Anda di halaman 1dari 2

KESULTANAN PAJANG

 Kesultanan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai


kelanjutan dari Kesultanan Demak.

 Hadiwijaya (Jaka Tingkir) mewarisi tahta Demak setelah berhasil mengalahkan Arya
Penangsang dan memindahkan ibu kota Demak ke Pajang.

 Menurut cerita luhur Mataram, Jaka Tingkir adalah cucu Sunan Kalijaga dari Kadilangu.

 Masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya dari Pajang menandai mulainya zaman sejarah
Jawa yang baru, kehidupan politik berpindah dari model pemerintahan pesisir (terutama
Demak dan Surabaya) ke pedalaman.

 Peralihan kekuasaan dari Kawasan pesisir ke pedalaman kemudian merubah kehidupan


ekonomi yang mulanya maritim menjadi agraris.

 Letak Kesultanan Pajang ini sangat mirip dengan tipe kerajaan-kerajaan Hindu kuno
yang berpusat di pedalaman.

 Perpindahan ini membawa dampak politik maupun agama. Dampak politiknya adalah
mulai dimunculkan kembali bibit-bibit model politik zaman Majapahit.

 Sementara dari agama, mulai berkembang ajaran Islam akulturatif model pengging,
dengan menghidupkan upacara-upacara keagamaan yang telah ada pada era Hindu.

 Pada tahun 1581 Sultan Hadiwijaya berhasil mendapatkan pengakuan kekuasaan


sebagai raja Islam dan Sultan dari para raja di Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga
Pesisir di sebelah timur.

 Selama pemerintahan Raja Hadiwijaya di Pajang, kesusastraan dan kesenian keraton


yang bernuansa Islam, yang telah dirintis zaman Demak oleh para wali lambat laun
diserap di kalangan penduduk pedalaman Jawa Tengah.

 Setelah Raden Hadiwijaya wafat, jabatannya digantikan oleh Arya Pangiri.

 Pada masa pemerintahannya banyak tindakan-tindakan yang sangat merugikan rakyat


dan menjadikannya tidak disukai oleh rakyat.

 Salah satu putra Raden Hadiwijaya yang bernama pangeran Benawa bersektu dengan
senopati Mataram, Sutawijaya untuk menyerbu Pajang pada tahun 1588.

 Kekuasaan Kerajaan Pajang kemudian dilanjutkan oleh Pangeran Benawa dan


kekuasaan Pajang kemudian berada dalam wilayah Kesultanan Mataram.

 Diceritakan bahwa Pangeran Benawa di Pajang menjadi sultan hanya selama satu tahun
kemudian wafat, dan digantikan oleh adik Panembahan Senapati yang bernama
Pangeran Gagakbaning yang dijadikan Adipati di Pajang.

 Tidak lama kemudian Pangeran Gagakbaning meninggal dunia, dimakamkan di Mataram


dan digantikan oleh putra Pangeran Benawa bernama Raden Sida Wini (Pangeran
Benawa II).

 Pemerintahan Sida Wini kemudian runtuh akibat serangan dari pasukan Mataram Islam
di bawah pimpinan Sultan Agung karena menganggap Pajang telah memberontak.

Anda mungkin juga menyukai