Anda di halaman 1dari 60

MANAJEMEN

KEPERAWATAN
ADRIANI , PERTEMUAN KE 4
MANAJEMEN
KEPERAWATAN

2
MANAJEMEN PADA PROSES KEPERAWATAN MENCAKUP
BEBERAPA TAHAP YAITU

•1.Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan


perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang
dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa datang.
•2.Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa
rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap
masalah kesehatan actual maupun potensial.
•3.Perencanaan ,perencanaan keperawatan merupakan dibuat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan
memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan
kesejahteraan yang optimal.

3
LANJUTAN PROSES KEPERAWATAN

• 4.Implementasi ;kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan


keperawatan kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan
pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi
rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong,
mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat
dalam asuhan pasien tersebut.

• 5. Evaluasi adalah  pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang


dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan
tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis,
dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga.

4
FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Planning Organizing Actuating Controling Evaluating

5
MUTU PELAYANAN (DONABEDIAN)

Pengkajian
Kepuasan
Diagnosa
konsumen (pasien
Intervensi
dan masyarakat
Implementasi
Evaluasi 6
PLANNING adalah tahap untuk merumuskan masalah keperawatan, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan masalah

7
MERUMUSKAN MASALAH

PENGKAJIAN

KUESIONER WAWANCARA OBSERVASI

8
MENENTUKAN PRIORITAS
MASALAH
• Menurut Kepner Tregoe, ada 3 (tiga) aspek penting dalam
menentukan prioritas, yaitu dilihat dari tingkat Kegawatan
(Urgency), Mendesak (Seriousness) dan Pertumbuhan (Growth)
yang dikenal dengan singkatan “ USG “.
• Skala likert, skala yang ditetapkan yaitu angka 1 (satu) sampai
angka 5 (lima), yang tiap angka tersebut memiliki pengertian
yaitu :
1 = Sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = Kecil pengaruhnya
3 = Sedang / Cukup pengaruhnya
4 = Besar / Tinggi pengaruhnya
5 = Sangat besar / tinggi pengaruhnya

9
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Di RSUD ………
Tahun 2020
Kriteria
No Masalah Urgency Seriousness Growth Total Rangking
(U) (S) (G)
1 Standar asuhan keperawatan
(SAK) sudah ada tetapi belum 5 5 5 15 I
direvisi
2 Belum terorganisirnya dengan
3 3 3 9 VII
baik penyusunan SPO
3 Belum optimalnya audit
3 4 3 10 V
dokumentasi keperawatan
4 Belum optimalnya pelaksanaan
perencanaan harian, bulanan 4 4 3 11 IV
dan tahunan
5 Belum maksimalnya penerapan
4 4 4 12 III
MPKP
6 Belum optimalnya komunikasi
5 5 4 14 II
perawat
7 Belum efektifnya aktivitas
4 3 3 10 VI
kerja
10
ANALISIS SWOT

• Analisis SWOT adalah: bentuk analisis untuk


menggambarkan situasi dan kondisi yang sedang
dihadapi atau mungkin akan dihadapi oleh organisasi

• Komponen SWOT:
1. Strenght (S) >>> Kekuatan
2. Weakness (W) >>> Kelemahan
3. Opportunity (O) >>> Peluang
4. Threat (T) >>> Ancaman

11
ANALISIS SWOT
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis SWOT :
1. Pengisian item IFAS dan EFAS
Pengisian IFAS (Weaknesses dan Strenght), EFAS (Opportunity dan
Threats)
2. Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(paling penting)
3. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dengan 1 (kurang) sampai 4 (sangat baik). Data rating diperoleh melalui
wawancara, observasi, maupun kuesioner. Kalikan bobot dan rating untuk
memperoleh nilai masing-masing faktor. Faktor weaknesses dan threats
menggambarkan kinerja negatif, sedangkan strenght dan opportunity
menggambarkan kinerja positif

12
MATRIKS ANALISIS SWOT

Matriks SWOT Strenght Weaknesses


Susun daftar Susun daftar
kekuatan kelemahan

Opportunities Strategi SO Strategi WO


Susun daftar peluang Gunakan kekuatan Tanggulangi
untuk memfaatkan kelemahan dengan
peluang memanfaatkan
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar Gunakan kekuatan Perkecil kelemahan
ancaman untuk menghindari dan hindari ancaman
ancaman
13
Internal Factor (IFAS) Matrix RSUD ……….
N Analisis SWOT Bobot Rating Score
O
Kekuatan (Strenghts)
1 Adanya visi dan misi rumah sakit 0,1 4 0,4
2 Adanya struktur organisasi dan tatalaksana kerja yang
dilengkapi dengan uraian tugas dan sistem komando 0,2 4 0,8
yang jelas
3 Adanya Standar Operasional Prosedur. 0,15 2 0,3
4 Sudah ada Metode Praktik Keperawatan Profesional 0,05 2 0,1
5 Tenaga perawat dengan kualifikasi pendidikan
0,05 4 0,2
magister keperawatan, Ners dan sarjana keperawatan
6 Sebagai RS rujukan pemerintah 0,1 4 0,4
7 RSUD …….. merupakan RS pendidikan dan menjadi
tempat praktik bagi institusi pendidikan kesehatan di 0,05 3 0,15
propinsi Sumatra Barat
8 Ada komite keperawatan, Struktur sesuai dengan
0,1 3 0,3
Permenkes ,………..no berapa
9 Sebagai Rumah Sakit Type B Pendidikan 0,1 2 0,4
1 Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan
0,1 4 0,4
0
1 Sudah ada pendataan jenjang karir perawat oleh sub
0,2 2 0,4
1 kredensial komite keperawatan
Total 1 3,45
14
Internal Factor (IFAS) Matrix RSUD ……….
Kelemahan (Weakness)
1 Sementara dalam penyusunan rencana
0,2 3 0,3
strategic keperawatan 2018-2023
2 Belum optimalnya program pengendalian
0,2 3 0,6
mutu
3 Belum optimalnya pelaksanaan MPKP di
0,1 3 0,3
ruangan
4 Belum ada SAK di Ruangan 0,1 3 0,3
5 Supervise dan audit keperawatan belum
0,1 3 0,3
optimal
6 Belum maksimalnya pendokumentasian
rencana harian dan tahunan kepala ruangan 0,2 3 0,6
dan katim
7 Belum efektifnya komunikasi perawat 0,1 3 0,3
8 Perawat belum puas dengan kompensasi yang
0,1 3 0,3
diberikan rumah sakit
Total 1 3,0

15
S-W 3,45 - 3.0 = 0,45
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD ………..

N Analisis SWOT Bobot Rating Skor


o

Peluang (opportunities)
1 Kerjasama dengan institusi pendidikan FK
Unand dan institusi keperawatan sebagai 0,2 4 0,8
lahan praktik
2 Adanya kerjasama dengan pihak asuransi
0,1 4 0,4
kesehatan (BPJS)
4 Persiapan RS menuju akreditasi RS
0,2 3 0,6
pendidikan
5 Adanya perhatian dan dukungan dari
0,2 4 0,8
pemerintah setempat
6 Tersedianya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan spesialistik serta psikiatri sehingga
0,2 3 0,6
memungkinkan masyarakat memanfaat berbagai
pelayanan yang disediakan.
7 RS memberikan kesempatan kepada perawat
0,1 4 0,4
untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan
Total 1 163,6
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD …………….

Ancaman (Threats)
1 Semakin bertumbuhnya beberapa rumah
sakit swasta, dengan persaingan pemberian
0,2 4 0,8
pelayanan prima disertai sarana dan
prasarana yang lebih lengkap.
2 Efek pasar bebas memungkinkan SDM
0,1 2 0,2
akan lebih kompetitif
3 Belum ada pemanfaatan IT yang
0,1 3 0,3
canggih untuk sisterm informasi RS
4 Masyarakat sudah mulai mengerti tentang
0,2 3 0,6
UU. Perlindungan konsumen
5 Kontrol LSM dan Pers dalam
0,2 2 0,4
pelayanan yang tidak sesuai standar
6 Adanya kebijakan pemerintah melaksanakan
fungsi social untuk merawat pasien tidak 0,2 3 0,6
mampu
Total 1 2,9
17
O-T 3,6 – 2,9= 0.7
Peta Posisi Kekuatan Organisasi

18
FISH BONE ANALYSIS

• Analisis tulang ikan berfungsi dalam memperjelas penyebab suatu masalah

Kelompok
penyebab

Masalah

Penyebab

19
SELEKSI ALTERNATIF PEMENUHAN
KEBUTUHAN
• Seleksi alternatif pemenuhan kebutuhan menggunakan pembobotan
CARL, yaitu
C = Capability, artinya kemampuan
melaksanakan alternatif
A = Accessability, artinya kemudahan dalam
melaksanakan alternatif
R = Readiness, artinya kesiapan dalam
melaksanakan alternatif
L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif
tersebut dalam menyelesaikan masalah.

20
SELEKSI ALTERNATIF PEMENUHAN
KEBUTUHAN

• Rentang nilai 1 – 4:
1 = Seharusnya dapat diimplementasikan
2 = Mungkin dapat diimplementasikan
3= Harus dapat diimplementasikan
4 = pasti harus diimplementasikan

21
Contoh Seleksi Alternatif Pemenuhan Kebutuhan

No Alternatif Pemenuhan Kebutuhan C A R L Score

1 Pendampingan penyusunan SAK 4 3 4 4 192

2 Work shop penyegaran SP2KP 3 3 3 3 81

3 Pendampingan penyusunan SPO 4 3 3 3 108

22
Planning Of Action (POA)
N MASAL TUJUAN KEGIATAN METODE KRITERIA WAKTU PJ
O AH EVALUASI
1 Standar Teridentifika  Identifikasi Studi  Teridentifik Minggu Adriani
Asuhan si diagnosa SAK yang dokumentas asi SAK ke III
Keperawa keperawatan telah ada i, diskusi yang telah juni 2020
tan (SAK) berdasarkan  Identifikasi FGD ada
sudah ada kebutuhan diagnosa  Teridentifik
tetapi diruangan keperawatan asi diagnosa
belum sebagai berdasarkan keperawatan
direvisi bahan kebutuhan berdasarkan
penyusunan diruangan kebutuhan
SAK  Menyiapkan diruangan
hasil  Hasil
identifikasi identifikasi
dan diserahkan
menyerahkan ke bidang
ke bidang keperawatan
keperawatan
untuk
ditindaklanjut
i
23
Ketenagaan

24
PENETAPAN JUMLAH TENAGA
KEPERAWATAN

1. Metode Need
Metode perhitungan tenaga perawat berdasarkan kebutuhan.
 Rumus Douglas
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana
masing-masing kategori memiliki nilai standar per shif

25
KLASIFIKASI
DERAJAT KETERGANTUNGAN KLIEN
( DOUGLAS )

1. Perawatan minimal memerlukan 1-2 jam/24 jam


Kriteria :
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulansi dengan pengawasan
d. Observasi TTV dilakukan setiap shift
e. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil

26
2. Perawatan Parsial memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam
Kriteria :
a. Kebersihan diri, makan minum dan ambulasi
dibantu
b. Observasi TTV setiap 4 jam
c. Terpasang infus dan kateter
d. Pengobatan lebih dari sekali

27
3. Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
Kriteria :
a. Semua keperluan/aktivitas dibantu
b. Perubahan posisi, observasi TTV dilakukan
setiap 2 jam
c. Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi
intravena
d. Dilakukan pengisapan lendir/suction
e. Gelisah/disorientasi/tidak sadar

28
Nilai standar jumlah perawat per
shif berdasarkan klasifikasi pasien

Jmlh KLASIFIKASI PASIEN


Klien
Minimal Parsial Total
Pagi Siang Mlm Pagi Siang Mlm Pagi Sian Mlm
g  

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20  


2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40  
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
 

Dst
 

29
PENETAPAN JUMLAH TENAGA
KEPERAWATAN
2. Metode Demand
Metode perhitungan tenaga perawat menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan perawat.
 Formula Instalasi Gawat Darurat
a. Kasus gawat darurat : 87 menit
b. Kasus mendesak : 71 menit
c. Kasus tidak mendesak : 34 menit

30
Rumus:
TP = D x 365

255 x jam kerja/hari


Ket:
D = (A1 x jumlah pasien per hari) + (B1 x jumlah pasien per
hari) + (C1 x jumlah pasien per hari ) + (3 x adm time)
A1 = waktu perawatan pasien gawat darurat (87 mnt)
B1 = waktu perawatan pasien mendesak (71 mnt)
C1 = waktu perawatan pasien tidak mendesak (34 mnt)
Adm time= waktu administrasi yang dibutuhkan untuk
pergantian shif selama 45 mnt
TP = tenaga perawat
D = jam keperawatan
365 = jumlah hari kerja
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
Jam kerja/hari = 7 jam 31
PENETAPAN JUMLAH TENAGA
KEPERAWATAN

3. Metode Depkes
Metode perhitungan tenaga perawat berdasarkan pengelompokan
unit kerja
 Formula Kamar Operasi

jml.jam perawatan/hr x jml operasi x jml perawat dlm


tim

jam kerja efektif/hari

32
METODE DEPKES...
Ket :
Jam perawatan/hari:
Operasi besar = 5 jam/1 operasi
Operasi sedang = 2 jam/operasi
Operasi kecil = 1 jam/operasi
Pemakaian kamar operasi = 6 jam/hari (jam kerja efektif
Tugas perawat di kamar operasi = 2 orang/tim

33
METODE DEPKES...

 Formula kamar bersalin


Rata2 jlh pasien/hr x jlh jam perawatan
pasien jam efektif/hari
Ket:
Waktu pertolongan kala I-IV = 4 jam/pasien
Jam kerja efektif = 7 jam/hari

34
METODE DEPKES...
 Formula Rawat Jalan
Rata2 jmlh pasien/hr x jmlh jam perawatan/hr
+Faktor Koreksi
jam efektif/hari x 60 menit
Ket:
Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit
Jam efektif/hari = 7 jam
TP Tugas non Kep = TP + Faktor koreksi x 15%
15% = tugas non keperawatan

Total TP = TP + Faktor Koreksi + TP Tugas non Kep

35
FAKTOR KOREKSI RAWAT INAP, KAMAR BERSALIN , KAMAR
OPERASI, INSTALASI GAWAT DARURAT

Loss Day = jumlah hari mggu/thn + cuti + hari besar


X TP
jumlah hari kerja efektif/thn
Ket:
Jumlah hr mggu/thn = 52 hari
Cuti dlm 1 thn = 12 hari
Libur hari besar dlm 1 thn = 14 hari
Jumlah hari kerja efektif/thn = 286 hari
TP Tugas non keperawatan = TP + Faktor Koreksi X 25%
Ket:
25% = tugas non keperawatan

Total TP = TP + Faktor Koreksi + TP Tugas non Kep 36


TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
BERDASARKAN KATEGORI RUANG RAWAT
INAP

Jenis/Kategori Rata-rata jam


perawatan/pasien/hari
Pasien Penyakit Dalam 3,5 jam

Pasien Bedah 4 jam

Pasien Gawat Darurat 10 jam

Pasien Anak 4,5 jam

Pasien Kebidanan 2,5 jam

37
TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
BERDASARKAN KATEGORI RUANG RAWAT
INAP

 Formula Rawat Inap


Rata2 jlh pasien/hr x jlh jam perawatan pasien
Jam efektif/hari
Ket:
Jam kerja efektif = 7 jam/hari

38
PENGATURAN SHIF
(WARSTLER)
1. 40% tenaga keperawatan untuk shif pagi
2. 30% tenaga keperawatan untuk shif sore
3. 15% tenaga keperawatan untuk shif malam
4. 15% tenaga keperawatan untuk off pergantian shif

39
MAKP & MPKP

40
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MAKP)
1. Metode Kasus
Asuhan keperawatan diberikan kepada seorang pasien secara total
dalam satu periode dinas
2. Metode Fungsional
Pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas
dan prosedur. Perawat diberi satu atau beberapa tugas untuk
dilaksanakan kepada semua pasien disuatu ruangan

41
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MAKP)
3. Metode Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien
oleh seorang perawat profesional (ketua tim) yang memimpin
sekelompok tenaga perawat
4. Metode Keperawatan Primer
Metode penugasan dimana seorang perawat yang disebut perawat
primer (PP)
bertanggungjawab penuh terhadap 4-6 pasien selama 24 jam.

42
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP)

1. MPKP Pemula
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. S.Kep/Ners sebagai CCM
c. DIII Keperawatan sebagai PP
d. SPK/DIII Kep sebagai PA
2. MPKP I
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA

43
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP)
3. MPKP II
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA
4. MPKP III
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Doktor keperawatan klinik (konsultan)
c. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
d. S.Kep/Ners sebagai PP
e. DIII Kep sebagai PA
44
STRUKTUR KETENAGAAN PADA TINGKAT RUANG RAWAT
DENGAN METODE MODIFIKASI KEP. PRIMER

KEPALA RUANGAN

CCM

PP 1 PP 2 PP 3

PAGI PA PA PA
PA PA PA

SORE PA PA PA

PA PA PA
MALAM

PA PA PA
LIBUR/CUTI
PA PA PA
9-10 klien 9-10 klien 9-10 klien 45
A. KEPALA RUANGAN

• Pada ruang rawat MPKP pemula: KARU dengan


kemampuan min. DIII Keperawatan/DIV dengan
pengalaman.
• Pada ruang rawat MPKP I: KARU dengan tk.
Kemampuan SKp/Ners dengan pengalaman.

46
TUGAS (DINAS PAGI)

1. Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal


dinas)
2. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan
ketertiban ruangan
3. Mengadakan diskusi dengan staf untuk
memecahkan masalah ruangan
4. Membimbing siswa/mhswa(i) dalam pemberian
asuhan keperawatan di ruangan dengan dengan
mengikuti sistem MPKP yang telah ada
5. Melakukan kegiatan administrasi dan surat
menyurat
47
6. Mengorientasikan pegawai baru, residen, mhs
kedokteran dan keperawatan yang akan melakukan
praktek di ruangan.
7. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan
lainnya.
8. Mengecek kelengkapan persedian status
keperawatan min 5 (lima) set setiap hari
9. Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA
dalam hal penerapan MPKP termasuk tingkah laku
professional

48
10. Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP di ambil
alih oleh karu, dan dapat didelegasikan kepada PA
senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi
tetap di bawah pengawasan KARU
11. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan
fasilitas yang dibutuhkan di ruangan
12. Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja
semua tenaga yang ada di ruangan dan membuat
DP3 dan usulan kenaikan pangakat
13. Melakukan pertemuan rutin dengan semua
perawat tiap bulan untuk membahas kebutuhan di
ruangan
14. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu
asuhan keperawatan

49
B. CLINICAL CARE MANAGER (CCM)

• Pada ruang rawat dengan MPKP pemula: CCM 


SKp/Ners dengan pengalaman
• Pada MPKP tingkat I: seorang Ners Spesialis.
• Pada MPKP tingkat II: jumlah Ners Spesialis lebih
dari satu orang tetapi disesuaikan dengan
kekhususan (majoring) sesuai dengan kasus yang
ada. CCM bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas
pagi.

50
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB CCM

1. Melakukan bimbingan dan evaluasi tentang


implementasi MPKP (ronde keperawatan)
Pada saat CCM melakukan bimbingan dan evaluasi,
kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis
keperawatan yang sudah ditetapkan PP.
b) Berdasarkan validasi, memberikan masukan kepada
PP termasuk pemberian reinforcement.
c) Bila pada dokumentasi klien, belum ada renpra yang
sudah dievaluasi PP, maka bersama-sama PP
menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai
kondisi klien dengan menggunakan standar renpra
yang telah disepakati.
51
TUGAS DAN TJ CCM LANJUTAN

d) Membahas dengan PP, tentang pembagian tugas


bagi PA.
e) Mengobservasi dan memberikan masukan
kepada PP terkait dengan bimbingan yang
diberikan PP kepada PA.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang
dilakukan PP dan PA
3. Mempresentasikan isu-isu baru yang terkait dengan
ASKEP
4. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang
usulan dan melakukan penelitian serta menerapkan
hasil-hasil penelitian dalam memberi ASKEP
52
5. Bekerjasama dengan KARU dalam hal: melakukan
evaluasi ttg mutu ASKEP, mengkoordinir,
mengarahkan dan mengevaluasi mhs praktek,
membahas dan mengevaluasi ttg penerapan MPKP
6. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang
dilakukan oleh PP dan memberi masukan untuk
perbaikan
7. Merancang pertemuan ilmuah untuk membahas
hasil evaluasi/penelitian ttg ASKEP
8. Mengevaluasi implementasi MPKP dengan
menggunakan instrumen evaluasi implementasi
MPKP oleh CCM.

53
C. PERAWAT PRIMER (PP)

• MPKP Pemula: DIII Keperawatan dengan


pengalaman
• MPKP I: SKp/Ners
• Dinas: Pagi, Sore, Malam (tapi sebaiknya pada pagi
atau sore saja)
• Bila PP dinas sore, harus didampingi min. 1 orang
PA dalam timnya punya waktu untuk menilai
perkembangan semua kliennya.

54
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PP

1. Melakukan kontrak dengan klien dan klg,


mengorientasikan ruangan, melakukan pengkajian
(baru dan melanjutkan pengkajian PA dinas
sebelumnya).
2. Membuat rencana askep, menjelaskan renpra yang
sudah ditetapkan kepada PA dalam timnya pd saat
pre conference, melakukan bimbingan dan evaluasi
PA, memonitor dokumentasi yang dilakukan PA
3. Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat
terapi keperawatan dan tindakan keperawatan yang
tidak dapat dilakukan oleh PA, mengatur
pelaksanaan konsul dan pemeriksaan lab,
mendampingi dokter visite

55
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PP

4. Melakukan evaluasi askep dan membuat catatan


perkembangan klien setiap hari, memberikan pend
kesehatan pada klien dan keluarga, membuat
perencanaan pulang, bekerjasama dengan CCM
5. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada
setiap klien, setiap kali giliran jaga (shift).
6. Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sudah
sesuai dengan SOP.
7. Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya
kegiatan PA
9. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium

56
10. Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA
11. Mendampingi dokter visite untuk klien yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
12. Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien).
13. Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan KARU
atau CCM
14. Membuat perencanaan pulang
15. Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based
practice.

57
D. PERAWAT ASOSIET (PA)

• Kemampuan : DIII Keperawatan atau SPK


yang berpengalaman sudah cukup lama di
Rumah Sakit tersebut

58
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PA

1. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP,


2. Menggantikan tugas PP jika tidak berada di
tempat,
3. Mengkomunikasikan kepada PP bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan,
4. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan
diagnostik, lab, pengobatan, dan tindakan,
5. Berperan serta dalam pelaksanaan pendidikan
kesehatan kepada klien dan klg.

59
TUGAS & TANGGUNG JAWAB PA

6. Membantu tim lain yang membutuhkan.


7. Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya
berdasarkan renpra.
8. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada
format yang tersedia.
9. Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan
10. Memberikan resep dan menerima obat dari
keluarga klien yang menjadi tanggungjawabnya
dan berkoordinasi dengan PP.

60

Anda mungkin juga menyukai