Anda di halaman 1dari 27

Linda Ayu Rizka Putri, S.K.M.,M.

Sc
z
Efek samping
obat
z
Definisi Efek Samping Obat (ESO)

 DAMPAK DARI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN TERUTAMA


DAMPAKNYA YANG MERUGIKAN BAGI TUBUH PENGGUNA
OBAT
z
Tanda-tanda Gejala ESO

 Gangguan Saluran Cerna : Misal; Mual, muntah, diare

 Reaksi Kepekaan : Misal; urtikaria, erythema (kemerahan atau


ruam)

 Reaksi Kepekaan Serius/fatal : Syok anafilaksis (Hipersensitif)

 Reaksi Hematologikal : Anemia, Hipertensi

 Reaksi Jangka Panjang : Kerusakan hati & ginjal, Tukak


Lambung, Pertumbuhan Terhambat, Osteoporosis
z
FAKTOR PENYEBAB

 A. Faktor bukan obat


Faktor-faktor yang tidak berasal dari obat antara lain adalah:a)
Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,
kecenderungan untuk alergi, sikap dan kebiasaan hidup,
adanya penyakitb) Ekstrinsik di luar pasien, yakni dokter
(pemberi obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran oleh
antibiotika.
z
Adanya Kelainan atau Penyakit

 Adanya Penyakit tertentu dpt menonjolkan efek farmakologi


Obat yang pada orang normal tidak tampak Contoh :Perforasi
Tukak Lambung Akibat Aspirin Penyakit Hati --- dpt
mengganggu reaksi detoksifikasi obat Penyakit Ginjal ---
mengganggu filtrasi glomerulus– dpt mengurangi eliminasi obat
yg dieksresi lwt ginjal (Misal : Obat-obat AINS)
z
FAKTOR PENYEBAB.

Faktor obat

a) Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk


menimbulkan efek samping.

b) Pemilihan obat.

c) Cara penggunaan obat.

d) Interaksi antar obat.


z
“Kesalahan Pemberian”
Bentuk & Rute pemberian obat

  Reaksi terjadi akibat:

 Respon yg berlebihan,

 Perubahan Bioavailabilitas,

 Cara pemberian yg kurang tepat,

 Dosis yg salah,

 Lama pengobatan yang salah


z
Jenis Efek Samping Obat

 Efek samping yang dapat diperkirakan:aksi farmakologik yang


berlebihan, respons karena penghentian obat, efek samping
yang tidak berupa efek farmakologik utama, Interaksi Obat.

 Efek samping yang tidak dapat diperkirakan:reaksi alergi,


reaksi karena faktor genetic, reaksi idiosinkratik
z
Efek samping yang dapat diperkirakan

 aksi farmakologik yang berlebihan disebut juga efek toksik

 Pemakaian obat pada kelompok khusus: anak, usia lanjut,


kehamilan

 Adanya interaksi obat Terutama penggunaan obat depresansia


susunan saraf pusat, obat-obat pemacu jantung, antihipertensi
dan hipoglikemika/antidiabetika.
z
CONTOH

 Depresi respirasi pada pasien-pasien bronkitis berat yang menerima


pengobatan dengan morfin atau benzodiazepin.

 Hipotensi yang terjadi pada stroke, infark miokard atau kegagalan ginjal pada
pasien yang menerima obat antihipertensi dalam dosis terlalu tinggi.

 Bradikardia pada pasien-pasien yang menerima digoksin dalam dosis terlalu


tinggi.

 Hipoglikemia karena dosis antidiabetika terlalu tinggi.

 Perdarahan yang terjadi pada pasien yang sedang menerima pengobatan


dengan warfarin, karena secara bersamaan juga minum aspirin.
z
respons karena penghentian obat

 Gejala penghentian obat (= gejala putus obat, withdrawal


syndrome) adalah munculnya kembali gejala penyakit semula
atau reaksi pembalikan terhadap efek farmakologik obat, karena
penghentian pengobatan.

CONTOH

 hipertensi berat dan gejala aktivitas simpatetik yang berlebihan


karena penghentian terapi klonidin,

 gejala putus obat karena narkotika,


z
efek samping yang tidak berupa efek farmakologik
utama

 Iritasi lambung yang menyebabkan keluhan pedih, mual dan


muntah pada obat-obat kortikosteroid oral, analgetika-
antipiretika, teofilin, eritromisin, rifampisin, dll.

 Rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian antihistaminika


untuk anti mabok perjalanan (motion sickness).

 Efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut tidak


boleh diberikan pada wanita hamil
z
INTERAKSI OBAT

Terjadi akibat interaksi lbh dari satu macam


obat yg diberikan pd saat yg sama

 Efek obat dpt bertambah (sinergisme)

 Efek obat dpt berkurang (Antagonisme)


z
Interaksi farmasetik atau
Inkompatibilitas

Terjadi diluar tubuh (sebelum obat diberikan)

Terjadi pada obat yg inkompatibel

Mengakibatkan inaktivasi obat

Menyebabkan interaksi langsung secara fisik atau kimiawi


(terbentuk endapan atau perubahan warna), Contoh :

 Amfoterisin B mengendap dlm larutan Ringer

 Penisiline G dicampur vitamin C-- Inaktivasi


z
Interaksi Farmakokinetika

 Terjadi bila salah satu obat mempengaruhi proses-proses


Farmakokinetika “ADME” obat lainnya

 Dapat meningkatkan atau menurunkan kadar plasma obat lain

 Terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat


z
Macam Interaksi Farmakokinetika

 INTERAKSI ABSORPSI

 INTERAKSI DISTRIBUSI

 INTERAKSI METABOLISME

 INTERAKSI EKRESI
z
 INTERAKSI ABSORPSI Interaksi
langsung Perubahan pH saluran cerna
z
Perubahan waktu pengosongan
lambung
z
z
z
Interaksi Farmakodinamika

Bila dua obat berkompetisi terhadap reseptor yang sama sehingga


mengakibatkan perubahan respon pasien terhadap terapi obat
z
Efek samping yang tidak dapat diperkirakan

 reaksi alergi

 reaksi karena faktor genetic

 reaksi idiosinkrosi
z
REAKSI ALERGI (HIPERSENSITIVITAS)

 Akibat reaksi Imunologi dalam tubuh

 Dpt timbul pd dosis kecil

 Pada pemberian ulang dpt memberikan reaksi yg sama

 Bentuk Reaksi yg sering : Kemerahan pd kulit, edema,


anafilaksis, asma.Contoh :reaksi alergi akut karena penisilin
(reaksi imunologik),
z
z
REAKSI IDIOSINKROSIIstilah

 idiosinkratik digunakan untuk menunjukkan suatu kejadian efek


samping yang tidak lazim, tidak diharapkan atau aneh, yang
tidak dapat diterangkan atau diperkirakan mengapa bisa terjadi.
z
CONTOH

 Kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetika


secara serampangan.

 Kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka


lama tanpa pemberian progestogen sama sekali.

 Obat-obat imunosupresi dapat memacu terjadinya tumor limfoid.

 Preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan


sarkomata pada tempat penyuntikan.

 Kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang


pernah menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya.
z
Cara Pencegahan & Mengatasi ESO

 Pengobatan Rasional

 Gunakan Obat yg sudah dikenal keamananya

 Bagi yg memiliki riwayat Alergi (Hipersensitif) Hindari Penggunaan Berikutnya

 Jangan gunakan Obat jika Jelas KONTRA INDIKASI

 Wanita Hamil : “jangan gunakan Obat Kecuali benar-benar dibutuhkan”—


Pertimbangkan Manfaat Resiko!!!Penggunaan Obat lbh dari satu yg sudah diketahui dpt
BerINTERAKSI, atur cara pemberian ”

 Pemberian diberi jarak waktu minimal 2 jam

 ”Pencegahan interaksi “ tanyakan pd pasien apakah sedang mengkonsumsi obat lain


(Self Medication)

Anda mungkin juga menyukai