Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

MEWUJUDKAN SIKAP PANCASILAIS DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA

Dosen Pengampu : Abd. Aziz, S.H.,S.Pd.I., M.Pd

Kelompok 4 “Cut Nyak Meutia”

1.Haryati kusuma W (aya)

2. Sukma Maulida Arifiana(sukma)

3. Susanti konda ngguna(susan)

4. Velsiana Falge (Celsi)

5. Melanie priscilia(lan)

6. Katrina Gono Ate (katrin)

7. Bergita Fransiska Belita Wekin(cynthia)

8. Diah Nawang Rambu. Wulan (adi rambu)

Poltekkes Wira Husada Nusantara

Malang

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah Pendidikan
Pancasila dengan judul : Mewujudkan Sikap Pancasilais Dalam Kehidupan Berbangsa,
meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya, oleh karena itu segala kritik dan
saran untuk perbaikan dan kesempurnaan sangat penulis nantikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila, selain itu
juga untuk menjadi tambahan materi belajar bersama dan memberikan pemahaman
tentang Perwujudan Sikap yang berakar dan bersumber dari Pancasila sebagai Dasar
Negara. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.

Malang, 20 September 2021

Penulis

(Kelompok 4, Cut Nyak Meutia)

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.a Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

1.b Tujuan ....................................................................................................................2

1.c Rumusan Masalah...................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.a Kajian Teori............................................................................................................4

2.b Menjawab Rumusan Masalah.................................................................................5

BAB III

ANALISIS KRITIS......................................................................................................7

3.a. Berdasarkan Teori..................................................................................................7

BAB IV

PENUTUP...................................................................................................................10

4. a Kesimpulan .........................................................................................................10

4. b Saran / rekomendasi.............................................................................................10

Daftar Pustaka ............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.a. Latar Belakang

Dinamika dalam implementasi atau mengaktualisasilkan nilai - nilai Pancasila


ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah suatu keniscayaan
agar Pancasila tetap dan akan selalu relevan dalam fungsinya sebagai pedoman bagi
pengambilan kebijakan, keputusan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Agar loyalitas warga negara atau masyarakat tetap tinggi maka dilain
pihak yaitu apatisme dan resistensi terhadap Pancasila dapat diminimalisir. Substansi
dari adanya dinamika aktualisasi dan implementasi nilai - nilai Pancasila dalam
kehidupan praktis adalah terjadinya perubahan dan pembaharuan dalam
mentrasnformasikan nilai - nilai Pancasila ke dalam Norma dan Praktik kehidupan
dengan menjaga konsistensi, relevansi serta kontektualisasinya.

Sedangkan perubahan dan pembahasan yang berkesinambungan terjadi apabila ada


dinamika internal dan penyerapan terhadap nilai - nilai asing yang relevan untuk
peengembangan dan pengayaan ideologi Pancasila. Muara dari semua upaya perubahan
dan pembaharuan dalam mengaktualisasikan atau implementasi nilai Panncasila adalah
terjaganya asetabilitas serta kredibilitas Pancasila oleh warga masyarakat di Negara
Republik Indonesia. Karena diera Globalisasi ini semakin banyak cobaan, gangguan
bahkan ancaman untuk menggoyahkan Pancasila sebagai Ideologi atau dasar Negara
Indonesia. Kita harus sadar bahwa Pancasila merupakan ideologi yang sangat pantas
menjadi dasar negara bagi bangsa Indonesia yang memiliki tingkat heterogenitas cukup
tinggi. Dengan menetapkan 1 Juni sebagai hari peringatan lahirnya Pancasila, bangsa
Indonesia dapat merenungkan kembali nilai-nilai yang tekandung dalam tiap butir
Pancasila. Bagaimana dengan perjuangan hingga mencapai kemerdekaan. tugas kita
selanjutnya hanya mempertahankan dan tetap bejuang. Di dalam makalah ini akan kita
bahas sebagian dari berbagai hal serta panjelas tentang bagaimana mewujudkan Sikap
Pancasilais dalam Kehidupan Berbangsa.

1
1.b. Tujuan

Setiap warga negara Indonesia wajib mengakui dan mengaktualisasiatau


mengimplementasikan nilai - nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
yang dapat dilihat dari berbagai aspek.

1. Keharusan moral

2. Subjektivitas

3. Kataatan moral

4. Kesadaran moral

5. Internalisasi nilai-nilai moral Pancasila

6. Proses pembentukan Kepribadian Pancasila, dan

7. Pemahan dan Penerapan nilai - nilai Pancasila

Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Negara merupakan kesepakatan politik para
"Founding Father" ketika Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan kehidupan
bernegara dan berbangsa, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi dan gangguan
dalam aktualisasinya dan atau internalisasinya / implementasi nilai - nilainya. Deviasi
pengamalan Pancasila tersebut dapat berupa pembaharuan, pengurangan atau
penyimpangan dari makna yang seharunya. Seiring dengan terjadinya upaya pelurusan
kembali.

Oleh karena Pancasila adalah filsafat hidup serta pedoman moral bangsa Indonesia dan
sebagai Dasar negara RI, merupakan sikap hidup berbangsa dan bernegara. Menjadi
Identitas Bangsa Indonesia, maka dari itu setiap warga negara Indonesia mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan nilai - nilai Pancasila di NKRI menghadapi tantangan
- tantangan era globalisasi dan masa depan.

2
1.c. Rumusan Masalah

“BAGAIMANA MEWUJUDKAN SIKAP PANCASILA DALAM BERBANGSA”

- Untuk dapat mengetahui “Bagaimana Mewujudkan Sikap Pancasila Dalam


Berbangsa”, maka perlu bentuk Implementasi aktualisasi yang nyata didalam
kehidupan Berbangsa secara benar. Oleh sebab itu warga negara Indonesia wajib
mengetahui dan memahami nilai-nilai Pancasila yang benar untuk dapat di
wujudkan dalam kehidupan Berbangsa.
- Karena pada akhir-akhir ini dapat kita ketahui perjalanan Pancasila di NKRI
mendapatkan ancaman dari kelompok masyarakat yang ingin menganti/merubah
Ideologi Pancasila dengan Ideologi lainnya, misalnya dengan Ideologi Khilafah
dengan adanya ancaman kelompok yang ingin mengganti Ideologi Pancasila
dengan Ideologi lain, maka bagi warga negara Indonesia yang cinta terhadap
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa wajib mempertahankan Pancasila dan
UUD 1945 di NKRI.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.a. Kajian Teori

1.1 Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan Dasar Negara RI perlu di
hayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan keampuhanya demi
terwujudnya tujuan nasional serta cita-cita Bangsa Indonesia seperti dalam Pembukaan
UUD 1945. Pancasila Pandangan Hidup Bangsa adalah Kristalisasi nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu Bangsa, sehingga Bangsa
tersebut mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkan dalam sikap hidup Berbangsa.

Pentingnya Pancasila sebagai Pendangan hidup bangsa yang harus di wujudkan dalam
bentuk Implementasi/aktualisasi dan Pancasila menjadi pemberi petunjuk akan
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin bagi warga negara Indonesia
yang beraneka ragam sifatnya, budaya, agama, dan adat istiadat.

Pancasila sebagai pandangan hidup menjadi sarana untuk mempersatukan bangsa


Indonesia. Harapan ideal diatas berbanding terbalik dengan kenyataan kehidupan
masyarakat berbangsa saat ini. Pancasila seolah-olah terlupakan oleh kelompok
masyarakat, bahkan ada kelompok yang mengganti Pancasila sebagai Ideologi Negara
RI. Eksistensi Pancasila mengalami tantangan/ancaman dami kepentingan kekuasaan.
Hal ini tentu dapat berakibat rusaknya perilaku bangsa.

Nilai - nilai Pancasila juga bisa diimplementasikan pada kehidupan sehari - hari
dalam kearifan lokal, salah satunya adalah gotong royong dan kebersamaan. perwujudan

4
dari nilai - nilai kearifan lokal bukan hanya menunjukan keberhasilan gotong royong,
tetapi juga pada penyelenggaran fungsi pemerintahan guna mewujudkan ketahanan
nasional.

Masih dalam konteks Penerapan nilai - nilai Pancasila disaat Pandemi Covid 19 ini,
terlihat dalam aksi dan tindakan tiap warga masyarakat yang mampu untuk membantu
dan berbagi dengan yang yang lain. Dan kita akan segera keluar dari pandemi ini. Para
SatGas, tenaga medis bahkan relawan yang berjuang bergotong royong bersama dengan
tujuan agar kita bisa segera bangkit dan keluar dari Pandemi Covid 19 ini.

Pemerintahpun tidak mudah membuat aturan - aturan atau kebijakan - kebijakan disaat
pandemi seperti ini. Pemerintah harus adil dan bijaksana, tidak boleh tajam kebawah
tumpul keatas. Mengingat kembali bahwa Indonesia Adalah negara hukum dan landasan
dasar kita adalah Pancasila.

2.b. Menjawab Rumusan Masalah

- Untuk mewujudkan sikap Pancasila dalam Berbangsa maka perlu dibentuknya


suatu “LEMBAGA” yang mempunyai Tugas Pokok sebagai berikut:
2.1 Melaksanakan Tugas Pengamalan dan mengimplementasi aktualisasi nilai-nilai
Pancasila
2.2 Pengawasan terhadap pelaksanaan dan pengamalan Pancasila
2.3 Pembuatan Kurikulum tentang pengamalan dan Implementasi/aktualisasi
terhadap sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi
dengan muat materi nilai-nilai. Pancasila antar lain:
a) . Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
b) Subjektivitas
c) Ketaatan moral
d) Kesadaran moral
e) Internalisasi nilai moral
f) Proses pembentukan kepribadian
g) Implementasi nilai-nilai Pancasila

5
2.4 Harus adanya sosialisasi tentang nilai-nilai Pancasila terhadap semua warga
Negara Republik Indonesia.

2.5 Dalam keadaan saat ini, suatu bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai
terbaik dari ideologi kebangsaan untuk dapat mengatasi tantangan pandemi
COVID-19. Keadaan ini mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang
terkandung dalam Pancasila, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan
kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan
pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan kepentingan
perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan menjauhi sikap
egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri. Hal tersebut dapat
diimplementasikan dengan keputusan tetap berada di rumah, tidak bepergian, dan
menghindari kerumunan.

6
BAB III

ANALISIS KRITIS

3.a. Berdasarkan Teori

Bahwa secara Teori memang sangat Idealis terhadap pengamalan Pancasila sebagai
mana tertuang di dalam nilai-nilai Pancasila yang meliputi sila-sila dalam Pancasila
yaitu:

1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Nilai Persatuan Indonesia
4. Nilai Kerakyataan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Bahwa Pancasila itu sendiri merupakan Pandangan Hidup/Falsafah Hidup bangsa, maka
setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk mempertahankan dan menjaga nilai-
nilai Pancasila.

Tetapi semua telah mengetahui bahwa di dalam kehidupan sehari-hari masih ada
kelompok warga Negara Indonesia yang masih menginginkan merubah atau menganti
Pancasila dengan Ideologi yang lain. Karena sampai sekarang masih ada kelompok yang
ingin merong-rong Persatuan dan Kesatuan Bangsa dengan cara mengganti Pancasila
dan UUD 1945 dengan bentuk yang lain. Maka dari itu kita harus memperkuat rasa
persatuan dan bersama mempertahankan Pancasila dan UUD 1945.

7
Moerdiono (1995/1996) menunjukkan adanya 3 tataran nilai dalam ideologi
Pancasila. Tiga tataran nilai itu adalah:

Nilai Dasar yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, bersifat umum yang
terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Dari segi kandungan nilainya,

maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan,
tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan oleh para pendiri
negara.

Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya
untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan
bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Dari kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,


organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyekproyek yang menindaklanjuti
nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini
adalah MPR, Presiden, dan DPR.

Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara
bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis
terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif,
oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-
badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara
perseorangan. Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis merupakan gelanggang
pertarungan antara idealisme dan realitas.

Jika ditinjau dari segi pelaksanaan nilai yang dianut, maka sesungguhnya pada nilai
praksislah ditentukan tegak atau tidaknya nilai dasar dan nilai instrumental itu.
Ringkasnya bukan pada rumusan abstrak, dan bukan juga pada kebijaksanaan, strategi,
rencana, program atau proyek itu sendiri terletak batu ujian terakhir dari nilai yang
dianut, tetapi pada kualitas pelaksanaannya di lapangan. Bagi suatu ideologi, yang

8
paling penting adalah bukti pengamalannya atau aktualisasinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Suatu ideologi dapat mempunyai rumusan yang amat ideal dengan ulasan yang amat
logis serta konsisten pada tahap nilai dasar dan nilai instrumentalnya. Akan tetapi, jika
pada nilai praksisnya rumusan tersebut tidak dapat diaktualisasikan, maka ideologi
tersebut akan kehilangan kredibilitasny

9
BAB IV

PENUTUP

4. a. Kesimpulan

- Untuk mewujudkan Pancasilais adalah tidaklah mudah, membutuhkan suatu


Pengamalan dan Implementasi/aktualisasi, karena dapat diketahui bahwa akhir-
akhir ini ada kelompok yang ingin mengganti Pancasila dengan Ideologi lain,
misalnya dengan khilafah dan lain-lain.
- Adanya deviasi terhadap Pancasila, misalnya ingin menyimpang dari nilai-nilai
Pancasila, merubah nilai-nilai Pancasila, dsb

4.b. Saran

1. Perlu adanya Pengamalan Pancasila pada setiap warga negara Indonesia


2. Perlu adanya sosialisasi nilai-nilai Pancasila pada semua warga negara Indonesia
3. Perlu dibentuk lembaga yang menangani Pengamalan Pancasila secara serius
dan benar.
4. Perlu menciptakan suasan pembelajaran tentang Pancasila menjadi
menyenangkan
5. Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat
mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan
yang baik. Pancasila juga akan menjadi jati diri generasi milenial. Pengamalan
tidak boleh dilakukan dengan cara indoktrinasi. seperti yang pernh terjadi di era
Orde dulu. Yang membuat luka atau trauma para peserta didik dam mahasiswa
khususnya. Teknik atau strategi yang digunakan harus lebih fleksible dan
menyenangkan. Karena metode doktrin sudah tidak relevan lagi dengan sikap
dan pola pikir generasi milenial.

10
6. Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-
nilai Pancasila di generasi muda. Memanfaatkan platform media sosial maupun
teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif. pemerintah bisa
memanfaatkan sejumlah tokoh pemengaruh (influencer) di media sosial sebagai
media untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila. Gali berbagai nilai Pancasila
yang bisa disampaikan dengan metode yang tidak menggurui dan sesuai dengan
selera generasi milenial. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan, perlakuan
sama terhadap berbagai komunitas, serta penghargaan yang tinggi terhadap hak
asasi manusia harus ada dalam setiap kebijakan pemerintah.
7. Strategi selanjutnya adalah penguatan nilai Pancasila berbasis kearifan lokal.
Pancasila dihasilkan dari akar rumput budaya masyarakat Indonesia. Maka,
kearifan lokal jangan pernah dilupakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahidin, Samsul. 2020. Garis Lurus Pendidikan Pancasila dan Pendidikan


Kewarganegaraan.Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

2. Kaelan,MS. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi.Yogyakarta; Paradigma

3. Lasiyo. Soeprapto, Sri dan Wikandaru, Reno. Buku Materi Pokok MKDU 4114/ 3 sks
/ Modul 1-9/ . Tangerang Selatan; Universitasa Terbuka

4. Tagel Eddy, I Wayan. Aktualisasi nilai Pancasila Dalam Kehidupam Berbangsa dan
Bernegara.

12

Anda mungkin juga menyukai