Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh Sultan Adiwijaya atau Jaka
Tingkir pada tahun 1568 sampai tahun 1587 yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan
Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal batas-batas fondasinya saja,
berada di perbatasan Kelurahan Pajang, kota Solo dan desa Makamhaji, Karatsura, Sukoharjo.
Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Terjadi
persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri
sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik
takhta tahun 1583. Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha
balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu
membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada
tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
Meskipun pada tahun 1582 Sutawijaya memerangi Sultan Hadiwijaya, namun
Pangeran Benawa tetap menganggapnya sebagai saudara tua. Perang antara
Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia
dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi
raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587.
Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan
sebagai negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran
Gagak Baning, adik Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram
di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.
1. Masjid Laweyan.
Masjid Laweyan di bangun
sekitar tahun 1546,masjid ini
didirikan oleh djoko tingkir di
kerajaan pajang. Masjid ini di
bangun dengan unsur tradisional
jawa,eropa,cina dan islam.