Anda di halaman 1dari 11

INTEGRITAS DAN ETIKA IPTEKS

KELOMPOK F

Mohammad Indra Kurniawan_D041201126


Aliyya Mutmainnah Indra Prayitno_D041201116
Isti_D041201101
Armita_D041201066
Jasmarani_D041201022
Integritas IPTEKS
dalam Dunia Segitiga

Frase “dunia bersudut segitiga” merupakan konsepsi penyederhanaan dari keadaan


yang sebenarnya yang tentu saja sepanjang hal ini dapat menyingkap misteri,maka
penggunaanya dapat diperluas.Berbagai dunia segitiga lainya dapat disingkap dan
ternyata memiliki keterkaitan dengan fungsi dari masing-masing sudut dunia segitiga
Contoh Dunia
Segitiga ditinjau
dari fungsinya

Berbagai dunia segitiga dari segitiga intelektual,sensibilitas dan moralitas dapat


diturunkan dari masing- masing sudutnya menuju kanan bawah yaitu intelektualitas ke
arah sains,sensibilitas,dan moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah yaitu
intelektualitas ke arah filsafat sensibilitas ke arah estetika moralitas ke arah etika secara
mendatar sudut filsafat berkaitan langsung dengan sains estetika berkaitan langsung
dengan seni dan etika berkaitan langsung dengan teknologi.
IPTEKS PADA DIMENSI INSAN

Insan, Ikhsan, dan Iman dalam frase model segitiga pada gambar diperlihatkan adanya tiga
substansi lain yang menopang masing-masing dimensi tersebut. Substansi intelektualitas,
sensibilitas, dan moralitas yang menopang dimensi Iman dapat diturunkan dari masing-
masing sudutnya. Menuju kanan bawah, Intelektualitas kea rah sains, sensibilitas kearah
seni, moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah, yaitu intelektualitas kearah filsafat,
sensibilitas kearah estetika, moralitas kearah etika. Secara mendatar sudut filsafat berkaitan
langsung dengan sains, estetika berkaitan langsung dengan seni, dan etika berkaitan
langsung dengan teknologi. Dari hasil pengembangan ini diperoleh bahwa substansi IPTEKS
pada dimensi Insan ditopang oleh dimensi Ihsan dengan tiga substansi yaitu : filsafat, Etika,
dan estetika. Dimensi Iman juga dengan tiga substansi yaitu : intelektual, Moralitas dan
Sensibilitas.
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Berdasarkan keyakinan tentang kesatupaduan kebenaran kebaikan dan keindahan dalam pendapat untuk
menuntut ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga terbentuk kesatuan pendapat yang disebut IPTEKS.
Pertama ilmu pengetahuan bagi Al Fatabi sebagai seorang cendekiawan islam pada zaman keemasan islam
menyampaikan bahwa : ilmu yang sebernarnya bagaikan batang tubuh pengethuan yang terorganisir dengan
baik dan sebagai disiplin ilmu akan memiiki tujuan yang premis dasar dan obyek kajian serta metode ilmiah
tertentu keedua pengertian teknologi menurut Fredick fere (1988) adalah kecerdasan pengamalan praktis
dari pengetahuan tentang ketertiban alam dan manusia yang diwujudkan dlam bentuk dunia kebendaan dan
atau dunia kecerdasan.Ketiga menurut Hamka, bahwa seni yang setinggi-tingginya adalh ketika telah
berkumpul didalam nya kebenaran ,keafialan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Teori Teori Etika

01 Konsekuensialisme 02 Deontologi 03 Etika Hak


Teori ini menjawab “apa Teori ini menganut bahwa Teori ini memandang
yang harus kita lakukan”, kewajiban menentukan
dengan menentukan
dengan memandang apakah tindakannya bersifat
etis atau tidak, Suatu hak dan tuntutan moral
konsekuensi dari berbagai yang ada didalamnya,
jawaban. Ini berarti bahwa perbuatan bersifat etis, bila
memenuhi kewajiban atau selanjutnya dilema-
yang harus dianggap etis dilema ini dipecahkan
berpegang pada
adalah konsekuensi yang tanggungjawab, Jadi yang dengan hirarki hak.
membawa paling banyak paling penting adalah Yang penting dalam hal
hal yang menguntungkan, kewajiban-kewajiban atau ini adalah tuntutan
melebihi segala hal aturan-aturan, karena hanya moral seseorang yaitu
merugikan, atau yang dengan memperhatikan segi-
haknya ditanggapi
mengakibatkan kebaikan segi moralitas ini dipastikan
tidak akan menyalahkan dengan sungguh-
terbesar bagi jumlah orang sungguh.
terbesar. moral.
Problematika Etika dan Tanggung Jawab
Ilmu Pengetahuan

Kenyataan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilai yang letaknya di
luar ilmu pengetahuan , dapat diungkapkan juga dengan rumusan singkat bahwa ilmu
pengetahuan itu seharusnya bebas . Namun demikian jelaslah kiranya bahwa kebebasan yang
dituntut ilmu pengetahuan sekali-kali tidak sama dengan ketidakterikatan mutlak.Patutlah
kita menyelidiki lebih lanjut bagaimana kebebasan ini. Bila kata “kebebasan” dipakai, yang
dimaksudkan adalah dua hal: kemungkinan untuk memilih dan kemampuan atau hak subjek
bersangkutan untuk memilih sendiri. Supaya terdapat kebebasan, harus ada penentuan
sendiri dan bukan penentuan dari luar.
Etika memang tidak masuk dalam kawasan ilmu pengetahuan yang bersifat otonom, tetapi tidak
dapat disangkal ia berperan dalam perbincangan ilmu pengetahuan. Tanggungjawab etis,
merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaan ilmu pengetahuan. Dalam kaitan
hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga
keseimbangan ekosistem, bertanggungjawab pada kepentingan umum, kepentingan pada
generasi mendatang, dan bersifat universal. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah
untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia bukan untuk menghancurkan
eksistensi manusia.
Tanggungjawab etis ini bukanlah berkehendak mencampuri atau bahkan “menghancurkan”
otonomi ilmu pengetahuan, tetapi bahkan dapat sebagai umpan balik bagi pengembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri, yang sekaligus akan memperkokoh eksistensi manusia. Pada prinsipnya
ilmu pengetahuan tidak dapat dan tidak perlu dicegah perkembangannya, karena sudah jamaknya
manusia ingin lebih baik, lebih nyaman, lebih lama dalam menikmati hidupnya. Apalagi kalau
melihat kenyataan bahwa manusia sekarang hidup dalam kondisi sosio teknik yang semakin
kompleks. Khususnya ilmu pengetahuan berbentuk teknologi pada masa sekarang tidak lagi
sekedar memenuhi kebutuhan manusia, tetapi sudah sampai ke taraf memenuhi keinginan
manusia. Sehingga seolah-olah sekarang ini teknologi lah yang menguasai manusia bukan
sebaliknya.
Cara Meredam Pengaruh Negatif IPTEKS

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif IPTEKS antara lain
adalah :
a. Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan IPTEKS yang sangat cepat dengan berbagai
cara kecepatan perkembangan IPTEKS sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi
yang bersangkutan perkembangan nilai-nilai agama,hukum,dan kebijakan lebih lambat dari dari
perkembangan IPTEKS maka masalah ini harus mendapat perhatian khusus artinya lebih jauh manusia
harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin sehingga pembangunan dan pengembangan
IPTEKS selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya
antara lahiriah dan batiniah,
b. Kemampuan Memilih
Dengan semakin banyaknya kebolehan yang diakibatkan oleh IPTEKS maka timbul kesukaran dalam
memilih meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada kebolehjadian.
c. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan pembangunan akan
menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan.
Kesimpulan
1. Dengan pemahaman integritas dari sudut kata yang bermakna yang telah kita kemukakan
diatas, maka membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak peduli apa yang akan
datang kepada kita.sehingga tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan “kalau apa yang saya
katakan dan apa yang saya lakukan sama, hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku.
2. Penilaian moral diukur dari sikap manusia sebagai pelakunya, timbul pula perbedaan
penafsiran. Timbulnya dilema-dilema nurani yang mengakibatkan konflik berkembangnya ilmu
(pengetahuan) dengan moral, kemudian muncul teori etika, tetapi juga tidak bisa serta merta
menjadi pegangan untuk mempertanggungjawabkan pengambilan keputusan. Meski
demikian, teori etika memberikan kerangka analisis bagi pengembangan ilmu agar tidak
melanggar penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.
3. Pengembangan ilmu harus berpijak pada proyeksi tentang kemungkinan yang secara etis
dapat diterima oleh masyarakat atau individu-individu manusia selaku pengguna atau
penerima hasil pengembangan ilmu (teknologi). Apa yang baik dan buruk dari hasil
pengembangan ilmu harus dapat dipertanggungjawabkan pihak yang mengembangkan ilmu
(ilmuwan ataupun penemu). Sebagaimana namanya, “intuisionisme” memang tidak bisa
menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena berpijak pada intuisi.

Anda mungkin juga menyukai