Anda di halaman 1dari 29

Implementasi Pancasila

dalam Pembangunan
Kelompok 8:

Fitria Agnes Aulia (17010034053)


Heny Ika Trisdiana (17010034054)
Yanis Noveana Devi (17010034059)
Lita Kristiana (17010034062)
Febryna Ahda Fadhlina (17010034072)
Paradigma pembangunan nasional yang
berkarakter pancasila
•Secara garis besar, pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia meliputi berbagai
bidang pembangunan
•Dalam pembahasan kali ini pembangunan nasional difokuskan pada pembangunan di bidang
politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pertahanan dan keamanan
1. Pembangunan Politik
•Pembangunan politik dalam perspektif negara demokrasi merupakan pilar utama
pembangunan nasional dalam rangka mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional. Oleh karena itu pembangunan politik yang dilaksanakan di Indonesia harus sesuai
dan berdasarkan pada nilai-nilai pancasila yakni sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
•Dalam perspektif pembangunan politik di dalam negeri, pembangunan politik harus dapat
menciptakan stabilitas politik dalam negeri yang kondusif dan dijauhkan dari "kegaduhan
politik" (instabilitas politik).
•Dalam perspektif pembangunan politik luar negeri indonesia, maka pembangunan politik luar
negeri harus dapat mendorong terciptanya stabilitas politik dunia yang aman dan damai
Pembangunan Politik dapat berhasil jika menunjukkan
dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Terlaksananya pemilihan umum (baik pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden serta pemilihan kepala daerah) dengan menerapkan asas : mandiri,
jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
2. Penyelenggara pemilihan umum tersebut (KPU, KPUD, Bawaslu, Panwaslu, dan
DKPP) harus bersikap independen dan tidak memihak kepada salah satu partai politik,
calon legislatif, calon Presiden dan Wakil Presiden, calon kepala daerah serta tidak
menerima suap atau intervensi dari pihak lain.
3. Selama proses berlangsungnya pemilihan umum harus menjunjung etika politik
Pancasila, yakni etika politik yang berbudaya dan bermartabat sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
4. Pemilihan umum tersebut menghasilkan anggota legislatif, Presiden dan Wakil
Presiden, kepala daerah yang berakhlak mulia , berkepribadian luhur, jujur, amanah,
memiliki integritas, memiliki sikap dan perilaku yang mengutamakan kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok (golongan).
5. Terlaksananya pendidikan politik bagi masyarakat
6. Sistem politik nasional mencerminkan sistem politik nasional yang didasarkan pada moral dan
etika politik Pancasila.
7. Peraturan perundang-undangan di bidang politik mencerminkan peraturan perundang-
undangan yang demokratis, dan responsif, serta berkarakter Pancasila.
8. Dalam tatanan politik praktis, elit-elit politik dan politisi dapat menjauhkan diri dari prinsip
"menghalalkan segala cara demi mencapai kekuasaan", menjauhkan diri dari politik uang
(money politic), melakukan kampanye hitam (black campaign), dan cara-cara tidak etis lainnya.
9. Komunikasi politik yang dijalankan para elit politik dan politisi, baik di tingkat pusat maupun di
daerah dilakukan dengan santun, elegan, dan bertanggung jawab.
10. Partai politik menjadi sarana politik masyarakat untuk menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan
perjuangan masyarakat, terutama di tingkat akar rumput (grassroot).
2. Pembangunan Hukum
•Pembangunan hukum dalam negara demokrasi seperti Indonesia merupakan sesuatu yang
sangat penting dan mendasar. Hal ini antara lain disebabkan karena salah satu pilar negara
demokrasi adalah negara berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan negara berdasarkan
atas hukum (machtstaat).
•Indonesia sebagai negara hukum adalah keputusan final dan merupakan pilar utama negara
yang demokratis. Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum. Pendapat tersebut meneguhkan bahwa negara hukum
merupakan esensi dari negara yang demokratis, sehingga perlu dicantumkan (tersurat) di
dalam UUD 1945.
Pembangunan hukum yang berkarakter Pancasila dapat dikatakan
berhasil, apabila dalam politik pembangunan hukum nasional
menunjukkan dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pancasila memiliki kududukan sebagai sumber dari segala sumber hukum nasional dan
sumber tertib hukum nasional
2. UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara
3. Produk-produk hukum yang dibuat dan dihasilkan oleh DPR bersama pemerintah harus
dibuat secara demokratis
4. Terlaksananya sistem peradilan yang merdeka dan bebas dari intervensi kekuatan-
kekuatan pihak lain
5. Adanya perlakuan yang sama dihadapan hukum dalam penegakkan hukum
6. Adanya kepastian dalam hukum
7. Terciptanya aparat penegak hukum yang berwibawa, tegas, jujur dan bersih
8. Adanya jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia bagi seluruh warga negara Indonesia
9. Terciptanya check and balances kekuasaan-kekuasaan negara oleh lembaga-lembaga
negara
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia
sejak merdeka. Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila akan memberikan jaminan
terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang tercermin dari terlaksananya
pembangunan ekonomi melalui penerapan prinsip-prinsip demokrasi ekonomi pancasila yakni
demokrasi ekonomi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demokrasi ekonomi pancasila dijabarkan melalui Pasal 33 UUD 1945 sebagi berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan mengusai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang
•Pasal 4 dan 5 merupakan hasil amandemen keempat UUD 1945 yang disahkan pada 10
agustus 2002 oleh MPR. Hasil amandemen tersebut menunjukkan bahwa ada keinginan luhur
dari bangsa Indonesia yang diwakili MPR untuk melakukan reformasi terhadap perekonomian
nasional yang syarat dengan korupsi, kousi, dan nepotisme (KKN) menjadi sistem
perekonomian yang sungguh-sungguh dilaksanakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat, bangsa, dan Negara bukan untuk kesejahteraan perorang atau kelompok
tertentu. “Asas kekeluargaan” pada ayat (1) yang diamksudkan sebagairambu-rambu yang
sangat penting dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi di Indonesia.
•Secara normative, ketentuan dari pasal 33 UUD 1945 belum dapat tercapai. Hal tersebut
dikarenakan ketergantungan perekonomian nasional pada Negara lain dan SDA yang
melimpah masih dikuasai investor asing. Di sisi lain, Negara dan pemerintah kurang “greget”
melawan sistem ekonomi neo-liberal melalui peraturan perundang-undangan maupun
kebijakan lainnya.
Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila dapat
dikatakan berhasil, apabila dalam pembangunan ekonomi
nasional menghasilkan hal-hal berikut:
1. Terlaksananya pembangunan yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan.
2. Terciptanya kedaulatan ekonomi nasional yang bertumpu pada kemandirian ekonomi
nasional.
3. Terciptanya persaingan yang sehat dalam dunia usaha dan menjauhkan diri dari praktik-
praktik monopoli dan oligopoly yang dilakukan perusahaan-perusahaan nasional maupun
multinasional.
4. Terciptanya struktur ekonomi nasional yang kuat dengan menumbuhkan dan
membangkitkan pelaku ekonomi dari kalangan usaha menengah dan kecil, koperasi dan
BUMN.
5. Usaha kecil, menengah, dan koperasi perlu mendapatkan subsidi dan proteksi dalam
mengembangkan usahanya.
6. Berkurangnya jumlah masyarakat miskin dari tahun ke tahun.
7. Tersedianya infrastruktur dasar di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
8. Terciptanya lapangan kerja untuk menampung jumlah pengangguran.
9. Pengelolaan SDA dilakukan secara mandiri oleh bangsa Indonesia.
10. Terhindarnya perilaku koruptif, kolutif dan nepotisme oleh pelaku ekonomi dan
terhindarnya pungutan liar oleh pihak ketiga yang tidak bertanggungjawab.
11. Terjadi pemerataan pembangunan ekonomi di semua wilayah Indonesia.
12. Berkurangnya jurang pemisah ekonomi masyarakat.
4. Pembangunan Sosial Budaya
(Pembangunan Bidang Pendidikan)
Bidang pendidikan merupakan bidang pembangunan yang sangat strategis. Kemajuan dan
kemandirian suatu bangsa dimulai dan ditentukan oleh pembangunan di bidang Pendidikan.
Oleh karena itu negara dan pemerintah Indonesia harus sungguh-sungguh memperhatikan
pembangunan Pendidikan ini. Maka harus dikelola secara professional untuk menghasilkan
generasi yang bukan saja memiliki kecerdasan intelektual semata (aspek kognitif) tapi harus
memiliki kecerdasan emosional dan spiritual (aspek efektif) dan kecerdasan yang berkaitan
dengan keterampilan (aspek psikomotor).
•Pasal 31 UUD 1945 merupakan landasan konstitusional terhadap penyelenggaraan Pendidikan
di Indonesia
•Model pembangunan Pendidikan di Indonesia adalah model yang berkarakter Pancasila.
•Menurut pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Prinsip penyelenggaraan Pendidikan nasional telah
diatur dalam pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 :
1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka
dan multimakna.
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsug sepanjang hayat.
4) Pendidikan yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pebelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendidikan diselenggaran dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan Pendidikan.
5. Pembangunan Sosial Budaya
(Pembangunan Bidang Kesehatan)
Bangsa dan negara yang maju adalah bangsa yang memiliki derajat kesehatan yang baik dan
berkualitas. Derajat kesehatan yang berkualitas inilah yang menjadi salah satu factor penting
terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara.
•secara konstitusional pembangunan bidang kesehatan diatur dalam pasal 34 ayat 3 UUD 1945
yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak”
•Pembangunan kesehatan yang berkarakter Pancasila yang menurut UU No 36 Tahun 2009
adalah bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non-
diskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa dalam
pembangunan.
Pembangunan kesehatan berkharakter pancasila dapat dikatakan
berhasil, apabila dalam pembangunan kesehatan tersebut menunjukan
dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan masyarakat
2. Adanya ruang dan akses yang sama bagi masyarakat, terutama dari kalangan
masyarakat yang kurang mampu dan miskin
3. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan dan fasilitas pendukungnya(alat
kesehatan) yang layak, memadai,dan bermutu
4. Tersedianya tenaga kesehatan
5. Tersedianya hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman,bermutu, dan terjangkau
6. Terpenuhinya hak masyarakat untuk memperoleh atau mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
7. Terpenuhinya hak masyarakat untuk mendapatkan informasi edukasi tentang kesehatan yang
seimbang
8. Terpenuhinya hak masyarakat memperoleh informasi tentang data kesehatan bagi dirinya
6. Pembangunan Pertahan dan
Keamanan
Latar Belakang Pembangunan Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan negara merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat mendasar dan penting bagi keutuhan dan kedaulatan bangsa dan
negara Indonesia, mengingat berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
bisa saja terjadi baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Untuk itu pembangunan di
sektor ini haruslah ditangani secara serius, terstruktur, terencana serta terlembaga dengan
baik. Sehingga menghasilkan ketahanan Indonesia yang kuat dan tangguh dalam bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan.
Dasar Hukum
UUD 1945 Pasal 30 4) Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib keamanan dan ketertiban masyarakat
ikut serta dalam usaha pertahanan dan bertugas melindungi, mengayomi,
keamanan negara. melayani masyarakat, serta menegakkan
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara hukum.
dilaksanakan melalui sistem pertahanan
5) Susunan dan kedudukan TNI dan Polri,
dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan
Polri, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
hubungan kewenangan TNI dan Polri di
sebagai kekuatan pendukung. dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha
3) TNI terdiri atas AD,AL, dan AU sebagai alat pertahanan dan keamanan negara, serta
yang bertugas mempertahankan, hal-hal yang terkait dengan pertahan dan
melindungi dan memelihara keutuhan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
kedaulatan negara.
Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan yang berkarakter
Pancasila dapat dikatakan berhasil, apabila dalam pembangunan bidang
pertahanan dan keamanan tersebut menunjukkan dan menghasilkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Terciptanya kekuatan sinergisitas antara kekuatan utama dan pendukung selalu dijiwai oleh
Pancasila, UUD 1945 dan semangat berkorban.
b. Terciptanya stabilitas nasional yang kondusif dalam rangka menjaga dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara dari ancaman.
c. Terciptanya stabilitas nasional dalam rangka menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dari gangguan.
d. Terselenggaranya pembangunan pertahanan dan keamanan melalui modernitas kekuatan militer
yang profesional
e. Tersedianya peralatan militer yang yang canggih, modern dan memadai sebagai peralatan militer
yang digunakan TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
f. Terbangunya pangkalan-pangkalan militer yang modern, dan strategis terutama daerah-daerah
perbatasan dengan negara tetangga untuk menangkal penyusupan dan aksi spionase kekuatan asing.
g. Tercukupinya personil militer dan kepolisian baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
h. Terselenggaranya pembangunan keamanan dan ketertiban melalui modernisasi kekuatan
kepolisian yang profesional untuk menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban di
dalam negeri.
i. Tersedianya peralatan keamanan yang canggih, modern, dan memadai sebagai peralatan
keamanan yang digunakan Polri dalam menjaga dan memelihara keamanan dan
ketertiban dalam negeri.
j. Terbangunya pos-pos keamanan yang didukung dengan jumlah personil yang memadai
dan profesional dan dilengkapi dengan peralatan keamanan modern dan canggih.
k. Terselenggaranya pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) bagi seluruh elemen
masyarakat Indonesia.
TERIMAKASIH 
Pertanyaan:
1. Ajeng 055
Bagaimana pendapat kalian mengenai BPJS yang terlantarkan dibandingkan dengan pasien
reguler, lalu apa tindak lanjut dari pemerintah ?
2. Enjel 085
Bagaiman acara menaggulangi serangan fajar agar terciptanya pemilu yang jujur?
3. Aisyatul 078
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan ekonomi di
Indonesia ?

Anda mungkin juga menyukai