Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

DALAM TINJAUAN KEBERHASILAN


PEMEKARAN DAERAH
Oleh :
Erika Magdalena Situmorang 7182210008
Halima Tussakdiyah NST 7183210051
Josefina Ayu Sinaga
Masria Sinaga
 7183510024
7181210014
May Sarah Siregar 7183510040
Ravika Duri Siregar 7183510028
Christopel Sirait 7173510014
Pentingnya Evaluasi Pelaksanaan Otonomi Daerah

Otonomi Daerah sebagai salah satu bentuk cara memerintah yang diterapkan
diberbagai wilayah di Indonesia yang diberikan Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota. Hal ini ditujukan
agar Pemerintah di Daerah dapat mengambil keputusan dan mengelola
berbagai kepentingan di daerahnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
secara tepat tanpa melalui alur proses yang lama dan berbelit untuk

mengembangkan daerahnya sesuai potensi dan kekhasannya masing-masing. 
Pemerintah Daerah memiliki kebebasan mengelola tersebut selama tidak
bertentangan dengan Undang-Undang dan memiliki Prinsip Asas, Luas, Nyata
serta bertanggung jawab.
Konsep Pemekaran Wilayah

Pemekaran wilayah (propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa) merupakan


dinamika kemauan politik masyarakat pada daerah-daerah yang memiliki cakupan
luasan wilayah administratif cukup luas. Ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2004
dan PP No. 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan
Penggabungan Daerah, pemerintah telah memberikan ruang bagi daerah untuk
melakukan pemekaran wilayah dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara merata pada setiap tingkatan. Berdasarkan ketentuan tersebut,

pemekaran daerah dapat berupa penggabungan dari beberapa daerah atau bagian
daerah yang berdekatan atau pemekaran dari satu daerah menjadi lebih dari satu
daerah. Sedangkan secara substansi, pemekaran daerah bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah pada masyarakat dalam rangka percepatan
pembangunan ekonomi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban untuk
mewujudkan keserasian pembangunan antar pusat dan daerah. Selain itu diatas,
pemekaran daerah dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik di tingkat
lokal untuk sesuai potensi dan cita-cita daerah.
Aspek Utama Dalam Evaluasi Otonomi Daerah

Evaluasi difokuskan pada empat aspek utama yakni


perekonomian daerah,
(b) keuangan daerah,
(c) pelayanan publik serta

(d) aparatur pemerintah daerah.

Setiap aspek akan diwakili oleh beberapa indikator yaitu:


I. Kinerja Ekonomi Daerah
II. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
III. Kinerja Pelayanan Publik
IV Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Evaluasi Kinerja Daerah Otonom Baru Tahun 2001-2005
1. Kinerja Perekonomian Daerah

Pertumbuhan & Kontribusi Ekonomi DOB


Pertumbuhan ekonomi menunjukkan gerak berbagai sektor pembangunan, dan juga
adalah sumber penciptaan lapangan kerja. Adanya peningkatan nilai tambah di
perekonomian mengisyaratkan peningkatan aktifitas ekonomi, baik yang sifatnya internal
di daerah yang bersangkutan, maupun dalam kaitannya dengan interaksi antardaerah.
Daerah otonom baru dalam studi ini memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang

lebih rendah dibandingkan dengan daerah induk.Kontribusi PDRB daerah otonom baru
dalam total PDRB propinsi ternyata sangat kecil (sekitar 6,5%), yang lebih
rendah dibandingkan kontribusi kelompok kontrol (12%) atau daerah induk (10%).
Hal ini relatif konstan selama periode 2001- 2005. Hal ini menginsyaratkan bahwa
daerah yang dilepas oleh daerah induk tersebut relatif lebih kecil. Pemekaran daerah
otonom baru tidak menghasilkan daerah yang setara dengan daerah induknya.

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan


Daerah induk ternyata memiliki tingkat PDRB per kapita yang lebih baik dibandingkan
DOB.
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Definisi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah


Kinerja keuangan adalah suatu ukuran dari pengelolaan keuangan organisasi
dikaitkan dengan pusat pertanggungjawaban.

Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah


pengukuran kinerja adalah suatu penilaian untuk mengetahui pencapaian kinerja
suatu organisasi. Pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan sistem
penghargaan dan hukuman. Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
dilakukan untuk memenuhi 3 tujuan yaitu (Mardiasmo, 2016):
• Memperbaiki kinerja pemerintah daerah.
• Membantu mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan.
• Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
Kinerja Pelayanan Publik

Aspek utama ketiga yang menjadi fokus evaluasi ini adalah


kinerja pelayanan publik
• Pendidikan
• kesehatan
• dan infrastruktur.

Kesimpulan

Maraknya pemekaran wilayah pasca reformasi ini di satu pihak perlu disyukuri
karena memberikan tempat bagi aspirasi, keberagaman, dan otonomi lokal, sesuatu
yang dulu diabaikan pada era Orde Baru. Namun di lain pihak, fenomena pemekaran
wilayah secara besar-besaran tersebut sekaligus membawa masalah-masalah baru.
Setiap pemekaran akan membawa implikasi-implikasi yang luas sebagai bentuk
konsekuensi logis, seperti perubahan struktur pemerintahan, anggaran belanja


pemerintah, batas dan nama wilayah, pembagian sumber penerimaan dan pendapatan
daerah yang sebelumnya menginduk kepada daerah asal. Perubahan-perubahan
tersebut, meski secara de jure telah diatur berdasarkan undang-undang, dalam
praktiknya tidak semudah membalikkan tangan. Lepasnya daerah baru dari daerah
lama, berarti pula adanya gradasi otoritas, pengurangan anggaran belanja, penurunan
penerimaan dan pendapatan, di samping satu hal yang sudah pasti adalah
berkurangnya luas wilayah. Hal ini apabila tidak diperhatikan secara seksama dalam
proses pembentukan daerah otonom baru berpotensi akan memicu konflik lintas
daerah, sehingga menjadi kendala pelaksanaan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai