Anda di halaman 1dari 28

NEMATODA pada HEWAN

Morfologi umum
• Berbentuk bulat (silindris) memanjang dari anterior ke posterior dan
pada anterior terdapat mulut.
• Tubuhnya ditutupi oleh selapis kutikula yang tidak berwarna dan
hampir transparan.
• Kutikula dihasilkan oleh hipodermis yang berada dibawahnya.
Organ-organ internalnya berbentuk filamen dan tergantung dalam
rongga tubuh cacing yang berisi cairan.
• Sistem pencernaan berbentuk tabung. Mulut kebanyakan nematoda
berbentuk bukaan sederhana yang dapat dikelilingi oleh oleh dua
atau tiga bibir yang langsung menuju ke esofagus.
• Pada cacing strongilida, mulutnya besar dan terbuka ke sebuah
kapsula bukalis yang dapat mempunyai gigi. Parasit ini bila makan
akan mengambil segumpal lapisan mukosa dan memasukkannya
ke kapsula bukalis.
Potongan melintang nematoda
MORFOLOGI NEMATODA
• Cacing-cacing yang mempunyai kapsula
bukalis yang kecil seperti Trichostrongilida
atau bukaan sederhana, seperti askaridoid
umumnya makan dari cairan mukosa dan
sisa sel
• Cacing lain seperti Oxyurid pengurai isi usus
bagian bawah.
• Cacing yang berada dalam pembuluh darah
seperti filaria makan hanya dari cairan yang
ada.
• Esofagus biasanya berotot dan memompakan makanan
ke usus. Bentuknya bervariasi dan merupakan karakter
dasar awal untuk mengidentifikasi cacing.
• Bentuk filariform simpel dan dapat sedikit membesar
dibagian posterior.
• Bentuk bulbus dengan sebuah bukaan yang besar di
posterior atau bentuk bulbus ganda seperti pada
Oxyurid.
• Esofagus muscular glandular bagian anterior berotot dan
posterior glandular seperti pada filariod dan spirurid.
Bentuk trichuroid mempunyai bentuk seperti kapiler
melewati sederet kolom sel.
• Esofagus rabditiform dengan sedikit pembengkakan
dibagian anterior dan posterior.
BENTUK KEPALA & ESOPAGUS
• Usus merupakan sebuah tabung yang
lumennya ditutupi oleh selapis sel atau
oleh syncytium. Permukaan lumennya
mempunyai vili-vili yangmeningkatkan
kemampuan penyerapan sel. Pada cacing
betina, usus betina berakhir di anus
sedangkan pada jantan berakhir di kloaka
yang berfungsi sebagai anus dan pada
mana muncul vas deferen dan melalui
inilah spikula keluar
• Sistem reproduksi terdiri dari tabung-tabung
filamen.
• Organ betina terdiri dari ovarium, oviduct, dan
uterus yang dapat berpasangan yang berakhir
pada vagina pendek dan berujung di vulva.
• Persimpangan uterus di vagina pada beberapa
spesies ada sebuah organ yang berotot disebut
Ovejektor yang membantu untuk mengeluarkan
telur. Cuping vulva kadang-kadang juga ada.
ORGAN KELAMIN BETINA

Cuping vulva
• Organ cacing jantan:
– sebuah testis dan vas deferen yang berakhir
di duktus ejakulatori dalam kloaka.
– Organ jantan tambahan (Trichostrongyloida):
spikula dan gubernakulum.
• Spikula: organ yang berkhitin biasanya sepasang
yang akan ditusukkan ke dalam bukaan kelamin
betina sewaktu kopulasi.
• Gubernakulum juga berkhitin merupakan sebuah
struktur kecil yang bertindak sebagai pengarah
spikula.
Ada dua sub-kelas:

• Subkelas: Secernentea (Phasmida)

• Subkelas: Adenophorea (Aphasmida)


MORFOLOGI NEMATODA
Subkelas: Secernentea (Phasmida)
Ciri-ciri:

• Pada tubuhnya terdapat phasmid.


• Pada umumnya cacing jantan punya
caudal alae atau copulatory bursa.
Sub Klass:
Secernentea (Phasmida)
Ordo: Ascaridida
Famili: Ascarididae
Genus: Ascaris, Parascaris, Toxoscaris, Toxocara
Famili: Anisakidae
• Genus: Anisakis, Contracaecum
Famili: Oxyuridae
Genus: Oxyuris, Enterobius, Passalurus, Aspiculuris, Dermatoxys,
Tachigonetria
Famili: Heterakidae
Genus: Heterakis, Ascaridia, Paraspidodera, Pseudoaspidodera
Famili: Subuluridae
Genus: Subulura
Ordo: Rhabditida
Famili: Rhabditidae
Genus: Rhabditis, Pelodera
Famili: Strongyloididae
Genus: Strongyloides

Ordo: Strongylida
Famili: Strongylidae
Genus: Strongylus, Triodontoporus, Craterostomum, Oesophagodontus
Famili: Trichonematidae
Genus: Cyathostomum, Chabertia, Oesophagustomum
Famili: Stephanuridae
Genus: Stephanurus
Famili: Syngamidae
Genus: Syngamus, Cyathostoma
Famili: Ancylostomatidae
Genus: Ancylostoma (sub family: Ancylostominae)
Genus: Necator, Uncinaria, Bunostomum, Gaigeria (Sub family:
Necatorinae)
Famili: Trichostrongylidae

Genus: Trichostrongylus, Ostertagia, Cooperia, Nematodirus, Haemonchus,


Mecistocirrus, Nematodirus, Hysotrongylus
Famili: Dictyocaulidae
Genus: Dictyocaulus
Famili: Metastrongyloidea
Genus: Metastrongylus

Ordo: Spirurida
Famili: Spiruridae
Genus: Habronema
Famili: Thelazidae
Genus: Thelazia, Spirocerca, Oxyspirura, Ascarops , Gongylonema,
Famili: Tetrameridae
Genus: Tetrameres
Famili: Physalopteridae
Genus: Physaloptera
Famili: Filaridae
Genus: Dirofilaria, Mansonella, Brugia, Wuchereria, Loa, Parafilaria, Ornithofilaria
Famili: Setaridae
Genus: Setaria, Dipetalonema, Stephanofilaria
Famili: Onchocercidae
Genus: Oncherca

Famili: Dracunculidae
Genus: Dracunculus

Subclass: Adenophorea (Aphasmida)


Ordo: Enoplida
Famili: Trichinellidae
Genus: Trichinella
Famili: Trichuridae
Genus: Trichuris
Famili: Capillaridae
Genus: Capillaria
SIKLUS HIDUP NEMATODA
1. Langsung
1. Telur keluar bersama feses dan larva berkembang dalam telur
(L2) tapi tidak menetas. Contoh: Ascaris
2. Telur keluar bersama feses menetas menjadi L1-L2-L3 (inf)
ditelan IS. Contoh: Haemonchus
ATAU: L3 aktif menembus kulit. Contoh: Bunostomum,
Ancylostoma
3. Telur mengandung larva keluar bersama feses. Menetas
diluar tubuh IS dan menjadi L3 (inf). Contoh: Strongyloides
2. Tak langsung.
1. Cacing betina mengeluarkan larva mikrofilaria – dihisap oleh
vektor- berkembang dalam tubuh vektor- dipindahkan ke IS
yang baru. Contoh: Dirofilaria Immitis, Wuchereria bancrofti
SIKLUS HIDUP

Ascaris lumbricoides Haemonchus contortus


Larva cacing dalam setetes air
Ada dua fenomena yang mempengaruhi siklus
hidup normal nematoda yang mempunyai arti
penting secara biologi dan epidemiologi:

1. Hypobiosis: Suatu fenomena berhentinya


pertumbuhan cacing nematoda pada titik
tertentu dari perkembangannya sebagai
parasit. Umumnya terjadi pada saat cuaca di
lingkungan tidak mendukung untuk
kelangsungan hidup cacing diluar tubuh induk
semang. Pada daerah dingin terjadi pada
musim dingin sedangkan pada daerah tropis
terjadi pada musim panas yang lama. Pada
sebagian besar jenis cacing, hipobiosis terjadi
pada tingkat L4.
2. Periparturient rise, Spring Rise (Peningkatan jumlah telur
dalam feses).

• Meningkatnya jumlah telur nematoda dalam feses induk


semang disekitar waktu kelahiran. Terutama pada
domba, kambing dan babi.
• Penyebabnya adalah turunnya tingkat kekebalan induk
semang yang berhubungan dengan berubahnya kadar
hormon laktogenik, Prolaktin.
• Turunnya tingkat immunitas spesifik terhadap parasit
karena meningginya kadar prolaktin (melahirkan).
• Kejadian ini akan normal kembali bila kadar prolaktin
turun ke normal setelah hewan berhenti menyusui.
Sumber periparturient Rise
ada 3 kali lipat
1. Dewasanya larva yang pertumbuhannya terhenti karena
kekebalan induk semang
2. Meningkatnya infeksi yang didapat dari padang pengembalaan
dan kurangnya pergantian dari infeksi cacing dewasa yang sudah
ada
3. Meningkatnya kemampuan populasi parasit yang ada untuk
bertelur

Hal ini menjadi penting karena periparturient rise terjadi


bertepatan dengan saat meningkatnya jumlah induk semang
yang rentan (anak yang baru lahir) diawal musim semi.
Akibatnya:
– Kerugian pada hewan yang berlaktasi
– Penyakit klinis pada hewan-hewan muda
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai