KEPERAWATAN
ADRIANI , PERTEMUAN KE 4
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
2
MANAJEMEN PADA PROSES KEPERAWATAN MENCAKUP
BEBERAPA TAHAP YAITU
3
LANJUTAN PROSES KEPERAWATAN
4
FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
5
MUTU PELAYANAN (DONABEDIAN)
Pengkajian
Kepuasan
Diagnosa
konsumen (pasien
Intervensi
dan masyarakat
Implementasi
Evaluasi 6
PLANNING adalah tahap untuk merumuskan masalah keperawatan, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan masalah
7
MERUMUSKAN MASALAH
PENGKAJIAN
8
MENENTUKAN PRIORITAS
MASALAH
• Menurut Kepner Tregoe, ada 3 (tiga) aspek penting dalam
menentukan prioritas, yaitu dilihat dari tingkat Kegawatan
(Urgency), Mendesak (Seriousness) dan Pertumbuhan (Growth)
yang dikenal dengan singkatan “ USG “.
• Skala likert, skala yang ditetapkan yaitu angka 1 (satu) sampai
angka 5 (lima), yang tiap angka tersebut memiliki pengertian
yaitu :
1 = Sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = Kecil pengaruhnya
3 = Sedang / Cukup pengaruhnya
4 = Besar / Tinggi pengaruhnya
5 = Sangat besar / tinggi pengaruhnya
9
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Di RSUD ………
Tahun 2020
Kriteria
No Masalah Urgency Seriousness Growth Total Rangking
(U) (S) (G)
1 Standar asuhan keperawatan
(SAK) sudah ada tetapi belum 5 5 5 15 I
direvisi
2 Belum terorganisirnya dengan
3 3 3 9 VII
baik penyusunan SPO
3 Belum optimalnya audit
3 4 3 10 V
dokumentasi keperawatan
4 Belum optimalnya pelaksanaan
perencanaan harian, bulanan 4 4 3 11 IV
dan tahunan
5 Belum maksimalnya penerapan
4 4 4 12 III
MPKP
6 Belum optimalnya komunikasi
5 5 4 14 II
perawat
7 Belum efektifnya aktivitas
4 3 3 10 VI
kerja
10
ANALISIS SWOT
• Komponen SWOT:
1. Strenght (S) >>> Kekuatan
2. Weakness (W) >>> Kelemahan
3. Opportunity (O) >>> Peluang
4. Threat (T) >>> Ancaman
11
ANALISIS SWOT
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis SWOT :
1. Pengisian item IFAS dan EFAS
Pengisian IFAS (Weaknesses dan Strenght), EFAS (Opportunity dan
Threats)
2. Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(paling penting)
3. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dengan 1 (kurang) sampai 4 (sangat baik). Data rating diperoleh melalui
wawancara, observasi, maupun kuesioner. Kalikan bobot dan rating untuk
memperoleh nilai masing-masing faktor. Faktor weaknesses dan threats
menggambarkan kinerja negatif, sedangkan strenght dan opportunity
menggambarkan kinerja positif
12
MATRIKS ANALISIS SWOT
15
S-W 3,45 - 3.0 = 0,45
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD ………..
Peluang (opportunities)
1 Kerjasama dengan institusi pendidikan FK
Unand dan institusi keperawatan sebagai 0,2 4 0,8
lahan praktik
2 Adanya kerjasama dengan pihak asuransi
0,1 4 0,4
kesehatan (BPJS)
4 Persiapan RS menuju akreditasi RS
0,2 3 0,6
pendidikan
5 Adanya perhatian dan dukungan dari
0,2 4 0,8
pemerintah setempat
6 Tersedianya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan spesialistik serta psikiatri sehingga
0,2 3 0,6
memungkinkan masyarakat memanfaat berbagai
pelayanan yang disediakan.
7 RS memberikan kesempatan kepada perawat
0,1 4 0,4
untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan
Total 1 163,6
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD …………….
Ancaman (Threats)
1 Semakin bertumbuhnya beberapa rumah
sakit swasta, dengan persaingan pemberian
0,2 4 0,8
pelayanan prima disertai sarana dan
prasarana yang lebih lengkap.
2 Efek pasar bebas memungkinkan SDM
0,1 2 0,2
akan lebih kompetitif
3 Belum ada pemanfaatan IT yang
0,1 3 0,3
canggih untuk sisterm informasi RS
4 Masyarakat sudah mulai mengerti tentang
0,2 3 0,6
UU. Perlindungan konsumen
5 Kontrol LSM dan Pers dalam
0,2 2 0,4
pelayanan yang tidak sesuai standar
6 Adanya kebijakan pemerintah melaksanakan
fungsi social untuk merawat pasien tidak 0,2 3 0,6
mampu
Total 1 2,9
17
O-T 3,6 – 2,9= 0.7
Peta Posisi Kekuatan Organisasi
18
FISH BONE ANALYSIS
Kelompok
penyebab
Masalah
Penyebab
19
SELEKSI ALTERNATIF PEMENUHAN
KEBUTUHAN
• Seleksi alternatif pemenuhan kebutuhan menggunakan pembobotan
CARL, yaitu
C = Capability, artinya kemampuan
melaksanakan alternatif
A = Accessability, artinya kemudahan dalam
melaksanakan alternatif
R = Readiness, artinya kesiapan dalam
melaksanakan alternatif
L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif
tersebut dalam menyelesaikan masalah.
20
SELEKSI ALTERNATIF PEMENUHAN
KEBUTUHAN
• Rentang nilai 1 – 4:
1 = Seharusnya dapat diimplementasikan
2 = Mungkin dapat diimplementasikan
3= Harus dapat diimplementasikan
4 = pasti harus diimplementasikan
21
Contoh Seleksi Alternatif Pemenuhan Kebutuhan
22
Planning Of Action (POA)
N MASAL TUJUAN KEGIATAN METODE KRITERIA WAKTU PJ
O AH EVALUASI
1 Standar Teridentifika Identifikasi Studi Teridentifik Minggu Adriani
Asuhan si diagnosa SAK yang dokumentas asi SAK ke III
Keperawa keperawatan telah ada i, diskusi yang telah juni 2020
tan (SAK) berdasarkan Identifikasi FGD ada
sudah ada kebutuhan diagnosa Teridentifik
tetapi diruangan keperawatan asi diagnosa
belum sebagai berdasarkan keperawatan
direvisi bahan kebutuhan berdasarkan
penyusunan diruangan kebutuhan
SAK Menyiapkan diruangan
hasil Hasil
identifikasi identifikasi
dan diserahkan
menyerahkan ke bidang
ke bidang keperawatan
keperawatan
untuk
ditindaklanjut
i
23
Ketenagaan
24
PENETAPAN JUMLAH TENAGA
KEPERAWATAN
1. Metode Need
Metode perhitungan tenaga perawat berdasarkan kebutuhan.
Rumus Douglas
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana
masing-masing kategori memiliki nilai standar per shif
25
KLASIFIKASI
DERAJAT KETERGANTUNGAN KLIEN
( DOUGLAS )
26
2. Perawatan Parsial memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam
Kriteria :
a. Kebersihan diri, makan minum dan ambulasi
dibantu
b. Observasi TTV setiap 4 jam
c. Terpasang infus dan kateter
d. Pengobatan lebih dari sekali
27
3. Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
Kriteria :
a. Semua keperluan/aktivitas dibantu
b. Perubahan posisi, observasi TTV dilakukan
setiap 2 jam
c. Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi
intravena
d. Dilakukan pengisapan lendir/suction
e. Gelisah/disorientasi/tidak sadar
28
Nilai standar jumlah perawat per
shif berdasarkan klasifikasi pasien
Dst
29
PENETAPAN JUMLAH TENAGA
KEPERAWATAN
2. Metode Demand
Metode perhitungan tenaga perawat menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan perawat.
Formula Instalasi Gawat Darurat
a. Kasus gawat darurat : 87 menit
b. Kasus mendesak : 71 menit
c. Kasus tidak mendesak : 34 menit
30
Rumus:
TP = D x 365
3. Metode Depkes
Metode perhitungan tenaga perawat berdasarkan pengelompokan
unit kerja
Formula Kamar Operasi
32
METODE DEPKES...
Ket :
Jam perawatan/hari:
Operasi besar = 5 jam/1 operasi
Operasi sedang = 2 jam/operasi
Operasi kecil = 1 jam/operasi
Pemakaian kamar operasi = 6 jam/hari (jam kerja efektif
Tugas perawat di kamar operasi = 2 orang/tim
33
METODE DEPKES...
34
METODE DEPKES...
Formula Rawat Jalan
Rata2 jmlh pasien/hr x jmlh jam perawatan/hr
+Faktor Koreksi
jam efektif/hari x 60 menit
Ket:
Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit
Jam efektif/hari = 7 jam
TP Tugas non Kep = TP + Faktor koreksi x 15%
15% = tugas non keperawatan
35
FAKTOR KOREKSI RAWAT INAP, KAMAR BERSALIN , KAMAR
OPERASI, INSTALASI GAWAT DARURAT
37
TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
BERDASARKAN KATEGORI RUANG RAWAT
INAP
38
PENGATURAN SHIF
(WARSTLER)
1. 40% tenaga keperawatan untuk shif pagi
2. 30% tenaga keperawatan untuk shif sore
3. 15% tenaga keperawatan untuk shif malam
4. 15% tenaga keperawatan untuk off pergantian shif
39
MAKP & MPKP
40
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MAKP)
1. Metode Kasus
Asuhan keperawatan diberikan kepada seorang pasien secara total
dalam satu periode dinas
2. Metode Fungsional
Pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas
dan prosedur. Perawat diberi satu atau beberapa tugas untuk
dilaksanakan kepada semua pasien disuatu ruangan
41
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MAKP)
3. Metode Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien
oleh seorang perawat profesional (ketua tim) yang memimpin
sekelompok tenaga perawat
4. Metode Keperawatan Primer
Metode penugasan dimana seorang perawat yang disebut perawat
primer (PP)
bertanggungjawab penuh terhadap 4-6 pasien selama 24 jam.
42
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP)
1. MPKP Pemula
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. S.Kep/Ners sebagai CCM
c. DIII Keperawatan sebagai PP
d. SPK/DIII Kep sebagai PA
2. MPKP I
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA
43
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP)
3. MPKP II
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA
4. MPKP III
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Doktor keperawatan klinik (konsultan)
c. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
d. S.Kep/Ners sebagai PP
e. DIII Kep sebagai PA
44
STRUKTUR KETENAGAAN PADA TINGKAT RUANG RAWAT
DENGAN METODE MODIFIKASI KEP. PRIMER
KEPALA RUANGAN
CCM
PP 1 PP 2 PP 3
PAGI PA PA PA
PA PA PA
SORE PA PA PA
PA PA PA
MALAM
PA PA PA
LIBUR/CUTI
PA PA PA
9-10 klien 9-10 klien 9-10 klien 45
A. KEPALA RUANGAN
46
TUGAS (DINAS PAGI)
48
10. Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP di ambil
alih oleh karu, dan dapat didelegasikan kepada PA
senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi
tetap di bawah pengawasan KARU
11. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan
fasilitas yang dibutuhkan di ruangan
12. Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja
semua tenaga yang ada di ruangan dan membuat
DP3 dan usulan kenaikan pangakat
13. Melakukan pertemuan rutin dengan semua
perawat tiap bulan untuk membahas kebutuhan di
ruangan
14. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu
asuhan keperawatan
49
B. CLINICAL CARE MANAGER (CCM)
50
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB CCM
53
C. PERAWAT PRIMER (PP)
54
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PP
55
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PP
56
10. Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA
11. Mendampingi dokter visite untuk klien yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
12. Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien).
13. Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan KARU
atau CCM
14. Membuat perencanaan pulang
15. Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based
practice.
57
D. PERAWAT ASOSIET (PA)
58
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PA
59
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PA
60