Anda di halaman 1dari 16

KERAJAAN ISLAM DI

INDONESIA

SKI XII/GANJIL
Samudra pasai
Daerah sumatra

Aceh Darussalam
Kerajaan
Mataram
Kerajaan Demak
Daerah jawa Kerajaan Banten
Kerajaan Pajang
Kerajaan
Kerajaan Cirebon
islam di
Indonesia Kerajaan Banjar
Daerah
Kalimantan
Kerajaan Kutai

Daerah Maluku Kerajaan Ternate


- Tidore

Daerah Sulawesi Kerajaan Goa-


Tallo
1. Samudra Pasai
Merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia. Berangkat dari
kemajuan islam di kerajaan ini, kemudian ajaran islam tersebar ke
berbagai wilayah Aceh, Pariaman, Minangkabau, sepanjang pesisir
utara dan selatan pulau sumatra bahkan sampai ke Jawa. Orang-orang
sumatra yang gemar merantau telah mendakwahkan islam sampai ke
Kalimantan dan Sulawesi.
Letak Lhoksumawe, Aceh Utara
Tahun berdiri 1267 M oleh Malik As sholeh
Raja-raja Malik Al-Shaleh (1267-1297) , Muhammad Malik az-Zahir (1297-1326),
Mahmud Malik az-Zahir (1326-1345) , Ahmad Malik az-Zahir (1345-
1383) , Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1383-1405) , Sultanah Nahrasiyah
(1405-1412) , Sultan Sallah ad-Din (1405-1412) , Abu Zaid Malik az-
Zahir(1412-1455) , Sultan Mahmud Malik az-Zahir II (1455-1477) ,
Sultan Zainal Abidin ibn Mahmud Malik az-Zahir II (1477-1500) , Sultan
Abdullah Malik az-Zahir (1501-1513) , Sultan Zainal Abidin III (1513-
1521)
keruntuhan Karena serangan portugal
Peninggalan mata uang emas dan makam Raja Malik Al Saleh di Gedong Aceh Utara
 Catatan dan peristiwa penting :
1.Malik as-Saleh (Marah Silu) : Hikayat Raja-raja Pasai dan
makam raja
2.Muhammad Malik az-Zahir : koin emas mulai diperkenalkan
3.Mahmud Malik az-Zahir: Dikunjungi Ibnu Batutah
4.Ahmad Malik az-Zahir: diserang majapahit
5.Zain al-Abidin Malik az-Zahir : Dikunjungi Cheng Ho
6.Abu Zaid Malik az-Zahir : Mengirim utusan ke Cina
7.Sultan Zain al-Abidin III : penaklukan oleh portugal
8.Sultanah Nahrasiyah merupakan raja perempuan
2. Aceh Darussalam
Letak Aceh Besar (Banda Aceh)
Tahun berdiri 1204 M
Raja Sultan Ali Muhayat Syah atau Sultan Ibrahim, Sultan
Salahudin, Sultan Alaudin Riyad Syah, Sultan Hasyim, Sultan
Zainal Abidin, Sultan Alaudin Mansyur Syah, Sultan Ali
Ri'ayat Syah II, Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
Peninggalan Taman Sari Gunongan, Masjid Tua Indrapuri, Benteng
Indrapatra, Meriam Kesultanan Aceh, Hikayat Prang Sabi

Aceh mencapai zaman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-
1936). Ia adalah orang yang cerdas dan pemeluk Islam yang taaat. Pada masa
pemerintahannya, wilayah Aceh semakin luas, yaitu membentangi di pesisir Barat Sumatra
sampai Bengkulu dan di pesisir Timur Sumatra sampai Siak. Bahkan, beberapa daerah di
Semenanjung Malaya seperti Johor, Kedah, Pahang, dan Patani (Thailand) berhasil
dikuasai.
Iskandar Muda bersikap anti penjajah. Ia bercita-cita dapat mengusir Portugis dari Malaka.
Oleh sebab itu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Contoh,
tahun 1629, ia melakukan serangan besar-besaran terhadap Portugis. Portugis pun ikut
menyerang dan berusaha menguasai Aceh, namun selalu dapat dipukul mundur oleh
tentara Aceh.
 
3. Kerajaan Demak
Pada akhir abad XV, Raden Patah, murid Sunan Bonang
memaklumatkan berdirinya Kerajaan Islam Demak, lepas dari
Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam
pertama di Jawa. Raden Patah diakui sebagai raja pertama Demak
dan mendapat gelar Sultan.
Demak mengembangkan dakwah ke arah timur dan luar Jawa.
Bahkan pengaruhnya dirasakan sampai kesultanan Banjar di
Kalimatan.
Letak muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah
Tahun berdiri abad ke-16 M
Raja Raden Patah, Pati Unus (1507-1524) , Trenggono
(1524-1546)
Peninggalan Masjid Agung Demak , Pintu Bledeg, Piring Campa,
Bedug dan kentongan, Soko Tatal tiang Masjid Agung
Demak, Dampar Kencono
4. Kerajaan Pajang
Merupakan kerajaan yang berdiri setelah melemahnya Demak. Kerajaan ini
membawa pengaruh ekonomi yang baik, hasil-hasil pertanian semakin
meningkat. Dalam penyebaran islam, Pajang membawa islam berkembang
di daerah pedalaman.

Letak
Pendiri dan tahun berdiri 1568
Raja-raja Jaka Tingkir , Arya Pangiri, Pangeran benawa
Peninggalan Masjid Lawean, Makam Para Bangsawan, Bandar
Kabanaran, Pasar Laweyan
5. Kerajaan Mataram
Wilayah Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan kepada Ki Ageng Pemanahan
oleh Sultan Pajang. Karena berhasil membunuh Arya Penangsang.
Kerajaan ini meneruskan perluasan islam yang dilakukan Demak.
Letak Mentaok (Bagian timur Yogyakarta)
Pendiri dan tahun berdiri Sultan Adiwijaya
Raja-raja Sutawijaya, Mas Jolang, Mas Rangsang
Peninggalan Sumber- Sumber Berita (Babad Tanah Djawi, Babad
Meinsma, Serat Kandha) , Seni dan Tradisi (Sastra
Ghending karya Sultan Agung, Tahun Saka) ,
Kerajinan Perak, Kalang Obong, KUE KIPO,
Pertapaan Kembang Lampir.
6. Kerajaan Cirebon
Fatahillah berhasil merebut Cirebon dari kekuasaan Kerajaan Hindu
Pajajaran. Sebagai penghargaan dari Sultan Trenggono, Cirebon diserahkan
kepada Fatahillah yang kemudian diserahkan kepada putranya, Pangeran
Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Fatahillah kemudian menetap di
Cirebon untuk mengendalikan pemerintahan dan menyebarkan Islam.
Letak Cirebon, Jawa Barat
Pendiri dan tahun berdiri Pangeran Cakrabuana/Pangeran Kian Santang (1526)
Raja-raja Pangeran Cakrabuana, Fatahillah ( 1568 – 1570 ),
Pangeran Emas / Panembahan Ratu I ( 1570 – 1649 ),
Pangeran Rasmi/Pangeran Karim,
Peninggalan Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Gua
Sunyaragi
7. Kerajaan Banten
Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian
melepaskan diri dari Demak. Pada pertengahan abad ke-16, Banten
bukan hanya sebagai pelabuhan dagang, tapi juga telah tumbuh sebagai
kerajaan. Kekuatan politik yang merintis berdirinya Banten terdiri dari
Demak, Cirebon, dan Banten dengan Sunan Gunung Jati
Letak Banten, Jawa Barat
Pendiri dan tahun fatahillah atau Syarif Hidayatulah ( Sunan Gunung
berdiri Jati) Tahun 1526
Raja-raja Maulana Hasanuddin, Maulana Yusuf, Maulana
Muhammad, Pangeran Ratu, Abu al-Ma’ali Ahmad,
Ageng Tirtayasa, Sultan Haji, Abu Fadhl
Muhammad Yahya, Abul Mahasin Muhammad Zainul
Abidin, Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin ,
Ratu Syarifah Fatimah, Arif Zainul Asyiqin al-
Qadiri, Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Abul
Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin , Abul
Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin,
Peninggalan masjid Agung
Muhammad binBanten, meriam
Muhammad Ki Amok,
Muhyiddin dan gapura
Zainussalihin
sebagai pintu gerbang di Kerajaan Banten
8. Kerajaan Banjar
Banjarmasin semula merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Nagaradaha.
Kerajaan Nagaradaha terletak di pedalaman Kalimantan. Ibu kotanya di Muarabahan atau
Marabahan. Dengan bantuna Kerajaan Demak Bintoro, adipati Banjarmasin bernama Raden
Samudra dapat menaklukkan Kerajaan Nagaradaha. Maka berdirilah Kerajaan Banjar,
dengan raja pertamanya Raden Samudra. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan
Suryanullah.
Letak Banjarmasin, kalimantan selatan
Pendiri dan tahun berdiri 1526 Sultan Suryanullah
Raja-raja Sultan Suryanullah, Sultan Rahmatullah, Sultan Hidayatullah I,
Sultan Mustain Billah, Sultan Inayatullah, Sultan Saidullah,
Sultan Ri'ayatullah, Sultan Amrullah Bagus Kasuma, Sultan
Agung , Sultan Amarullah Bagus Kasuma , Sultan Tahmidullah
I, Panembahan Kasuma Dilaga, Sultan il-Hamidullah, Sultan
Tamjidullah I, Muhammad Aliuddin Aminullah, Sunan Nata
Alam, Sultan Sulaiman al-Mutamidullah, Sultan Adam Al-
Watsiq Billah, Sultan Tamjidullah II, Sultan Hidayatullah
Halilillah, Pangeran Antasari, Sultan Muhammad Seman, Sultan
Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah

Peninggalan Candi AgungAmunta, Mesjid Sultan Suriansyah


9. Kerajaan Kutai
kerajaan kutai Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak
hindu yang terletak di muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu
Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama kerajaan ini
disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah
Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada
yang menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai
mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah
Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir
manguasai sebagian wilayah Kalimantan.
Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji
Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.
Pada abad ke-16, Kerajaan Kutai Kartanegara dibawah pimpinan raja Aji
Pangeran Sinum Panji Mendapa berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai yang
terletak di Muara Kaman. Raja Kutai Kartanegara pun kemudian menamakan
kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai
peleburan antara dua kerajaan tersebut.
Pada abad ke-17, agama Islam yang disebarkan Tuan Tunggang Parangan
diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin
Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Setelah beberapa puluh tahun, sebutan Raja
diganti dengan sebutan Sultan. Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778)
merupakan sultan Kutai Kartanegara pertama yang menggunakan nama
Islami. Dan kemudian sebutan kerajaan pun berganti menjadi Kesultanan
Kutai Kartanegara ing Martadipura

Peninggalan : ketopong sultan kutai, kalung ciwa, kalung uncal, kua-kura


mas, pedang sultan kutai, tali juwita, keris bukit kang, kelambu kuning.
10. Kerajaan Ternate – Tidore
Letak di Semenanjung Sulawesi Selatan
Pendiri dan tahun berdiri Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 (ternate)
Sultan Mansur abad ke 15 (tidore)
Raja-raja Zainal Bidin, sultan Bayanullah, Hidayatullah,Abu
hayyat,tabariji khairun jamil,Babullah datu syah.
Peninggalan Kompleks Istana, Masjid dan Makam Kesultanan
Ternate, Kompleks Makam di Bukit Foramadyahe,
Koleksi museum Kesultanan Ternate

Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu
tidak berlangsung selamanya. Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku,
kedua kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara kedua kerajaan tersebut
terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan
Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang
masuk Maluku pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.
Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik
kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Babullah (1570-1583).
Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan
itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore. Sultan Khairun juga berhasil
memperluas daerah kekuasaan Ternate sampai ke Filipina.
11. Kerajaan Gowa - Tallo
Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerajaan yakni
Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia,
menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi
perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di
Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena
posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan
Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-
rempah.

Letak Bate Salapang (Sembilan Bendera)


Pendiri dan tahun berdiri Abad ke -16
Raja-raja Sultan Alauddin, Sultan Muhammad Said, Sultan
Hasanuddin
Peninggalan Fort Rotterdam, Masjid Katangka , dan kompleks
makam raja Gowa Tallo
Awalnya Upaya penyebaran agama Islam dari Jawa ke Makassar tidak banyak
membawa hasil.Demikian pula usaha Sultan Baabullah dari Ternate yang
mendorong penguasa Gowa-Tallo agar memeluk agama Islam. Islam baru dapat
berpijak kuat di Makassar berkat upaya Datok Ribandang dari Minangkabau
Pada tahun 1650, Penguasa Gowa dan Tallo memeluk agama Islam

Anda mungkin juga menyukai