Anda di halaman 1dari 14

Pemeriksaan Nervus Kranialis

N. VII, IX, X, XII


Pemeriksaan Sensitifitas Wajah
(N. VII)  Persilahkan pasien duduk di kursi periksa
 Amati wajah secara umum, apakah terdapat
manifestasi penyakit sistemik
 Manifestasi sistemik (hiper-/hipotiroidisme, wajah
Cushing, akromegali)
 Jejas
 Deformitas
 Asimetrisitas tidak melulu disebabkan oleh
kelumpuhan saraf, dapat disebabkan hal lain
 Kelainan kongenital
 Bekas fraktur wajah
 Gigi ompong
Pemeriksaan Sensitifitas Wajah
(N. VII)  Amati ekspresi wajah saat bercakap-cakap
 Lihat apakah terdapat gerakan abnormal
 Amati apakah kerutan dahi kedua sisi sama
jelasnya atau ada yang lebih tidak jelas
 Amati apakah kelopak mata jatuh dan kedipan
mata berkurang atau tidak
 Amati apakah sudut nasolabialis kedua sisi sama
atau ada yang lebih datar
 Amati apakah sudut mulut simetris atau tertarik
ke salah satu sisi
Pemeriksaan
Pergerakan Wajah
(N. VII)  Jelaskan pada pasien bahwa pasien akan diminta
melakukan beberapa gerakan
 Minta pasien mengangkat alis dan menutup mata,
lihat simetrisitasnya
 Apabila ragu, minta pasien menutup mata sekuat-
kuatnya sambil berusaha membukanya dengan
tangan
 Minta pasien tersenyum/menunjukkan gigi, lalu
meniup/bersiul, lalu menggembungkan pipi
 Saat menggembungkan pipi, tekan kedua pipinya
dengan kedua tangan
 Lihat apakah udara keluar dari kedua sisi/hanya
dari salah satu sisi
Pemeriksaan Indera Pengecap
(N. VII)
 Jelaskan pemeriksaan, beritahukan bahwa akan ada rasa
tidak nyaman karena mengecap rasa pahit
 Persilahkan pasien untuk duduk
 Minta pasien menjulurkan lidah
 Ambil salah satu larutan menggunakan pipet
 Tanyakan apa rasanya
 Ulangi untuk tiga larutan lainnya
 Setiap selesai satu jenis, lidah dibilas dengan akuades
Inspeksi Palatum
(N. IX & X)
 Pasang lampu kepala, cuci tangan, pasang sarung
tangan periksa dan masker
 Minta pasien membuka mulut dan arahkan lampu
kepala ke dalam cavum oris
 Identifikasi:
 Palatum durum
 Palatum mole
 Uvula
 Arkus faring anterior
 Tonsila palatina
 Arkus faring posterior
 Lidah
 Dinding orofaring posterior
Inspeksi Palatum
(N. IX & X)
 Amati kelainan struktural cavum oris:
 Jejas
 Disrafisme palatum
 Pembesaran tonsil
 Peradangan
 Apabila uvula dan arkus faring terhalang lidah, gunakan spatula lidah untuk
menekan lidah
 Perhatikan apakah arkus faring simetris/tidak
 Minta pasien mengucapkan “ahhh…”
 Normalnya, saat mengucapkan “ahhh…”, palatum akan terangkat dan
bergerak ke belakang, uvula tetap di tengah, dan kedua arkus faring
posterior berkontraksi hingga saling mendekat di garis tengah
Pemeriksaan Refleks Muntah
(N. IX & X)
 Jelaskan pada pasien bahwa refleks muntahnya akan dirangsang
 Menggunakan aplikator, sentuh dinding posterior orofaring/palatum sebelah kanan lalu
sebelah kiri
 Perhatikan apakah uvula terangkat saat dinding posterior disentuh
 Perhatikan pula kedua arkus faring posterior
 Apakah saling mendekat ke garis tengah saat pasien muntah seperti tirai yang
menutup dari kedua sisi
 Apakah hanya salah satu arkus posterior yang bergerak ke arah sisi
kontralateralnya
 Apakah tidak ada Gerakan arkus faring posterior
 Perhatikan apakah respons di kedua sisi setara/tidak
 Tanyakan pasien apakah sensasi di kanan dan kiri sama
Pemeriksaan Kemampuan Menelan
(N. IX & X)
 Tes menelan tidak dilakukan pada pasien dengan penurunan
kesadaran/riwayat sulit menelan/tersedak
 Jelaskan pada pasien tentang tes yang akan dilakukan
 Minta pasien meminum air putih sekitar 50-100 mL secara perlahan
 Perhatikan apakah pasien tersedak
 Bila tersedak, hentikan tes segera
 Amati apakah ada jeda saat minuman berada di cavum oris
sebelum didorong ke faring
 Amati gerakan leher saat menelan
Inspeksi Lidah saat Tidak Bergerak
(N. XII)
 Di bawah penerangan yang cukup, inspeksi lidah untuk melihat massa
lidah, posisi, dan permukaannya
 Perhatikan apakah ada atrofi lidah
 Bila ada, apakah mencakup seluruh lidah/hanya salah satu sisi
 Saat menginspeksi lidah, dapat sekaligus mengevaluasi manifestasi
patologis lain:
 Makroglosia
 Lidah kotor
 Jejas
 Lidah geografis
 Hilangnya papilla sirkumvalata di bagian posterior lidah
Pemeriksaan Deviasi dan Kekuatan Lidah
(N. XII)
 Untuk memeriksa deviasi lidah, minta pasien untuk
menjulurkan lidahnya sejauh mungkin, lalu tahan
 Lihat apakah ada penyimpangan lidah ke kiri/ke kanan
 Untuk memeriksa kekuatan lidah, minta pasien mendorong
pipi dengan lidah ke kiri dan ke kanan
 Saat lidah mendorong pipi, pemeriksa meletakkan jarinya
di sisi luar pipi yang didorong dan membandingkan
kekuatan dorongan kiri dan kanan
Pemeriksaan Gerak Involunter Lidah
(N. XII)
 Gerak bergelombang pada lidah seringkali hanya merupakan tanda relaksasi yang tidak
sempurna
 Jika pada inspeksi kita menemukan gerak bergelombang pada lidah, minta pasien
untuk menggerak lidahnya lalu amati lagi setelah pasien merelaksasi lidahnya
 Gerak bergelombang pada setengah bagian lidah mungkin merupakan suatu fasikulasi
otot apabila terjadi di bagian yang lemah dan atrofik
 Pasien dengan gerak involuntar seperti korea dan atetosis tidak mampu
mempertahankan lidah yang dijulurkan dalam keadaan diam
 Untuk memeriksanya, minta pasien menjulurkan lidahnya selama 30 detik
Disartria
(N. XII)
 Disartria dapat disebabkan oleh gangguan lain selain paresis N. XII seperti:
 Gangguan serebelum
 Parkinsonisme
 Intoksikasi
 Masalah struktural laring, faring, dan mulut
 Dengarkan suara yang dikeluarkan pasien saat berbicara
 Untuk memeriksa disartria karena masalah palatal, dengarkan apakah suara pasien
terdengar bindeng
 Untuk memeriksa disartria karena lidah, minta pasien mengulang kalimat/kata yang
menggunakan lidah dalam pelafalannya (contoh: ular melingkar di pagar)
 Untuk memeriksa disartria karena fasial, mintalah pasien mengulang kata “papa”,
“mama”
Daftar Pustaka

 Mawuntu AHP, Kembuan M. Pemeriksaan Neurologi Dasar: Suatu Pendekatan


Terstruktur. Manado: Bagian Neurologi FK Unsrat; 2017.

Anda mungkin juga menyukai