Anda di halaman 1dari 13

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Dwinda Dian Saraswati, SE., MM.


PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
 Pengertian Pembukuan
Menurut UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 angka
29 menyatakan bahwa pembukuan adalah suatu proses
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
aset, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
 Pengertian Pencatatan
Berdasarkan UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28
ayat (29), Pencatatan dimaksudkan sebagai kegiatan
pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak terutang termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang
dikenakan pajak yang bersifat final.
 Kewajiban Pembukuan
Dalam UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (1)
menyatakan bahwa WP orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha/pekerjaan bebas dan WP badan di Indonesia
wajib menyelenggarakan pembukuan.
 Syarat menyelenggarakan pembukuan

 Pembukuan haruslah diselenggarakan dengan


memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan
keadaan/kegiatan usaha yang sebenarnya (full disclosure).
 Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang
rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia/dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas
(consistency)
 Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku
harus mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
 Pembukuan yang diselenggarakan sekurang-kurangnya terdiri
atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung
besarnya pajak terutang.
 Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan
dokumen lain, termasuk hasil pegelolaan data dari pembukuan
yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi
online, wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia yaitu di
tempat kegiatan atau tempat tinggal WP orang pribadi, atau di
tempat kedudukan WP badan.
 Kewajiban Pencatatan
Peraturan Menteri Kuangan Nomor 197/PMK.03/2007
tentang bentuk dan tata cara pencatatan bagi WP orang
pribadi mengatur kewajiban pencatatan. WP orang pribadi
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan, yaitu:
1. WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilannya dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Netto; dan
2. WP orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
dan pekerjaan bebas.
 Syarat menyelenggarakan pencatatan
• Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dengan
menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam bahasa indonesia.
• Pencatatan dalam satu tahun harus diselenggarakan
secara kronologis.
• Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan
harus disimpan di tempat tinggal WP atau tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dilakukan selama 10
tahun.
• Pencatatan harus dapat menggambarkan, antara lain:
a) Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan
bruto yang diterima dan/atau diperoleh;
b) Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
• WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat
usaha pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas untuk
masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang
bersangkutan.
• WP yang diwajibkan menyelenggarakan pencatatan (perhatikan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2007) sesuai
persyaratan bahwa pencatatannya harus menggambarkan seperti
diuraikan pada butir 4 diatas diharuskan pula menyelenggarakan
pencatatan atas harta dan kewajiban.
 Pencatatan sebagai dasar penggunaan norma
penghitungan penghasilan
Norma penghitungan penghasilan digunakan sebagai
pedoman menentukan besarnya penghasilan neto dan
pedoman tersebut dilakukan dalam hal:
1. Tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik
yaitu pembukuan yang lengkap; atau
2. Pembukuan atau catatan peredaran bruto WP ternyata
diselenggarakan secara tidak benar.
 Pengecualian dan sanksi dari kewajiban pembukuan
Pengecualian kewajiban menyelenggarakan pembukuan
tetapi wajib melakukan pencatatan adalah terhadap WP
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
norma penghitungan penghasilan neto dan WP orang
pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
Dalam Pasal 39 UU KUP setiap orang yang dengan sengaja:
1. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar;
2. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lainnya.
Sanksi pidana bagi WP yang dengan sengaja tidak
menyelenggarakan pembukuan atau menyelenggarkan
pembukuan dengan tidak benar sehingga menimbulkan
kerugian bagi negara.
Sangsi tersebut berupa pidana penjara paling sedikit 6 bulan dan
paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah
pajak terutang yang tidak/kurang bayar dan paling banyak 4
kali jumlah pajak terutang yang tidak/kurang bayar.
Dalam akuntansi, kegiatan yang dicatat adalah kegiatan
yang bersifat keuangan yang tercermin dalam transaksi
usaha (business transaction). Transaksi usaha tersebut
dicatat menggunakan persamaan akuntansi (accounting
equation) yang diakhiri dengan penyusunan laporan
keuangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai