Anda di halaman 1dari 14

GEOPOLITIK INDONESIA

KELOMPOK 9
2B
D III TRR PURWOKERTO

1. HARLAN PUTRA W. (050)


2. ALVIRA KEJORA K. (052)
3. DIKY CANDRA (054)
4. HILMAN MAULANA F. (056)
5. NURY AMRETAK. (058)
6. SYARA'AZ ZULFA A.(060)
TOPIK PEMBAHASAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA

SASARAN IMPLEMENTASI
PROSPEK IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA

PEMASYARAKATAN/SOSISALISASI
WAWASASAN NUSANTARA
KAJIAN KASUS GEOPOLITIK
1.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
WAWASAN NUSANTARA
a. Geopolitik semula diartikan oleh Frederich
Ratzel (1844 – 1904) sebagai ilmu bumi politik
GEOPOLITIK ( Political Geography). Istilah ini kemudian
WILAYAH
(GEOGRAFI) A. Asas Kepulauan ( Archipelagic DAN dikembangkan dan diperluas oleh serjana ilmu
Principle ) GEOSTRATEGI a. Geopolitik politik Swedia, Rudolf 1864 – 1922) dan Karl
B. Kepulauan Indonesia
C. Konsepsi tentang Wilayah b. Geostrategi aushofer ( 1869 – 1964) dan Jerman menjadi
Lautan
D. karakteristik wilayah
Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.
Nusantara - Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang
didasarkan pada nilai - nilai Ketuhanan dan
A. Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia
Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan
‘archipelagos’.Akar katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan
pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi, archipelagic dapat diartikan tegas ter- tuang di dalam pembukaan UUD
sebagai lautan terpenting. 1945.
B. Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederlandsch Oost Indishe Archipelago.Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah negara Republik Indonesia.
C. istilah kepemilikan dan penggunaan wilayah laut
Res Nullius, Res Cimmunis, Mare Liberum, Mare Clausun, Archipelagic State b. geostrategi adalah perumusan strategi
Pinciples (asas negara kepulauan)
D. Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia nasional dengan memperhatikan kondisi dan
dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, konstelasi geografi sebagai fektor utamanya.
yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupu kecil.
lanjutan A. Wilayah nagara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas
Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “ Trritoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut toritorial Indonesia.
Perkembangan
Wilayah
Indonesia dan
B. Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan
a). Sejak 17 /8 /1945
Dasar
sampai dengan 13 /12
sebagai pengganti Ordonasi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :
Hukumnya
/1957 1. Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
b). Dari Deklarasi Juanda bulat.
(13 / 12 /1957) sampai
dengan 17 / 2 /1969 2. Penentuan batas – batas wilayah Negara Indonesai di sesuaikan dengan asas
negara kepulauan (Archipelagic State Principles).
c). Dari 17 / 2 /1969
3. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
( Deklarasi Landas Kontinen keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
) sampai sekarang Deklarsi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang – undang No. 4/Prp/1960
d). Zona Ekonomi Ekslusif
( ZEE )
tanggal 18 Februari 1960. Tentang perairan Indonesia.Sejak itu terjadi perubahan
bentuk wilayah nasional dan cara perhitungannya.

C. Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep poliltik yang


berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk
mengeshkan Wawasan Nusantara.

D.Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21


Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 yang dihitung dari garis dasar laut
wilayah Indonesia.Alasan – alasan Pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
1. Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3. ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
2. SASARAN IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA (DALAM KEHIDUPAN NASIONAL)

Menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan


bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, menangani
berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada kepentingan
rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh dalam
bidang seperti :

Han-Kam, menumbuhkembangkan
kesadaran cinta tanah air dan bangsa
Politik, menciptakan iklim yang lebih lanjut akan membentuk
penyelenggaraan negara sikap bela negara pada setiap warga
yang sehat dan dinamis. negara Indonesia.

Ekonomi, menciptakan tatanan Sos-Bud, menciptakan sikap batiniah dan lahiriah


ekonomi yang benar-benar menjamin yang mengakui dan menerima serta
pemenuhan dan peningkatan menghormati segala bentuk perbedaan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (kebhinekaan) sebagai kenyataan yang hidup
secara adil dan merata. disekitarnya dan sekaligus sebagai karunia Tuhan.
3.PEMASYARAKATAN/SOSISALISASI
WAWASASAN NUSANTARA

• pemasyarakat/sosialisasi wawasan nusantara dapat dibagi dalam :

langsung dialog/diskusi, ceramah


menurut sifat/cara & &
penyampaiannya tidak langsung media elektronik dan cetak

1. Ketauladanan Melalui metode penularan ketauladanan


dalam sikap perilaku sehari-hari kepada lingkungannya
terutama dengan memberikan contoh-contoh berfikir, bersikap
dan bertindak
menurut metode 2. Edukasi Melalui metode pendekatan - Formal, pendidikan
penyampaiannya umum atau pembentukan, dimulai dari tingkat TK (Taman
Kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi, pendidikan karir
disemua strata dan bidang profesi dan penataran atau kursus-
kursus, dsb.
4. TANTANGAN IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA

1pemberdayaan masyarakat 2 Dunia tanpa batas


 John Naisbit dalam bukunya GLOBAL PARADOX
a. Perkembangan IPTEK 
menyatakan : negara harus dapat memberikan peranan
            Mempengaruhi pola fikir , pola sikap dan pola
sebesar-besarnya kepada rakyatnya.
tindak masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas
            Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
sumber daya Manusia merupakan tantangan serius
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
dalam menghadapi tantangan global. 
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top
Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas    b. Kenichi Omahe
sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan Dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End
operasional berupa GBHN.  of Nation State” menyatakan : dalam
            Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata perkembangan masyarakat global, batas-batas
mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan wilayah negara dalam arti geografi dan politik
ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu
diperlukan terutama untuk daerah-daerah tertinggal. negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan
global yang berupa informasi, investasi, industri
dan konsumen yang makin individual.
lanjutan
3 Era Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker 
            Dalam bukunya “Dictionary of Economics”
menyatakan Kapitalisme adalah suatu sistim ekonomi yang
didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam
barang dan kebebasan individu untuk mengadakan
perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung b. Lester Thurow 
dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri             Dalam bukunya “The Future of Capitalism”
berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba menyatakan : untuk dapat bertahan dalam era baru
guna diri sendiri. kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
            Di era baru kapitalisme,sistem ekonomi untuk keseimbangan (balance) antara paham individu dan paham
mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas- sosialis. 
aktivitas secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan             Di era baru kapitalisme, negara-negara kapitalis
masyarakat sehingga diperlukan strategi baru yaitu adanya dalam rangka mempertahankan eksistensinya dibidang
keseimbangan.  ekonomi menekan negara-negara berkembang dengan
menggunakan isu-isu global yaitu Demokrasi, Hak Azasi
Manusia, Lingkungan hidup.
lanjutan
4 Kesadaran Warga Negara 

a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban 


            Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

b. Kesadaran bela negara


            Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan
adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme), menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM,
transparan dan memelihara persatuan. 
            Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara
mengalami penurunan yang tajam dibandingkan pada perjuangan
fisik.
5. PROSPEK IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

• Berdasarkan beberapa teori mengemukakan pandangan global sbb:


1. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesar-
besarnya kepada rakyatnya.
2. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi
relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tsb.
Pemerintah daerah perlu diberi peranan lebih berarti.
3. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah
mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan masyarakat serta
antara negara maju dengan negara berkembang.
4. Building Win Win World (HENDERSON) menyatakan perlu ada perubahan nuansa
perang ekonomi, menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama, memanfaatkan
teknologi yang bersih lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.
5. The Second Curve (IAN MORISON) menyatakan dalam era baru timbul adanya
peranan yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang
mengantar terwujudnya masyarakat baru.
lanjutan
Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan
tentang perlu adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa
karena kepentingan nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian Wawasan
Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dan sebagai visi nasional yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih tetap valid baik saat
sekarang maupun mendatang, sehingga prospek wawasan nusantara dalam era
mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global.
Dalam implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil,
dan terwujud apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan
kepemimpinan nasional, pendidikan berkualitas dan bermoral kebangsaan, media
massa yang memberikan informasi dan kesan yang positif, keadilan penegakan
hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
6. Kajian kasus untuk geopolitik
• Contoh dari Permasalahan geopolitik Indonesia
 Perairan Ambalat di Laut Sulawesi
Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka ketika terbetik kabar
bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi
minyak (production sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan minyak yang
terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan). Pemerintah Indonesia mengajukan
protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada dalam kedaulatan negara Indonesia.
Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes Indonesia
sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada tahun 1979. Peta tersebut
mengklaim wilayah di Laut Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan
negara itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia beranggapan bahwa dengan dimasukkannya
Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia, secara otomatis perairan di Laut Sulawesi
tersebut masuk dalam garis wilayahnya. Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa
klaim tersebut bertentangan dengan hukum internasional.
Untuk memperjelas pokok permasalahan mengenai sengketa wilayah ini, kutipan dari tulisan
Melda Kamil Ariadno, Pengajar Hukum Laut Fakultas Hukum UI, Ketua Lembaga Pengkajian Hukum
Internasional (LPHI) FHUI, yang dimuat di Kompas, 8 Maret 2005, dapat membantu.
lanjutan
Aksi dan reaksi yang ditimbulkan
Di Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa dan memancing reaksi keras dari
berbagai kalangan masyarakat. Sentimen anti-Malaysia dengan slogan “Ganyang Malaysia” pun lalu
berkumandang. Kedutaan Besar dan Konsulat-konsulat Malaysia tiba-tiba disibukkan dengan aksi unjuk rasa
berbagai elemen masyarakat yang mengecam sikap Malaysia itu. Di beberapa daerah aksi tersebut diwarnai
dengan pembakaran bendera Malaysia dan penggalangan sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak
DPR-RI pun bersuara keras meminta pemerintah bertindak tegas atas pelanggaran terhadap wilayah
kedaulatan RI di Laut Sulawesi. Di wilayah yang dipersengketakan pun ketegangan-ketegangan terjadi antara
tentara Malaysia dengan TNI. TNI menggelar pasukan dan kapal-kapal perangnya di wilayah tersebut, yang
dikatakan untuk mengimbangi kapal-kapal perang Malaysia yang sudah lebih dulu ada di sana. Bahkan di
Pulau Sebatik, yang berbatasan darat dengan Malaysia, TNI dan Tentara Diraja Malaysia saling mengarahkan
moncong senjatanya, dan konon saling ejek pun kerap terjadi. Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan
mengganggu pembangunan mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat menangkap dan menyiksa
seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang Malaysia dan kapal-kapal TNI AL terjadi tiap
hari. Yang paling parah terjadi pada tanggal 8 April 2005, ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD
Rencong di dekat Karang Unarang.
Insiden serempetan dua kapal perang itu kembali menghangatkan suasana, padahal sebelumnya pada
tanggal 22-23 Maret 2005, telah diadakan pertemuan teknis antara perwakilan kedua negara untuk mencari
solusi yang damai. Menlu Malaysia pun telah diterima presiden, dan beberapa anggota DPR RI pun telah
menemui PM Malaysia, untuk membicarakan langkah-langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah
sepakat melanjutkan dialog berkala setiap dua bulan.
TERIMAKASIH
SUWUN
NUHUN
THANKYOU 감사합니다

Anda mungkin juga menyukai