Ruang Lingkup Tauhid

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

RUANG LINGKUP

TAUHID

KHOIRI, S.Th.I, M.Pd.I


Pengertian Tauhid
Kata “tauhid” (arab: ‫)ت وحيد‬, secara bahasa, adalah
kata benda (nomina) yang berasal dari perubahan
kata kerja wahhada–yuwahhidu(arab: ‫)وح د – ي وحد‬,
yang bermakna ‘menunggalkan sesuatu’.
Sedangkan berdasarkan pengertian syariat, “tauhid”
bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang
menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu
meliputi perkara rububiyah (arab: ‫)ا لربوبية‬,
uluhiyah(arab: ‫)ا أللوهية‬, dan asma’ wa shifat (arab:
‫)ا ألسماء وا لصفات‬.[1]
Tauhid Rububiyah
 Mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam
hal perbuatan-Nya, seperti: mencipta,
memberi rezeki, menghidupkan dan
mematikan, mendatangkan bahaya, memberi
manfaat, dan perbuatan lain yang merupakan
perbuatan-perbuatan khusus Allahsubhanahu
wa ta’ala. Seorang muslim haruslah meyakini
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak
memiliki sekutu dalam rububiyah-Nya.
Tauhid Uluhiyah
 Mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala
dalam jenis-jenis peribadahan yang telah
disyariatkan, seperti: salat, puasa, zakat,
haji, doa, nazar, menyembelih, rasa
harap, cemas, takut, dan jenis ibadah
lainnya. Mengesakan Allah subhanahu
wa ta’ala dalam hal-hal tersebut
dinamakan “tauhid uluhiyah”.
Tauhid Asma’ Wa Sifat
 Menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk
Allah subhanahu wa ta’ala, sesuai dengan yang
telah ditetapkan oleh Allah untuk diri-Nya
maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta meniadakan
kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang
ditiadakan oleh Allah terhadap diri-Nya, dan
segala yang ditiadakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam(terhadap diri Allah).
Inti Tauhid
 Muhammad bin Abdullah Al-Habdan menjelaskan
bahwa tauhid itu hanya akan terwujud dengan
memadukan antara kedua pilar ajaran tauhid, yaitu
penolakan (nafyu, arab:‫ )ا لنفي‬dan penetapan (itsbat,
arab:‫)ا إلثبات‬. “La ilaha” adalah penafian/penolakan,
maksudnya: kita menolak segala sesembahan selain
Allah. Sedangkan “illallah” adalah
itsbat/penetapan, maksudnya: kita menetapkan
bahwa Allah saja yang berhak disembah.
Konsekwensi

 Manakala seseorang meyakini bahwasanya


hanya Dia (Allah subhanahu wata’ala) yang
memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang maha
sempurna, maka itu mengharuskan dia untuk
mengimani tauhid uluhiyah. Mengharuskan dia
untuk menyerahkan segenap ibadahnya kepada
Allah subhanahu wata’ala.
Tidak Bisa Meninggalkan Salah Satunya

 Tauhid rububiyah semata belum cukup untuk


menyelamatkan seseorang dari status musyrik dan belum
cukup untuk menyelamatkan seseorang dari adzab Allah
kelak di akhirat. Untuk selamat di akhirat dia seseorang
harus beriman dengan tauhid uluhiyah. Manakala dia
beriman kepada tauhid rububiyah dan tauhid asma wa sifat
saja namun dia masih mempersembahkan ibadah kepada
selain Allah subhanahu wa ta’ala maka dia belum disebut
sebagai orang yang bertauhid atau orang yang beriman
sepenuhnya dengan laa ilaaha illallaah.
  
Tugas Seluruh Rosul
‫هَّللا‬ ‫وا‬‫د‬ُ ‫ب‬
ُ ْ‫اع‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫اًل‬ ‫ُو‬
‫س‬ ‫ر‬
َ ٍ
‫ة‬ ‫م‬
َّ ُ ‫َو َل َق ْد َب َع ْث َنا ِفي ُك ِّل أ‬
َ ِ
َ ‫الطا ُغ‬
‫وت‬ َّ ‫َواجْ َت ِنبُوا‬
Dan sungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu”
(An-Nahl: 36).

Anda mungkin juga menyukai