INDONESIA
SKI XII/GANJIL
Samudra pasai
Daerah sumatra
Aceh Darussalam
Kerajaan
Mataram
Kerajaan Demak
Daerah jawa Kerajaan Banten
Kerajaan Pajang
Kerajaan
Kerajaan Cirebon
islam di
Indonesia Kerajaan Banjar
Daerah
Kalimantan
Kerajaan Kutai
Aceh mencapai zaman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-
1936). Ia adalah orang yang cerdas dan pemeluk Islam yang taaat. Pada masa
pemerintahannya, wilayah Aceh semakin luas, yaitu membentangi di pesisir Barat Sumatra
sampai Bengkulu dan di pesisir Timur Sumatra sampai Siak. Bahkan, beberapa daerah di
Semenanjung Malaya seperti Johor, Kedah, Pahang, dan Patani (Thailand) berhasil
dikuasai.
Iskandar Muda bersikap anti penjajah. Ia bercita-cita dapat mengusir Portugis dari Malaka.
Oleh sebab itu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Contoh,
tahun 1629, ia melakukan serangan besar-besaran terhadap Portugis. Portugis pun ikut
menyerang dan berusaha menguasai Aceh, namun selalu dapat dipukul mundur oleh
tentara Aceh.
3. Kerajaan Demak
Pada akhir abad XV, Raden Patah, murid Sunan Bonang
memaklumatkan berdirinya Kerajaan Islam Demak, lepas dari
Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam
pertama di Jawa. Raden Patah diakui sebagai raja pertama Demak
dan mendapat gelar Sultan.
Demak mengembangkan dakwah ke arah timur dan luar Jawa.
Bahkan pengaruhnya dirasakan sampai kesultanan Banjar di
Kalimatan.
Letak muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah
Tahun berdiri abad ke-16 M
Raja Raden Patah, Pati Unus (1507-1524) , Trenggono
(1524-1546)
Peninggalan Masjid Agung Demak , Pintu Bledeg, Piring Campa,
Bedug dan kentongan, Soko Tatal tiang Masjid Agung
Demak, Dampar Kencono
4. Kerajaan Pajang
Merupakan kerajaan yang berdiri setelah melemahnya Demak. Kerajaan ini
membawa pengaruh ekonomi yang baik, hasil-hasil pertanian semakin
meningkat. Dalam penyebaran islam, Pajang membawa islam berkembang
di daerah pedalaman.
Letak
Pendiri dan tahun berdiri 1568
Raja-raja Jaka Tingkir , Arya Pangiri, Pangeran benawa
Peninggalan Masjid Lawean, Makam Para Bangsawan, Bandar
Kabanaran, Pasar Laweyan
5. Kerajaan Mataram
Wilayah Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan kepada Ki Ageng Pemanahan
oleh Sultan Pajang. Karena berhasil membunuh Arya Penangsang.
Kerajaan ini meneruskan perluasan islam yang dilakukan Demak.
Letak Mentaok (Bagian timur Yogyakarta)
Pendiri dan tahun berdiri Sultan Adiwijaya
Raja-raja Sutawijaya, Mas Jolang, Mas Rangsang
Peninggalan Sumber- Sumber Berita (Babad Tanah Djawi, Babad
Meinsma, Serat Kandha) , Seni dan Tradisi (Sastra
Ghending karya Sultan Agung, Tahun Saka) ,
Kerajinan Perak, Kalang Obong, KUE KIPO,
Pertapaan Kembang Lampir.
6. Kerajaan Cirebon
Fatahillah berhasil merebut Cirebon dari kekuasaan Kerajaan Hindu
Pajajaran. Sebagai penghargaan dari Sultan Trenggono, Cirebon diserahkan
kepada Fatahillah yang kemudian diserahkan kepada putranya, Pangeran
Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Fatahillah kemudian menetap di
Cirebon untuk mengendalikan pemerintahan dan menyebarkan Islam.
Letak Cirebon, Jawa Barat
Pendiri dan tahun berdiri Pangeran Cakrabuana/Pangeran Kian Santang (1526)
Raja-raja Pangeran Cakrabuana, Fatahillah ( 1568 – 1570 ),
Pangeran Emas / Panembahan Ratu I ( 1570 – 1649 ),
Pangeran Rasmi/Pangeran Karim,
Peninggalan Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Gua
Sunyaragi
7. Kerajaan Banten
Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian
melepaskan diri dari Demak. Pada pertengahan abad ke-16, Banten
bukan hanya sebagai pelabuhan dagang, tapi juga telah tumbuh sebagai
kerajaan. Kekuatan politik yang merintis berdirinya Banten terdiri dari
Demak, Cirebon, dan Banten dengan Sunan Gunung Jati
Letak Banten, Jawa Barat
Pendiri dan tahun fatahillah atau Syarif Hidayatulah ( Sunan Gunung
berdiri Jati) Tahun 1526
Raja-raja Maulana Hasanuddin, Maulana Yusuf, Maulana
Muhammad, Pangeran Ratu, Abu al-Ma’ali Ahmad,
Ageng Tirtayasa, Sultan Haji, Abu Fadhl
Muhammad Yahya, Abul Mahasin Muhammad Zainul
Abidin, Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin ,
Ratu Syarifah Fatimah, Arif Zainul Asyiqin al-
Qadiri, Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Abul
Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin , Abul
Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin,
Peninggalan masjid Agung
Muhammad binBanten, meriam
Muhammad Ki Amok,
Muhyiddin dan gapura
Zainussalihin
sebagai pintu gerbang di Kerajaan Banten
8. Kerajaan Banjar
Banjarmasin semula merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Nagaradaha.
Kerajaan Nagaradaha terletak di pedalaman Kalimantan. Ibu kotanya di Muarabahan atau
Marabahan. Dengan bantuna Kerajaan Demak Bintoro, adipati Banjarmasin bernama Raden
Samudra dapat menaklukkan Kerajaan Nagaradaha. Maka berdirilah Kerajaan Banjar,
dengan raja pertamanya Raden Samudra. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan
Suryanullah.
Letak Banjarmasin, kalimantan selatan
Pendiri dan tahun berdiri 1526 Sultan Suryanullah
Raja-raja Sultan Suryanullah, Sultan Rahmatullah, Sultan Hidayatullah I,
Sultan Mustain Billah, Sultan Inayatullah, Sultan Saidullah,
Sultan Ri'ayatullah, Sultan Amrullah Bagus Kasuma, Sultan
Agung , Sultan Amarullah Bagus Kasuma , Sultan Tahmidullah
I, Panembahan Kasuma Dilaga, Sultan il-Hamidullah, Sultan
Tamjidullah I, Muhammad Aliuddin Aminullah, Sunan Nata
Alam, Sultan Sulaiman al-Mutamidullah, Sultan Adam Al-
Watsiq Billah, Sultan Tamjidullah II, Sultan Hidayatullah
Halilillah, Pangeran Antasari, Sultan Muhammad Seman, Sultan
Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah
Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu
tidak berlangsung selamanya. Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku,
kedua kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara kedua kerajaan tersebut
terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan
Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang
masuk Maluku pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.
Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik
kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Babullah (1570-1583).
Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan
itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore. Sultan Khairun juga berhasil
memperluas daerah kekuasaan Ternate sampai ke Filipina.
11. Kerajaan Gowa - Tallo
Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerajaan yakni
Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia,
menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi
perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di
Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena
posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan
Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-
rempah.