifestasi di kulit

Klasifikasi
Berdasarkan derajat Kramer
BREAST-FEEDING JAUNDICE
Ikterus terjadi karena frekuensi pemberian ASI atau ASI yang diberikan terlalu sedikit
Disebabkan karena peningkatan siklus enterohepatik pada neonatus
Tatalaksana: Edukasi ibu untuk meningkatkan pemberian ASI

BREAST-MILK JAUNDICE
Ikterus akibat pemberian ASI yang sudah baik
ASI mengandung senyawa yang menghambat metabolisme bilirubin di hepar (glucoronyl
transferase inhibitor)
Tatalaksana: Lanjutkan ASI
Transfusi tukar atau fototerapi dilakukan pada ikterus fisiologis yang menunjukkan tanda-
tanda kern ikterus, atau jika kadar bilirubin darah melewati batas toleransi untuk
dilakukan transfusi tukar.

Kern ikterus  ensefalopati hiperbilirubinemia, tonus otot meningkat, hiperpireksia,


high-pitched crying
Indikasi fototerapi
Indikasi transfusi tukar
ATRESIA BILIER
Hambatan aliran bilirubin dari hepar ke saluran cerna akibat kelainan anatomi saluran
bilier

Diagnosis klinis
Ikterus patologis ≥ 14 hari setelah lahir
BAB pucat, BAK seperti teh pekat

Diagnosis laboratorium
Jika bilirubin total < 5 mg/dl, bilirubin direk minimal 1 mg/dl
Jika bilirubin total > 5 mg/dl, bilirubin direk minimal 20% dari bilirubin total
ATRESIA BILIER
Pemeriksaan penunjang
1. Feses 3 porsi (pagi, siang, malam)
2. Peningkatan ALP dan GGT
3. USG  gambaran triangular cord

Tatalaksana
Rujuk sebelum usia 2 bulan
Operasi  prosedur Kasai

Komplikasi  sirosis hepatis


INKOMPATIBILITAS
Hemolisis intravaskular setelah bayi lahir karena proses autoimun akibat ketidakcocokan
golongan darah ibu dan janin
Hidrops fetalis  bayi meninggal dalam kandungan
Disebabkan oleh transfer antibodi dari ibu ke janin via transplasenta

Diagnosis klinis
Ikterus dalam 24 jam setelah lahir

Diagnosis laboratorium
Uji Coomb direk atau indirek (+)
INKOMPATIBILITAS ABO
Golongan darah ABO ibu dan janin tidak cocok. Ditandai dengan transfer IgM melalui
sawar darah-plasenta

Diagnosis klinis
Ikterus dalam 24 jam setelah lahir

Diagnosis laboratorium
Uji Coomb direk atau indirek (+)
INKOMPATIBILITAS Rh
Ketidakcocokan sistem Rhesus ibu dan janin. Ditandai oleh transfer IgG melalui sawar
darah-plasenta
Tetanus neonatorum
Definisi
Infeksi C. tetani pada neonatus. Merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada neonatus.

Faktor risiko
Persalinan yang kurang higienis
Perawatan tali pusat yang tidak higienis

Gambaran klinis
Spasme otot berulang
Mulut mencucu
Trismus
Defans muscular
Opistotonus
Tali pusat biasanya kotor dan berbau
Tatalaksana
Medikamentosa
Cairan rumatan intravena
Diazepam 10 mg/kgBB/hari IV atau bolus IV setiap 3-6 jam (0,1-0,2 mg/kg/kali)
HTIG 500 IU atau ATS 5000 IU
Metronidazol 30 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis per 6 jam (1st line)
Penisilin prokain 100.000 U/kg IV SD selama 7-10 hari (2nd line)
Alergi penisilin  tetrasiklin 50 mg/kg/hari (>8 tahun)
Ibu diberikan TT 0,5 cc
Kegawatdaruratan pediatrik
Endokrinologi

1. Pediatric assessment triangle


PAT=pediatric assessment
triangle
Definisi
Penilaian yang cepat dan menyeluruh dengan petunjuk visual dan auditorik. Komponen
yang diamati appearance, work of breathing, circulation to the skin.

Appearance digambarkan dengan singkatan TICLS: tone, interactiveness, consolability,


look or gaze, dan speech or cry.
Work of breathing menjelaskan status respirasi pasien, terutama derajat usaha yang
harus dilakukan anak untuk melakukan ventilasi dan mendapat oksigen. Tanda-tanda
klinis seperti suara napas abnormal (stridor, grunting, wheezing), posisi abnormal,
retraksi, atau napas cuping hidung menunjukkan ada peningkatan usaha napas.
Circulation to the skin menggambarkan perfusi umum darah ke seluruh tubuh. Dengan
mengenali perubahan warna dan perfusi kulit (pallor, sianosis, moltling), pemeriksa
dapat mengenali tanda awal syok.

Anda mungkin juga menyukai