• ) فَ َو ْي ٌل٣( ) َواَل يَحُضُّ َعلَى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكيْن٢( ) فَ َذا لِ َك الَّ ِذيْ يَ ُد ُّع ْاليَتِ ْي َم١( ْت الَّ ِذي يُ َك ِّذبُ بِال ِّدي َْن
َ أَ َرأَي
٧( ) َو يَ ْمنَع ُْو َن ْال َما ُع ْو َن٦( ) الَّ ِذي َْن هُ ْم يُ َرا ُء ْو َن٥( صالَتِ ِه ٍم َساهُ ْو َن َ (لِّ ْل ُم
َ ) الَّ ِذي َْن هُ ْم َع ْن٤( صلِّ ٍي َن
Artinya :
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,3.
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,6. orang-orang yang berbuat riya, 7. dan enggan
(menolong dengan) barang berguna.
Aspek Balaghah surah al-Maun ayat 1
َّ أَ َرأَ>ي َْت
)١(ا>>ل ِذي ُي>> َك ِّذ ُب ِب>>>ا>>ل ِّدي َْن
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
• a. Balaghah
• Dalam ayat ini terdapat Sebuah istifhaam (kalimat tanya) yang
dimaksudkan untuk membuat orang yang mendengarnya berkeinginan
untuk mengetahui khabar dan takiub kepadanya.
• Istifham dalam ilmu balaghah merupakan bagian dalam ilmu ma'ani dan
dapat diartikan sebagai kata tanya atau harapan untuk mengetahui sesuatu
yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan salah satu
perangkat dari beberapa perangkat istifham
Adapun perangkat-perangkat istifham yang biasa digunakan dalam kaidah
bahasa Arab, antara lain:
*Hamzah ()أ. Huruf hamzah sebagai sebuah perangkat istifham yang memiliki
dua fungsi asli:
Artinya: Apabila hamzah istifham masuk kedalam lafaz رـأيـتmaka ia tidak bermakna
lagi melihat dengan penglihatan atau hati tapi bermakna akhbirni (pemberitahuan).
Kata أرأيـتdalam beberapa ayat berulang al-Qur’an sebanyak 10 kali.
Contoh. QS. Al-Ma'un: 1
ّ ِ ب ِب
١ الديْ َن َ ْأ َ َرأَي
ُ تال َّ ِذي يُك َ ِ ّذ
Tahukah kalian orang yang mendustakan agama?
Dalam surah al-Maun ini dimulai kata أرأئـتyang menurut kaidah ini bermakna
beritahukan kepada saya( ( أـخـبرـنـىtentang siapakah orang-orang yang mendustakan
agama, sehingga jawaban dari permintaan ini ada pada ayat-ayat berikutnya.
b. Mufradat Lughawiyah
ّ ِ ب ِب
الديْ َن َ ْأ َ َرأَي
ُ تال َّ ِذي يُك َ ِ ّذ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”
Ibnu Katsir termasuk mufassir yang memaknai. ad dlin dengan hari pembalasan.
Sehingga makna ayat ini, tahukah engkau, hai Muhammad, orang yang
mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan?
Aspek balaghah surah al-Maun ayat 2
ْ ُد ُّع22ل ِذ ْي َي2َّ 2 َك ا2ِ َذا ل222َف
)٢( 2ليَتِ ْي َم22ا
“Itulah orang yang menghardik anak yatim,”
• a. Balaghah
ijaz (mempersingkat kalimat) dengan membuang kalimat syaratnya.
Ijaz dalam ilmu balaghah adalah:
اإليجاز هو جمع المعاني المتكاثرة تحت اللفظ القليل الوافي بالغرض مع اإلبانة واإلفصاح
“Ijaz adalah mengumpulkan makna yang banyak dengan menggunakan
lafadz yang sedikit, akan tetapi tetap jelas dan sesuai dengan maksud
pengungkapannya.”
Pointnya adalah ungkapan penuh (banyak) makna dengan menggunakan kalimat yang singkat.
Adapun kalam ijaz terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Ijaz al-Qashr, yaitu bentuk ijaz tanpa ada bagian dari pernyataan yang dibuang.
2. Ijaz al-Hadzf, yaitu bentuk ijaz dengan cara membuang bagian dari pernyataan yang tidak akan
merusak makna, disertai dengan adanya indikator (qorinah) yang menunjukkan kepada bagian
dari perkataan yang dibuang.
Pada al-Ma'un ayat 2 ini masuk pada bentuk ijaz al-Hadzf karena dalam ayat ini ada kalimat syarat
yang dibuang
َ ِفَ ٰذل
) ان اردت ان تعرفه:ك الَّ ِذيْ يَ ُد ُّع ْاليَتِ ْي َم (ا>ي
Pada ayat ini yang dibuang yaitu pada ungkapan >اردت>نت>>>ع>رفه ا “ ا>نYakni, jika kamu ingin
mengetahuinya maka dia adalah orang yang menghardik anak yatim.” Sehingga kalimat yang
lengkapnya pada ayat tersebut adalah " >أردت>نت>>>ع>رفه> ف>>>ذلك ا>>لذيي>>دع ا>>ليتيم
أ " إ>ن
b. Makna Lughawiyyah
Kata dzalika ( )ذا>>لكdigunakan untuk menunjuk kepada sesuatu yang jauh. Dzalika di sini memberi kesan
betapa jauhnya orang itu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kata yadu'u (ّ )ي>>دعartinya mendorong dengan
keras. Namun maknanya tak selalu dorongan fisik, namun juga mencakup segala penganiayaan dan
gangguan. Al yatim (> )ا>>ليتي>مberasal dari kata yutm (> )ي>>تمyang artinya kesendirian. Permata yang indah dan tak
ada bandingannya disebut ad durrah al yatiimah ( ) ا>>لدورة ا>>ليتيمة. Pada manusia, yatim digunakan untuk anak
yang belum dewasa dan ayahnya telah wafat.
Ibnu Katsir menjelaskan, orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan itu adalah orang
yang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan tidak memberinya makan serta
tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang baik.
Aspek balaghah surah al-Maun ayat 3
ُض َعلَى طَ َع>اِم> ْل ِم
)٣(ا>> ْس ِكيْن ُّ َواَل َ ي>>ح
“Dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang miskin”
a. Makna Lughawiyyah
ُّ َ ي>>ح: menganjurkan. Kalaupun tidak memiliki apa-apa, seseorang dituntut
-kataُض
minimal menjadi orang yang memberi makan kepada orang miskin.
-kata> طعمberarti makanan atau pangan. Ayat ini tidak menggunakan kata > إ>طع>امyang
berarti memberi makan. Agar setiap orang melakukan tidak merasa dirinya telah
memberi makan. Namun ia hanya memeberikan makanan yg pada hakikatnya
bukan miliknya melainkan hak orang miskin itu.
Aspek balaghah surah al-Maun ayat 4
َ ف>>> ْي ٌل ِّ ْل> ُم
)٤(صلِّيٍ َن َ َو
”Maka celakalah orang yang salat ”
a. Aspek Balaghah
. -Kalimat ini merupakan celaan dan lafaz zahir yang diletakkan pada posisi lafal dhomir “fawailul lahum” lni bertujuan untuk lebih
menguatkan kalimat celaan tersebut karena selain mereka mendustakan balasan akhirat, mereka juga melalaikan shalat.
-Kata ( )ويلartinya adalah kebinasaan atau kecelakaan yang menimpa akibat pelanggaran atau kedurhakaan.
- Kata ( ) لا>>مصلينbiasa diartikan dengan orang-orang yang salat.
Menurut Ibnu Abbas, almusollin yang celaka pada ayat ini adalah orang yang sudah berkewajiban salat namun mereka melalaikannya.
Menurut Masruq ,maksudnya adalah orang yang mengerjakannya bukan pada waktu yang ditetapkan. Sedangkan menurut atau Ibnu Dinar
maksudnya adalah orang yang menunda-nunda sholatnya.
Aspek balaghah surah al-Maun ayat 5
ْ َ >َّل ِذا>>ي َْن ُْهم
)٥(عن َص > َالتِ ِهٍم> َسا>هُ ْو َن
“(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”,
• a. Makna Lughowiyyah
• Kata ‘an ( )عنberarti tentang atau menyangkut. Jika ayat ini menggunakan kata fi >() ف>>ي, ia berarti
kecaman terhadap orang yang lalai dalam shalatnya dalam arti tidak khusyu’. Namun ayat ini
menggunakan kata ‘an ( )عنsehingga ia adalah kecaman terhadap orang yang lalai dari esensi
makna dan tujuan shalat.
• Kata saahuun ( ) س>اهونartinya berasal dari kata sahaa ( ) س>ه>اyang artinya lupa atau lalai. Yaitu
seseorang yang hatinya menuju kepada sesuatu yang lain sehingga melalaikan tujuan utamanya.
• Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud dalam Surat Al Maun ayat 4-6 ini adalah
orang-orang munafik. Mereka mengerjakan shalat saat bersama orang lain namun tidak
mengerjakannya ketika sendirian.
Aspek balaghah surah al- Maun ayat 6
َ ُ >َّل ِذا>>ي َْن ُْهم
)٦(ي>>را ُء ْو َن
“orang-orang yang berbuat riya”
• a. Makna Lughowiyyah
• Kata yuroo’uun ( ) ي>>راءونberasal dari kata ra’a ى
( > ) رأyang artinya adalah
melihat. Dari akar kata yang sama, lahir kata riya’. Yaitu orang yang
melakukan pekerjaan sambil melihat manusia sehingga jika tak ada yang
melihatnya, mereka tidak melakukan pekerjaan itu. Secara istilah, riya’
berarti melakukan suatu pekerjaan bukan karena Allah tetapi untuk
mendapatkan pujian dan popularitas.
Aspek balagahah surah al- Maun ayat 7
ي>>نَ ُع> ْو َن ْل َم
٧(ا>>ا ُع ْو َن و َ ْم
”dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
1. Melalui surah ini, kita bisa tahu siapa saja orang-orang yang mendustakan agama. Yaitu orang
yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan pada orang miskin, orang yang lalai
terhadap salatnya, dan orang yang suka berbuat riya (pamer).
2. Perilaku buruk tersebut, dipastikan oleh Allah akan mendapat balasan kehinaan yang setimpal,
di mana orang-orang tersebut akan celaka.
3. Bagi orang-orang yang lalai terhadap salatnya, lalai dari tujuan dan nilai-nilai
salat, mengerjakan salat untuk dipuji orang (riya), dan tidak mau membantu
orang lain maka mereka akan mendapat hukuman dari Allah.
4. Allah Swt akan menerima salatnya orang yang ikhlas hingga berdampak baik
pada kehidupannya, menjadi lebih bertakwa kepada Allah, dan lebih menyayangi
sesama manusia.
5. Allah juga menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan
membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka
bisa.