Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

EDEMA PARU DI RUANG HEMODIALISA RSU AVISENA CIMAHI

GANDAR ALIEF Z.
NPM 4121034

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIIKAN PROFESI NERS
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
EDEMA PARU

Edema paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan


patologi di ektravaskuler dalam paru (Hanna, 2013)
adalah timbunan cairan abnormal dalam paru, baik rongga
interstitial maupun dalam alveoli. Edema paru merupakan tanda
adanya kongesti paru tindak lanjut, dimana cairan mengalami
kebocoran melalui dinding kapiler, merembes keluar menimbulkan
dispneu sangat berat. (Smeltzer & Bare, 2008).
ETILOGI
• Menurut Maria (2010) penyebab edema paru, terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Kardiogenik
Edema Paru Kardiogenik disebabkan oleh adanya payah jantung kiri
dan adanya kelainan pada organ jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja
semestinya seperti jantung memompa tidak bagus atau jantung tidak
kuat lagi memompa. Cardiogenic pulmonary edema berakibat dari
tekanan yang tinggi dalam pembuluh-pembuluh darah dari paru yang
disebabkan oleh fungsi jantung yang buruk. Gagal jantung kongestif yang
disebabkan oleh fungsi pompa jantung yang buruk, serangan-serangan
jantung, atau klep-klep jantung yang abnormal dapat menjurus pada
akumulasi lebih dari jumlah darah yang biasa dalam pembuluh-pembuluh
darah dari paru-paru. Ini dapat menyebabkan cairan dari pembuluh-
pembuluh darah didorong keluar ke alveoli ketika tekanan membesar.
Next

2. Non Kardiogenik
• Infeksi pada paru
• Lung injury, seperti emboli paru, infark paru
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, edema paru dibagi menjadi dua


yaitu:
1. Cardiogenic pulmonary edema
Edema yang disebabkan oleh adanya kelainan pada organ
jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja semestinya seperti
jantung memompa tidak bagus atau jantung tidak kuat lagi
memompa.
Next

2. Non-cardiogenic pulmonary edema


Edema yang umumnya disebabkan oleh hal berikut:
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Kondisi yang berpotensi serius yang disebabkan oleh infeksi-
infeksi yang parah, trauma, luka paru, penghirupan racun-racun,
infeksi-infeksi paru, merokok kokain, atau radiasi pada paru-paru.
Next

• Gagal ginjal dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan cairan


dari tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam
pembuluh-pembuluh darah, berakibat pada pulmonary
edema. Pada orang-orang dengan gagal ginjal yang telah
lanjut, dialysis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan
cairan tubuh.
• Trauma otak, perdarahan dalam otak (intracranial
hemorrhage), seizure-seizure yang parah, atau operasi otak
dapat adakalanya berakibat pada akumulasi cairan di paru-
paru, menyebabkan neurogenic pulmonary edema.
Next

• Paru yang mengembang secara cepat dapat adakalanya


menyebabkan re-expansion pulmonary edema. Ini mungkin
terjadi pada kasus-kasus ketika paru mengempis
(pneumothorax) atau jumlah yang besar dari cairan sekeliling
paru (pleural effusion) dikeluarkan, berakibat pada ekspansi
yang cepat dari paru. Ini dapat berakibat pada pulmonary
edema hanya pada sisi yang terpengaruh (unilateral
pulmonary edema).
Tabel
Beda Gambaran Radiologi Edema Paru Kardiogenik dan Non Kardiogenik

NO. Gambaran Radiologi Edema Kardiogenik Edema Non


Kardiogenik

:
1. Ukuran Jantung Normal atau membesar Biasanya Normal

2. Lebar pedikel Normal atau melebar Biasanya normal


Vaskuler

3. Distribusi Vaskuler Seimbang Normal/seimbang

4. Distribusi Edema rata / Sentral Patchy atau perifer

5. Efusi pleura Ada Biasanya tidak ada

6. Penebalan Ada Biasanya tidak ada


Peribronkial

7. Garis septal Ada Biasanya tidak ada

8. Air bronchogram Tidak selalu ada Selalu ada


Gambar
Ilustrasi Radiologi Edema Paru Akut Kardiogenik
(dikutip dari Cremers et al, 2010)
 
Gambar
Gambaran Radiologi Edema Paru Akut Kardiogenik
(dikutip dari Koga dan Fujimoto, 2009)
TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang timbul dari edema paru yaitu:


• Sesak Nafas
• Mudah Lelah
• Nafas yang cepat (Tachypnea)
• Kelemahan
• Hipoksia
A. Pathway

Faktor Kardiogenik Faktor Non Kardiogenik

Gagal Jantung Kiri


Infeksi pada paru Lung Injury ARDS

Tekanan Kapiler
Paru Meningkat

Penumpukan
Cairan di alveoli

Rongga paru dipenuhi cairan Gangguan pertukaran CO2 dan O2

Penurunan ekspansi paru Gangguan pertukaran gas

sesak
Penurunan O2 dalam darah

Ketidakefektifan pola nafas


Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Penurunan pemenuhan
kebutuhan O2

Berkurangnya energi

Lemah

Intorelansi Aktivitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorim yang relevan diperlukan untuk


mengkaji etiologi edem paru. Pemeriksaan tersebut
diantaranya pemeriksaan hematologi/ darah rutin, fungsi
ginjal, elektrolit, kadar protein, urinalisa gas darah, enzim
jantung (CK-MB, troponin I) dan Brain Natriuretic Peptide
(BNP).
2. Foto thoraks Pulmonary edema secara khas didiagnosa
dengan X-ray dada. Radiograph (X-ray) dada yang normal
terdiri dari area putih terpusat yang menyinggung jantung
dan pembuluh-pembuluh darah. X-ray dada yang khas
dengan pulmonary edema mungkin menunjukan lebih
banyak tampakan putih pada kedua bidang-bidang paru
daripada biasanya.
3. Pemeriksaan EKG dapat menerangkan secara akurat adanya
takikardi.
4. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi disfungsi ventrikel kiri.
Ekhokardiografi dapat mengevaluasi fungsi miokard dan fungsi
katup sehingga dapat dipakai dalam mendiagnosis penyebab
edema paru.
PENATALAKSANAAN

Penanganan yang dapat dilakukan untuk edema paru yaitu:


1. Memberikan posisi setengah duduk.
2. Pemberian oksigen (40–50%) sampai 8 liter/menit bila perlu
dengan masker.
3. Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi
bertambah, hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan
edema secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal,
suction, dan ventilator.
4. Monitor tekanan darah dan EKG.
Next

5. Nitroprusid IV dimulai dosis 0,1 ug/kgBB/menit bila tidak memberi


respon dengan nitrat, dosis dinaikkan sampai didapatkan perbaikan
klinis atau sampai tekanan darah sistolik 85–90 mmHg pada pasien
yang tadinya mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat
dipertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital.
6. Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit.
7. Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis
ditingkatkan tiap 4 jam atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai
produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
8. Bila perlu (tekanan darah turun/tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 –
5 ug/kgBB/menit atau Dobutamin 2 – 10 ug/kgBB/menit untuk
menstabilkan hemodinamik.
9. Ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak
berhasil dengan oksigen.
Komplikasi

• Komplikasi yang ditimbulkan edema paru adalah:


• Gagal Nafas
• Hipoksia dapat secara potensial menjurus pada pengantaran
oksigen yang berkurang ke organ-organ tubuh yang berbeda,
seperti otak.
• Pengoksigenan darah yang dikompromikan secara parah oleh
paru-paru.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

• A. IDENTITAS
• B. KELUHAN UTAMA
• C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
E. PEMERIKSAAN FISK
 Sistem Integumen
 Subyektif         :
 Obyektif          : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat
dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat,
kemerahan
 Sistem Pulmonal
 Subyektif         : sesak nafas, dada tertekan
 Obyektif          : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu
pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju
pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru

 
 Sistem Cardiovaskuler
 Subyektif         : sakit dada
 Obyektif          : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah
vasokontriksi, kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak
teratur, suara jantung tambahan.
 Sistem Neurosensori
 Subyektif         : gelisah, penurunan kesadaran, kejan
 Obyektif          : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
 Sistem Musculoskeletal
 Subyektif         : lemah, cepat lelah
 Obyektif          : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
 Sistem genitourinaria
 Subyektif         : –
 Obyektif          : produksi urine menurun,
 Sistem digestif
 Subyektif         : mual, kadang muntah
 Obyektif          : konsistensi feses normal/diare
 Pemeriksaan Penunjang 
 Hb : menurun/normal
 Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah,
kadar karbon darah meningkat/normal
 Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal
DIAGNOSA KEPEREWATAN
• Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan pola nafas  berhubungan dengan kelelahan
dan pemasangan alat bantu nafas
• Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan distensi
kapiler pulmonary
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang proses penyakit ditandai dengan
edema
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
ditandai dengan dispnea setelah beraktivitas.
INTERVENSI
DX: Ketidakefektifan pola nafas  berhubungan dengan kelelahan
dan pemasangan alat bantu nafas
1. Berikan HE pada pasien tentang penyakitnya
2.Atur posisi semi fowler
3.Observasi tanda dan gejala sianosis
4.Berikan terapi oksigenasi
5.Observasi tanda-tanda vital
6.Observasi timbulnya gagal nafas.
7.Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan pengobatan
Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan distensi kapiler
pulmonary.
1. Berikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
2. Atur posisi pasien semi fowler
3. Bantu pasien untuk melakukan reposisi secara sering
4. Berikan terapi oksigenasi
5. Observasi tanda – tanda vital
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan pengobatan
Implementasi dan evaluasi

Implementasi
Didasarkan pada  diagnosa yang muncul baik secara aktual,
resiko, atau potensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan
yang sesuai  berdasarkan .
Evaluasi
Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan sindrom
hipoventilasi ditandai dengan dispnea (sesak nafas)
S : Pasien mengatakan sesak
O : Nadi cepat, Ronchi (+), Wheezing (+)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan 1-7
next

Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan


membrane alveolar-kapiler ditandai dengan dispnea
S : Pasien mengatakan sesak
O : Nadi cepat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan 1-6

Anda mungkin juga menyukai