Anda di halaman 1dari 7

Peninggalan Kerajaan Pajang

Tidak seperti halnya kerajaan lainnya yang pernah berjaya di nusantara, Kerajaan Pajang
meninggalkan peradaban jejaknya hanya sedikit. Hal ini di buktikan dengan umur kerajaan yang
relatif singkat.

Dibawah ini beberapa peninggalan-peninggalan kerajaan pajang yaitu :

1. Masjid Laweyan

Masjid Laweyan merupakan masjid peninggalan kerajaan Pajang yang hanya bisa ditemukan di
Kampung Batik, Laweyan, Solo. Masjid itu dibangun pada tahun 1546 oleh raja pajang pertama.

Menurut beragam sumber, masjid ini mulanya adalah sebuah pura tempat ibadah kaum Hindu di
Pajang. Karena keakraban Ki Ageng Henis dengan raja Hindu setempat, pura Laweyan itu
kemudian dirubah  menjadi masjid untuk melayani peribadahan umat Islam Laweyan. Maka dari
itu, masjid Laweyan juga sering disebut masjid Ki Ageng Henis.
2. Makam Para Bangsawan

makam bangsawan

Di sekitar pelataran Masjid Lawean terdapat sebuah kompleks pemakaman kaum bangsawan
Kerajaan Pajang. Kompleks pemakaman itu ada 20 makam dan salah satunya merupakan makam
Ki Ageng Henis, beliau adalah salah satu pendiri Kerajaan Pajang. Makam-makam tersebut
sering di hampiri para wisatawan ataupun orang yang berkunjung ke masjid Laweyan sesudah
menunaikan ibadah

3. Bandar Kabanaran
Bandar Kabanaran adalah tempat perdagangan yang terletak di tepi sungai Begawan Solo. Pada
zaman kekuasaan Kerajaan Pajang, bandar ini di pakai sebagai jalur penghubung lalu lintas
perdagangan dari Jawa ke bandar besar Nusupan.

Beberapa para ahli megatakan bahwa selain untuk tempat perdagangan, bandar itu juga di
gunakan sebagai tempat dakwah dan penyebaran Islam sekitar pajang. namun demikian, bandar
itu sekarang tidak begitu menjadi pusat perhatian dikarenakan sedikitnya hal-hal yang unik.

4. Pasar Laweyan
Tidak jauh dari Bandar Kabanaran ada sebuah pasar yang di namai Pasar Laweyan. Pasar itu
dahulu kala merupakan pendorong utama kegiatan perdagangan di Bandar Kabanaran. Hingga
sampai kini, pasar Laweyan masih di pakai masyarakat untuk melakukan transaksi perdagangan.
Namun demikian, tidak ada sisa benda bersejarah yang menceritakan bagaimana sejarah
peradaban bangunan pasar itu di bangun.

5. Kesenian Batik
Kerajaan pajang pada masa lampau juga mewariskan kesenian batik tulis. Batik yang selama ini
di kenal oleh masyarakat. ternyata sejarah awalnya pembuatan batik pertama kali yang membuat
adalah masyarakat laweyan saat masa kerajaan pajang.

Meskipun kesenian batik Laweyan pernah pudar karena perkembangan batik printing yakni pada
tahun 1980. namun kini ke populeran kain batik tulis ini kembali naik daun berkat minat
masyarakat yang semakin besar terhadap kain batik tulis ini.
Keruntuhan Kerajaan Pajang
A . Kehidupan Segi politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara antara Pangeran
Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen (adik Trenggono) dan
dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima
kematian ayahnya. Kemudian Aryo Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya.
Pangeran Prawoto mempunyai putra benama Arya Pangiri.
Dengan bantuan Joko Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian
ayahnya. Kemudian Joko Tingkir naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang
pada 1552. Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri dan mendapat
pengakuan pea adipati di Jawa.(Budiyanto, 2012).
Saat itu Demak hanya sebagai daerah kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara
pengikut Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan. Kyai ini diberi hadiah
tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta). Kyai Gede Pemanahan dianggap
sebagai perintis berdirinya kerajaan Mataram Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada
1575 dan diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan
digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian Pangeran Benowo
disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan Pajang kemudian diperintah
Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat sehingga timbul perlawanan yang dipimpin
Pangeran Benowo yang dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya menjadi raja pertama di
Kerajaan Mataram.
B. Segi ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini menitik beratkan mata
pencarianya dari pertanian dengan hasil utamanya beras.
C. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal
D.   Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
Sepulang dari perang, Hadiwijaya atau jaka tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu pangeran benawa dan arya pangir
siebagai raja selanjutnyaarya pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik takhta tahun
1583.Pemerintahan arya pangiri  hanya disibukkan dengan usaha balas dendam
terhadap mataram Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuatpangeran benawa yang
sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin.Pada tahun 1586 pangeran benawa bersekutu
dengan sutawijaya menyerbu Pajang.
Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya memerangi Hadiwijaya, namun pangeran benawa
tetap menganggapnya sebagai saudara tua. Perang antara Pajang melawan aramMatdan Jipang
berakhir dengan kekalahan Arya pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaituDemak.
pangeran benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan pangeran benawa
berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun
dijadikan sebagai negeri bawahan mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak
Baning, adik. sutawijaya sendiri mendirikan kerajaan mataram, di mana ia sebagai raja pertama
bergelar panembahan senopati.

Anda mungkin juga menyukai