BAB 15
OPTIK
B
D
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
A. Pemantulan Cahaya A
D
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
D
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Pemantulan teratur bersifat menyilaukan, namun
mampu menghasilkan bayangan yang jelas.
Pemantulan teratur bisa terjadi pada cermin. Cermin
merupakan alat yang dapat memantulkan hampir A
seluruh cahaya yang mengenainya. Cermin ada tida 2. Penerapan Pemantulan Teratur
macam, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung. ■ Kesulitan yang dialami oleh pengemudi saat berkendara di jalan aspal basah ketika
malam. Berkendara malam di jalan aspal basah tentunya lebih sulit daripada
berkendara di jalan aspal kering hal ini karena air akan masuk ke celah-celah jalan
aspal dan menghaluskan permukaannya, sehingga apabila terkena sinar dari lampu
kendaraan akan menyebabkan terjadinya permantulan teratur yang memberi kesan
menyilaukan mata dan menyebabkan penglihatan pengemudi menjadi terganggu.
B
■ Dalam bidang fotografi, peristiwa pemantulan teratur ini dimanfaatkan untuk
mendapatkan foto yang indah seperti panaroma gunung yang bayangannya
terpantulkan oleh permukaan air yang berada di sekitar tempat kamera menggambil
gambar. Hal ini terjadi karena permukaan air mampu memantulkan cahaya secara
teratur sehingga mampu membentuk bayangan yang jelas.
■ Kita bisa melihat wajah atau tubuh kita di depan cermin karena terjadi proses
pemantulan teratur. C
■ Kaca spion kendaraan terbuat dari cermin cembung
juga menggunakan prinsip pemantulan teratur.
D
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Hukum
Pemantulan Cahaya A
Hukum pemantulan cahaya merupakan
hukum fisika yang menjelaskan
peristiwa pemantulan cahaya. Hukum ini 2. Sudut datang sama dengan sudut
dapat anda buktikan dengan melakukan pantul.
percobaan pemantulan cahaya. Berikut Jika sudut datang adalah 30derajat maka
ini pernyataan hukum pemantulan sudut pantul adalah 30derajat. Jika sudut B
cahaya : datang 90derajat (arah gerak sinar datang
tegak lurus dengan permukaan benda)
maka sudut pantul adalah 90derajat (arah
gerak sinar pantul tegak lurus dengan
permukaan benda tetapi berlawanan dan
berhimpit dengan arah gerak sinar
Keterangan :
datang).
C
p = sinar datang
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis q = sinar pantul
normal, terletak pada sebuah bidang i = sudut datang
datar. r = sudut pantul
N = garis normal
D
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
B. Cermin A
1. Cermin Datar A
D
2. Cermin Cembung
Pembiasan cahaya dapat terjadi pada medium yang transparan, salah satunya yaitu lensa, benda bening
yang dibatasi oleh dua bidang lengkung. Dua bidang lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk
silindris atau bola. Yang akan dibahas pada materi ini dibatasi hanya pada lensa bola yang tipis saja.
Lensa biasanya terbuat dari kaca atau plastik.Secara umum, lensa terbagi menjadi dua jenis yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Namun, karena lensa memiliki dua bidang maka tentu lebih tepat
menyebutkan jenis lensa sesuai dengan kedua permukaannya.
2. Pembiasan pada Lensa Bikonveks (Cembung-Cembung)
Lensa bikonveks memiliki karakter yang mirip dengan cermin cekung yaitu bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen), sehingga lensa
bikonveks sering juga disebut lensa konvergen. Sinar-sinar istimewa pada lensa bikonveks yaitu sebagai berikut
Seperti halnya lensa bikonveks yang memiliki kemiripan dengan cermin cekung, lensa
bikonkaf juga memiliki kemiripan dengan cermin cembung. Keduanya bersifa menyebarkan
cahaya. Sinar-sinar istimewa pada lensa bikonkaf yaitu sebagai berikut
Jarak fokus lensa bikonkaf bertanda negatif, sehingga lensa bikonkaf disebut juga
lensa negatif.
D. Alat-alat Optik
1. Lup (Kaca Pembesar)
Tak Berakomodasi :
Lup (kaca pembesar) yakni sebuah alat optik yang memiliki fungsi untuk
dapat memperbesar bayangan benda. Lensa yang dipakai pada sebuah kaca M = Sn/f
pembesar yaitu lensa cembung. Bayangan yang dapat dihasilkan oleh kaca
pembesar bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Berakomodasi Maksimum :
M = Sn/f + 1
Keterangan:
M = perbesaran (kali)
Sn = jarak baca normal (25 cm)
f = jarak fokus (m atau cm)
Pembesaran yang dapat dihasilkan oleh mikroskop merupakan suatu hasil
2. Mikroskop perkalian dari pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler. Secara
matematis persamaannya yakni sebagai berikut :
Mikroskop ialah suatu alat optik yang memiliki fungsi untuk dapat
melihat benda-benda kecil supaya terlihat menjadi lebih besar dan M = M ob + M ok
jelas.
Keterangan:
Mikroskop ini terdiri atas dua lensa cembung. Lensa cembung
pertama yaitu sebuah lensa yang berada dekat dengan benda yang M = pembesaran mikroskop (kali)
diamati (objek), yang umum disebut juga dengan lensa objektif. Mob = pembesaran lensa objektif (kali)
Mok = pembesaran lensa okuler (kali)
Panjang miskroskop yakni suatu hasil penjumlahan jarak bayangan lensa objektif
dengan jarak bayangan lensa okuler. Secara matematis persamaannya yakni
sebagai berikut ini :
d = S’ob + S ok
Keterangan:
Teropong merupakan salah satu alat optik yang digunakan untuk dapat mengamati
benda-benda yang letaknya jauh agar tampak lebih dekat dan lebih jelas.
Teropong juga sering disebut sebagai teleskop. Teleskop ini pertama kali ditemukan
oleh Galileo Galilei. Teropong ini ada dua macam, yaitu teropong bintang dan
teropong bumi.
Teropong Bumi atau teropong medan adalah teropong yang digunakan untuk mengamati benda-benda
yang jauh di permukaan bumi. Adapula yang menyebut teropong Bumi sebagai teropong yohana.
Teropong jenis ini biasa digunakan oleh orang-orang di laut, seperti nahkoda kapal, angkatan laut, bahkan
para bajak laut zaman dahulu dan mungkin zaman sekarang juga.
Selain digunakan di lautan, teropong Bumi juga dapat digunakan di wilayah daratan. Misalkan para
tentara menggunakan teropong ini untuk memantau keadaan di perbukitan. Bentuk teropong Bumi dapat
kalian lihat pada gambar di bawah ini.
d = fOb + 4 fp + fOk
Keterangan :
Thanks!
Do you have any questions? B
usiepuspita@gmail.com
+6285249923158
C