Anda di halaman 1dari 27

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN

RADIOGRAFI KNEE JOINT DENGAN


KASUS FRAKTUR PADA 1/3 DISTAL
FEMUR DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT AWAL BROS
PEKANBARU

LICO ANDRE SEVA


1902023
DIII RADIOLOGI A

1
KNEE JOINT
KNEE JOINT merupakan sendi engsel yang hanya memungkinkan
gerakan kesatu arah saja (Pearce, 2013). Femur, tibia, fibula dan
patella di topang oleh ligament yang bekerja sama untuk memberikan
stabilitas pada knee joint (Ballinger and Frank, 2003). Sendi lutut atau
knee joint dibentuk dari tiga buah tulang yaitu tulang femur, cruris
(tibia dan fibula), dan patella (Karta, 2018).

2
ANATOMI KNEE JOINT
A. FEMUR
Femur merupakan tulang terpanjang pada tubuh yang bersendi dengan
acetabulus dalam membentuk persendian panggul. Bagian distal femur,
terdapat dua condylus yang dipisahkan oleh cekungan fossa
intercondiloidea yaitu condylus medialis dan condylus lateralis. Bagian
anterior distal femur terdapat facies patellaris yang bersendi dengan patella
membentuk sendi yang dinamakan patellofemoral joint. Bagian inferior
distal femur bertemu dengan tibia membentuk sendi yang dinamakan
tibiofemoral.

3
ANATOMI KNEE JOINT
B. PATELLA
Patella atau tempurung lutut merupakan tulang sesamoid dan
tulang baji yang berkembang di dalam tendon otot kuadrisep ekstensor.
Terletak di bagian depan knee joint tetapi tidak termasuk didalamnya.

4
ANATOMI KNEE JOINT
C. TIBIA
Tulang kering atau os. Tibia merupakan kerangka utama dari
tungkai bagian bawah dan terletak dibagian sebelah medial dari tulang
betis atau fibula. Tibia merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa
dengan sebuah batang dan mempunya dua ujung. bagian atas
memperlihatkan adanya condylus lateral dan condylus medial.
Permukaan superiornya memperlihatkan dua dataran yaitu permukaan
persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut.

5
ANATOMI KNEE JOINT
D. FIBULA
Os Fibula merupakan tulang tungkai bagian bawah yang terletak di
sebelah lateral dan bentuknya lebih kecil sama seperti os. Ulna pada
lengan atas.

6
PATOLOGI KNEE JOINT
Fraktur adalah patah tulang. Ini dapat berkisar dari retakan tipis
hingga patah. Patah tulang bisa melintang, memanjang di beberapa
tempat, atau menjadi beberapa bagian. Biasanya, patah tulang terjadi
ketika tulang dipengaruhi oleh kekuatan atau tekanan lebih dari yang
dapat didukung (Penny Ursula, 2018).
Lokasi Fraktur adalah 1/3 proksimal, 1/3 Medial, dan 1/3 Distal.

7
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
1. Proyeksi AP
• Posisi pasien: Tempatkan pasien pada posisi terlentang, dan atur
tubuh agar panggul tidak berputar.
• Posisi objek: Dengan IR di bawah lutut pasien, tekuk sendi sedikit,
temukan puncak patela, dan saat pasien ekstensi lutut, pusatkan IR
sekitar 12 inci (1,3 cm) di bawah puncak patella.
• CP : Mengarah ke titik 12 inci (1,3 cm) di bawah apeks
• Kolimasi : Sesuaikan dengan ukuran 10 × 12 inci (24 × 30 cm) pada
kolimator
• Reseptor: 10 × 12 inci (24 × 30 cm) memanjang.

8
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
FEMUR Kriteria Evaluasi;
PATELLA • Lutut sepenuhnya ekstensi jika
EPICONDYLUS LAT
CONDYLUS LAT kondisi pasien memungkinkan
LATERAL TIBIAL PLATEAU • Seluruh lutut tanpa rotasi
INTERCONDYLAR EMINENCE
• Kondilus femoralis simetris dan
HEAD OF FIBULA
TIBIA
tibia intercondylar eminence center
FIBULA • Sedikit superimposisi kepala fibula
jika tibia normal
• Patella sepenuhnya ditumpangkan
pada tulang paha
• Ruang sendi femorotibial terbuka,
dengan celah dengan lebar yang
sama di kedua sisi jika lutut normal
• Jaringan lunak dan detail trabekula
tulang 9
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
2. Proyeksi PA
• Posisi pasien : Tempatkan pasien dalam posisi tengkurap dengan jari-jari
kaki bertumpu pada meja radiografi, atau letakkan alat fiksasi di bawah
pergelangan kaki sebagai penyangga.
• Posisi objek : Pusatkan titik 12 inci (1,3 cm) di bawah apeks patela ke
bagian tengah IR, dan sesuaikan kaki pasien sehingga epikondilus
femoralis sejajar dengan permukaan meja.
• CP : Diarahkan pada sudut 5 hingga 7 derajat caudad untuk keluar dari
titik 12 inci (1,3 cm) di bawah apeks patela.
• Reseptor gambar : 10 × 12 inci (24 × 30 cm) memanjang

10
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
Kriteria Evaluasi;
FEMUR • Ruang sendi femorotibial
terbuka dengan celah
dengan lebar yang sama
TIBIAL PLATEAU
pada kedua sisi jika lutut
TIBIA normal
FIBULA • Lutut ekstensi penuh jika
kondisi pasien
memungkinkan
• Tidak ada rotasi femur jika
tibia normal
• Superimposisi ringan dari
kepala fibula dengan tibia
• Jaringan lunak dan detail
tulang trabekula 11
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
3. Proyeksi Lateral
• Posisi pasien : Minta pasien untuk menghadap ke sisi yang sakit.
Pastikan panggul tidak diputar. Untuk proyeksi lateral standar, minta
pasien membawa lutut yang terkena ke depan dan ekstensikan
ekstremitas lainnya di belakangnya.
• Posisi objek : Fleksi 20 sampai 30 derajat biasanya lebih disukai
karena posisi ini melemaskan otot dan menunjukkan volume
maksimum rongga sendi.
• CP : Mengarah ke sendi lutut 1 inci (2,5 cm) distal dari epikondilus
medial pada sudut 5 sampai 7 derajat cephalad.
• Reseptor : 10 × 12 inci (24 × 30 cm) memanjang

12
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
Kriteria Evaluasi;
• Lutut tertekuk 20 hingga 30 derajat pada posisi lateral yang
sebenarnya seperti yang ditunjukkan oleh kondilus femoralis yang
ditumpangkan (menempatkan kondilus medial yang lebih
diperbesar) Permukaan anterior kondilus medial lebih dekat ke
patela hasil dari overrotasi ke arah IR.
• Permukaan anterior kondilus medial yang lebih jauh dari patela
disebabkan oleh rotasi yang kurang dari IR.
• Permukaan inferior kondilus medial caudal ke kondilus lateral
disebabkan oleh sudut CR sefalad yang tidak mencukupi.
• Permukaan inferior kondilus lateral caudal ke kondilus medial
disebabkan oleh sudut CR cephalad yang terlalu jauh.
• Kepala fibula dan tibia sedikit tumpang tindih (overrotasi
menyebabkan lebih sedikit superimposisi, dan underrotasi
menyebabkan lebih banyak superimposisi).
• Patela di profil lateral
• Ruang sendi patellofemoral terbuka
• Ruang sendi terbuka antara kondilus femoralis dan tibia
• Jaringan lunak dan detail trabekula tulang 13
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
4. AP Proyeksi Metode Weight-Bearing
• Posisi pasien : Tempatkan pasien dalam posisi tegak dengan punggung menghadap
perangkat grid vertikal.
• Posisi objek : Sesuaikan posisi pasien untuk memusatkan lutut ke IR. Letakkan
jari-jari kaki lurus ke depan, dengan kaki terpisah cukup untuk keseimbangan
yang baik. Minta pasien untuk berdiri tegak dengan lutut terentang penuh dan
berat badan terdistribusi secara merata pada kaki. Pusatkan IR 12 inci (1,3 cm) di
bawah apeks patela.
• CP : Horisontal dan tegak lurus terhadap pusat IR, masuk pada titik 12 inci (1,3
cm) di bawah apeks patela.
• Kolimasi : Sesuaikan ke 14 × 17 inci (35 × 43 cm) pada kolimator
• Reseptor gambar : 14 × 17 inci (35 × 43 cm) melintang untuk gambar bilateral

14
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
FEMUR Kriteria Evaluasi;
• Kedua lutut tanpa rotasi
PATELLA • Ruang sendi lutut berpusat
JOINT SPACE pada area paparan
TIBIA

FIBULA

15
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
5. PA Proyeksi Metode Rosenberg Weight-Bearing
• Reseptor gambar : 14 × 17 inci (35 × 43 cm) melintang untuk lutut bilateral
• Posisi pasien : Tempatkan pasien dalam posisi berdiri dengan aspek anterior lutut
dipusatkan pada perangkat grid vertikal.
• Posisi bagian : Untuk proyeksi PA langsung, minta pasien berdiri tegak dengan
lutut bersentuhan dengan perangkat grid vertikal. Pusatkan IR pada ketinggian
12 inci (1,3 cm) di bawah apeks patela. Minta pasien memegang tepi perangkat
grid dan menekuk lutut untuk menempatkan femora pada sudut 45 derajat.
• CP : Horisontal dan tegak lurus terhadap pusat IR.
• Sinar pusat; tegak lurus terhadap tibia dan fibula. Sudut caudal 10 derajat
kadang-kadang digunakan.

16
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
Kriteria Evaluasi;
• Kedua lutut tanpa rotasi
• Sendi lutut berpusat pada area paparan
• Tibial plateau pada profil
• Fossa intercondylar terlihat
• Jaringan lunak dan detail trabekular
tulang

17
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
6. Proyeksi Oblique AP Rotasi lateral
• Reseptor gambar: 10 × 12 inci (24 × 30 cm) memanjang
• Posisi pasien : Tempatkan pasien di meja radiografi dalam posisi
terlentang, dan dukung pergelangan kaki
• Posisi bagian : Pusatkan IR 12 inci (1,3 cm) di bawah puncak
patela. Putar ekstremitas secara eksternal 45 derajat
• CP : Berarah 12 inci (1,3 cm) di bawah apeks patela
• Kolimasi : Sesuaikan dengan 10 × 12 inci (24 × 30 cm) pada
kolimator

18
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
PATELLA Kriteria Evaluasi;
MEDIAL FEMORAL CONDYLE
• Kondilus femoralis dan
LAT FEMORAL CONDYLE
tibia medial
MEDIAL TIBIAL PLATEAU
LAT TIBIAL PLATEAU • Fibula tumpang tindih
MEDIAL TIBIAL CONDYLE
LAT TIBIAL CONDYLE di atas separuh lateral
TIBIOFIBULAR ARTICULATION
tibia
FIBULA
TIBIA • Batas patela menonjol
sedikit di luar tepi
kondilus femoralis
lateral
• Terbuka sendi lutut
• Detail jaringan lunak
dan tulang trabekular

19
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
7. Proyeksi Oblique AP Rotasi medial
• Posisi pasien : Tempatkan pasien di atas meja dalam posisi terlentang, dan
dukung pergelangan kaki.
• Posisi objek : Putar ekstremitas ke medial, dan tinggikan pinggul sisi yang
sakit cukup untuk memutar ekstremitas 45 derajat. Tempatkan penyangga
di bawah pinggul, jika perlu.
• CP : Berarah 12 inci (1,3 cm) di bawah apeks patela
• Kolimasi : Sesuaikan dengan 10 × 12 inci (24 × 30 cm) pada kolimator
• Reseptor gambar: 10 × 12 inci (24 × 30 cm) memanjang

20
TEKNIK PEMERIKSAAN
KNEE JOINT
FEMUR Kriteria Evaluasi;
• Tibia dan fibula terpisah
FIBULA
pada artikulasi
MEDIAL FEMORAL CONDYLE
LAT FEMORAL CONDYLE
LAT TIBIAL PLATEAU
proksimalnya
MEDIAL TIBIAL PLATEAU • Tibia posterior
MEDIAL TIBIAL CONDYLE • Kondilus lateral femur dan
FIBULA tibia
TIBIA
• Batas patela menonjol
sedikit di luar sisi medial
kondilus femoralis Sendi
lutut terbuka
• Jaringan lunak dan detail
trabekula tulang

21
PAPARAN KASUS
IDENTITAS PASIEN;
• Nama : Nn. N
• Umur/ Jenis kelamin : 24 Tahun/ Perempuan
• Klinis : Post orif distal femur
• Tanggal pemeriksaan : 10 Agustus 2021
• Pemeriksaan : Knee joint AP/ Lat

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN;


Pesawat rontgent
• Merk Pesawat : SIEMENS
• kV Maksimum : 150 kV

22
Persiapan pasien
Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien, dilakukan identifikasi pasien
dengan mencocokkan data pasien sesuai dengan form permintaan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan-kesalahan dalam pemeriksaan. Pemeriksaan knee joint tidak
memerlukan persiapan khusus, pasien datang ke instalasi radiologi dan langsung dapat
dilakukan pemeriksaan.
Teknik pemeriksaan
Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi knee joint dengan kasus fraktur
pada 1/3 distal femur di instalasi radiologi rumah sakit awal bros sudirman menggunakan 2
proyeksi rutin pada knee joint yaitu dengan menggunakan proyeksi AP dan lateral.

1. Proyeksi AP (Antero-Posterior) Supine


• Posisi pasien dalam posisi tidur telentang di atas meja pemeriksaan dengan lutut diluruskan
atur panggul agar tidak terjadi rotasi
• Kaset ukuran 24 x 30 cm yang dipasang memanjang
• Posisi objek yaitu tempatkan lutut pada pertengahan kaset
• Central ray (CR) tegak lurus pada pertengahan kaset
• Central point (CP) yaitu 1,5 inchi dibawah apex patella
• FFD 100 cm

23
2. Proyeksi lateral recumbent (Mediolateral)
• Posisi pasien : supine di atas meja pemeriksaan kemudian tubuh pasien diposisikan miring ke
arah sisi yang akan di periksa atau lateral recumbent
• Kaset 24 cm x 30 cm yang dipasang memanjang
• Posisi objek : tempatkan lutut pada pertengahan kaset posisikan tubuh dan kaki dalam posisi
lateral lutut ditekuk hingga 450.
• Central ray tegak lurus vertikal terhadap kase
• Central point (CP) yaitu 1 inchi ke arah patella
• FFD 100 cm

Keterangan :
a)processus intercondilaris
b)tibia d
c)fibula
d)patella a e
e)femur
b
c

24
PEMBAHASAN KASUS:
Berdasaran hasil radiograf yang dihasilkan pada pasien Nn. N,
bahwa kondisi pada foto daerah knee joint proyeksi AP dan lateral
mampu memberikan informasi yang baik dalam penegakan diagnosa,
yaitu tampak secara keseluruhan dari artikulasi knee joint, tampak
batas bawah adalah proximal tibia fibula dan batas atas 1/3 distal
femur.

25
Kesimpulan
1. Fraktur atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang menjadi patah, retak, atau
pecah sehingga mengubah bentuk tulang. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya
tekanan kuat pada tulang atau karena kondisi tulang yang melemah.
2. Patofisiologi fraktur terbuka adalah terjadinya trauma langsung dengan energi
tinggi menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan jaringan lunak. Hal itu
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan lunak sehingga terjadi fraktur,
biasanya bersifat komunitif, yang merusak jaringan otot dan neurovaskular yang
signifikan. Ketika terdapat luka terbuka, semua kontaminan disekitar luka dan
bahan asing dapat masuk ke dalam korteks intramuskular dan tulang sehingga
komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus fraktur terbuka adalah infeksi.
3. Penatalaksanaan pemeriksaan knee joint dengam klinis fraktur pada 1/3 distal
femur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru tidak memiliki
persiapan khusus pada pasien. Proyeksi yang digunakan adalah proyeksi AP dan
lateral dengan posisi erect atau supine. Hasil radiograf yang didapatkan mampu
memberikan informasi yang baik dalam menegakkan diagnosa terhadap klinis
fraktur pada pasien.

26
THANK YOU

27

Anda mungkin juga menyukai