OLEH Dr. Fina Purwaningtyas, MM • Banyaknya obat yang mempengaruhi sistem syaraf pusat (SSP) disertai dengan penyakit kejiwaan yang semakin kompleks, telah mendorong berkembangnya ilmu farmakologi bidang syaraf yang disebut neurofarmakologi. • Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga terhadap organ secara keseluruhan. • Stimulasi yang berlebih pada SSP akan menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada prilaku, sebaliknya depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar, koma, bahkan kematian. Analgetik, Antipiretik dan Antiinflamasi • Nyeri merupakan pertanda bahwa ada kelainan dalam tubuh dan bagian dari proses penyembuhan misalnya terjadi inflamasi. • Analgetik narkotik digunakan untuk nyeri sedang sampai berat. • Obat ini harus dibeli dengan resep dokter, disimpan pada tempat khusus sesuai peraturan perundangan, dan pemakaiannya dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat. • Analgetik antipiretika merupakan penghilang rasa sakit yang juga berfungsi untuk penurun deman (panas). • Antiinflamasi yang digunakan di klinik ada dua golongan yaitu steroid (AIS) dan non steroid (AINS). • Antiinflamasi nonsteroid (AINS) diindikasikan untuk nyeri pada pusat dan perifer • kebanyakan AINS menyebabkan efek samping kecuali meloksikam dan celecoxib karena bekerja selektif hanya terhadap enzim siklooksidase 2. • Pada penyakit gout terjadi penimbunan asam urat di persendian atau jaringan, selain terapi obat pola makan berpengaruh terhadap kadar asam urat sehingga harus dihindari makanan yang mengandung purin. • Obat yang termasuk golongan analgetik, antipiretik dan antiinflamasi adalah: – Analgetik narkotik: kodein, fentanil, morfin, sulfentanil, (tramadol*). – Analgetik antipiretik: asetosal, parasetamol, metampiron. – Analgetik antiinflamasi (non steroid): ibuprofen, indometasin, asam mefenamat, fenilbutazon, piroksikam, meloksikan. – Antipirai (antigout): alopurinol, piroksikam, kolkisin, sulfipirazon, probenesid. Anastetik • Anastetik adalah obat yang digunakan untuk meniadakan persepsi terhadap semua rangsang. • Anestesi umum diberikan pada tindakan operasi besar, efek anestesi menyebabkan pasien tidak sadar. • Anestesi lokal diberikan lokal (topikal dan infiltrasi) untuk menghambat konduksi sel syaraf. • Obat yang termasuk dalam golongan anestetik adalah: – Anastetika umum: isofluran, ketamin, propofol, tiopental. – Anastetika lokal: lidokain, buvipakain. Antiepilepsi • Obat antiepilepsi bekerja pada reseptor GABA (gama amino butiric acid) sehingga terjadi peningkatan hambatan SSP yang menyebabkan terjadi depresi SSP. • Obat antiepilepsi: gabapentin, karbamazepin, fenitoin, asam valproat, defenilhidantoin, lamotrigin, klonazeam, okskarbazepin Antivertigo dan antimigrain • antivertigo: betahistin, sinartizin • antimigrain: Ergotamin, flunartizin, sumatriptan Antiparkinson • Salah satu neurotransmiter penghambat yang berpengaruh terhadap kejadian parkinson adalah dopamin. • Sehingga untuk pengobatannya digunakan zat yang yang membantu meningkatkan kadar dopamin di SSP. • Obat yang digunakan adalah levodopa, selegilin, trihekaifenidil, bromokriptin, Psikofarmaka • Psikofarmaka merupakan obat yang berpengaruh terhadap psikis (kejiwaan). • Obat golongan ini dapat menyebabkan ketergantungan sehingga penggunaannya harus menggunakan resep dokter jangan sampai terjadi penyalahgunaan. • Obat yang dipakai mengatasi gangguan sistem syaraf pusat adalah: – Sedatif/Antiansietas/Antiinsomnia merupakan obat yang digunakan sebagai penenang untuk mengurangi kecemasan dan terapi sulit tidur. – Obat-obatnya antara lain: diazepam, alprazolam, klobazam, lorazepam, nitrazepam, klordiazepoksid, luminal, triazolam, dan bromazepam. Antidepresi • merupakan obat untuk mencegah kondisi serius akibat depresi. • Depresi disebabkan kekurangan neurotransmiter perangsang norepinefrin, dopamin, atau serotonin. • Gejala depresi mulai dari perubahan mood dan prilaku disertai dengan perasaan frustasi dan hilang harapan, sampai merasa tidak ada pilihan dan berfikir bahwa bunuh diri adalah alternatif untuk menyelesaikan masalah. • Obat-obatnya antara lain: amitriptilin, fluoksetin, klomipramin, setralin, dan maprotilin. • Antipsikosis Obat-obat yang digunakan sebagai antipsikosis antara lain: flufenazin, klorpromazin, klozapin, haloperidol, dan risperidon. Selamat Belajar