Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah
adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota
badan. Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
Artinya : “Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan
pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT
membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya,
Simple Portfolio
yaitu hati, lisan dan anggota badan. Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang
mengaku beriman kepada Allah SWT hanya dalam hati, lisan, hati dan lisan atau anggota
Designed
badan saja, maka orang tersebut belum bisa dikatakan orang yang beriman.
Urgens & Semakin termotivasi untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya
Hati menjadi lebih tenang, damai, tidak resah, tidak galau, tidak
gelisah.
Artinya : “Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan
serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan
dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur
pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?” (QS.Al Muminun :78-
80)
Mentauhidkan Adanya ALLAH
Adapun tauhid, secara bahasa berasal dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu
satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal
Mencipta, Menguasai, Mengatur dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya,
meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma’ul Husna (Nama-nama yang
Bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
Jenis Tauhid 01
Tauhid Rububiyah
1
Tauhid al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al-Rabb, yang memiliki beberapa
makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung, penolong dan penguasa. .Secara
umumnya dapat diartikan mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya
Allah SWT berfirman dalam QS.Al-A’raaf:
حثيثا والشمس والقمر والنجوم,إن ربكم الله الذى خلق السموات واألرض فى ستة ايام تم استوى على العرش يغشى اليل النها ر يطلبه
ميخرت بأمره أال له الخلق واألمر تباركالله رب العلمين
“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia menguasai diatas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan –Nya pula)matahari, bulan dan bintang, yang
semuanya tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hal
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.(QS.Al-A’raf : 54)
Tauhid Uluhiyah
2 01sesuatu yang disembah (sesembahan) dan
Ulluhiyyah diambil dari kata al-ilah yang maknanya
sesuatu yang ditaati secara mutlak dan total.kata llah ini diperuntukkan bagi sebutan
sesembahan yang benar (haq).[8]Tauhid uluhiyyah adalah menyakini bahwa tiada tuhan selain
Allah SWT.Ini juga merupakan hasil lain keyakinan alamiah-warisan dalam diri manusia.Jika
eksistensi kita berasal dari Allah Swt.,pengaturan dan pengarahan hidup kita diserahkan kepada-
Ada
Nya. Allah berfirman :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah:163)
Tauhid Uluhiyyah ini berhubungan erat dengan dua hal, yaitu: 1) Amal/perbuatan, 2) Ibadah.
Supaya kedua hal tersebut mendapat pahala, maka wajib bagi setiap muslim untuk meyakinkan
pentingnya Niat/Ikhlas didalam beramal dan beribadah. Para ulama telah sepakat Niat yang Murni
berperan penting dalam meridhoi amal dan ibadah yang kita lakukan sehari-hari.
3 Tauhid Dzatiyah
Tauhid Dzatiyah yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan
dalam Al Qur’an dan Sunah Rasul-Nya. Maka barang siapa yang mengingkari nama-namaNya dan sifat-sifatNya
atau menamai Allah dan menyifatiNya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk-Nya atau menakwilkan dari
maknanya yang benar
Allah Ta’ala berfirman :
Ada
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S.
Asy-Syuura : 11)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam” (Mutafaqqun ‘Alaih). Di sini turunnya Allah tidak
sama dengan turunnya makhluk-Nya, namun turunnya Allah sesuai dengan kebesaran dan keagungan dzat Allah.
Adapun sifat-sifat Allah dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sifat Dzatiyah
Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang senantiasa melekat dengan-Nya. Sifat ini berpisah dengan dzat-Nya. Seperti
berilmu, kuasa atau mampu, mendengar, bijaksana, melihat, dll.
2. Sifat Fi’liyah
Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia perbuat jika berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke langit
dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan dating pada Hari Kiamat.
Tauhid ini juga berpengaruh dalam bermuamalah dengan Allah. Di bawah ini contoh-contohnya : Jika seseorang
mengetahui asma’ dan sifatnya, juga mengetahui arti dan maksudnya secara benar maka yang demikian itu akan
memperkenalkannya dengan Rabbnya beserta keagungannya. Sehingga ia tunduk, patuh, dan khusyu’
kepadanya, takut dan mengharapkannya, serta bertawassul kepadanya.
Simpulan & Implikasi
Implikasi
Simpulan
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang
Bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga
sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah
unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu
SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain,
sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota badan.
seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-
Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang mengaku
rasul Allah dan hari kiamat. Allah SWT sebagai
beriman kepada Allah SWT hanya dalam hati, lisan,
pencipta memiliki sifat-sifat wajib yang agung serta
hati dan lisan atau anggota badan saja, maka orang
sifat yg mustahil yang tidak mungkin dimiliki, Meyakini
tersebut belum bisa dikatakan orang yang beriman.
kepada Allah SWT dengan sifat-sifat-Nya akan
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang
memberikan banyak hikmah diantaranya, meyakini
sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah
04 tidak akan beriman kepada yang lain, kebesaran Allah SWT, meningkatkan rasa syukur,
SWT, seorang
selalu menjalankan perinyah-Nya
Thank You