Heny Ika Trisdiana (17010034054) Yanis Noveana Devi (17010034059) Lita Kristiana (17010034062) Febryna Ahda Fadhlina (17010034072) Paradigma pembangunan nasional yang berkarakter pancasila •Secara garis besar, pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia meliputi berbagai bidang pembangunan •Dalam pembahasan kali ini pembangunan nasional difokuskan pada pembangunan di bidang politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pertahanan dan keamanan 1. Pembangunan Politik •Pembangunan politik dalam perspektif negara demokrasi merupakan pilar utama pembangunan nasional dalam rangka mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Oleh karena itu pembangunan politik yang dilaksanakan di Indonesia harus sesuai dan berdasarkan pada nilai-nilai pancasila yakni sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. •Dalam perspektif pembangunan politik di dalam negeri, pembangunan politik harus dapat menciptakan stabilitas politik dalam negeri yang kondusif dan dijauhkan dari "kegaduhan politik" (instabilitas politik). •Dalam perspektif pembangunan politik luar negeri indonesia, maka pembangunan politik luar negeri harus dapat mendorong terciptanya stabilitas politik dunia yang aman dan damai Pembangunan Politik dapat berhasil jika menunjukkan dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut : 1. Terlaksananya pemilihan umum (baik pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan kepala daerah) dengan menerapkan asas : mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. 2. Penyelenggara pemilihan umum tersebut (KPU, KPUD, Bawaslu, Panwaslu, dan DKPP) harus bersikap independen dan tidak memihak kepada salah satu partai politik, calon legislatif, calon Presiden dan Wakil Presiden, calon kepala daerah serta tidak menerima suap atau intervensi dari pihak lain. 3. Selama proses berlangsungnya pemilihan umum harus menjunjung etika politik Pancasila, yakni etika politik yang berbudaya dan bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 4. Pemilihan umum tersebut menghasilkan anggota legislatif, Presiden dan Wakil Presiden, kepala daerah yang berakhlak mulia , berkepribadian luhur, jujur, amanah, memiliki integritas, memiliki sikap dan perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok (golongan). 5. Terlaksananya pendidikan politik bagi masyarakat 6. Sistem politik nasional mencerminkan sistem politik nasional yang didasarkan pada moral dan etika politik Pancasila. 7. Peraturan perundang-undangan di bidang politik mencerminkan peraturan perundang- undangan yang demokratis, dan responsif, serta berkarakter Pancasila. 8. Dalam tatanan politik praktis, elit-elit politik dan politisi dapat menjauhkan diri dari prinsip "menghalalkan segala cara demi mencapai kekuasaan", menjauhkan diri dari politik uang (money politic), melakukan kampanye hitam (black campaign), dan cara-cara tidak etis lainnya. 9. Komunikasi politik yang dijalankan para elit politik dan politisi, baik di tingkat pusat maupun di daerah dilakukan dengan santun, elegan, dan bertanggung jawab. 10. Partai politik menjadi sarana politik masyarakat untuk menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan perjuangan masyarakat, terutama di tingkat akar rumput (grassroot). 2. Pembangunan Hukum •Pembangunan hukum dalam negara demokrasi seperti Indonesia merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar. Hal ini antara lain disebabkan karena salah satu pilar negara demokrasi adalah negara berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan negara berdasarkan atas hukum (machtstaat). •Indonesia sebagai negara hukum adalah keputusan final dan merupakan pilar utama negara yang demokratis. Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Pendapat tersebut meneguhkan bahwa negara hukum merupakan esensi dari negara yang demokratis, sehingga perlu dicantumkan (tersurat) di dalam UUD 1945. Pembangunan hukum yang berkarakter Pancasila dapat dikatakan berhasil, apabila dalam politik pembangunan hukum nasional menunjukkan dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pancasila memiliki kududukan sebagai sumber dari segala sumber hukum nasional dan sumber tertib hukum nasional 2. UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara 3. Produk-produk hukum yang dibuat dan dihasilkan oleh DPR bersama pemerintah harus dibuat secara demokratis 4. Terlaksananya sistem peradilan yang merdeka dan bebas dari intervensi kekuatan- kekuatan pihak lain 5. Adanya perlakuan yang sama dihadapan hukum dalam penegakkan hukum 6. Adanya kepastian dalam hukum 7. Terciptanya aparat penegak hukum yang berwibawa, tegas, jujur dan bersih 8. Adanya jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia bagi seluruh warga negara Indonesia 9. Terciptanya check and balances kekuasaan-kekuasaan negara oleh lembaga-lembaga negara 3. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia sejak merdeka. Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila akan memberikan jaminan terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang tercermin dari terlaksananya pembangunan ekonomi melalui penerapan prinsip-prinsip demokrasi ekonomi pancasila yakni demokrasi ekonomi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi ekonomi pancasila dijabarkan melalui Pasal 33 UUD 1945 sebagi berikut : 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan mengusai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang •Pasal 4 dan 5 merupakan hasil amandemen keempat UUD 1945 yang disahkan pada 10 agustus 2002 oleh MPR. Hasil amandemen tersebut menunjukkan bahwa ada keinginan luhur dari bangsa Indonesia yang diwakili MPR untuk melakukan reformasi terhadap perekonomian nasional yang syarat dengan korupsi, kousi, dan nepotisme (KKN) menjadi sistem perekonomian yang sungguh-sungguh dilaksanakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, bangsa, dan Negara bukan untuk kesejahteraan perorang atau kelompok tertentu. “Asas kekeluargaan” pada ayat (1) yang diamksudkan sebagairambu-rambu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi di Indonesia. •Secara normative, ketentuan dari pasal 33 UUD 1945 belum dapat tercapai. Hal tersebut dikarenakan ketergantungan perekonomian nasional pada Negara lain dan SDA yang melimpah masih dikuasai investor asing. Di sisi lain, Negara dan pemerintah kurang “greget” melawan sistem ekonomi neo-liberal melalui peraturan perundang-undangan maupun kebijakan lainnya. Pembangunan ekonomi yang berkarakter pancasila dapat dikatakan berhasil, apabila dalam pembangunan ekonomi nasional menghasilkan hal-hal berikut: 1. Terlaksananya pembangunan yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan. 2. Terciptanya kedaulatan ekonomi nasional yang bertumpu pada kemandirian ekonomi nasional. 3. Terciptanya persaingan yang sehat dalam dunia usaha dan menjauhkan diri dari praktik- praktik monopoli dan oligopoly yang dilakukan perusahaan-perusahaan nasional maupun multinasional. 4. Terciptanya struktur ekonomi nasional yang kuat dengan menumbuhkan dan membangkitkan pelaku ekonomi dari kalangan usaha menengah dan kecil, koperasi dan BUMN. 5. Usaha kecil, menengah, dan koperasi perlu mendapatkan subsidi dan proteksi dalam mengembangkan usahanya. 6. Berkurangnya jumlah masyarakat miskin dari tahun ke tahun. 7. Tersedianya infrastruktur dasar di wilayah perkotaan maupun perdesaan. 8. Terciptanya lapangan kerja untuk menampung jumlah pengangguran. 9. Pengelolaan SDA dilakukan secara mandiri oleh bangsa Indonesia. 10. Terhindarnya perilaku koruptif, kolutif dan nepotisme oleh pelaku ekonomi dan terhindarnya pungutan liar oleh pihak ketiga yang tidak bertanggungjawab. 11. Terjadi pemerataan pembangunan ekonomi di semua wilayah Indonesia. 12. Berkurangnya jurang pemisah ekonomi masyarakat. 4. Pembangunan Sosial Budaya (Pembangunan Bidang Pendidikan) Bidang pendidikan merupakan bidang pembangunan yang sangat strategis. Kemajuan dan kemandirian suatu bangsa dimulai dan ditentukan oleh pembangunan di bidang Pendidikan. Oleh karena itu negara dan pemerintah Indonesia harus sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan Pendidikan ini. Maka harus dikelola secara professional untuk menghasilkan generasi yang bukan saja memiliki kecerdasan intelektual semata (aspek kognitif) tapi harus memiliki kecerdasan emosional dan spiritual (aspek efektif) dan kecerdasan yang berkaitan dengan keterampilan (aspek psikomotor). •Pasal 31 UUD 1945 merupakan landasan konstitusional terhadap penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia •Model pembangunan Pendidikan di Indonesia adalah model yang berkarakter Pancasila. •Menurut pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Prinsip penyelenggaraan Pendidikan nasional telah diatur dalam pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 : 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. 3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsug sepanjang hayat. 4) Pendidikan yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pebelajaran. 5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. 6) Pendidikan diselenggaran dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan Pendidikan. 5. Pembangunan Sosial Budaya (Pembangunan Bidang Kesehatan) Bangsa dan negara yang maju adalah bangsa yang memiliki derajat kesehatan yang baik dan berkualitas. Derajat kesehatan yang berkualitas inilah yang menjadi salah satu factor penting terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara. •secara konstitusional pembangunan bidang kesehatan diatur dalam pasal 34 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak” •Pembangunan kesehatan yang berkarakter Pancasila yang menurut UU No 36 Tahun 2009 adalah bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non- diskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa dalam pembangunan. Pembangunan kesehatan berkharakter pancasila dapat dikatakan berhasil, apabila dalam pembangunan kesehatan tersebut menunjukan dan menghasilkan hal-hal sebagai berikut : 1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan masyarakat 2. Adanya ruang dan akses yang sama bagi masyarakat, terutama dari kalangan masyarakat yang kurang mampu dan miskin 3. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan dan fasilitas pendukungnya(alat kesehatan) yang layak, memadai,dan bermutu 4. Tersedianya tenaga kesehatan 5. Tersedianya hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,bermutu, dan terjangkau 6. Terpenuhinya hak masyarakat untuk memperoleh atau mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya 7. Terpenuhinya hak masyarakat untuk mendapatkan informasi edukasi tentang kesehatan yang seimbang 8. Terpenuhinya hak masyarakat memperoleh informasi tentang data kesehatan bagi dirinya 6. Pembangunan Pertahan dan Keamanan Latar Belakang Pembangunan Bidang Pertahanan dan Keamanan Pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan negara merupakan salah satu bidang pembangunan yang sangat mendasar dan penting bagi keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia, mengingat berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) bisa saja terjadi baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Untuk itu pembangunan di sektor ini haruslah ditangani secara serius, terstruktur, terencana serta terlembaga dengan baik. Sehingga menghasilkan ketahanan Indonesia yang kuat dan tangguh dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Dasar Hukum UUD 1945 Pasal 30 4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga 1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib keamanan dan ketertiban masyarakat ikut serta dalam usaha pertahanan dan bertugas melindungi, mengayomi, keamanan negara. melayani masyarakat, serta menegakkan 2) Usaha pertahanan dan keamanan negara hukum. dilaksanakan melalui sistem pertahanan 5) Susunan dan kedudukan TNI dan Polri, dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, hubungan kewenangan TNI dan Polri di sebagai kekuatan pendukung. dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha 3) TNI terdiri atas AD,AL, dan AU sebagai alat pertahanan dan keamanan negara, serta yang bertugas mempertahankan, hal-hal yang terkait dengan pertahan dan melindungi dan memelihara keutuhan dan keamanan diatur dengan undang-undang. kedaulatan negara. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan yang berkarakter Pancasila dapat dikatakan berhasil, apabila dalam pembangunan bidang pertahanan dan keamanan tersebut menunjukkan dan menghasilkan hal- hal sebagai berikut: a. Terciptanya kekuatan sinergisitas antara kekuatan utama dan pendukung selalu dijiwai oleh Pancasila, UUD 1945 dan semangat berkorban. b. Terciptanya stabilitas nasional yang kondusif dalam rangka menjaga dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara dari ancaman. c. Terciptanya stabilitas nasional dalam rangka menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dari gangguan. d. Terselenggaranya pembangunan pertahanan dan keamanan melalui modernitas kekuatan militer yang profesional e. Tersedianya peralatan militer yang yang canggih, modern dan memadai sebagai peralatan militer yang digunakan TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. f. Terbangunya pangkalan-pangkalan militer yang modern, dan strategis terutama daerah-daerah perbatasan dengan negara tetangga untuk menangkal penyusupan dan aksi spionase kekuatan asing. g. Tercukupinya personil militer dan kepolisian baik dari segi kuantitas maupun kualitas. h. Terselenggaranya pembangunan keamanan dan ketertiban melalui modernisasi kekuatan kepolisian yang profesional untuk menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban di dalam negeri. i. Tersedianya peralatan keamanan yang canggih, modern, dan memadai sebagai peralatan keamanan yang digunakan Polri dalam menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban dalam negeri. j. Terbangunya pos-pos keamanan yang didukung dengan jumlah personil yang memadai dan profesional dan dilengkapi dengan peralatan keamanan modern dan canggih. k. Terselenggaranya pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia. TERIMAKASIH Pertanyaan: 1. Ajeng 055 Bagaimana pendapat kalian mengenai BPJS yang terlantarkan dibandingkan dengan pasien reguler, lalu apa tindak lanjut dari pemerintah ? 2. Enjel 085 Bagaiman acara menaggulangi serangan fajar agar terciptanya pemilu yang jujur? 3. Aisyatul 078 Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia ?