On-Site Treatment
Off-Site
Treatment
Selain itu, sistem setempat (on-site system) juga tidak memerlukan biaya yang
besar jika dibandingkan dengan sistem terpusat (off-site system). Karena lebih
sederhana baik biaya pembangunan maupun operasional masih dapat ditanggung
oleh para pemakainya, sehingga mudah diterima dan dimanfaatkan oleh
masyarakat baik secara individual (keluarga) ataupun sekelompok masyarakat
(komunal).
Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Sistem pengolahan air limbah
sistem setempat (on-site) domestik individual.
Pengolahan Individual
Pengolahan individual adalah pengolahan air limbah domestik yang dilakukan
secara sendiri-sendiri pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang
dihasilkan, dengan diagram sistem penanganannya sebagai berikut:
TANGKI SEPTIK
BANGUNAN PERESAPAN
A. TANGKI SEPTIK
Tangki Septik merupakan bangunan
yang berfungsi sebagai penampung
air kotor/tinja yang merupakan
bahan organic, langsung dari WC
atau Urinoir. Proses yang terjadi di
dalam tangki septik tersebut adalah
proses pembusukan / penguraian
/perombakan bahan organik oleh
mikro organisme yang memerlukan
waktu minimum 3 hari. Proses
tersebut meliputi:
(i) aerobik
(ii) anaerobic
• Tangki septik dengan sistem tercampur, yang menerima air limbah lumpur tinja
dari kakus (black water) dan air limbah dari sisa mandi, mencuci ataupun kegiatan
rumah tangga lainnya (grey water).
• Tangki septik dengan sistem terpisah, yang hanya menerima lumpur tinja dari
kakus saja (black water).
Jenis air limbah yang masuk akan menentukan dimensi tangki septik yang akan
digunakan terkait dengan waktu detensi dan dimensi ruang-ruang (zona) yang berada di
dalam tangki septik
Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Tangki septik dengan sistem
terpisah.
KLASIFIKASI AIR LIMBAH DOMESTIK
Berdasarkan sumbernya
Secara umum, tangki septik dengan bentuk persegi panjang mengikuti kriteria disain yang
mengacu pada SNI 03-2398-2002 -- tata cara perencanaan tangki septik dan sistem resapan
yang memuat istilah, definisi, dan persyaratan yang berlaku bagi pembuangan air limbah
rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai max. 10KK atau 50jiwa -- :
· Perbandingan panjang dan lebar adalah (2-3) : 1
· Lebar tangki min. 0,75m
· Panjang tangki min. 1,5m
· Tinggi tangki min. 1,5m (tinggi air dalam tangki + tinggi ruang bebas/ free board 0,3m)
o Kedalaman minimum, h = 1,50m (termasuk ambang batas 0,3m)
o Panjang minimum, l = 1,50 m
o Lebar minimu, b = 0,75 m
o Perbandingan panjang (l) : lebar (b) = 3 : 1 – 2 : 1
Bila panjang tangki lebih besar dari 2,4 m atau volume tangki lebih besar dari 5,6
m3, maka interior tangki dibagi menjadi 2 (dua) kompartemen yaitu kompartemen
inlet dan kompartemen outlet.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam perencanaan Tangki Septik:
Dimensi Tangki Septik ditentukan berdasarkan jumlah pemakai yang akan
membebani Tangki Septik. Jumlah Pemakai max. 10 KK (1 KK=5 jiwa)
Jumlah air kotor per kapita dapat digunakan dalam 1 hari sebesar 25 lt/orang.
Waktu tinggal di dalam Tangki Septik, T minimum = 3 hari
Terbuat dari bahan bangunan yang tahan terhadap asam, juga kedap air
Pipa penyalur air limbah harus dari bahan kedap air, kemiringan 2%, min. Ø 4”
Belokan pipa > 45° dipasang clean out atau pengontrol pipa
Pipa inlet dan outlet dapat berupa sambungan T, tinggi outlet harus lebih rendah 5-
10cm dari inlet.
Lantai septic tank perlu dibuat miring kearah ruang lumpur
Pipa ventilasi Ø 2”, tinggi dari MT min. 25cm, untuk membuang gas hasil
penguraian
Dibuat lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya
Jarak tangki septik dan bidang resapan ke banguan 1,5m, ke sumur air bersih 10m,
dan sumur resapan air hujan 5m
Penutup tangki septik yang terbenam ke dalam tanah maksimum sedalam 0,4m
Gambar. Pendimensian Tangki Septik Sumber SNI 03-2398-
2002
Keterangan : 1) Lubang pemeriksaan; 2) Pipa udara (ventilasi); 3) Ruang
bebas air; 4) Ruang jernih; 5) Kerak buih; 6) Lumpur
Penempatan Pipa
Inlet sejajar Pipa
Outlet
Pipa Inlet Lebih
Rendah Dari
Outlet
Bagian Dasar
Tangki Rata
2. Material Tangki Septik
Perhitungan
Tabel SNI 03-2398-2002
PERHITUNGAN
Debit air limbah rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Bila rencana lokasi pembangunan tangki septik berada relatif dekat dengan sumur
atau sumber air dan tidak memungkinkan untuk menempatkan tangki septik lebih
jauh lagi, maka waktu detensi yang digunakan sebaiknya 3 (tiga) hari. Waktu detensi
ini digunakan dengan asumsi bahwa mikroba patogen akan mati bila berada di luar
usus manusia selama 3 (tiga) hari.
Di dalam tangki septik akan terbagi beberapa zona mengikuti proses degradasi
yang terjadi.
Dimana:
Qrata-rata : Debit air limbah rata-rata yang akan diolah (m³/hari)
Td : waktu detensi (hari)
· Zona stabilisasi adalah zona yang disediakan untuk proses stabilisasi lumpur
yang baru mengendap melalui proses pencernaan secara anaerobik (anaerobic
digestion). Volume zona ini ditentukan berdasarkan kecepatan stabilisasi lumpur
dan jumlah pemakai tangki septik. Volume zona stabilisasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (5) yaitu:
Vstabilisasi : Rs x p …………………………………………(5)
Dimana:
Rs : kecepatan stabilisasi = 0,0425 m³/orang
p : jumlah pemakai (orang)
· Zona lumpur merupakan zona tempat terakumulasinya lumpur yang lebih
stabil dan harus dikuras secara berkala. Volume zona lumpur bergantung pada
kecepatan akumulasi lumpur, periode pengurasan dan jumlah pemakai tangki
septik. Volume zona (V lumpur) ini dapat diketahui dengan persamaa sebagai
berikut:
Dimana:
Rlumpur : kecepatan akumulasi lumpur matang = (0,03-0,04) m 3/orang/tahun
N : frekuensi pengurasan (2-3) tahun
p : jumlah pemakai (orang)
Tabel SNI 03-2398-2002
Tabel 1. Dimensi Tangki Septik Terpisah, Frekuensi Pengurasan 3 Tahun
No. Jumlah Zona Zona Zona Volume Dimensi Tangki Septik
Pemaka Basah Lumpur Ambang Total
Panjan Lebar Tinggi
i (KK) (m³) (m³) Bebas (m³)
g (m¹) (m¹)
(m³)
(m¹)
1 KK = 5 jiwa
B. BIDANG RESAPAN
• Bidang resapan merupakan unit yang disediakan untuk meresapkan air limbah
ke dalam tanah, yang telah terolah atau terpisahkan padatannya (effluent) dari
tangki septik. namun, masih mengandung bahan organik dan mikroba pathogen
• Dengan adanya bidang resapan ini, diharapkan air olahan dapat meresap ke
dalam tanah sebagai proses filtrasi dengan media tanah ataupun jenis media
lainnya
a. Saluran Peresapan
b.Sumur Resapan
a. Tangki Septik Dengan SALURAN PERESAPAN
Effluent dari tangki septik dialirkan
secara gravitasi ke saluran peresapan.
Saluran peresapan cocok digunakan
pada lahan yang memiliki karakteristik
:
• Kapasitas perkolasi tanah berkisar
antara (0,5-24) menit/cm dan
optimum 8 mnt/cm
• Ketinggian muka air tanah min.
0,60m di bawah dasar rencana Di fum
Dimana :
Q =A.D
A = luas bidang resapan (m²)
A=b.l v = kecepatan meresap (m/hari)
D=v.p p = prosentase pori (%)
L = panjang resapan = panjang pipa
Q=b.l.D peresapan (m)
L = Q / (b . D) Q = debit air kotor (m³/hari)
b = lebar peresapan (m), lebar efektif =
40 hingga 50 cm
D = daya resap tanah (m/hari)
Saluran Resapan
b. Tangki Septik Dengan SUMUR PERESAPAN
Sumur resapan memiliki fungsi yang sama dengan saluran peresap dan
terkadang dipasang secara seri pada ujung saluran peresap. Konstruksi
sumur peresap cocok diterapkan untuk daerah dengan karaketristik :
• Kondisi tanah yang pada bagian permukaannya kedap air sedangkan
pada bagian tengahnya tidak kedap air (porous)
• Kapasitas perkolasi tanah sebesar (3-12)mnt/cm. Sumur peresapan juga
tepat untuk lokasi dengan lahan yang terbatas
• Muka air tanah yang dalam > 2,5m dari MT. Jarak MAT min. 0,6m
namun disarankan >1,2m di bawah dasar konstruksi sumur peresapan
• Tidak membutuhkan Areal yang luas
• Untuk merencanakan dimensi Peresapan Sumuran digunakan rumus :
Q =A.D Dimana :
A = luas bidang resapan (m²)
A = ¼ . . d²
d = diameter sumur resapan (m)
Q
= ¼ . . d². D
h = tinggi peresapan, ditentukan berdasarkan
L = Q / (b . D) tinggi muka air tanah (m)
L = panjang resapan = panjang pipa peresapan
4.𝑄
𝑑=
√
𝜋 .𝐷 Q
D
(m)
=
=
debit air kotor (m³/hari)
daya resap tanah (m/hari)
Sumur Resapan