Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANEMIA

DEFISIENSI BESI PADA


KEHAMILAN TERHADAP
KEJADIAN PERDARAHAN
POST PARTUM

Dinda Anindita Salsabilla


S021902013
• Dalam Fatimah (2011), WHO : 52% bumil
anemia
• SUSENAS bersama UNICEF : dari 4 juta
bumil, separuhnya anemia gizi.
• Di Indonesia AKI 305/100.000 KH, Di Jawa
tengah 2017 : 21,23% AKI disebabkan
perdarahan
• Di Surakarta 2014 capaian distribusi tablet Fe
(90 tab) 98,78% di 3 PKM (Kratonan,
Ngoresan, Sibela). Namun angka bumil anemia
di PKM Kratonan tertinggi se Surakarta
(5,7%).
Definisi
• Kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada
trimester II.

• Kondisi dimana sel darah merah


menurun atau menurunnya hemoglobin
(Hb) akibat kekurangan zat besi dalam
darah, sehingga kapasitas daya angkut
oksigen untuk kebutuhan organ-organ
vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang.
Korelasi Anemia Pada
Kehamilan dan Persalinan
• IUFD (Intra Uterine • Plasenta Previa
Fetal Death) • Eklamsia
• Abortus • Ketuban Pecah Dini
• Cacat Kongenital • Perdarahan Post Partum
• BBLR • Kekurangan tenaga saat
• Anak lahir dengan mengejan
anemia • Subinvolusi rahim
• Premature
(Hinderaker,2002) • Apgar skor rendah
• Gawat janin

(Manuaba,2010)
Penyebab
• Selama hamil volume darah meningkat 50 %
dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit
menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan
nilai hematokrit (Hipervolemia).
• Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
• Kenaikan sel-sel darah hanya 18% sedangkan
plasma darah 30% dan hemoglobin 19%
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi)
Klasifikasi
• Tidak anemia : 11 gr %
• Anemia ringan : 9-10 gr
%
• Anemia sedang : 7-8 gr %
• Anemia berat : < 7 gr %

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil


yaitu rata-rata 800 mg. 300 mg untuk
janin dan plasenta, 500 mg untuk
meningkatkan massa haemoglobin
maternal, 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
Pengaruh Anemia Defisiensi Besi Pada
Kehamilan Terhadap Perdarahan Post Partum

Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar,

Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan


tindakan operasi kebidanan,

Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat
atonia uteri

Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
Perdarahan Post Partum
• Kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah persalinan pervaginam
atau 1000 ml atau lebih setelah sectio caesarea.
• Dibagi menjadi 2 :
• Primer (early postpartum hemorrhage) a/ perdarahan >500 cc yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir : atonia uteri, retensio
placenta, sisa placenta, robekan jalan lahir
• sekunder (late postpartum hemorrhage) a/ perdarahan >500 cc setelah
24 jam pascapersalinan. Penyebab utama perdarahan postpartum
sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta.
ATONIA UTERI

Uterus tidak mampu untuk


Jumlah oksigen dalam darah
berkontraksi sebagaimana
yang kurang menyebabkan
mestinya setelah plasenta lahir.
otot-otot uterus tidak
Kekurangan Hb dalam darah
berkontraksi dengan adekuat
mengakibatkan kurangnya
sehingga timbul atonia uteri
oksigen yang dibawa/
yang mengakibatkan
ditransfer ke sel tubuh maupun
perdarahan banyak.
ke otak.

Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium


terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta.Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak dapat berkontraksi.
Ibu hamil yang anemia defisiensi besi akan
kekurangan Hb dalam darah yang berdampak
secara fisiologis kurangnya aliran oksigen dalam
darah menuju uterus saat proses persalinan
sehingga otot-otot uterus tidak berkontraksi secara
adekuat dan menyebabkan perdarahan banyak
hingga kematian ibu

Saran ?
1. Pelaksanaan rpogram suplementasi TTD sebaiknya digencarkan pada usia yang lebih
dini/usia remaja putri.
2. Perlunya evaluasi program suplementasi TTD bagi ibu hamil pada seluruh
puskesmas di Indonesia
3. Ibu hamil harus mengonsumsi TTD sejak kehamilan trimester I jika tidak
mengalami mual dan muntah disertai dengan asupan nutrisi yang adekuat, karena
suplementasi TTD saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Fe selama hamil.

Anda mungkin juga menyukai