Anda di halaman 1dari 19

PENILAIAN KEMAJUAN PERSALINAN,

KESEJAHTERAAN IBU DAN JANIN


MENGGUNAKAN PATOGRAF

Kelompok 3
1. Reza
2. Frederita Rambu Ata
3. Pistine srirahayu
DEFINISI

Ada beberapa definisi yang digunakan untuk penggambaran patograf sbb:


1. Patograf adalah alat bantu untuk memantau kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR,2007)
2. Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (sarwono
2008)
3. Patograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekan kejadian-
kejadian perjalanan persalinan
TUJUAN UTAMA

1. Mencatat hasil observasi dalam kemajuan persalinan dengan menilai


pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
2. Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal
TUJUAN KHUSUS

1. Mencatat kemajuan persalinan


2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dankelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
PENGAMATAN

1. Kemajuan persalinan
• Pembukaan seviks
• Turunnya kepala
• Palpasi perut: perlimaan kepala janin yang teraba
• His dinilai yaitu: frekuensi/10 menit , Lamanya
2. Keadaan janin
• Frekuensi denyut jantung janin
• Warna, jumlah, dan lamanya ketuban pecah
• Moulage kepala janin
3. Keadaan ibu
• Nadi, tensi, suhu
• Urine: volume protein aseton
• Obat-obatan dan cairan intra vena
• pemberian oksitosin
CARA

Persiapan
• Siapkan istrumen (alat) yang dibutuhkan untuk persiapan pasien agar hasinya
dapat ditulis dalam lembar patograf

CARA
• Penilaian awal
• Isi nomor registrasi, identitas ibu, tanggal dan waktu masuk.
• Anamnesis tentang keadaan air ketuban, waktu mulai persalinan dan sudah
berapa persalinan yang terjadi.
CARA
Penilaian awal
Lakukan pemeriksaan umum dan obstetri
• Buat kesimpulan saat Pemeriksaan dan cantumkan hasil pemeriksaan dalam lembar
patograf
• Beri tanda x pada angka yang sesuai dengan hasil pemeriksaan dilastasi serviks, dimulai
pada fase aktif (pembukaan > 4 cm)
• Pastikan dilatasi menunjukan fase dalam persalinan
• Cantumkan waktu pemeriksaan, sesuainatau segaris dengan tanda x pada dilatasi
• Cantumkan penurunan kepala (o)
• gambarkan kontraksi yang terjdi pada garis yang sama dengan waktu dan dilatasi, pada
kolom kontraksi, lakukan evaluasi kontraksi setiap 10 menit
• Catat nadi, tekanan darah, dan hasil uji urin dan obat-obatan atau cairan yang diberikan
serta kondisi air ketuban.
CARA

Penilaian lanjut
1. Penilaian persalinan dinilai tiap 4 jam (kecuali sudah dalam fase aktif dan hampir
lengkap, observasi dilakukan tanpa selang waktu 4 jam)
2. Cantumkan tanda x pada garis dilatasi dan waktu pemeriksaan
3. Catat pula perubahan yang terjadi pada detak jantung janin, moulage kepala tanda
vital ibu, kondisi air ketuban, cairan dan obat-obatan yang diberikan.
4. Bila pemeriksaan dilakukan pada saat fase aktif (pembukaan > 3 cm maka ditulis
tanda x sesuai dengan besarnya pembukaan pada garis waspada.
5. Bila titik x menyentuh atau berada di antara garis waspada dan bertindak, lakukan
pemeriksaan seperlunya
Cara penilaian lanjutan
6. Turunya kepala janin diukur dengan pemeriksaan luar dengan
memperhatikan jari-jari dapat melingkupi kepala sampai bagian kepala yang
tidak masuk panggul. Diantaranya bagian dilaktasi serviks dan waktu,
trdapat garis yang menunjukan turunya kepala yang ditandai dengan tanda 0
(kisaran 0-5)
• 5: teraba 5 jari di atas simphisis
• 4: teraba 4 jari di atas simphisis
• 3: teraba 3 jari di atas simphisis
• 2: teraba 2 jari di atas simphisis
• 1: teraba 1 jari di atas simphisis
• 0: tidak teraba
Cantumkan tanda tersebut sesuai dengan garis dilatasi dan waktu setiap kali
melakukan pemeriksaan
Penilaian lanjutan

7. Catat kontraksi uterus pada garis waspada jalur waktu yaitunlima jalur
kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” disebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat
jumlah kotraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit menggunakan
simbol
• kotak berisi titik (•): kontraksi lemah durasi kurang dari 20 detik
• Kotak berisi garis (//):kontraksi sedang durasi 20-40 detik
• Kotak berisi Blok hitam (■) kontraksi kuatdurasi lebih dari 40 detik
Penilaian lanjutan

8. Catat kondisi detak jantung Pada kolom yangbtersedia beri titik pada
frekuensi yang sesuai dan cantumkan pada garis waktu pemeriksaan hasil
pemeriksaan DJJ setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda gawat
janin.
Abnormalitas DJJ
• Djj yang >160 x/menit atau <120 ×/ menit mungkin menunjukan adanya
gawat janin. Jika djj terdengar abnormal anjurkan ibu untuk berbaring di sisi
kirinya.
• Pada persalinan kala I lakukan pemeriksaan djj setiap 15 menit Segera
setelahpuncak kontraksi uterus.
• Jika tetap abnormal setelah 3x pemeriksaan Bidan harus menganbil tidakan
yang sesuai, bidan harus merujuk dengan posisi ibu berbaring miring kekiri.
Penilaian lanjutan

9. Warna dan adanya air ketuban, penilaian air ketuban setiap pemeriksaan
dalam, dan nilai warna air ketuban Jika selaput ketuban pecah.
Mencatat temuan Kedalam kotak yang sesuai dibawah lajur Djj.
Nilai Air ketuban dengan mencantumkan kode:
• J : jernih
• D: ketuban mengandung darah
• M: mekonium
• K: kering
• U: Selaput ketuban utuh
Penilaian lanjutan

10. Cantumkan moulage atau penyusupan tulang kranium dengan


kode sebagai berikut:
• O : sultura mudah diraba
• + : Tulang-tulang saling bersentuhan
• ++: Tulang-tulang tumpang tindih tapi masih mampu di gerakan
• +++: Tulang-tulang tumpang tindih tapi tidak bisa di gerakan
10. Penilaian selanjutnya disesuaikan Dengan kemajuan persalinan
Penilaian lanjutan
1. Kondisi ibu
• Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh, angka di sebelah kiri bagian patograf berkaitan
dengan nadi dan suhu tubuh ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan atau lebih sering jika
dicurigai adanya penyulit menggunakan simbol titik (•).
• Pencatatan tekanan darah ibu dilakukan setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.
• Gunakan pencatatan suhu tubuh ibu setiap 2 jam.
• Volume urin, protein atau aseton, ukur dan catat jumlah produksi urin ibu setia 2 jam atau
setiap ibu berkemih spontan.
• Obat dan cairan:
1. Cairan oral : diberikan setiap jam
2. Cairan intra vena: bila diperlukan
3. Obat-obatan: bila diperlukan
KESIMPULAN

1. Buat kesimpulan setiap kali selesai melakukan tindakan pemeriksaan


2. Sesuiakan hasil peneriksaan dengan rencana penetalaksanaan
3. Kesimpulan dari waktu ke waktu selalu berubah, lakukan penyesuaian
dengan kondisi yang ditemukan, jangan terpaku dengan ketentuan-
ketentan waktu dalam melakukan penilaian lanjutan
TINDAKAN

1. Bila penilaian sudah menyeluruh atau melampaui garis bertindak,


lakukan persiapan untuk terminasi persalinan (sesuaikan dengan
kondisi dan hasil pemeriksaan saat dilakukan pemeriksaan
lanjutan
2. Bila pembukaan lengkap dan kepala sudah didasar panggul
pimpin persalinan
3. Beri catatan pada patograf, pada saat tindakan atau
penyelesaian persalinan
Melengkapi patograf dan perwatan lanjutan

1. Setelah perselinan lengkapi patograf yang belum diselesaikan


2. Pada bagian belakang patograf, terdapan kolom pencatatan persalinan,
isikan semua kegiatan pasien selama kala I
3. Ingat dan pahami patograf yang telah dibuat
4. Masukan kembali patograf ke status pasien
5. Buat laoran persalinan dan buat rencana perawatan lanjutan.
BIDAN/ PONED

1. Patograf: melewati garis waspada (alert) ➡ RUJUK


2. Persalinan tidak maju ➡ RUJUK, tidak dilakukan augmentasi/ stimulasi di PONED
3. Induksi tidak dilakukan PONED
4. Jika denyut jantung janin abnormal, RUJUK
5. Segera drujuk tanpa patograf pada keadaan:
• Pre eklansia berat elamsia
• Kehamilan lewat waktu
• Kehamilan kurang dari 34 minggu
• Kehamilqn letak/ presentas/ posisi sungsang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai