Anda di halaman 1dari 50

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

Demi memberikan kemudahan belajar bagi para siswa, guru dan media

pembelajaran hendaknya saling membantu. Sehingga materi yang akan

disampaikan diterima siswa dengan jelas dan menarik. Kemudian guru dapat

memberikan bimbingan secara individual kepada siswa dengan bantuan media

pembelajaran. Perkembangan media pembelajaran ini dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi dan pola hidup masyarakat (Musfiqon, 2012).

Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar

sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dengan

siswa dan interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu

fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni

menunjukkan penggunaan metode mengajar yang digunakan guru (Sudjana dan

Rivai, 2013)

Dari berbagai pendapat tentang pengertian media pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang didalamnya

terdapat informasi atau pesan yang sengaja ingin disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan atau dalam hal ini guru kepada siswa agar tujuan yang

diinginkan oleh guru dapat tercapai. Karena adanya media pembelajaran, hal yang

dirasa sukar akan menjadi lebih mudah, hal yang terasa abstrak mampu dijelaskan

secara lebih konkrit. Artinya bahwa adanya media pembelajaran akan

8
9

memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan akan membantu

guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Wardoyo, 2013).

Menurut Aqib (2013) secara umum ada tiga jenis media pembelajaran

yaitu:

1. Media grafis merupakan simbol-simbol komunikasi visual. Contohnya

gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta, papan

flannel dan papan buletin.

2. Media audio merupakan media yang dikaitkan dengan indera pendengaran.

Contohnya seperti radio dan alat perekam pita magnetik.

3. Media multimedia merupakan media yang penggunaannya dibantu dengan

LCD. Contohnya file program komputer multimedia.

Menurut Arsyad (2011) kriteria pemilihan media bersumber dari suatu

konsep bahwa media adalah bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.

Maka ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media,

diantaranya :

(1) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan atau indikator pembelajaran

yang ingin dicapai pada suatu kegiatan belajar mengajar. Memilih media

berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum yang

mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik agar media tersebut efektif digunakan.

(2) Pemilihan media harus tepat sehingga mendukung isi pelajaran yang sifat

bersifat fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.


10

(3) Pemilihan media harus praktis, luwes dan bertahan. Tidak perlu memaksakan

jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi

suatu media pembelajaran. Media pembelajaran yang mahal dan memerlukan

waktu lama untuk memproduksinya bukan jaminan sebagai media yang

terbaik. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, kemudian mudah

dipindahkan dan dibawa kemana–mana serta mudah diperoleh atau mudah

dibuat sendiri oleh guru.

(4) Kriteria yang paling utama adalah guru terampil menggunakannya. Guru

harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan

manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

(5) Pengelompokkan sasaran. Ada media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau

perorangan.

(6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus

memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas.

informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh

terganggu oleh elemen lain, latar belakang contohnya.

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk

menyampaikan informasi atau menyalurkan pesan (materi ajar), secara lebih baik

dan sempurna sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
11

siswa dengan menggunakan media pembelajaran Prezi dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.1 Media Pembelajaran Zooming Presentation (Prezi)

Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya suatu media

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Salah satu jenis media pembelajaran adalah media pembelajaran Prezi. Prezi

adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet (SaaS). Selain

untuk presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi

dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi pada awalnya dikembangkan oleh

arsitek Hungaria bernama Adam Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur

(Artianningsih dkk, 2013).

Menurut Yusuf dan Wasis (2014) aplikasi prezi (zooming persentation)

dapat digunakan untuk membuat presentasi linier maupun non-linier. Program ini

menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna

untuk membuat tampilan media presentasi diperbesar dan diperkecil. Kelebihan

media prezi ini adalah dapat menampung keberagaman gaya belajar, karena prezi

diprogram agar dapat menampilkan media visual, audio, maupun animasi.

Program aplikasi prezi ini merupakan media yang unik karena di dalamnya

terdapat bentuk presentasi yang sangat berbeda dengan presentasi pada umumnya.

Media prezi fokus pada satu bidang slide yang disebut dengan kanvas virtual,

setelah itu pengguna bisa mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut hingga

bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat jelas.

Penggunaan fasilitas ZUI membuat presentasi terlihat dinamis, karena kanvas bisa
12

diperkecil, diperbesar, bahkan diputar 360 derajat. Pada awalnya aplikasi prezi ini

hanya bisa digunakan secara online namun saat ini pengguna sudah bisa

menggunakan aplikasi ini secara offline dengan diluncurkannya prezi desktop.

Menurut Epinur (2014) salah satu kelemahan aplikasi prezi ini yaitu

tidak bisa di masukkan simbol-simbol matematika dan tidak bisa di printout.

Terlepas dari kelemahan tersebut keunggulan prezi dan yang tidak dimiliki

software presentasi lain adalah dengan adanya zoomable canvas. Zoomable

canvas memungkinkan pengguna tidak perlu berpindah dari satu slide ke slide

lain. Cukup hanya dengan satu kanvas besar yang bisa disisipi gambar, video, teks

dan lain-lain. Selain itu pada software prezi dapat disisipkan file flash, power

point dan pdf yang menunjang kemudahan untuk menyusun slide presentasi serta

file dapat di unduh kedalam bentuk file executable (EXE).

Kemudian tema-tema yang dimiliki aplikasi prezi juga beragam dan

bisa dengan mudah di download. Diharapkan dengan bantuan software prezi ini

siswa menjadi lebih tertarik dan lebih mudah mengerti pelajaran yang

disampaikan. Menurut Saputri (2016) Media prezi lebih unggul dibandingkan

dengan power point karena prezi menggunakan zooming user interface, yang

memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan

presentasi. Prezi memiliki tampilan seperti mind map, sehingga lebih

memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan, dengan begitu

semua komponen atau media yang digunakan dalam presentasi dapat dipadukan

sesuai dengan konsep. Diharapkan dengan bantuan software prezi ini siswa

menjadi lebih tertarik dan lebih mudah mengerti pelajaran yang disampaikan.
13

2.2 Kelayakan Produk

Richey and Nelson dalam Hamdani (2011) menyatakan penelitian

pengembangan adalah suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan,

pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus

memenuhi kriteria validitas, reliabilitas dan efektivitas.

Adapun penjelasan lebih lengkap mengenai setiap kriteria tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Validitas

Arikunto (2015) menyatakan data evaluasi yang baik sesuai dengan

kenyataan disebut data valid. Agar memperoleh data yang valid, instrumen atau

alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika pernyataan tersebut dibalik,

instrumen evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan dapat diperoleh data

yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil

yang diperoleh dari kegiatan evaluasi menjadi valid.

Hamdani (2011) menyatakan suatu produk atau program dapat dikatakan

valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan. Ini yang disebut sebagai

validitas isi. Sementara itu, komponen-komponen produk tersebut harus konsisten

satu sama lain (validitas konstruk).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen

evaluasi diharuskan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi tersebut

valid, dengan proses validasi meliputi pengumpulan bukti-bukti untuk

menunjukkan dasar saintifik penafsiran skor seperti yang direncanakan.Validasi

media pembelajaran ini menggunakan dua validator, yaitu satu validator pakar
14

(dosen mata kuliah media pembelajaran) dan satu orang validator praktisi yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika

b. Praktibilitas (kepraktisan)

Praktibilitas/kepraktisan menurut Akker, mengacu pada sejauh mana

pengguna (dan ahli lainnya) mempertimbangkan intervensi agar menarik dan

bermanfaat pada kondisinya. Suatu produk dikatakan praktikal apabila produk

tersebut menganggap bahwa ia dapat digunakan. Kepraktisan penggunaan media

dapat dilihat dari keterlaksanaan RPP dengan media yang dikembangkan

(Hamdani , 2011).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepraktisan

media pembelajaran produk tersebut dapat digunakan sehingga suatu yang sulit

mampu dicerna dengan lebih mudah. Data kepraktisan media pembelajaran

diperoleh berdasarkan keterlaksanaan RPP yang berisi langkah-langkah yang

harus dilakukan peneliti, diamati oleh dua orang pengamat untuk memberikan

penilaian skor yang tepat pada tiap kali pertemuan dan berdasarkan pada petunjuk

penilaian yang ada.

c. Efektivitas

Menurut Arens and Lorlbecke (Safutry, 2013) efektivitas mengacu pada

pencapaian suatu tujuan. Efektivitas suatu produk tersebut dapat memfasilitasi

ketercapaian hasil belajar siswa sesuai KKM yang ditentukan dari sekolah yang

bersangkutan. Efektivitas bergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang

dilakukan oleh siswa itu sendiri. Selain itu, efektivitas juga bergantung pada

kemampuan guru untuk memanfaatkan setiap peluang yang muncul pada saat
15

pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini efektivitas media pembelajaran

dapat dilihat dari nilai pre-test dan post-test siswa dinyatakan dengan gain score .

2.3 Karakteristik Siswa

Siswa SMA/SMK kelas XI rata-rata beurmur 16 sampai 17 tahun. Mengingat

dari perkembangan kognitif siswa SMA menurut Piaget, setiap individu pada saat

tumbuh mulai bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak dewasa akan

mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Piaget berpendapat bahwa

perkembangan intelektual individu melalui tahap-tahap berikut seperti pada Tabel

2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1 Skema 4 tahap perkembangan kognitif Piaget

Ciri Pokok
Tahap Perkiraaan usia
Perkembangan
Berdasarkan tindakan
Sensorimotor Lahir sampai 2 tahun
Langkah demi langkah
Penggunaan
Praoperasional 2 sampai 7 tahun simbol/bahasa tanda
Konsep intuitif
Pakai aturan jelas/logis
Operasi konkret 7 sampai 11 tahun
Reversible dan kekekalan
Hipotesis
Abstrak
Operasi formal 11 tahun sampai dewasa
Deduktif dan induktif
Logis dan probabilitas
(Adopsi Ichsan, 2009)

2.4 Karakteristik Materi

Berdasarkan Kurikulum 2013 untuk SMA/MA kelas XI MIA Semester

ganjil, Materi impuls dan momentum masuk dalam kompetensi dasar yaitu

mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum serta


16

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan memodifikasi roket sederhana

dengan hukum kekekalan momentum.

Indikator pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan kompetensi dasar

adalah:

1. Mendeskripsikan hubungan antara momentum dan impuls

2. Menentukan persamaan momentum dan impuls dari Hukum II Newton

3. Menghitung besar momentum pada penyelesaian soal fisika

4. Menghitung besar impuls pada penyelesaian soal fisika

5. Menerapkan konsep momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari

6. Mendeskripsikan bunyi hukum kekekalan momentum

7. Menghitung besar kecepatan setelah tumbukan menggunakan hukum


kekekalan momentum

8. Menerapkan hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari

9. Membedakan tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan


tumbukan tidak lenting sama sekali.

10. Menghitung koefisien restitusi pada penyelesaian soal-soal tentang tumbukan

11. Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum pada prinsip kerja roket

12. Merancang sebuah roket air sederhana

Materi momentum dan impuls terdiri dari empat subbab materi yaitu

pengertian momentum dan impuls; hukum kekekalan momentum; jenis-jenis

tumbukan dan roket. Pengertian momentum dan impuls mempelajari tentang

konsep momentum, konsep impuls dan hubungan antar keduanya, aplikasi


17

hubungan momentum dan impuls di kehidupan sehari-hari, penurunan hukum

kekekalan momentum, aplikasi hukum kekekalan momentum di kehidupan

sehari-hari, jenis-jenis tumbukan dan koefisien restitusi, prinsip kerja roket,

bagian-bagian roket.

Pengetahuan deklaratif yang diajarkan meliputi pengertian momentum,

impuls, bunyi hukum kekekalan momentum, jenis-jenis tumbukan, koefisien

restitusi, prinsip kerja roket dan bagian-bagian roket. Sedangkan,

keterampilan/pengetahuan prosedural yang diajarkan diantaranya menghitung

besar momentum dan impuls, menjabarkan hubungan impuls dan momentum dari

persamaan hukum II Newton, menghitung aplikasi soal dari pesamaan hubungan

impuls dan momentum, menurunkan hukum kekekalan momentum,

menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan persamaan hukum kekekalan

momentum. menghitung aplikasi soal dari koefisien restitusi serta membuat roket

air sederhana.

Materi ajar momentum dan impuls ini disajikan dalam bentuk

demonstrasi oleh guru dengan bantuan aplikasi prezi dan dapat diajukan soal-soal

yang memerlukan perhitungan matematis. Sehingga materi momentum dan

impuls cocok diajarkan melalui metode direct instruction dengan disampaikan

melalui media prezi.

2.5 Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan media pembelajaran prezi,

antara lain sebagai berikut:


18

a. Penelitian Strasser (2013) yang berjudul “Using Prezi In Higher

Education”. Menyatakan bahwa menggunakan prezi di perguruan tinggi

sangat bermanfaat bagi pengalaman pendidikan. Menggunakan prezi

dalam perkuliahan, dapat menjaga minat siswa yang tinggi dan

memfasilitasi pemahaman tentang keterkaitan topik. Prezi adalah cara

terbaik untuk memvariasikan pengiriman bahan-bahan kuliah untuk

mengurangi kebosanan dan memfasilitasi pemahaman. Siswa dapat

membuat presentasi lebih kolaboratif dan kreatif dengan menggunakan

prezi. Prezi adalah salah satu alat yang digunakan untuk menjaga kelas

tempat yang menarik dan interaktif.

b. Penelitian Utari dkk (2014) yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Fisika Online Prezi dalam Pokok Bahasan Alat Optik pada

Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran

2013/2014”. Menyatakan ketercapaian hasil belajar diperoleh rerata

sebesar 90,75 untuk pos test sehingga secara klasikal sudah mencapai

KKM (75). Dengan demikian media pembelajaran Fisika Prezi layak dan

efektif digunakan sebagai media pembelajaran Fisika.

c. Penelitian Prayoga dkk (2013) yang berjudul “Penggunaan Media Prezi

dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Akutansi”. Menyatakan hasil penelitian menunjukkan

terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penggunaan

media Prezi dan metode pembelajaran Snowball Throwing.


19

d. Penelitian Yusuf dan Wasis (2014) yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Prezi untuk meningkatkan keterampilan Berpikir

Kritis Pada Materi Kalor”. Menyatakan media pembelajaran berbasis

prezi pada materi kalor yang memenuhi kriteria kelayakan baik dari segi

materi maupun dari segi format tampilan media, dengan kategori sangat

layak. Media pembelajaran berbasis prezi dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa dengan n gain sebesar 0,32 dengan

kriteria peningkatan sedang.

e. Penelitian Setiawan dan Joko (2016) yang berjudul “Pengembangan dan

Penelitian Media Pembelajaran Interaktif Dilengkapi Sofware Prezi

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Instalasi Penerangan

Listrik Kelas XI TIPTL SMK Negeri 1 Nganjuk”. Menyatakan hasil

penelitian menunjukkan bahwa: hasil uji peningkatan (gain) didapat

presentase kelas eksperimen lebih unggul dari pada presentase kelas

kontrol yaitu kriteria gain tinggi pada kelas eksperimen sebesar 83,33%,

kriteria sedang sebesar 16,67%, dan kriteria rendah 0% .

f. Penelitian Artianningsih dkk (2013) yang berjudul “Penerapan Mind

Mapping Dengan Media Prezi Untuk Meningkatkan Prestasi dan

Partisipasi Belajar Akutansi”. Menyatakan hasil penelitian menunjukkan

Mind Mapping dengan media Presentasi Prezi mampu meningkatkan

partisipasi dan prestasi siswa, terlihat dari: (1) pada siklus I hasil

persentase partisipasi siswa dalam pembelajaran naik menjadi 69% dan

nilai rata-rata 63,


20

g. Penelitian Suryani (2015) yang berjudul “Penggunaan Media Prezi Pada

Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik SMA Negeri 1 Lhoksukon”. Menyatakan Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kreativitas peserta didik pada pembuatan

media prezi materi sistem peredaran darah manusia dengan kategori sangat

baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan

media prezi dapat meningkatkan kreativitas peserta didik di SMA Negeri 1

Lhoksukon.

2.6 Kerangka Berpikir

Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran sebetulnya telah

memadai. Hampir setiap kelas memiliki LCD masing-masing. Guru-guru juga

kebanyakan telah memiliki notebook atau laptop masing-masing namun fasilitas

ini penggunaannya belum sepenuhnya maksimal dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di MAN 3 Banjarmasin, didapatkan masih

rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika, terutama pada kelas XI.

Hal ini dibuktikan dengan masih adanya sebagian besar siswa yang mendapat

nilai dibawah KKM disekolah tersebut, sehingga masih sering kali perlu

dilakukan remidial perbaikan nilai. Diperkirakan bahwa penyebabnya antara lain

belum adanya media pembelajaran yang mampu membuat siswa tertarik untuk

belajar fisika. Sementara pola belajar di kelas yang masih fokus pada teacher

oriented menyebabkan siswa kurang terlatih dalam melakukan pemecahan

masalah fisika. Selama ini siswa hanya mendapat ceramah dari guru mengenai
21

materi pelajaran yang sedang dipelajari, siswa menjadi pasif dan membuat mereka

menganggap pelajaran fisika sangat sulit dan tidak menyenangkan.

Langkah tepat dalam penyelesaian masalah di atas adalah dengan

mengembangkan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa

ketertarikan siswa pada pembelajaran fisika. Salah satunya adalah dengan

menggunakan media pembelajaan prezi. Media pembelajaran prezi fokus pada

satu bidang slide yang disebut kanvas virtual, sehingga dapat menampilkan

konsep yang akan dijelaskan secara keseluruhan kepada siswa. Media

pembelajaran prezi membuat presentasi terlihat menjadi lebih dinamis, karena

kanvas dapat lebih mudah diperkecil dan diperbesar, bahkan diputar 360 derajat.

Sehingga melalui pengembangan media pembelajaran fisika online berbasis prezi

diharapkan dapat menciptakan produk yang valid, efektif dan praktis dalam

pemanfaatan serta pelaksanaan proses belajar mengajar.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Disebut penelitian

pengembangan karena mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis

(zooming persentation) prezi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Dimana

langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan menggunakan

model ADDIE antara lain: analisis (analyze), perancangan (design),

pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi

(evaluation). Diharapkan setelah melakukan langkah-langkah tersebut diperoleh

media pembelajaran yang layak sesuai dengan tujuan penelitian ini.

3.2 Model Pengembangan

Menurut Pudjawan (2014) model ADDIE terdiri atas lima langkah,

yaitu :

a. Tahap I Analisis (Analyze)

1) Mengidentifikasi indikator pembelajaran

Mengidentifikasi indikator pembelajaran dilakukan untuk menentukan

masalah dan solusi yang tepat dalam menentukan kompetensi dasar siswa, dan

pada momentum dan impuls memiliki:

Kompetensi dasar :

3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

22
23

4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan

momentum.

A. Analisis kebutuhan dan identifikasi kompetensi dasar

Analisis kebutuhan dan identifikasi kompetensi dasar dalam hal ini

berkaitan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai dalam satuan

pendidikan. Identifikasi indikator pembelajaran yang dilakukan untuk menentukan

masalah dan solusi yang tepat dalam menentukan kompetensi siswa pada materi

momentum dan impuls yaitu berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar

seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai Kurikulum 2013

Kompetensi inti Kompetensi dasar

KI-1 Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang


ajaran agama yang dianutnya. menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melalui pengamatan
KI-2 Menghayati dan mengamalkan fenomena alam fisis dan
perilaku jujur, disiplin, pengukurannya
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
damai), santun, responsif dan (memiliki rasa ingin tahu;
pro-aktif dan menunjukkan sikap objektif; jujur; teliti; cermat;
sebagai bagian dari solusi atas tekun; hati-hati; bertanggung
berbagai permasalahan dalam jawab; terbuka; kritis; kreatif;
berinteraksi secara efektif dengan inovatif dan peduli lingkungan)
lingkungan sosial dan alam serta dalam aktivitas sehari-hari
dalam menempatkan diri sebagai sebagai wujud implementasi sikap
cerminan bangsa dalam pergaulan dalam melakukan percobaan ,
dunia. melaporkan, dan berdiskusi
KI-3 Memahami, menerapkan, dan 3.5 Mendeskripsikan momentum dan
menganalisis pengetahuan impuls, hukum kekekalan
faktual, konseptual, prosedural, momentum, serta penerapannya
dan metakognitif berdasarkan rasa dalam kehidupan sehari-hari
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, 4.5 Memodifikasi roket sederhana
budaya, dan humaniora dengan dengan menerapkan hukum
wawasan kemanusiaan,
24

kebangsaan, kenegaraan, dan kekekalan momentum


peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Analisis karakteristik siswa

Karakteristik siswa SMA kelas XI berumur 17 sampai dengan 18 tahun

menurut teori Piaget tentang tingkat perkembangan kognitif, usia ini tergolong

dalam kategori operasional formal. Sehingga pada usia ini siswa dianggap mampu

meningkatkan ketertarikannya terhadap pembelajaran fisika.

C. Analisis media pembelajaran

Materi momentum dan impuls terdiri dari beberapa subbab, antara lain:

pengertian momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, jenis-jenis

tumbukan dan roket. Dari kedua subbab tersebut mengandung konsep-konsep

yang dapat ditemukan dalam kehidupan seahari-hari. Media pembelajaran yang


25

dikembangkan untuk menunjang pembelajaran adalah media pembelajaran fisika

berbasis (zooming persentation) prezi.

b. Tahap II Perancangan (Design)

Merancang pembelajaran difokuskan pada tiga kegiatan, yaitu pemilihan

materi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi, strategi

pembelajaran yang diterapkan dan bentuk serta metode asesmen dan evaluasi

yang digunakan.

Berdasarkan hasil analisis indikator pembelajaran, analisis media

pembelajaran, dan analisis karakteristik siswa, maka tahap selanjutnya

dirumuskan indikator pembelajaran materi momentum dan impuls untuk setiap

pertemuan. Perumusan indikator pembelajaran merupakan penjabaran dari

kompetensi dasar. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus untuk

mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh pengembang. Strategi

pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang

dikembangkan.

Penentuan strategi pembelajaran yang telah disesuaikan dengan analisis

media pembelajaran dan analisis karakteristik siswa ditujukan agar dapat tercapai

indikator pembelajaran yang telah dibuat pada setiap pertemuan. Adapun strategi

yang diterapkan pada penelitian ini adalah membuat media pembelajaran berbasis

(zooming persentation) prezi.


26

c. Tahap III Pengembangan (Development)

1) Mengembangkan media pembelajaran

Setelah melalui tahapan sebelumnya dalam menyusun dan

mengembangkan produk penelitian. Adapun media pembelajaran dikembangkan

memenuhi komponen-komponen yang disusun dalam instrumen penelitian antara

lain berupa media pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, (RPP)

lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil belajar (THB).

2) Melaksanakan validasi media pembelajaran

Media pembelajaran yang dihasilkan selanjutnya dimintakan penilaian

kepada pakar dan praktisi yang berkaitan dengan validitas media pembelajaran

yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi media pembelajaran ini menggunakan

dua validator, yaitu satu validator pakar (Dosen mata kuliah media pembelajaran)

dan satu orang validator praktisi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika.

Hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui validitas media pembelajaran yang

dikembangkan dan selanjutnya direvisi sesuai saran dari pakar dan praktisi.

3) Melaksanakan simulasi

Pada tahap ini dilakukan simulasi media pembelajaran kepada

teman-teman mahasiswa sebanyak satu kali sehingga didapatkan kritik dan saran

untuk memperbaiki media pembelajaran yang dikembangkan. Hasil simulasi

digunakan untuk merevisi media pembelajaran yang dikembangkanI. Media

pembelajaran yang telah direvisi selanjutnya diuji cobakan.


27

d. Implementasi (Implementation)

Prototype produk pengembangan perlu diujicobakan secara riil di

lapangan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat keefektifan, kemenarikan

dan efisiensi pembelajaran.

Uji coba kelas dilaksanakan pada siswa kelas XI MIA 1 MAN 3

Banjarmasin dengan menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan yaitu

menggunakan media pembelajaran fisika berbasis (zooming persentation) prezi.

Uji coba dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan waktu 2 x 45 menit pada

setiap pertemuan. Hal ini sebagai upaya untuk memperoleh perbaikan terhadap

media pembelajaran yang telah dikembangkan dan melihat hasilnya di kelas. Dari

hasil ini nanti akan diperoleh hasil kepraktisan pelaksanaan RPP dan efektifitas

hasil belajar siswa.

e. Evaluasi

Tahap terakhir adalah evaluasi (evaluation) untuk mengumpulkan data

pada akhir program untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta

didik dan kualitas pembelajaran secara luas.

3.3 Definisi Operasional Karakteristik yang Diamati

a. Kelayakan media pembelajaran adalah kesesuaian media pembelajaran yang

dikembangkan dilihat dari: validitas media dilihat dari lembar validasi media

(minimal baik), kepraktisan dilihat dari keterlaksanaan RPP (minimal baik),

efektivitas dilihat dari hasil belajar (minimal sedang).


28

b. Validitas media pembelajaran fisika yang dikembangkan ditentukan valid

atau tidak validnya berdasarkan hasil validasi akademisi dan praktisi dengan

menggunakan lembar validasi, dan dengan kategori valid tanpa revisi, valid

dengan revisi kecil, valid dengan revisi besar, atau tidak valid dilihat dari

lembar validasi yang divalidasi oleh akademisi dan praktisi.

c. Kepraktisan media pembelajaran dilihat dari keterlaksanaan RPP yang

dikembangkan ditentukan praktis atau tidak praktisnya media pembelajaran

berdasarkan tingkat kesesuaian tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran fisika online berbasis prezi yang diamati

dengan lembar pengamatan, dan dinyatakan dengan kategori terlaksana

sangat baik, terlaksana baik, terlaksana kurang, atau tidak terlaksana.

d. Efektivitas media pembelajaran dilihat dari keberhasilan atau ketercapaian

pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan untuk

menentukan efektif atau tidak efektifnya media pembelajaran berdasarkan

dari tes hasil belajar kognitif siswa, yang telah ditetapkan dengan gain score

dan diukur dengan menggunakan tes berupa pretest maupun posttest, dan

dinyatakan dengan kategori tinggi, sedang, atau rendah.

3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Tempat penelitian adalah di MAN 3 Banjarmasin beralamat di Jalan

Batu Benawa I Komplek Pelajar Mulawarman RT.63 No.61 Teluk Dalam,

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Penyusunan rencana penelitian

dimulai bulan Februari 2016 dan mengambil waktu penelitian pada semester
29

ganjil tahun 2016/2017 yaitu pada bulan November. Penyelesaian laporan akhir

bulan Januari 2017.

3.5 Uji Coba Produk

3.5.1 Desain uji coba

Setyosari (2013:182) desain uji coba produk yang digunakan pada

penelitian ini ialah menggunakan desain penelitian pengembangan

pre-experimental designs (non-design) yaitu one group pretest posttest designs

sebagai berikut:

O1 X O2 (3.1)

Keterangan :
O1 = pretest (tes awal sebelum pembelajaran dengan media pembelajaran prezi)
X = menerapkan media
O2 = posttest (tes akhir setelah pembelajaran dengan media pembelajaran prezi)

Uji coba produk dilakukan melalui prosedur dengan memberikan pretest

yaitu sebelum diberikan pembelajaran dengan media pembelajaran fisika online

berbasis prezi. Kemudian melakukan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

media pembelajaran fisika online berbasis prezi yang telah dikembangkan. Setelah

pembelajaran berakhir dilakukan posttest.

3.5.2 Subjek penelitian

Subjek penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI MAN 3 Banjarmasin tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 31 siswa. Objek

penelitian adalah kelayakan media pembelajaran fisika online berbasis prezi

pokok bahasan momentum dan impuls.


30

3.6 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan media

pembelajaran fisika online berbasis prezi pokok bahasan momentum dan impuls

ini ialah penilaian kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Data yang

diperoleh meliputi hasil validasi media pembelajaran; data tes hasil belajar siswa;

dan data keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran. Data tersebut

selanjutnya akan dianalisis dan dijabarkan untuk mengetahui kelayakan media

pembelajaran yang dikembangkan.

3.7 Media Pembelajaran dan instrumen penilaian

3.7.1 Media pembelajaran

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan media pembelajaran yang

dikembangkan pada penelitian ini meliputi lembar kerja siswa (LKS) dan materi

ajar. Selain produk tersebut juga dihasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan tes hasil belajar (THB).

3.7.2 Lembar validasi media pembelajaran

Lembar validasi meliputi lembar validasi media pembelajaran berupa

lembar validasi yang diberikan kepada validator yaitu akademisi dan praktisi

untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

3.7.3 Lembar pengamatan keterlaksanaan RPP

Lembar pengamatan keterlaksanaan RPP yang dikembangkan oleh

peneliti disesuaikan dengan media pembelajaran yang dikembangkan yaitu media

prezi.
31

3.7.4 Tes hasil belajar

Tes hasil belajar diberikan berupa pretest maupun posttest untuk

mengetahui pemahaman siswa setelah menggunakan media pembelajaran serta

mengetahui efektivitas media pembelajaran menggunakan media prezi pada

pokok bahasan momentum dan impuls yang dikembangkan oleh peneliti dengan

mengacu pada indikator pembelajaran.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

a. Validasi

Validasi yang dilakukan oleh validator digunakan untuk mengetahui

tingkat validitas media pembelajaran yang dilihat dari kesesuaian media

pembelajaran dengan landasan teoritik pengembangannya serta untuk mengetahui

kualitas dari media pembelajaran yang dikembangkan. Validasi dilakukan oleh

validator pakar (dosen media) dan validator praktisi (guru fisika di sekolah). Hasil

validasi dari kedua validator nantinya dianalisis dan dipakai sebagai penilaian

validasi media.

b. Observasi

Observasi dilakukan terhadap keterlaksanaan RPP yang diamati oleh dua

orang pengamat dengan aspek penilaian pada lembar pengamatan keterlaksanaan

RPP.
32

c. Penilaian (Asesmen)

Penilaian dilakukan terhadap LKS siswa yang telah dibuat untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Penilaian dilakukan setelah

LKS dikerjakan oleh siswa dan dikumpulkan setiap akhir pertemuan.

d. Tes

Tes dilakukan dengan dua penilaian yaitu pretes yang dilakukan sebelum

pengembangan media pembelajaran dan posttest yang dilakukan setelah

pengembangan media pembelajaran.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Analisis validitas media pembelajaran

Data yang diperoleh dari hasil penilaian media pembelajaran dianalisis

secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menganalisis hasil validasi tersebut

dengan menggunakan Passing grade (X) yang merupakan skor rerata dari hasil

penilaian para pakar dan praktisi, dan disesuaikan dengan kriteria aspek penilaian

media pembelajaran yang telah ditentukan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria validasi media pembelajaran

No Interval Kategori
1 X ≥ 3,25 Sangat baik
2 2,5 < X ≤ 3,25 Baik
3 1,75 < X ≤ 2,5 Cukup
4 0,75< X ≤ 1,5 Kurang
5 X ≤ 1,75 Sangat kurang
(Adaptasi Sudijono, 2009)

Perhitungan reliabilitas media pembelajaran menggunakan persamaan

sebagai berikut oleh Arikunto (2010)


33

2S
KK  (3.2)
N1  N 2

Keterangan:
KK = koefisien kesepakatan
S = Jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 = Jumlah kode yang diamati pengamat I
N1 = Jumlah kode yang diamati pengamat II

Koefisien kesepakatan (KK) yang digunakan disini digunakan sebagai

koefisien reabilitas (r). Adapun kriteria reliabilitas yang digunakan dapat dilihat

dari Tabel 3.3

Tabel 3.3. Kriteria reliabilitas 2 pengamat

No Koefisien Reliabilitas Penafsiran


1 0,80 ≤ r Derajat reliabilitas tinggi
2 0,40 ≤ r < 0,60 Derajat reliabilitas sedang
3 r < 0,40 Derajat reliabilitas rendah
(Adaptasi Ratumanan & Laurens, 2008:39)

3.9.2 Analisis kepraktisan media pembelajaran

Data kepraktisan media pembelajaran berdasarkan keterlaksanaan RPP.

Keterlaksanaan RPP berisi langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti.

Kemudian diamati oleh dua orang pengamat untuk memberikan penilaian skor

yang tepat pada tiap kali pertemuan dan berdasarkan pada petunjuk penilaian yang

ada. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat sehingga reliabilitas

keterlaksanaan RPP dihitung dengan menggunakan rumus sebagai mana pada

persamaan (3.2) dengan kriteria pada Tabel (3.2).


34

3.9.3 Analisis efektifitas pembelajaran (hasil belajar)

Efektivitas pembelajaran diukur dari tes hasil belajar dengan melakukan

pretest dan posttes lalu kemudian dihitung dengan menggunakan uji normalitas

dengan jumlah siswa 31 orang. Menurut Gunawan (2013) cara untuk mengetahui

data signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan

memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (sig). Untuk menetapkan

kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut :

a. Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya ɑ= 0,05

b. Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

c. Jika signifikansi yang diperoleh > ɑ, maka sample berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

d. Jika signifikansi yang diperoleh < ɑ, maka sample bukan berasal dari populasi

yang berdistribusi normal

Setelah mengetahui data hasil belajar siswa telah terdistribusi normal

atau tidak lewat uji nomalitas kemudian menghitung rata - rata gain dari 31 siswa

dengan menggunakan persamaan 3.3. Analisis gain digunakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa ranah pengetahuan. Gain didapat dari data skor

pretest dan posttest pada saat sebelum dan sesudah diterapkannya perlakuan

(treatment) yang kemudian diolah untuk menghitung skor gain. Skor gain

dihitung menggunakan rumus (Hake, 1998)

Spost  Spre
<g> = (3.3)
S max  Spre
Keterangan: <g> = gain score
Spost = skor posttest
Spre = skor pretest
Smax= skor maksimum
35

Untuk kriteria efektivitas dari hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria efektivitas pembelajaran

No Nilai Kriteria
1 <g> >0,7 Tinggi
2 0,3 ≤ <g> ≤0,7 Sedang
3 <g> < 0,3 Rendah
(Adaptasi Hake, 1998)
36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil validasi dan uji coba kelas dari media pembelajaran

prezi pada materi momentum dan impuls yang telah dikembangkan, maka

dihasilkan media pembelajaran yang layak untuk digunakan. Berikut ini deskripsi

hasil validasi dan uji coba kelas terhadap pengembangan media pembelajaran

fisika berbasis zooming persentation (prezi) pada pokok bahasan momentum dan

impuls di MAN 3 Banjarmasin beserta pembahasannya.

4.1 Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Prezi

Hasil pengembangan media pembelajaran yang digunakan untuk

mendukung proses pembelajaran pada tingkat SMA ini sesuai dengan

karakteristik materi momentum impuls dan siswa SMA kelas XI IPA MAN 3

Banjarmasin. Dalam penelitian ini dikembangkan media pembelajaran fisika

berbasis zooming persentation (prezi) pada pokok bahasan momentum dan impuls

di MAN 3 Banjarmasin ditelaah oleh Dr. Mustika Wati, M, Sc selaku

pembimbing 1 dan Misbah, M.Pd selaku pembimbing 2.

4.1.1 Media Pembelajaran Prezi

Validasi terhadap media pembelajaran yang dikembangkan dilakukan

untuk mengetahui kevalidan media pembelajaran untuk diuji cobakan pada kelas

sesungguhnya. Kevalidan media pembelajaran ini dinilai oleh 1 orang validator

pakar dan 1 orang validator praktisi. 35


Adapun yang bertindak sebagai validator
37

pakar adalah Abdul Salam M, M.Pd selaku akademisi, dan Rajiah, S.Pd selaku

praktisi. Dari hasil validasi dilakukan revisi pada media pembelajaran yang

dikembangkan sesuai dengan saran-saran dari validator. Adapun hasil validitas

media pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Validitas media pembelajaran


Aspek Kriteria Penilaian ∑ Per
Rata-rata Kriteria s
Penilaian Penilaian A B aspek
Materi 1 4 3 13 3.25 Baik 0
2 3 3 1
Ilustrasi 3 3 3 12 3.00 Baik 1
4 3 3 1
Kelengkapan 5 3 3 12 3.00 Baik 1
Media 6 3 3 1
Desain Media 7 3 4 14 3.50 Sangat 0
8 4 3 Baik 0
Jumlah Skor 26 25 51 3.5 7
Persentase 79.69%
Validitas Valid
Reliabilitas 0.88 Derajat Reliabilitas Tinggi

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat hasil validasi keseluruhan memperlihatkan

bahwa hasil penilaian validasi media pembelajaran yang meliputi aspek materi,

ilustrasi, kelengkapan media dan desain media secara menyeluruh termasuk dalam

kategori sangat baik sesuai dengan kriteria pada tabel 3.1. Adapun besar

reliabilitas untuk validasi media ini adalah sebesar 0,88 dan derajat reliabilitas

tinggi.

Adapun saran-saran perbaikan media pembelajaran dari para validator

dapat dilihat pada Tabel 4.2.


38

Tabel 4.2 Saran-saran validator media pembelajaran

No Media Saran Validator


pembelajaran
1. Validator I Tambahkan penjelasan tentang keberlakuan hukum
kekekalan momentum pada gerak roket
Perkaya lagi fitur-fitur video untuk lebih menarik
perhatian siswa dan memudahkan siswa memahami
konsep/prinsip/hukum yang diajarkan

2 Validator II Perbanyak video-video untuk meminimalisir salah


presepsi yang terjadi pada siswa mengenai suatu contoh
pengaplikasian momentum dan impuls dalam kehidupan
sehari-hari

Dari hasil validasi di atas dapat dikatakan bahwa media pembelajaran

yang dikembangkan tergolong valid. Selanjutnya dilakukan perbaikan pada media

pembelajaran yang telah divalidasi sesuai dengan saran-saran untuk menghasilkan

media pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat digunakan dalam

uji coba di kelas.

Selain media pembelajaran juga dihasilkan materi ajar, LKS, RPP dan THB

yang disesuaikan dengan media pembelajaran prezi agar dapat digunakan secara

maksimal. Berikut ini adalah uraian materi ajar, LKS (lembar kerja siswa), RPP (rencana

pelaksanaan pembelajaran) dan THB (tes hasil belajar)

4.1.1.1 Materi Ajar

Materi ajar ini digunakan siswa sebagai sumber belajar yang berisi materi

momentum dan impuls. Materi ajar siswa yang dikembangkan terdiri dari

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, judul bab beserta isi

materi momentum dan impuls. Dalam isi materi ajar ini berisi materi pelajaran,

kegiatan contoh soal dan pembahasan,


39

Materi ajar yang dikembangkan menggunakan sumber buku fisika kelas

XI terbitan Yudistira dan juga dari berbagai sumber internet yang menyangkut

materi momentum dan impuls. Sumber-sumber yang digunakan dalam

pengembangan materi ajar ini dikemas dalam daftar pustaka pada materi ajar

siswa.

4.1.1.2 Lembar kerja siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi panduan

bagi siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan

pemecahan masalah. LKS berisi ringkasan materi dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik untuk

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan keterampilan dasar

sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. LKS yang

dikembangkan pada penelitian ini ada empat yang disesuaikan dengan RPP

dimana pada setiap pertemuan ada satu buah LKS.

Saat menjawab LKS siswa dibimbing dan diarahkan untuk menemukan

sendiri jawaban LKS. LKS pada penelitian ini berupa LKS soal-soal pemecahan

masalah yang disertai dengan langkah-langkah dalam mengerjakan permasalahan

dan telah disediakan tempat kosong untuk jawaban siswa. Pada LKS telah

dirancang secara sistematis untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan

soal-soal.
40

4.1.1.3 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran

yang pengembangannya mengacu pada suatu kompetensi dasar tertentu di dalam

kurikulum/silabus. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru dalam mengajar

sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah. RPP yang dikembangkan disusun

sedemikian rupa dengan menggunakan media pembelajaran prezi. RPP yang

dikembangkan ini mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang

selanjutnya menjadi indikator pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum

2013.

Pada penelitian ini ada empat buah RPP yang memuat materi momentum

dan impuls dengan alokasi waktu empat kali pertemuan. Pada RPP pertama

memuat tentang pengertian momentum dan impuls, pertemuan kedua memuat

tentang hukum kekekalan momentum, pertemuan ketiga memuat tentang

jenis-jenis tumbukan dan pertemuan keempat memuat tentang roket. RPP yang

dibuat terdiri dari kompetens inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran,

materi pokok (hanya ringkasan materi), sumber pembelajaran, media, alat dan

bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar dan daftar pustaka.

4.1.1.4 Tes hasil belajar (THB)

Tes hasil belajar (THB) digunakan untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran dan media yang telah dikembangkan. THB ini berupa pretest dan

posttest yang dibuat dari materi momentum dan impuls dimana soal yang dibuat

mengacu pada indikator pembelajaran pada RPP yang disusun dalam bentuk
41

kisi-kisi berisi indikator pembelajaran, nomor soal, ranah kognitif, skor, soal, dan

kunci jawaban.

THB yang dikembangkan berbentuk soal essai yang terdiri dari 12 soal

tentang materi momentum dan impuls sesuai dengan taksonomi Bloom. THB ini

terbagi lagi dalam 3 soal untuk mengukur siswa dalam memakai (C2) konsep atau

prinsip-prinsip fisika terkait konsep momentum dan impuls, 7 soal untuk

mengukur kemampuan menghitung (C3) konsep dan atau prinsip fisika terkait

konsep momentum dan impuls, 1 soal untuk mengukur kemampuan

mengaplikasikan (C4) konsep dan atau prinsip fisika terkait konsep momentum

dan impuls serta 1 soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam merancang (C4)

konsep dan atau prinsip fisika terkait konsep momentum dan impuls.

4.2 Hasil Tampilan Prezi

Dalam pembuatan media presentasi prezi peneliti membagi beberapa

tampilan antara lain: tampilan awal, tampilan materi, tampilan video pembelajaran,

dan tampilan soal latihan. Tampilan pembukaan halaman awal media merupakan

tampilan awal yang menunjukkan judul media dan tampilan umum keseluruhan

dari materi yang akan disampaikan. Halaman ini bertujuan agar pengguna

mengetahui materi yang akan disajikan dalam media presentasi prezi pada mata

pelajaran fisika. Berikut beberapa tampilan awal pada media prezi untuk pokok

bahasan momentum dan impuls.


42

Gambar 4.1 Tampilan Awal Prezi Pengertian Momentum dan Impuls

Gambar 4.2 Tampilan Awal Prezi Hukum Kekekalan Momentum

Gambar 4.3 Tampilan Awal Prezi Jenis-Jenis Tumbukan


43

Gambar 4.4 Tampilan Awal Prezi Roket

Pokok bahasan momentum dan impuls memiliki 4 subbab yaitu

pengertian momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, jenis-jenis

tumbukan dan roket. Pada tampilan awal dalam media presentasi prezi siswa

dapat melihat secara keseluruhan materi ajar yang akan disampaikan. Pada awal

tampilan akan terlihat salam pembuka lalu tampil video mengenai motivasi atau

pengetahuan awal kemudian akan tampil slide yang berisi judul lalu indikator

pembelajaran barulah tampil slide yang berisi materi beserta contoh soal, selain

itu di slide prezi juga berisi LKS, dan pelatihan lanjutan.

4.3 Hasil Uji Coba

4.3.1 Simulasi media pembelajaran

Simulasi dilakukan sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar di

kelas. Peneliti bertindak sebagai pengajar melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Adapun pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP pada pertemuan pertama dangan


44

alokasi waktu 2 x 45 menit. Semua kegiatan pembelajaran yang tertulis pada RPP

dilaksanakan dengan baik seperti halnya pembelajaran yang sesungguhnya.

Adapun yang bertindak sebagai pengamat keterlaksanaan RPP adalah

Diah Triwulandari, S.Pd dan M.Noor Alifullah,S.Pd. Kegiatan simulasi dilakukan

pada tanggal 31 Oktober 2016 di Laboratorium Fisika FKIP Universitas Lambung

Mangkurat Banjarmasin dan dihadiri oleh 14 peserta. Kegiatan ini dikondisikan

selayaknya pembelajaran formal dalam kelas. Berdasarkan hasil simulasi yang

telah dilakukan didapatkan hasil keterlaksanaan RPP yang diamati oleh pengamat

simulasi dengan rerata skor 3,88 yang berada dalam kategori sangat baik dan

reliabilitas 0,95 dengan kategori tinggi sehingga media pembelajaran hasil

simulasi dapat diteruskan/dipakai pada kelas sesungguhnya.

Saran agar pemanfaatan media presentasi prezi dapat dipergunakan

secara maksimal, yaitu penggunaan media presentasi prezi hendaknya tidak lepas

dari pantauan dan bimbingan guru. Agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar sebaiknya guru sudah mempelajari media presentasi ini terlebih dahulu,

dalam pengoperasian media prezi disarankan terdapat alat pendukung seperti LCD

dan speaker agar suara dalam video dapat terdengar jelas

4.3.2 Ujicoba kelas

Media pembelajaran yang dikembangkan pada materi momentum impuls

yang diuji cobakan pada tanggal 1 November 2016 sampai 29 November 2016 di

kelas XI MIA 1 MAN 3 Banjarmasin yang terdiri dari 31 siswa, dan diperoleh

data hasil ujicoba kelas sebagai berikut:


45

a. Kepraktisan media pembelajaran (keterlaksanaan RPP)

Kepraktisan media pembelajaran yang menggunakan media prezi pada

materi momentum dan impuls dapat dilihat pada keterlaksanaan RPP yang

dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada materi

pengertian momentum dan impuls, pertemuan kedua pada materi hukum

kekekalan momentum, pertemuan ketiga pada materi jenis-jenis tumbukan, dan

pertemuan keempat pada materi roket. Pada kegiatan pembelajaran yang bertindak

sebagai pengamat adalah Nor Rahmawati, S.Pd dan Alvi Nanda Saputra,S.Pd

mulai pertemuan pertama hingga pertemuan keempat.

Pada fase I nilai keterlaksanaan RPP mengalami peningkatan mulai dari

pertemuan pertama sampai pertemuan keempat dikarenakan siswa masih

memerlukan penyesuaian dengan media yang baru. Lalu pada fase ke-II setiap

pertemuan nilai keterlaksanaan RPP tetap dikarenakan siswa sudah terbiasa

menerima pelajaran menggunkan media prezi. Kemudian pada fase ke-III nilai

keterlaksanaan RPP mengalami penurunan dari pertemuan pertama sampai

pertemuan keempat dikarenakan materi yang dipelajarinya semakin sulit. Dan

untuk fase ke-IV nilai keterlaksanaan RPP nya sempat meningkat dari pertemuan

pertama hingga pertemuan ketiga namun menurun pada petemuan keempat. Serta

pada fase ke-V mulai dari pertemuan pertama lalu mengalami penuruna di fase

ke-II. Namun secara keseluruhan nilai rata-rata keterlaksanan RPP berkategori

sangat baik, seperti pada Tabel 4.3 sebagai berikut :


46

Tabel 4.3 Nilai rata-rata keterlaksanaan RPP pada setiap pertemuan

Nilai
Pertemuan Kategori
rata-rata
1 3,88 Sangat baik
2 3,88 Sangat baik
3 3,92 Sangat baik
4 3,82 Sangat baik

Nilai reliabilitas pada setiap pertemuan adalah 0,96 pada pertemuan

pertama,0,95 pada pertemuan kedua, 0,89 pada pertemuan ketiga dan 0,83 pada

pertemuan keempat dengan kategori reliabilitas tinggi pada pertemuan pertama

sampai pertemua keempat. Dari hasil keterlaksanaan RPP tiap fase dan pada

setiap pertemuan di atas dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang

dikembangkan tergolong praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran

karena nilai rata-ratanya berkategori sangat baik.

b. Efektivitas media pembelajaran

Keefektifan media pembelajaran ditinjau melalui tes hasil belajar. Hasil

belajar siswa pada penelitian ini diambil melalui pre-test dan post-test lalu

kemudian dihitung dengan menggunakan uji normalitas dengan jumlah siswa 31

orang. Setelah diketahui bahwa data hasil belajar siswa telah terdistribusi normal

lewat uji nomalitas. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan

program berbantuan komputer dengan nilai 0,454 (perhitungan pada lampiran).

Lalu menghitung rata - rata gain dari 31 orang siswa dengan menggunakan

persamaan 3.3 didapatkan nilainya sebesar 0,75. Dan berdasarkan Tabel 3.5

tentang kriteria keefektivitas hasil belajar maka tes hasil belajar yang telah

diujikan berkategori tinggi.


47

Tabel 4.4 Hasil N-gain secara umum


Rata-rata pretest Rata-rata posttest N-gain Kategori

21,38 80,53 0.75 Tinggi/Sangat efektif

Jika ditinjau lebih lanjut terhadap kriteria nilai N-gain masing-masing

siswa di dalam kelas, terdapat 30 siswa yang hasil belajarnya berkategori tinggi

dan hanya 1 siswa yang tergolong kategori sedang serta 0 siswa yang tergolong

rendah. Dari hasil nilai N-gain dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang

dikembangkan tergolong sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan

media pembelajaran yang dikembangkan. Dalam pembahasan ini yang mencakup

kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan, meliputi hal-hal yang

berkenaan dengan pengembangan media pembelajaran dan hasil uji coba media

pembelajaran.

Adapun hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan media

pembelajaran meliputi validitas media pembelajaran dan keunggulannya,

sedangkan hal-hal yang berkenaan dengan hasil uji coba media pembelajaran

meliputi kepraktisan media pembelajaran melalui keterlaksanaan RPP dan

efektivitas pembelajaran melalui THB siswa.


48

4.4.1 Pembahsan yang berkenaan dengan hasil uji coba

a. Validitas media pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran prezi

(zooming persentation) digunakan untuk membuat siswa menjadi lebih tertarik

dan lebih mudah mengerti pembelajaran yang disampaikan. Dapat dilihat pada

Tabel 4.1 hasil validasi keseluruhan memperlihatkan bahwa hasil penilaian

validasi media pembelajaran yang meliputi aspek penilaian materi, ilustrasi,

kelengkapan media dan desain media termasuk valid dengan kategori sangat baik.

Adapun besar reliabilitas untuk validasi media ini adalah sebesar 0,88 dengan

derajat reliabilitas tinggi.

Hasil penilaian media pembelajaran meliputi aspek penilaian materi,

ilustrasi, kelengkapan media dan desain media secara menyeluruh yang dilakukan

oleh kedua validator diperoleh rerata dari kedua validator sebesar 3,5 yang

dinyatakan oleh validator dalam kategori valid dengan revisi kecil. Hasil penilaian

dengan kategori baik pada setiap kategori menunjukkan bahwa

komponen-komponen yang termuat dalam media telah terpenuhi dengan benar,

sehingga dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan valid digunakan

sebagai media pembelajaran karena menurut Sudjana dan Rivai (2013) dapat

menjadi alat bantu mengajar yang menunjang penggunaan metode mengajar yang

diperlukan oleh seorang guru. Karena kedudukan media sebagai salah satu upaya

membantu proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan

belajarnya.
49

b. Kepraktisan media pembelajaran

Kepraktisan media pembelajaran prezi dilihat dari keterlaksanaan RPP.

Keterlaksanaan RPP yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu

pertemuan pertama pada materi pengertian momentum dan impuls, pertemuan

kedua hukum kekekalan momentum, pertemuan ketiga pada materi jenis-jenis

tumbukan dan pertemuan keempat pada materi roket. Hasil analisis

keterlaksanaan RPP terdiri dari pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 7.

Hasil keterlaksanaan RRP tiap fase pada media prezi dapat dijelaskan

sesuai gambar 4.1. Secara umum rata-rata keterlaksanaan RPP tiap fase berada

pada rentang 3,50 sampai 3,92 hasil ini tergolong kategori sangat baik. Adapun

nilai rata-rata per fase terendah adalah pada fase 3 pertemuan keempat yaitu

sebesar 3,50. Walaupun demikian hasil tersebut masih tergolong kategori

terlaksana sangat baik. Diperolehnya nilai rata-rata terendah pada fase 3

pertemuan keempat yaitu saat fase aplikasi konsep dalam kehidupan disebabkan

beberapa siswa memerlukan waktu yang yang lebih lama dalam berdiskusi untuk

menyelesaikan LKS karena beberapa siswa belum tahu terhadap permasalahan

yang terdapat di dalam LKS tersebut sehingga pada saat mereka diberi

kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya diperlukan peran guru sebagai

pembimbing untuk lebih aktif dalam mengajak siswa menyampaikan hasil

diskusinya dan juga diperlukan peran guru sebagai pembimbing untuk lebih

mampu dalam menanggapi hal-hal yang tidak dipahami siswa.


50

Adapun keterlaksanaan RPP secara umum untuk pertemuan pertama

dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 3,88 dengan kategori sangat baik serta

reliabilitas sebesar 0,96 dengan kategori reliabilitas tinggi. Keterlaksanaan RPP

pada pertemuan kedua dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 3,88 dengan

kategori sangat baik serta reliabilitas sebesar 0,95 dengan kategori reliabilitas

tinggi. Untuk keterlaksanaan RPP pada pertemuan ketiga dengan rata-rata nilai

keseluruhan adalah 3,92 dengan kategori sangat baik serta reliabilitas sebesar 0,89

dengan kategori reliabilitas tinggi. Terakhir untuk keterlaksanaan RPP pada

pertemuan keempat dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 3,82 dengan

kategori sangat baik serta reliabilitas sebesar 0,83 dengan kategori reliabilitas

tinggi. Sehingga secara keseluruhan media pembelajaran yang dikembangkan bisa

dikatakan praktis ditinjau dari keterlaksanaan RPP.

Pada pertemuan pertama banyak siswa yang sangat fokus pada materi

karena memperhatikan video-video yang ditampilkan, sehingga peran guru

sebagai pembimbing dituntut untuk lebih mengawasi agar diskusi-diskusi kecil

yang dilakukan oleh para siswa tidak melenceng dari proses pembelajarannya

terutama pada kegiatan inti yaitu dalam menyelesaikan soal mengenai aplikasi

konsep dalam kehidupan, hal ini dikarenakan beberapa siswa yang masih sulit

diarahkan dalam kegiatan ini. Selanjutnya pada pertemuan kedua siswa sudah

mulai terbiasa pada kegiatan pembelajaran dengan media prezi dimana dalam

menanggapi video-video yang ditampilkan siswa lebih aktif untuk mencari tahu

jawaban dari permasalahan yang ada dalam video dengan dibimbing oleh guru

dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ketiga dan keempat siswa sudah
51

mampu memahami dan terbiasa dalam mencari tahu jawaban dari permasalahan

yang ada dalam video dan menyelesaikan soal mengenai aplikasi konsep dalam

kehidupan.

Dari hasil keterlaksanaan RPP baik ditinjau secara umum maupun tiap

fase hasil kepraktisan masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai 3,87 dan

reliabilitas dengan kategori tinggi dengan nilai 0,90. Keterlaksanaan RPP pada

penelitian ini digunakan untuk menentukan kepraktisan media pembelajaran yang

dikembangkan. Kepraktisan mengandung arti mudah pelaksanaannya, mudah

pemeriksaannya dan dilengkapi petunjuk-petunjuk sehingga dapat diberikan dan

dilaksanakan oleh orang lain (Widoyoko, 2012).

c. Efektivitas media pembelajaran

Keefektivan hasil belajar siswa pada penelitian ini diambil melalui

pre-test dan post-test lalu kemudian dihitung dengan menggunakan uji normalitas

dengan jumlah siswa 31 orang. Setelah diketahui bahwa data hasil belajar siswa

telah terdistribusi normal lewat uji nomalitas. Lalu menghitung rata - rata gain

dari 31 orang siswa dengan menggunakan persamaan 3.3. Di dalam uji gain ada

tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Adapun hasil belajar siswa yang

dihitung menggunakan N-gain secara umum melalui rata-rata pretest dan rata-rata

posttest dari 31 hasil belajar siswa adalah 0,75 yang tergolong kategori tinggi, dari

hasil tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan

tergolong efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Setiawan dan Joko (2016) sebesar

84,29% dengan kategori sangat baik. Terdapat peningkatan hasil belajar setelah
52

menggunakan media pembelajaran interaktif dilengkapi software prezi mata

pelajaran Instalasi Penerangan Listrik SMK Negeri 1 Nganjuk. Hasil belajar siswa

yang dapat mencapai efektif tidak terlepas dari terlaksananya RPP berdasarkan

media pembelajaran prezi dengan baik. Membuat siswa aktif selama kegiatan

belajar mengajar yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Media

pembelajaran prezi dapat mengangkat minat dan hasil belajar siswa karena lebih

visual atau nyata dan terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih menarik

dan mudah dicerna siswa.

4.5 Kelemahan Penelitian

Adapun kelemahan pada penelitian antara lain sebagai berikut:

(1) Aliran listrik yang tidak stabil membuat siswa kehilangan fokus untuk

beberapa saat.

(2) Saat menampilkan video-video koneksi internetnya kurang begitu baik maka

memperlambat penyampaian materi.

(3) Pada penelitian ini siswa hanya merancang roket sederhana, tidak sampai

memodifikasi roket sederhana sehingga kompetensi dasar pada 4.1 belum

tercapai.
53

BAB V

PENUTUP

5.1 Produk

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan media pembelajaran prezi pada

pokok bahasan momentum dan impuls meliputi:

1) Lembar kerja siswa.

2) Materi ajar.

Selain produk tersebut diatas, juga dihasilkan :

1) Rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Tes hasil berlajar

5.2 Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan dan uji coba, maka diperoleh simpulan bahwa

pengembangan media pembelajaran fisika berbasis (zooming persentation) prezi

pada pokok bahasan momentum dan impuls di MAN 3 Banjarmasin yang

dikembangkan dinyatakan layak (valid, praktis dan efektif) untuk digunakan

dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung oleh temuan berikut:

(1) Media pembelajaran fisika berbasis (zooming persentation) prezi pada pokok

bahasan momentum dan impuls yang dikembangkan adalah cukup valid

53
54

menurut validator praktisi dan akademisi dilihat dari skor rata-rata yang

diperoleh dengan kategori baik.

(2) Media pembelajaran fisika berbasis (zooming persentation) prezi pada pokok

bahasan momentum dan impuls yang dikembangkan dinyatakan praktis

ditinjau dari tingkat keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan kategori sangat baik.

(3) Media pembelajaran fisika berbasis (zooming persentation) prezi pada

pokok bahasan momentum dan impuls yang dikembangkan dinyatakan efektif

dilihat dari tingkat pencapaian ketuntasan hasil belajar kognitif siswa yang

telah ditetapkan dengan gain score sebesar 0,75 dengan kategori tinggi.

5.3 Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah

(1) Bagi sekolah, hendaknya menggunakan media pembelajaran prezi untuk

meningkatkan hasil belajar kognitif fisika siswa.

(2) Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran

prezi yang peneliti kembangkan membutuhkan waktu yang sekitar setengah

atau satu menit hingga prezi benar-benar siap dijalankan.

(3) Bagi peneliti, yang ingin melakukan penelitian menggunakan media

pembelajaran prezi agar proses Start Up tidak terlalu berat, sebaiknya file

prezi yang terlalu besar (isinya terlalu banyak) dipisah menjadi beberapa

bagian.
55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharisimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharisimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Artianningsih, Sri Witurachmi, Sri Sumaryati. 2013. Penerapan Mind Mapping


dengan Media Prezi Untuk Meningkatkan Prestasi dan Partisipasi
Belajar Akuntansi, Jurnal Pendidikan UNS, vol. 2 Juli 2012 Hal. 39 s/d
48

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Depok: Rajagrafindo Persada.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Epinur, Wilda Syahri, dan Adriyani. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran


Kimia Pada Materi Elektrokimia Untuk Kelas XII SMAN 8 Kota Jambi dengan
Menggunakan Sofware Prezi. Jurnal Universitas Jambi . Ind. Soc. Integ.
Chem., 2014, Volume 6, Nomor 1

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan.


Yogyakarta: Parama Publishing.

Hake, R.R. 1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A


Six-thousand-student survey ofmechanics test data for introductory
physics courses. Department of Physics, Indiana University. Volume 66
No.1.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Ichsan. 2009. Mempertimbangkan Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget


dalam Pembelajaran PAI. Jurnal UIN Sunan Kalijaga. 1:6-21

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:


Prestasi Pustaka Raya

Prayoga Anjar Miski, Sigit Santoso, Nurhasan Hamidi, dkk. 2013. Penggunaan
Media Prezi dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Akutansi, Jurnal Pendidikan UNS vol. 1
No. 2 Juni 2013 Hal 1 s/d 8

Pudjawan, dkk. 2014. Model Penelitian dan Pengembangan. Singaraja: Graha


Ilmu.
56

Raharja, Bagus dkk. 2014.Panduan Belajar Fisika 2A SMA kelas XI.Jakarta:


Yudhistira.

Ratumanan dan Laurens. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Unesa


University Press

Safutry, Windy. 2013. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program


Penguatan Keluarga Oleh Yayasan Sos Children’s Village Medan di
lingkungan III Kelurahan Namo Ganjar Kecamatan Medan Tuntungan
Jurnal Skripsi Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan

Saputri Indri Juriana, Diana Tien Irfahmi, Sumadi. 2016. Media Presentasi Prezi
Pada Mata Pelajaran Akutansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Jurnal Universitas Negeri Malang

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:


Erlangga

Strasser, Nora. 2013. Using Prezi In Higher Education, The Clute Institute
Internasional Academic Conference, Breakenridge. Colorado USA

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana dan Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Setyawan Kodrat dan Joko. 2016. Pengembangan dan Pelatihan Media


Pembelajaran Interaktif dilengkapi Software Prezi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik Kelas X
TIPTL SMK Negeri 1 Nganjuk, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro vol. 05
No. 01 Tahun 2016 hal 45 - 52

Suryani, Khairil, Cut Nurmaliah. 2015. Penggunaan Prezi Pada Materi Sistem
Peredaran Darah Manusia untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta
Didik SMA Negeri 1 Lhoksukan, Jurnal EduBio Tropika, vol. 3 No. 1
April 2015 hal. 1-50

Utari Yani Putri, Eko Setyadi, Siska Desy Fatmaryanti. 2014. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Online Prezi dalam Pokok Bahasan Alat
Optik pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun
Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan UMP, vol. 5 No. 2 September
2014

Widoyoko, E.P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Media Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta:


Akademia Permata
57

Yusuf Muhammad dan Wasis. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Prezi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada
Materi Kalor, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika ISSN : 2302-4496 vol. 03
No. 02 Tahun 2014 hal 137 - 142

Anda mungkin juga menyukai