Anda di halaman 1dari 16

JENIS BATERAI PADA KENDARAAN

BERMOTOR
Jenis baterai basah atau aki konvensional yaitu Yuasa, GS, Incoe, G-
Force, Massiv XP, dan Varta. Sedangkan jenis baterai kering atau baterai
maintenance free (MF) contohnya yaitu Amaron, Delkor, FB Furukawa,
G-Force, GS Astra MF, Optima, Panasonic, Rocket, Varta dan Yuasa.
Baterai digolongkan menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut :
1. Valve Regulated Lead Acid yang disingkat VRLA / Sealed Lead Acid
(SLA) atau di Negara Indonesia dikenal dengan istilah aki/baterai
kering ialah baterai tertutup (sealed). Karena sifatnya tertutup maka
uap yang keluar dari baterai sangat sedikit, sehingga tidak perlu
menambah cairan/elektrolit (electrolyte)selama masa pemakaian
baterai.
2. Vented Lead Acid yang disingkat VLA atau di Negara Indonesia
dikenal dengan istilah Aki/Baterai Basah ialah baterai yang
mengandung cairan/elektrolit (electrolyte) dan memerlukan pengisian
elektrolit (electrolyte) selama masa pemakaian baterai tersebut.
JENIS BATERAI

BATERAI BASAH

BATERAI KERING
PEMAHAMAN VOLTAGE DAN KAPASITAS
BATERAI

Perlu diketahui pada variabel baterai ialah voltage dan


kapasitas. Voltage (tegangan) adalah perbedaan
tegangan antara kutub positif dan kutub negatif yang
memiliki satuan V(Voltage). Perbedaan tegangan ini
yang menyebabkan arus dapat mengalir. Sedangkan
yang dimaksud dengan kapasitas adalah isi baterai.
Dua varibel yang sangat penting dan saling berkaitan
satu sama lainnya, yaitu waktu dan kuat arus.
Kapasitas mempunyai satuan AH(Ampere Hour).
Ampere merupakan satuan kuat arus dan hour adalah s
REAKSI ELEKTROKIMIA PADA BATERAI
BASAH

Elemen dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder.
Elemen primer adalah elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat
diisi kembali. Contohnya elemen voltage dan batu baterai. Elemen
sekunder adalah elemen yang setelah habis muatannya dapat diisi kembali.
Contohnya akumulator (aki). Pada elemen voltage, baterai, dan akumulator
terdapat tiga bagian utama, yaitu
1) anode, elektrode positif yang memiliki potensial tinggi.
2) katode, elektrode negatif yang memiliki potensial rendah, dan
3) larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Akumulator sering disebut aki. Elektrode akumulator baik anode dan katode
terbuat dari timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu :
o Kutup positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2),
o Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb),
o Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan
membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan
oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel
akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang
digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu
sein depan dan belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel
akumulator yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus
listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour
(AH). Kapasitas akumulator 60 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus
listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 60 jam tanpa pengisian kembali.
Penjelasan prinsip kerja elektrokimia yaitu elemen voltage disimpan
pada wadah yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam
tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Voltage, yaitu 1)
kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu), 2) kutub negatif
(katode) terbuat dari seng (Zn), 3) larutan elektrolit terbuat dari asam
sulfat (H2SO4).
Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
memiliki potensial rendah. Ketika kedua lempeng logam dihubungkan
melalui lampu, maka lampu akan menyala. sehingga membuktikan
adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala,
larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng
akan menghasilkan sejumlah elektron yang mengalir dari seng menuju
tembaga.
REAKSI KIMIA

Reaksi kimia pada elemen Volta adalah sebagai berikut.


o Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
H2SO4 → 2H+ + SO2–4
o Pada kutub positif terjadi reaksi
Cu + 2H+ → polarisasi H2
o Pada kutub negatif terjadi reaksi
Zn + SO4 → ZnSO4+ 2e
Kondisi baterai terjadi reaksi. Reaksi kimia pada elemen
Voltage akan menghasilkan gelembung-gelembung gas
hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan
tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan
menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik.
Dan dapat menyebabkan terhalangnya aliran elektron dari
seng menuju tembaga maupun arus listrik dari tembaga
menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh
gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi.
Adanya polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga
menyebabkan elemen Voltage mampu mengalirkan arus
listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap
elemen Voltage sekitar 2,1 volt.
Proses pengosongan, pada saat akumulator digunakan, terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi listrik dan terjadi
perubahan anode, katode dan elektrolitnya. Pada anode terjadi
perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Perubahan yang terjadi pada katode adalah timbal
murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun pada
larutan elektrolit terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat
menjadi encer, karena pada pengosongan akumulator
terbentuk air (H2O). Susunan akumulator adalah sebagai
berikut.
o Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2).
o Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb).
o Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan
kepekatan 30%.
Ketika akumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan
elektrolit dengan timbal dioksida dan timbal murni sehingga
menghasilkan elektron dan air. Reaksi kimia pada akumulator
yang dikosongkan adalah sebagai berikut.
o Elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO4 2
o Anode: PbO2 + 2H+ + 2e + H2SO4 →PbSO4 + 2H2O
o Katode : Pb + SO 42 → PbSO4
Pada saat akumulator digunakan, baik anode maupun katode
perlahan - lahan akan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4).
Jika hal itu terjadi, maka kedua kutubnya memiliki potensial
sama dan arus listrik berhenti mengalir. Terbentuknya air pada
reaksi kimia menyebabkan kepekatan asam sulfat berkurang,
sehingga mengurangi massa jenisnya. Keadaan ini dikatakan
akumulator kosong (habis).
Proses pengisian akumulator, akumulator termasuk elemen sekunder, sehingga
setelah habis bisa diisi kembali. Pengisian akumulator sering disebut
penyetruman akumulator. Pada saat penyetruman akumulator terjadi perubahan
energi listrik menjadi energi kimia. Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu
timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal dioksida (PbO2). Perubahan
pada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal murni (Pb).
Kepekatan asam sulfat akan berubah dari encer menjadi pekat, karena ketika
akumulator disetrum terjadi penguapan air. Untuk menyetrum akumulator
diperlukan sumber tegangan DC lain yang memiliki beda potensial yang lebih
besar. Misalnya akumulator 12 volt kosong harus disetrum dengan sumber arus
yang tegangannya lebih dari 12 volt. Kutub - kutub akumulator dihubungkan
dengan kutub sumber tegangan. Kutub positif sumber tegangan dihubungkan
dengan kutub positif akumulator. Adapun, kutub negatif sumber tegangan
dihubungkan dengan kutub negatif akumulator. Rangkaian ini menyebabkan
aliran elektron sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron
akumulator. Bagaimanakah cara menyetrum akumulator lihat pada gambar di
bawah ini :
PROSES MENYETRUM AKI

Misalnya akumulator 12 volt


kosong harus disetrum dengan
sumber arus yang tegangannya
lebih dari 12 volt. Kutub - kutub
akumulator dihubungkan dengan
kutub sumber tegangan. Kutub
positif sumber tegangan
dihubungkan dengan kutub positif
akumulator. Adapun, kutub negatif
sumber tegangan dihubungkan
dengan kutub negatif akumulator.
Rangkaian ini menyebabkan aliran
elektron sumber tegangan DC
berlawanan dengan arah aliran
elektron akumulator.
Bagaimanakah cara menyetrum
akumulator lihat pada gambar
PENGISIAN AIR SULFUR

Elektron - elektron pada akumulator


dipaksa kembali ke elektrode akumulator
semula, sehingga dapat membalik reaksi
kimia pada kedua elektrodenya. Agar hasil
penyetruman akumulator lebih baik, maka
arus yang digunakan untuk mengisi kecil
dan waktu pengisian lama. Besarnya arus
listrik diatur dengan reostat. Pada saat
pengisian terjadi penguapan asam sulfat,
sehingga menambah kepekatan asam sulfat
dan permukaan asam sulfat turun. Oleh
sebab itu, perlu ditambah air akumulator
kembali. Lihat gambar cara penambahan
air aki di bawah ini.
Susunan akumulator yang akan disetrum (diisi) dalam
keadaan masih kosong, yaitu
o Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida
(PbSO4),
o Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni
(PbSO4),
o Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) encer.
Reaksi kimia saat akumulator diisi, yaitu
o Pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO4 2
o Pada anode : PbSO4 + SO4 2– + 2H2O→ PbO2 +
2H2SO4
o Pada katode: PbSO4 + 2H+ → Pb + H2SO4
Jadi, saat penyetruman akumulator pada prinsipnya
mengubah anode dan katode yang berupa timbal sulfat
(PbSO4) menjadi timbal dioksida (PbO2) dan timbal murni
REAKSI ELEKTROKIMIA PADA BATERAI KERING

Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh
Leclance. Bagian utama elemen kering adalah
o Kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C),
o Kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
o Larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl),
o Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).
Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara
serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang
karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu dihubungkan dengan lampu
maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang
mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi
dengan seng. Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut.
o Pada larutan elektrolit terjadi reaksi Zn + 2NH4Cl → Zn2+ + 2Cl + 2NH3 +
H2 (ditangkap dispolarisasi)
o Pada dispolarisator terjadi reaksi H2 + 2MnO2 → Mn2O3 + H2O
Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen
akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator yang
berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air (H2O),
sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas
hidrogen yang mengganggu jalannya arus listrik. Bahan
yang dapat menghilangkan polarisasi gas hidrogen disebut
dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu
baterai, menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih
lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan 2,1 volt.
Elemen kering (batu baterai) banyak dijual di toko karena
memiliki keunggulan antara lain tahan lama (awet), praktis
karena bentuk sesuai kebutuhan, dan tidak membasahi
peralatan karena elektrolitnya berupa pasta karena sifatnya
kering.

Anda mungkin juga menyukai