Anda di halaman 1dari 12

Respon terhadap Lingkungan:

Shock Loading, Suhu, pH, Inhibitor/Toksik

DEAJENG LARAS H (2006541782)

DOSEN PENGAJAR:
D R . D R A . C O N N Y R I A N A T J A M PA K A S A R I , M S , D M M
Shock Loading
 Shock loading atau beban kejut merupakan suatu kondisi saat adanya jenis aliran atau konsentrasi
polutan yang diterima di instalasi pengolahan air atau air limbah dalam jumlah atau kekuatan
melebihi rentang pemuatan normal.
 Guncangan yang diterima menyebabkan masalah dalam proses perawatan dan memerlukan
penyesuaian pada prosedur operasional normal.
 Contohnya termasuk kelebihan hidraulik atau organik atau polutan beracun di aliran limbah
influen.
 Pompa sirkulasi pada rancangan pengolahan limbah sederhana dipergunakan untuk menjaga agar
sistem tetap berjalan walaupun pasokan air limbahnya terhenti, disamping itu sirkulasi air ini juga
membantu menghadapi “shock load” atau masuknya beban limbah yang terlalu tinggi secara tiba-
tiba.
 Untuk reaktor anaerobik kapasitas pompa sirkulasi 10 – 15 % dari kapasitas pompa air baku,
sedangkan untuk reaktor aerobik pompa sirkulasi dapat mencapai 25% dari pompa air bakunya.
Suhu
 Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kemampuan
bertahan hidup suatu mikroorganisme.
 Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu.
 Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum.
 Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup.
 Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba.
 Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba
 Sebagian besar pertumbuhan bakteri mencapai optimal pada suhu sekitar 20- 45°C yang disebut
mesofilik.
 Lain halnya untuk bakteri termofilik yang telah menyesuaikan diri untuk bertahan hidup, dan
berkembang pada suhuyang lebih tinggi.
 Bakteri termofilik akan mampu tumbuh dalam rentangan suhu sekitar 40- 80°C, dengan
pertumbuhan optimal pada kisaran suhu 50-65°C.
 Termofilik ekstrim memiliki suhu optimal lebih dari termofil, dan dapat bertoleransi pada suhu
lebih dari 100°C.
 Pada tahun 2003, anggota dari kelompok bakteri primitif yang disebut Archaea, diketahui dapat
tumbuh pada suhu 121°C, hal tersebut merupakan sebuah rekor dunia baru.
 Psichrofil menempati rentangan suhu ekstrim yang lain, mikroba dapat juga tumbuh pada suhu
0°C, dengan pertumbuhan optimal yang terjadi pada suhu 15°C atau dibawahnya.
 Mikroba tersebut tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 25°C atau lebih.
Psikrofil Mesofil
 Psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh  Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada
pada suhu 0 0C sampai 20 0C. suhu 20 0C sampai 45 0C.
 Suhu optimumnya sekitar 15 0C.  Karakteristik istimewa dari semua bakteri

 Karakteristik istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya untuk tumbuh
pada suhu tubuh (37 0C) dan tidak dapat
psikrofil adalah akan tumbuh pada suhu 0 – tumbuh pada suhu di atas 45 0C.
5 0C.  Yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum
20 – 300C, termasuk tumbuhan saprofit.
 Yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum
35 – 400C, termasuk organisme yang tumbuh
baik pada tubuh inang berdarah panas.
Termofil
 Termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh
pada suhu 35 0C atau lebih.
 Bakteri termofil dapat dibedakan menjadi
dua kelompok:
 Fakultatif termofil adalah organisme yang
dapat tumbuh pada suhu 37 0C, dengan
suhu pertumbuhan optimum 45 – 60 0C.
 Obligat termofil adalah organisme yang
dapat tumbuh pada suhu di atas suhu 50
0C, dengan suhu pertumbuhan optimum di
atas 60 0C.
pH
 pH lingkungan juga berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim dalam mengkatalisis suatu
reaksi.
 Hal ini disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi tiga dimensi enzim dan aktivitasnya.

 Setiap enzim memiliki pH optimum yang khas, yaitu pH yang menyebabkan aktivitas maksimal.
 pH optimum enzim tidak perlu sama dengan pH lingkungan normalnya, dengan pH yang mungkin
sedikit diatas atau dibawah pH optimum.

 Pada pH optimum struktur tiga dimensi enzim paling kondusif untuk mengikat substrat.
 Bila konsentrasi ion hidrogen berubah dari konsentrasi optimal, aktivitas enzim secara progesif
hilang sampai akhirnya enzim menjadi tidak fungsional.
 Umumnya bakteri bekerja optimum pada rentang pH 6-8, tetapi beberapa jenis mikroba dapat
hidup pada pH yang lebih rendah yang dikenal dengan istilah acidhophiles ataupun pada pH yang
lebih tinggi yang dikenal dengan istilah alkalophiles.
 Secara umum, kelompok mikroba yang berbeda memiliki pH karakteristik.
 Kebanyakan bakteri adalah neutrofil.
 Meskipun sering mikroba tumbuh dari kisaran pH yang luas dan jauh dari optimum, terdapat
batas-batastoleransi pada pertumbuhannya.
Inhibitor/Toksik
 Zat beracun terkadang dapat menyebabkan kegagalan pada proses penguraian limbah dalam proses
anaerobik.
 Terhambatnya pertumbuhan bakteri metanogen pada umumnya ditandai dengan penurunan
produksi metana dan meningkatnya konsentrasi asam-asam volatil.
 Populasi mikroorganisme akan menurun apabila adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun
atau dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Referensi
 Kumar, C.G. and Takagi, H. (1999) Microbial alkaline proteases: From a bioindustrial viewpoint.
Biotechnology Advances, 17.
 Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia 3 ed. Jakarta: Erlangga.
 Prescott, L.N., J.P. Harley, and D.A.Klein. 2008. Microbiology 7th edition. McGrawHill. New
York.
 Metcalf and Eddy. 2003. Wastewater Engineering. Mc. Graw-MII, Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai