Artinya: 1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah
rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu
benar-benar pendusta. 2. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi (manusia) dari
jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan. 3. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah
beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti. 4. Dan apabila engkau melihat
mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu
yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka
waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?
I’rob
ونَ ُين لَك َٰ ِذب َ َوٱلل ّ َ ُه يَش َۡه ُد ِإ ّ َن ٱل ُۡمن َٰ ِف ِقKalimat ini di perkuat dengan qasam, inna, dan lam taukiid, untuk semakin
mempertegas dan memperkuat pernyataan yang ada, sekaligus mempertegas bahwa mereka
mengetahui hal itu. َوٱلل ّ َ ُهـ ي َ ۡعل َ ُمـ ِإن َّ َكـل ََر ُسول ُُهini adalah jumlah i'tiraadhiyyah (kati-rt sisipan) antara syarat
dan jawabnya, untuk mengantisipasi munculnya persepsi yang keliru bahwa pengingkaran mereka
kepada Rasul adalah benar.
خ ُذوٓا ْ أَي َٰۡمن َ ُه ۡمـ ُجن ّ َ ًةَ َّ تdalam kalimat ini terdapat isti'aarah, yaitu meminjam kata junnah yang arti aslinya
adalah perisai atau tameng, untuk mengungkapkan makna berpura-pura menjadi Muslim untuk bisa
melindungi dan menjamin keselamatan jiwa dan harta. ْ امنُوا ْ ثُ ّمَ ك َ َف ُروا َ َءdi antara kedua kata ini terdapat
ath-Thibaaq. ٌ ك َأَن َّ ُه ۡمـ ُخ ُش ٌبـ ُّم َسـن ّ َ َد ۖةdalam kalimat ini terdapat tasybiih mursal mujmal. ۖ َٰقتَل َُه ُمـٱلل ّ َ ُهIni adalah
bentuk kalimat doa yang tidak baik terhadap mereka [mengutuk), yakni mendoakan mereka agar
dilaknat dan dibinasakan.
Penjelasan
Dalam Tafsir al-Madinah al-Munawwarah, dijelaskan bahwa ayat pertama dari surah Al-Munafiqun berisi tentang
peringatan Allah Swt bagi orang-orang beriman dan Rasulullah saw agar menjauhi orang-orang munafik. Mereka yang
ketika mendatangi Rasulullah, akan berkata,“Kami bersaksi bahwa kamu wahai Muhammad benar-benar Rasulullah”.
Akan tetapi perkataan tersebut tidak lain hanyalah dusta dan tipu daya belaka.
Selanjutnya, pada ayat kedua, sebagaimana keterangan yang terdapat dalam Zubdah al-Tafsir min Fath al-Qadir,
disebutkan bahwa sumpah orang-orang munafik itu hanyalah sebagai tameng agar mereka tidak ditawan ataupun
dibunuh. Disebutkan pula bahwa orang-orang munafik senantiasa menghalang-halangi manusia dari melakukan
perintah Allah Swt seperti beriman dan berjihad. Selain itu, mereka juga sangat gencar dalam menghasut dan
menyebarkan kebencian atas diri Rasulullah saw. Oleh karena perbuatan buruk tersebut, mereka enggan mengikuti
kebenaran sebab Allah Swt telah menutup hati mereka.
Adapun penafsiran ayat ketiga, sebagaimana yang terdapat dalam Tafsir Al-Mukhtashar, bahwa tertutupnya hati
orang-orang munafik disebabkan mereka tidak mengetahui hakikat iman. Mereka beriman hanya di lisan saja, tetapi
tidak sampai ke hati. Oleh sebab itulah, Allah swt menutup hati mereka sehingga mereka tidak dapat mengetahui dan
memahamai apa yang baik dan benar bagi mereka.
Terakhir, penafsiran ayat keempat. Dalam Tafsir Al-Wajiz, dijelaskan bahwa
ن ّ ِ ب ِب
ۗ ِ ْالدي ُ ذ
ّ ِ َ كُ ي
ا َ َري
ْ ِ
ذ َ ّ ت ال
َ َْءي
sebuah istifhaam (kalimat tanya) yang dimaksudkan untuk membuat orang yang
mendengarnya berkeinginan untuk mengetahui khabar dan takiub kepadanya.
Istifham dalam ayat ini masuk pada salah satu kaidah istifham, yaitu:
إذا دخلت همزة اإلستفهام على "رأيت" امتنع ان تكون رؤية البصر او القلب وصار بمعنى اخبرني
Artinya: Apabila hamzah istifham masuk kedalam lafaz رأـيـتmaka ia tidak bermakna lagi melihat dengan
penglihatan atau hati tapi bermakna akhbirni (pemberitahuan)
Kata أرأـيـتdalam beberapa ayat berulang al-Qur’an sebanyak 10 kali.
Contoh. QS. Al-Ma'un: 1
ّ ِ ب ِب
الدين َ ْأ ََرأَي
ُ تال َّ ِذي يُك َ ِ ّذ
Al-Ma'un ayat 2
ijaz (mempersingkat kalimat) dengan membuang kalimat syaratnIjaz dalam ilmu balaghah adalah ungkapan penuh
(banyak) makna dengan menggunakan kalimat yang singkat. Adapun kalam ijaz terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Ijaz al-Qashr.
2. Ijaz al-Hadzf.
al-Ma'un ayat 2 ini masuk pada bentuk yang kedua, yaitu ijaz al-Hadzf karena dalam ayat ini ada kalimat syarat yang
dibuang
) ان اردت ان تعرفه:َف ٰذ ِل َك ال َّ ِذ ْي يَ ُد ُّع ال ْيَ ِتيْ َم (اي
yang dibuang adalah syarat. “Yakni, jika kamu ingin mengetahuinya maka dia adalah orang yang menghardik anak yatim.”
Al-Ma'un ayat 4
Kalimat ini merupakan celaan dan lafaz zahir yang diletakkan pada posisi lafal dhomir “fawailul lahum”
lni bertujuan untuk lebih menguatkan kalimat celaan tersebut karena selain mereka mendustakan balasan
akhirat, mereka juga melalaikan shalat.
Al-Ma'un ayat 7
اع ْو َن
ُ ال َْم,ۙاۤء ْو َن
ُ يُ َر, اه ْو َن
ُ َسterdapat kesesuaian akhir kalimat untuk menjaga kesamaan akhir ayat.
Demikian pula pada kata ۙ ال ْي َ ِتيْ َم, ۗالديْ ِن ّ ِ ِب,ۗال ِْم ْس ِكيْ ِن
Dari ketujuh ayat di atas, para ulama ahli tafsir menjelaskan isi kandungannya.
1 .Melalui surah ini, kita bisa tahu siapa saja orang-orang yang mendustakan agama. Yaitu
orang yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan pada orang miskin, orang yang lalai
terhadap salatnya, dan orang yang suka berbuat riya (pamer).
Perilaku buruk tersebut, dipastikan oleh Allah akan mendapat balasan kehinaan yang setimpal,
di mana orang-orang tersebut akan celaka.
Terima kasih !!!