Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DENGAN

GANGUAN SISTEM IMUNOLOGI HIV DAN SLE


DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :
 
1. NURHIKMAH
2. NI MADE ARI NOPIYANTI
3. RIZKIKA NURIA ISTARI
4. SRI KURNIATI
5. SUSI SUSANTI
6. TEJA ERSA WIBAWA
7. ZOHRIAH
Pengertian Imunologi

Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian


mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada
semua organisme. Imunologi memiliki berbagai
penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya
dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti :
malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (
penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,
penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan
fisiologis komponen-komponen sistem imun.
Penyakit Imunitas

Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim


pertahanan tubuh yang terintegrasi sejak awal konsepsi
(pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh yang
sudah merupakan software bawaan.
HIV AIDS

AIDS adalah singkatan dari acquired


immunedeficiency syndrome, merupakan sekumpulan
gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV
disertai gejala infeksi yang oportunistik yang
diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat
kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus (HIV)
adalah virus golongan Ribonucleic acid (RNA) yang
spesifikmenyerangsistemkekebalantubuhmanusia dan
menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS).
Gejala Klinis

Menurut KPA (2007) gejala klinis terdir idari 2 gejala


yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor
(tidak umum terjadi):
Gejalamayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
b.Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
d.Penurunan kesadaran dan gangguan neurologise.
e. Demensia/ HIV ensefalopati.
Lanjutan..........
Gejalaminor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
b.Dermatitis generalisata.
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes
zoster berulang.
d.Kandidiasor ofaringeal.
e. Herpes simpleks kronis progresif.
f. Limfadenopati generalisata.
g.Retinitis virus Sitomegalo.
Gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas
beberapa fase
Faseawal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan
tanda-tanda infeksi. Tapikadang-kadang ditemukan gejala mirip
flu seperti demam, sakitkepala, sakit tenggorokan, ruam dan
pembengkakan kelenjar getah bening.
Faselanjut
Penderitaakantetapbebasdarigejalainfeksiselama 8 atau 9
tahunataulebih. Tetapiseiringdenganperkembangan virus dan
penghancuranselimuntubuh, penderita HIV/AIDS
akanmulaimemperlihatkangejala yang
kronissepertipembesarankelenjargetahbening
(seringmerupakangejalayang khas), diare, berat badan menurun,
demam, batuk dan pernafasanPendek.
Lanjutan...
Faseakhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10
tahun atau lebih setelah terinfeksi, gejala yang lebih
berat mulai timbul dan infeksi tersebutakan berakhir
pada penyakit yang disebut AIDS
Patofisiologi
Penyakit HIV dimulai dengan infeksi akut yang
hanya dikendalikan sebagian oleh respon imun
spesifik dan berlanjut menjadi infeksi kronik
progresif pada jaringan limfoid perifer.
Komplikasi

1.Komplikasi pada mata :


Infeksi okular, yaitu uveitis, keratitis, neuritis optik, konjung
tivitis, atrofioptik dan korioretinitis. Kelainan mata yang
terbanyak adalah uveitis (inflamasi intraokular) yang dapat
terjadi pada semua stadium dan dapat sembuh spontan,
namun angka kekambuhannya tinggi bila sifilis tidak diobati.
2.Komplikasi neurologi :
Komplikasi ini dapat mengenai susunan saraf tepi dan
susunan saraf pusat. Komplikasi yang dapat mengenai
susunan saraf pusat bermanifestasi sebagai demensia terkait
HIV (7% dari penderita) dengan gejala seperti gangguan
kognitif, motorik, dan gangguan perilaku.
Lanjutan
3.Kandidiasis (infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans) bronkus, trakea, paru-paru.
F.PemeriksaanDiagnostik
1.TesuntukdiagnosainfeksiHIV :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2.Tesuntuk deteksi gangguan system imun :
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat
menghentikan suatu penyakit sebelum hal itu terjadi. Promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan
kesehatan adalah tiga aspek utama didalam pencegahan primer.
PencegahanSekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan
perkembangan penyakit atau cedera menuju suatu
perkembangan kearah kerusakan atau ketidak mampuan
(Timmreck, 2012). Pencegahan sekunder ditujukan kepada
penderita yang sudah terinfeksi virus HIV. Infeksi HIV/AIDS
menyebabkan menurunnya sistem imun.
PencegahanTersier
Sasaran pencegahan tersier adalah penderita
penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan
sampai mengalami cacat atau kelainan permanen,
mencegah bertambah parahnya suatu penyakit
tersebut.
Systemic Lupus Erytematosus (SLE)

Sistem kekebalan biasanya melawan infeksi dan


bakteri berbahaya untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Sebuah penyakit autoimun terjadi ketika serangan
sistem kekebalan tubuh karena membingungkan untuk
sesuatu yang asing. Ada banyak penyakit autoimun,
termasuk lupus eritematosus sistemik (SLE).
Istilah lupus telah digunakan untuk mengidentifikasi
sejumlah penyakit kekebalan yang memiliki gambaran
klinis dan gambaran laboratorium yang serupa, tetapi
SLE adalah jenis lupus yang paling umum . Orang
sering menyebut SLE saat mereka mengatakan lupus.
Lanjutan.......
SLE adalah penyakit kronis yang dapat memiliki fase
gejala yang memburuk yang bergantian dengan
periode gejala ringan. Kebanyakan penderita SLE
dapat hidup normal dengan pengobatan.
Gejala SLE

Gejala lupus sangat beragam dan bisa berbeda antara


satu pasien dengan pasienlainnya. Hal ini karena lupus
bisa menyerang berbagai organ maupun jaringan
tubuh. Beberapa gejala yang muncul saat seseorang
mengalami lupus bisa dirasa ringan atau berat, terjadi
tiba-tiba atau bertahap, dan berlangsung sementara
atau permanen.
Ada beberapajenis lupus yang sering terjadi, yaitu:

Systemic lupus erythematosus (SLE), yaitu lupus yang


terjadi di beberapabagiantubuh, sepertikulit, sendi,
ginjal (lupus nefritis), paru-paru, jantung,
hinggasistemsaraf
Cutaneous lupus erythematosus, yaitu lupus yang
hanyaterjadi di kulit
Drug induced lupus, yaitu lupus yang
terjadiakibatpenggunaanobat-obatan, seperti 
terbinafine, fenitoin, procainamide, hidroxyzine
Neonatal lupus, yaitujenis lupus langka yang
hanyaterjadi pada bayi yang barulahir
Meski gejalanya sangat bervariasi, terdapat beberapa gejala yang sering
muncul pada penderita lupus. Gejala-gejala tersebut adalah:
Sering merasa kelelahan meski sudah cukup beristirahat
Muncul ruam dari batang hidung sampai kedua pipi (butterfly rash)
Muncul ruam pada bagian tubuh lain, seperti tangan dan pergelangan
tangan
Ruam kulit bertambah parah, nyeri, atau gatal, jika terpapar sinar
matahari
Sendi terasanyeri, kaku, ataupun bengkak
Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Sesak napas
Mulut dan mata terasa kering
Nyeri dada
Sakit kepala
Kebingungan
dayaingat
Penyebab SLE
Lupus merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi saat
sistemimun yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi
atau cedera justru menyerang sel dan jaringan yang sehat. Hal
ini akan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada
berbagai organ dan bagian tubuh.
Penyebab lupus belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa faktor yang diduga memicu terjadinya lupus, yaitu:
Lingkungan
Kondisi genetik
Hormon, terutamapeningkatan hormonestrogen
Penyakitinfeksi, sepertiinfeksi virus Epstein-Barr atau 
cytomegalovirus
Obat-obatantertentu, seperti hydralazine dan procainamide
Diagnosis Lupus
Lupus adalah penyakit yang sulit didiagnosis.
Dokter akan melakukant anya jawab, pemeriksaan
fisik untuk melihat tanda dan gejala yang timbul, serta
melakukan pemeriksaan penunjang, untuk
mendiagnosis penyakitini.
Pengobatan Lupus
Lupus tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang
dilakukan bertujuan untuk meredakan keluhan,
mencegah munculnya gejala, dan menghambat
perkembangan penyakit.
Pencegahan Lupus
Lupus tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk menurukan risiko terkena
lupus atau mencegah kambuhnya keluhan dan gejala,
misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat,
menghindari pemicu lupus, dan melakukan kontrol
kesehatan kedokter secara berkala.
Komplikasi jangka Panjang SLE

pembekuan darah dan radang pembuluh darah atau vaskulitis


radang jantung, atau perikarditis
sebuah serangan jantung
sebuah stroke
perubahan memori
perubahan perilaku
kejang
radang jaringan paru-paru dan selaput paru-paru, atau radang
selaput dada
radang ginjal
penurunan fungsi ginjal
gagal ginjal
ASUHAN KEPERAWAN

Pengkajian
Anamneses

Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksan fisik difokuskan


pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan
mudah lelah,lemah,nyeri,kaku,demam/panas, anoreksia dan efek gejala
tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
Kulit

Ruam eritrmatous, plakeritomatous pda kulit kepala, muka atau leher.


Kardiovaskuler

Friction rub perikrdium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.


Lesieritemato uspapuler dan purpura yang menjadi nekrosis yang
menunjukkan gangguan vaskuler yang terjadi di ujung siku, jari kaki,
dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
System vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkanl
esipapuler, eritematous dan parpura di ujungjari kaki,
tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah
atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
System renal
Edema dan hematuria
System saraf
Sering terajdi depresi dan psikosis juga serangan kejang-
kejang, korea ataupun manisfestasi SSP lainnya.
Diagnosa keperawatan dan intervensi.

Nyeri dinflamasi dan kerusakan jaringan.


Tujuan: mengikut sertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas
hidup sehari-hari yang diperlukan untuk mengubah.
Intervensi:
a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan
kenyamanan( komprespanas/dingin, masase perubahan posisi,
istirahat; kasurbusa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi,
aktivitas yang mengalihkanperhatian).
b. Berikan preparat anti inflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.
c.Sesuaikan jadwa lpengobata nuntuk memenuhi kebutuhan pasien
terhadap penatalaksanaan nyeri.
d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa
nyerisertasipatkronikpenyakitnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai