Disusun oleh:
Fatia Masarah (2141911002)
Siti Zeina R (2141911007)
Aghnia Nabila H (2141911009)
Opini Publik
Menurut George L.Bird dan Frederick E.Merwin dalam bukunya The
Press and Society, pendapat Clyde L.King dalam tulisannya Public
Opinion a Manifestation of the Social Mind, Opini publik adalah
penilaian sosial (social judgement) mengenai sesuatu hal yang penting
dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan individu-
individu dengan sadar dan rasional.
https://chelsyyesicha.staff.unri.ac.id/
PENGERTIAN PILKADA
Pengertian Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan
PemberhentianKepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan atas PP Nomor 6
Tahun 2005 adalah: ”saranapelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi
dan/atau Kabupaten/Kotaberdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
memilih Kepala Daerah danWakil Kepala Daerah”.
https://lib.ui.ac.id
Pasal 56 (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Kepala daerah dan Wakil
Kepala Daerah dipilih dalamsatu pasangan calon yang dilaksanakan
secara demokratis berdasarkan asaslangsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil. (2) Pasangan calon sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik.
Syarat menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah
https://www.bawaslu.go.id/id/berita/partisipasi-masyarakat-tinggi-dari-262-kasus-politik-uang-197-laporan-
masyarakat
Dikutip dari hops.id jaringan suara.com hampir 40 kasus dugaan pelanggaran
politik uang di 26 kabupaten dan kota dalam Pilkada serentak telah
dikantongi Bawaslu.
Politik uang ini rata-rata pemberian uang yang jumlahnya bervariasi. Ada
yang membagi-bagikan uang dalam amplop dan adapula yang memberikan
sembako. Kasus ini terjadi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Jambi dan
beberapa kasus di Sumatera Selatan.
https://www.bawaslu.go.id/id/berita/partisipasi-masyarakat-tinggi-dari-262-kasus-politik-uang-197-laporan-
masyarakat
UU Pilkada Pasal 187A ayat satu (1) disebutkan setiap orang yang dengan
sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik
secara langsung ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi pemilih agar
tidak menggunakan hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara tertentu
sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih
calon tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
Tindak pidana politik uang diatur dalam pasal 523 ayat (1) sampai dengan
ayat 3 UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang dibagi dalam 3 kategori
yakni pada saat kampanye, masa tenang, dan saat pemungutan suara.
Perumusan sanksi pidana atas tindak pidana politik uang menggunakan pola
indefinite setence.
https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/342/68
Persepsi Masyarakat terhadap Politik Uang pada
Pilkada Serentak
Terdapat tanggapan responden dari masyarakat mengenai adanya politik uang dari
masyarakat Desa Ronta. Dimana 12% responden (18,18%) menyatakan bahwa
mereka setuju dengan praktik politik uang dalam Pilkada. Dan 54 responden
(81,82%) menyatakan tidak setuju, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
masyarakat di desa Rotan dalam memilik kepala daerah masih menggunakan
idealismenya dan tidak terpengaruh dengan adanya politik uang.
https://media.neliti.com/media/publications/246482-none-c06815cb.pdf
Masyarakat yang menyatakan setuju dengan adanya politik uang adalah segelintir
orang yang tinggalnya di pelosok desa yang memungkinkan kurangnya informasi
yang diperoleh tentang politik uang (money politic) sehingga bagi mereka
pemberian itu wajar dan mereka juga tidak pernah memintanya.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak setuju dengan adanya politik ini adalah
masyarakat yang sudah tentu memahami dan memaknai arti dari politik uang itu
sendiri, bahwa setelah terpilih nantinya semua uang yang telah dikeluarkan akan
dikembalikan dengan menjual program-program pemerintah yang mestinya
program itu untuk pembangunan kesejahteraan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.ui.ac.id
https://www.bawaslu.go.id/id/berita/partisipasi-masyarakat-tinggi-dari-262-
kasus-politik-uang-197-laporan-masyarakat
https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/342/68
https://media.neliti.com/media/publications/246482-none-c06815cb.pdf
https://chelsyyesicha.staff.unri.ac.id/