Anda di halaman 1dari 4

Kerajaan

Pajang
KELOMPOK 5
Berdirinya Kerjaan Pajang
Babad Banten menyebutkan bahwa keturunan Sultan Pajang berasal dari Pengging, kerajaan kuno di Boyolali
yang dipimpin oleh Andayaningrat. Andayaningrat, yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo,
konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit.

Meski Majapahit ditaklukkan orang-orang Islam pada 1625, Pengging masih berdaulat hingga di bawah
pemerintahan Kebo Kenanga, yang bergelar Ki Angeng Pengging.

Ketika Ki Angeng Pengging wafat karena dibunuh oleh Sunan Kudus, ia meninggalkan seorang putra bernama
Mas Karebet, yang diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir.

Mas Karebet atau lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir justru memutuskan untuk mengabdi pada Kesultanan
Demak. Kesultanan Demak kemudian mengutus Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang sekaligus menjadi raja
pertamanya dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

Saat Kesultanan Demak mengalami kemunduran dan diserang Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya maju untuk
menghadapinya. Hadiwijaya berhasil membunuh Arya Penangsang dan menjadi pewaris takhta Kesultanan
Demak dan memindahkan ibu kotanya ke Pajang. Dengan begitu, Kerajaan Pajang resmi berdiri pada 1568 M.
Masa kejayaan Kerajaan Pajang
Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya
berkuasa selama 15 tahun.

Selama memerintah, ia berhasil mengantarkan Pajang mencapai puncak


kejayaan

Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang mencapai Madiun, Blora, dan


Kediri. Selain itu, Pajang adalah kerajaan bersifat agraris yang
mengalami kemajuan pesat di bidang pertanian.

Hal ini didukung oleh letaknya yang berada di dataran rendah yang
mempertemukan Sungai Pepe dan Dengkeng, sehingga menjadi lumbung
beras utama di Pulau Jawa.
KEMUNDURAN KERJAAN PAJANG
meletus perang Pajang dan Mataram. Sepulang dari pertempuran, Sultan
Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.

Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran


karena terjadi perebutan takhta. Putra Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benawa,
dan menantunya yang bernama Arya Pangiri saling bersaing untuk menjadi
raja.

Arya Pangiri berhasil naik takhta pada 1583, sedangkan Pangeran Benawa
tersingkir ke Jipang.

Namun selama pemerintahannya, Arya Pangiri hanya disibukkan dengan


usaha balas dendam terhadap Mataram, sementara kehidupan rakyatnya
terabaikan.

Hal itu membuat Pangeran Benawa merasa prihatin dan melancarkan


serangan pada 1586, dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram. Dalam serangan
itu, Arya Pangiri kalah dan dipulangkan ke Demak. Sementara Pangeran
Benawa dinobatkan sebagai raja Kerajaan Pajang ketiga.

Anda mungkin juga menyukai