Anda di halaman 1dari 52

STRES ADAPTASI DAN

MEKANISME PERTAHANAN
DIRI
JUWITASARI, S.Kep,Ns, MS
Mata Kuliah PSBK
S1 Keperawatan FIKES UMM
2021
Latar Belakang

Perubahan sosial yang cepat


Perubahan nilai –nilai moral etika & gaya hidup

1001 Permasalahan = stresor


Ketidakmampuan penyelesaian

Penurunan imunitas
Gangguan kesehatan fisik & mental =
stress
Stresor
adalah stimulus yang mengawali atau mencetus
perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan)

Kebutuhan dapat berupa kebutuhan


fisiologis,psikologis,sosial ,lingkungan,
perkembangan,spiritual atau kebutuhan kultural

Diklasifikasikan atas 2:
1. Stresor internal
2. Stresor eksternal
Hubungan Psiko-Neuro-imunologi
(Psiko-Neuro-Endokrinologi)
Adaptasi Fisiologis
Susunan Saraf Pusat (medula
Stresor oblongata, otak,sistem
limbik,sistem transmisi
saraf/neurotransmiter
Kelenjar endokrin (sistem
hormonal & imunologi)

Stres Cemas Depresi


Adaptasi terhadap Stresor
Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stres.
Bertujuan : mempertahankan fungsi yang
optimal

Dimensi adapatasi :
fisik,perkembangan,emosional,intelektual,s
osil &spiritual
Kemampuan seseorang menghadapi
stres ditentukan oleh faktor
1. Pengalaman dengan stresor yang
serupa,sistem dukungan,persepsi
keseluruhan terhadap stresor
2. Yang berkenaan dengan praktik & norma
kelompok sebaya individu
3. Dampak lingkungan sosial yang
membantu individu beradaptasi terhadap
stresor
4. Sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stresor
DEFINISI STRES
Robbins& Coulter (1999) mendefinisikan
stress sebagai kondisi dinamis dimana
individu dikonfrontir dengan kesempatan
pembatas atau tuntutan yang
berhubungan dengan apa yang diinginkan
dan yang hasilnya dirasakan menjadi tidak
menentu serta penting
Model Stres
Digunakan untuk mengidentifkasi stresor
bagi individu tertentu dan memprediksi
respon individu tersebut terhadap stresor.
Perawat dapat membantu klien mengatasi
respon tidak sehat, non produktif.
Diklasifikasikan atas 3 model stres :
1. Berdasar respon
2. Berdasar stimulus
3. Berdasar transaksi
Model Stres Berdasar Respon

Mengkhususkan respon atau pola respon tertentu


yang mungkin menunjukkan stresor. Digunakan
oleh Selye (1976) dimana stres ditunjukkan
dengan reaksi fisiologis,GAS (general adaptation
syndrome)

Kelemahan : tidak memungkinkan


perbedaan individu dalam pola berespon
Model Stres Berdasar Stimulus
Berfokus pada karakteristik yang menggangu
di dalam lingkungan.

Model ini memfokuskan pada asumsi :


1. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah norma
& membutuhkan tipe & durasi penyesuaian yang
sama
2. Individu adalah resepien pasif dari stres, & persepsi
mereka terhadap peristiwa adalah tidak relevan
3. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang
sama & penyakit dapat terjadi pada setiap titik
setelah ambang tersebut
Model Stres Berdasar Transaksi

Memandang individu dan lingkungandalam


hubungan dinamis, interaktif (Lazarus &
Folkman,1984)
Memandang stresor sebagai respon perseptual
individu yang berakar dari proses psikologis
(koping) & kognitif
Karakteristik Respon Stres

1. Respon stres alamiah,protektif dan adaptif


2. Terdapat respon normal terhadap stresor
3. Stresor fisik dan emosional mencetus respon
serupa hanya kebesaran dan polanya yang
mungkin berbeda
4. Terdapat keterbatasn dalam kemampuan
untuk mengkompensasi
5. Besar & durasi stresor yang besar dapat
menggagalkan mekanisme homeostasis
Karakteristik Respon Stres

6. Pemajanan berulang terhadap stimuli


mengakibatkan perubahan adaptif
7. Terdapat perbedaab individual dalam
beresspon terhadap stresor yang sama
Respon Stres

Terbagi 2 :
1. Respon Fisiologis
a. sindrom adaptasi lokal (LAS)
respon jaringan,organ atau bag tubuh lain
b. sindrom adaptasi umum (GAS)
respon pertahanan dari keseluruhan
tubuh terhadap stres
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
b. Mekanisme pertahanan ego
Karakteristik LAS

1. Respon yang terjadi setempat


2. Respon adalah adaptif artinya stresor diperllukan
untuk menstimulasinya
3. Respon berjangka pendek
4. Respon adalah restoratif artinya membantu
memulihkan homesotasis tubuh

Contoh : respon nyeri,inflamasi


Sindrom Adaptasi Umum (GAS)

1. Respon melibatkan semua sistem tubuh terutama


saraf otonom & endokrin
2. Terdiri dari :
a. tahap alarm
b. tahap resisten (stabil)
c. tahap kehabisan tenaga
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
penggunaan kemampuan kognitif
untuk mengurangi stres,memecahkan
masalah,menyelesaikan konflik &
memenuhi kebutuhan (Stuart &
Sundeen,1991)
3 tipe prilakunya :
(1) Prilaku menyerang
tindakan menyingkirkan/mengatasi
suatu stresor atau untuk memuaskan
kebutuhan
(2) Perilaku Menarik Diri
menarik diri secara fisik/emosional dari
stresor

(3) Perilaku kompromi


mengubah metoda yang biasa
digunakan,mengganti tujuan atau
menghilangkan kepuasan terhadap
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
lain atau menghindari stres
b. Mekanisme pertahanan ego (Freud)
• Prilaku tidak sadar yang memberikan
perlindungan psikologis terhadap peristiwa
yang menegangkan.
• Digunakan : melindungi terhadap perasaan
tidak berdaya & ansietas
• Sering dipakai pada saat stresor jangka
pendek,gangguan psikiatrik (-)
contoh :
kompensasi,konversi,menyangkal,pemindaha
n tempat,identifikasi,regresi
(1) Kompensasi
penutupan suatu defisensi dalam satu aspek citra
diri dengan secara kuat menekan suatu gambaran
yang dianggap sebagai aset
(2) Konversi
secara tidak sadar menekan suatu konflik
emosional yang menghasilkan ansietas dan
memindahkannya menjadi gejala non organik
(3) Menyangkal
penghindaran konflik emosional dg menolak
secara sadar mengikuti segala sesuatu yang
mungkin menyebabkan nyeri emosional yang
tidak dapat ditoleransi
(4) Pemindahan tempat
memindahkan emosi, ide, keinginan dari situasi
yang menegangkan kepada penggantinya yang
lebih sedikit mengakibatkan ansietas
(5) identifikasi
pemolaan prilaku yang dilakukan oleh orang lain
dan menerima kualitas, karakteristik dan tindakan
orang tersebut
(6) Regresi
koping terhadap stresor melalui tindakan dan
perilaku yang berkaitan dengan periode
perkembangan sebelumnya
Tahapan Stres
(Dr.Robert J.Van Amberg, 1979)
1. Stres tahap 1
 Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
 Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi
dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan
energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan
 Merasa senang dg pekerjaanya & semakin
bersemangat namun tanpa disadari cadangan
energi menipis
2. Stres tahap II
stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang & timbul keluhan-keluhan sbb

 Merasa letih sewaktu bangu pagi


 Merasa mudah lelah sesudah makan siang
 Lekas merasa capai menjelang sore
 Sering mengeluh perut tidak nyaman
 Detakan jantung lebih keras dari biasanya
(berdebar-debar)
 Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
 Tidak bisa santai
3. Stres tahap III
bila tetap memaksakan diri keluhan akan
semakin nyata & mengganggu

 Gangguan lambung usus semakin nyata


cont : gastritis,diare
 Ketegangan otot-otot semakin terasa
 Perasaan tidak tenang & ketegangan
emosional semakin meningkat
 Gangguan pola tidu
 Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa
oyong dan serasa mau pinsan)
4. Stres tahap IV
bisa tidak ditemukan sakit secara medis.
Namun gejala dapat muncul spt:
 Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera
amat sulit
 Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan
& mudah diselesaikan menjadi membosankan
terasa lebih sulit
 Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan
kemampuan untuk merespon secara memadai
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Gangguan pola tidur disertai mimpi yg
menegangkan
5. Stres tahap V

 Seringakali menolak ajakan karena tiada


semangat & kegairahan
 Daya konsentrasi & ingat menurun
 Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang
tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya
6. Stres tahap VI

 Kelelahan fisik & mental yang semakin


mendalam
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
 Gangguan sitem pencernaan semakin berat
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang
semakin meningkat, mudah bingung & panik
7. Stres tahap VII
tahap klimaks,seseorang mengalami serangan
panik & perasaan takut mati. Sering dibawa
ke UGD,ICCU meskipun tidak ditemuakan
kelainan fisik organ
 Debaran jantung teramat keras
 Susah bernafas (sesak & megap-megap)
 Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat
bercucuran
 Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
 Pinsan atau kolaps
PROSES
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Mengkaji indikator stres dan koping dalam


semua dimensi adaptasi
1. Indikator fisiologis
2. Indikator perkembangan
3. Indikator emosional & perilaku stres
4. Indikator intelektual
5. Indikator sosial
6. Indikator spiritual
Indikator Fisiologis
Dipengaruhi situasi stres
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan otot leher,bahu,punggung
 Peningkatan denyut nadi & frekuensi RR
 Telapak tangan berkeringat
 Tangan & kaki dingin
 Postur tubuh tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala
 Gangguan lambung
 suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah,diare
 Perubahan nafsu makan

 Perubahan berat badan


 Perubahan frekuensi berkemih

 hasil lab abnormal : peningkatan hormon


kortisol,ACTH,katekolamin,hiperglikemia
 Gelisah : sulit tidur, sering terbangun saat
tidur
 Dilatasi pupil
KLASIFIKASI STRES
BERDASARKAN SITUASI STRES
STRES RINGAN
Stresor yang biasa dihadapi setiap orang secara
teratur, kerusakan fisiologis (-).
Stresor yang banyak dalam waktu singkat dapat
meningkatkan resiko penyakit (Holmes Rahe,1976)
STRES SEDANG
Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
STRES BERAT
Situasi kronis berlangsung beberapa minggu sampai
tahun. Tinggi resiko keasakitan
Indikator Perkembangan

Bayi & anak kecil


Lingkungan responsif & empati :perkembangan
harga diri & pembentukan koping adaptif sehat
Lingkungan non responsif & empati :
Gangguan percaya diri kronis, menarik diri,ggn
hubungan interpersonal, ketergantungan dg orang lain

Bayi & anak kecil


Stres : anak tidak mampu & ketidakinginan
mengembangankan hubungan berteman
Remaja
Dukungan sosial adekuat: pengembangan rasa
identitas yang kuat & mampu menyesuaikan diri
terhadap stresr
Dukungan sosial inadekuat
Gangguan psikososial.timbul
kebingungan,pembrontakan, depresi & ansietas

Dewasa muda (masa transisi)


Stres : persiapan karier, hidup mandiri &
kemungkinan hidup berkeluarga. Terjadi konflik
harapan dengan realitas
Dewasa tengah
Stresor : peningkatan keletihan,penyakit
ringan,depresi, ketidakpuasan dg interaksi keluarga

Dewasa akhir (lansia)


Stresor : perubahan dalam keluarga & kemungkinan
kematian dari pasangan, perubahan penampilan fisik
& fungsi fisiologis.masalah emosional dominan
Indikator Emosional
 ansietas
 Depresi
 Kepenatan
 Peningkatan penggunaan bahan kimia
 Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola
aktivitas
 Kelehan menal
 [erasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 kehilangan motivasi
 Ledakan emosional & menangis
 Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
 Kecendrungan membuat kesalahan
 Mudah lupa & pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
 Ketidakmampuan bekonsentrasi
 Letargi
 Rentan terhadap kecelakaan
Indikator Intelektual

Stres berkepanjangan Gangguan intelektual

 kemampuan mendapat pengetahuan &


keterampilan terganggu
 Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
 Stres menghambat komunikasi antara Klien &
orang lain
 Tidak mampu mengatasi konflik
 Peningkatan ketergantungan dg orang lain
Indikator Sosial

Menggali bersama klien tentang besarnya, tipe,


kualitas interaksi sosial yang ada

Perawat waspadai perbedaan kultur dalam respon


stres / mekanisme koping
Indikator Spiritual

Stres berat

Kemarahan pada Tuhan


Individu memandang stresor sebagai hukuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• ansietas b.d perubahan status kesehatan,krisis
maturasi atau situasi
• Perubahan pertumbuhan &perkembangan b.d
perpisahan dari orang terdekat, krisis situasi
• Ketegangan peran pemberi perawatan b.d
penyesuaian terhadap diagnosa medis,
penyesuai thd penurunan tingkat fungsi
fisik
• Keletihan b.d tuntutan peran yang berlebihan,
tuntutan psikologis yang berlebihan
• Ketidakberdayaan b.d stres jangka panjang,
kehilangan keyakinan nilai
• koping keluarga tidak efektif ; menurun/tidak
mampu atau koping individu tidak efektif b.d
metoda kopping inadekuat, stres
berkepanjangan

• Risiko cedera b.d kerusakan kemampuan bicara

• Gangguan poa tidur b.d krisis maturasi atau


situasi
EVALUASI
 klien Mampu mengontrol faktor yang
menybabkan stres
 Klien mampu secara mandiri
mengembangkan strategi mereduksi stres

Menilai keefektifan penatalaksanaan stres


Menanggulangi Stress
 Kesadaran diri
 Mengingat tuhan dan berdoa
 Olah raga
 Relaksasi
 Terapi kognitif
 Mengendalikan perilaku diri
 Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius
 Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan keinginan
 Berpikir positif dan membuang pikiran negatif
 Menghindarkan diri dari persaingan
 Istirahat yang terartur
Pengukuran Stress
skala Holmes
Terdapat 36 butir pengalaman dalam kehidupan
seseorang yang masing-masing memiliki score
Score > 300 dlm 1 tahun = menunjukkan gejala
stres

Skala Miller & Smith (menilai derajat kekebalan terh


adap stres)
Terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang
dilakukan orang & diberi score dari1-5
Score < 30 = kebal 30-50 = kurang kebal
> 50-80 = tidak kebal terhadap stres
Macam-macam stres

 Stres Fisik
 Stres Kimiawi
 Stres Mikrobiologi
 Stres Fisiologik
 Stres Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
 Stres psikis atau emosional
Faktor Pengaruh Respon
terhadap Stresor
1. Sifat stresor
 Sifat stresor dapat berubah tiba2 atau berangsur-angsur, sifat
ini pada setiap individu dapat berbeda tergantung dari
pemahaman tentang arti stresor
2. Durasi stresor
 Lamanya stresor yang dilami klien akan mempengaruhi
respon tubuh. Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka
respon yang dialaminya juga akan lebih lama dan dapat
mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain
3. Jumlah stresor
 Semakin banyak stresor yang dialami seseorang dapat
menentukan respon tubuh. Semakin banyak stresor yang
dilami pada seseorang, dapat menimbulkan dampakyang
besar bagi fungsi tubuhjuga sebaliknya dengan jumlah stresor
yang dialami banyak dan kemampuan adaptasi baik, maka
seseorang akan memeliki kemampuan dalam mengatasinya
Faktor Pengaruh Respon
terhadap Stresor
4. Pengalaman masa lalu
 Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami
dan mampu mengahadapinya, maka semakin baik
dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya
akan semakin baik pula
5. Tipe Kepribadian
 Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian A,
maka lebih rentan terkena stres dibandingkan dengan
tipe kepribadian B
Kepribadian Tipe A

 Ambisius,agresif,kompetitif, kurang
sabar,mudah tegang, mudah
tersinggung,mudah marah,memiliki
kewaspadaan yg berlbhn,bicara cepat,
bekerja tdk kenal waktu,pandai
berorganisasi,memimpin/
memerintah,lbh suka bekerja sendirian
bl ada tantangan,kaku terhdp
waktu,ramah, tdk mdh dipengaruhi,
bila berlibur pikirannya lbh kepekerjaan
Kepribadian Tipe B

Tidak agresif,ambisi yg
wajar, penyabar, ceria,
tdk mdh tersinggung,tdk
pemarah,bicara tidak
tergesa2,,lbh suka
kerjasama,mudah bergaul
Faktor Pengaruh Respon
terhadap Stresor
6. Tingkat perkembangan
 Anak : Konflik mandiri dan ketergantungan orang
tua, Mulai sekolah, Kompetisi dengan teman
 Remaja : Perubahan tubuh, Hubungan dengan
teman, Seksualitas, Mandiri
 Dewasa muda : Menikah, Meninggalkan Rumah,
Mulai bekerja, Melanjutkan Pendidikan,
Membesarkan anak
 Dewasa Tengah : Menerima proses menua, Status
social
 Dewasa Tua : Usia lanjut, Perubahan tempat tinggal,
Penyesuaian diri masa pensiun, Proses Kematian

Anda mungkin juga menyukai