Anda di halaman 1dari 2

KERAJAAN DEMAK

Kerajaan Demak atau Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.
Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah. Kerajaan Demak
terletak di daerah Demak, Jawa Tengah

Secara politik, Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. Mengakhiri


dominasi panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten berdiri
sejak abad ke-6 Masehi.

Raja raja Kerajaan Demak

Raden Patah (1500-1518 M)

Pati Unus (1518-1521 M)

Sultan Trenggana (1521-1546 M)

Sunan Prawoto (1546-1549 M)

Arya Penangsang (1549-1554 M)

Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan


penyebaran Islam di Jawa. Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak
kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggono. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke
pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum
tersentuh Islam. Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas Jambi dan Palembang di
Sumatra bagian timur.

Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggono terbunuh dalam perang


melawan Panarukan pada tahun 1546. Sunan Prawoto kemudian naik takhta menggantikannya,
tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan Arya Panangsang, yaitu penguasa Jipang yang ingin
menjadi raja Demak.

Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya
Penangsang oleh Joko Tingkir, penguasa Pajang. Joko Tingkir kemudian memindahkan
kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak
berakhir dengan didirikannya Kesultanan Pajang.
KERAJAAN PAJANG

Ketika Kerajaan Demak runtuh, Joko Tingkir menyingkirkan rajanya Arya Penangsang dan
memindahkan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang adalah sebuah
kesultanan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kesultanan Demak.

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 dan
diperkirakan terletak di Desa Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo. Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan nama Joko
Tingkir.

Raja – Raja Kerajaan Pajang

Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1568-1583 M)

Arya Pangiri atau Ngawantipura (1583-1586 M)

Pangeran Benawa atau Prabuwijaya (1586-1587 M

Kerajaan Pajang mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya
yang menjabat sebagai raja selama 15 tahun. Pada masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan
Pajang mencapai wilayah Madiun, Blora dan Kediri. Pertanian Pajang juga mengalami kemajuan
yang pesat hingga menjadi lumbung beras utama di Jawa. Hal ini didukung oleh letak wilayah
Pajang yang berada di dataran rendah.

Pada 1582 M, terjadi perang antara Pajang dan Mataram. Sepulang dari perang Sultan
Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal. Setelah masa kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, kerajaan
Pajang mengalami kemunduran. Terjadi perebutan tahta diantara putra Sultan Hadiwijaya,
Pangeran Benawa dan menantunya Arya Pangiri.

Arya Pangiri berhasil mengambil tahta raja Kerajaan Pajang pada 1583, sedangkan
Pangeran Benawa tersingkir ke wilayah Jipang. Selama masa pemerintahan Arya Pangiri,
disibukkan dengan usaha balas dendam kepada Mataram hingga rakyatnya terabaikan. Hal
tersebut membuat Pangeran Benawa prihatin dan melancarkan serangan pada 1586 yang
dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram.

Dalam serangan ke Pajang tersebut, Arya Pangiri kalah dan dikembalikan ke Demak.
Raja Kerajaan Pajang beralih ke Pangeran Benawa sebagai raja ketiga. Masa pemerintahan
Pangeran Benawa berlangsung singkat karena memilih untuk menjadi penyebar agama Islam.

Pada tahun 1587, kekuasaannya pun berakhir dan digantikan putranya. Kerajaan Pajang
atas kebijakan Sutawijaya dijadikan bawahan Mataram hingga akhirnya benar – benar berakhir
pada 1618 setelah dihancurkan oleh pasukan Sultan Agung dari Mataram

Anda mungkin juga menyukai