Anda di halaman 1dari 36

K 29 COMBUSTIO

Sofyan Hidayatulloh
201810410311124

FARMASI C
1 Pengertian

2 Epidemiologi

3 Etiologi

4 Penilaian Luas Luka Bakar

5 Penilaian Kedalaman Luka Bakar

6 Patofisiologi dan Patogenesis

7 Manajemen Terapi

8 Studi Kasus
PENGERTIAN merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh
COMBUSTIO trauma panas atau trauma dingin (frost bite).
Penyebabnya adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi
dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat
menyertakan jaringan bawah kulit.

(Kemenkes RI, 2019)


ANATOMI
KULIT

(Yousef et al., 2020)


Protection from environmental elements (e.g., radiation, mechanical
irritation, or trauma)

Immunological: antigen presentation, antibacterial products (sebum),


barrier to entry of pathological organisms

Fluid and electrolyte homeostasis: helps maintain protein and


electrolyte concentrations by limiting evaporation

Thermoregulation: helps control heat loss through sweating and


FUNGSI vasomotor regulation of superficial blood flow

KULIT Sensory: extensive and varied sensory organs in skin provide


information about environment

Metabolic: vitamin D synthesis and excretion of certain substances

Social: appearance of skin has strong influence on image and


social interactions
(Herndon, 2018)
Epidemiologi
Menurut WHO, sekitar 90 persen luka bakar terjadi pada
sosial ekonomi rendah di negara-negara berpenghasilan
menengah ke bawah, daerah yang umumnya tidak memiliki
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengurangi insiden luka
bakar.

Data yang diperoleh dari WHO menyebutkan bahwa wanita


di wilayah Asia Tenggara memiliki angka kejadian luka bakar
yang tertinggi, 27% dari angka keseluruhan secara global
meninggal dunia dan hampir 70% diantaranya adalah
wanita.

(Kemenkes RI, 2019)


Epidemiologi
Dari studi epidemiologi di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011-2012
data pasien yang dirawat selama periode 2
tahun adalah 303 pasien. Perbandingan RSU. Sanglah Denpasar tahun 2012
antara pria dan wanita adalah 2,26: 1 dan dari total 154 pasien yang dirawat 13
usia rata-rata adalah 25,7 tahun (15-54 orang meninggal (8,42%) akibat ledakan
tahun). Sebagian besar pasien dengan luka api dengan luka bakar luas dan dalam.
bakar berat 20-50% adalah 45, 87%. Rata-
rata pasien dirawat adalah 13,72 hari
dengan angka kematian sebanyak 34%
pada tahun 2012 dan sebanyak 33% pada
tahun 2011.

RSUP Sardjito Yogyakarta, pada tahun RSUD Soetomo Surabaya tahun 2011
2012 terjadi bencana gunung merapi dari total pasien 145, 127 pasien
meletus yag kedua kali, dari total (87.6%) sembuh dipulangkan, dan 15
pasien 49 yang dirawat di unit luka pasien (10.3%) meninggal.
bakar, 30 pasien adalah korban gunung
meletus dimana 21 orang (70%)
terkena trauma inhalasi dan meninggal
sebanyak 16 pasien (53.3%) (Kemenkes RI, 2019)
Etiologi
Api Air Panas Listrik Kimia Kontak
Dewasa = 53,1% Dewasa = 19,1% Dewasa = 14% Dewasa = 3% Dewasa = 5%

Anak = 26% Anak = 52% Anak = 6% Anak = 1% Anak = 15%

Penyebab terbanyak luka bakar pada dewasa dan


anak berdasarkan data pasien yang dirawat di unit
luka bakar RSCM tahun 2012-2016 adalah:

(Kemenkes RI, 2019)


Untuk melakukan penilaian area luas luka bakar secara baik dan benar dibutuhkan
penggunaan metode kalkulasi seperti “Rule of Nine” untuk dapat menghasilkan
pesentasi total luas luka bakar (%TBSA) (8).“Rule of Nine” membagi luas
permukaan tubuh menjadi multiple 9% area, kecuali perineum yang diestimasi
menjadi 1%. Formula ini sangat berguna karena dapat menghasilkan kalkulasi yang
dapat diulang semua orang.

Penilaian Luas Luka Bakar


(Kemenkes RI, 2019)
Rule of Nine Dewasa

Perineum

(Roth, 2016)
Pediatric Rule of Nine

(Roth, 2016)
Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar pada
luka bakar yang tidak luas dapat menggunakan area
palmar (jari dan telapak tangan) dari tangan pasien yang
dianggap memiliki 1% total body surface area (TBSA).
Metode ini sangat berguna bila pasien memiliki luka
bakar kecil yang tersebar sehingga tidak dapat
menggunakan metode “Rule of Nine”.

(Kemenkes RI, 2019)


Penilaian Kedalaman Luka Bakar

(Kemenkes RI, 2019)


Klasifikasi dari derajat kedalaman luka bakar yang digunakan oleh
Emergency Managament Severe Burn course oleh Australian & New
Zealand Burn Association (ANZBA) dapat terlihat pada Tabel

Capillary
Kedalaman Warna Bula Sensasi Kesembuhan
Refill
Epidermal Merah - Ada Ada Ya
Superficial Dermal Merah muda pucat Kecil Ada Nyeri Ya
Mid Dermal Merah muda gelap Ada Lambat +/- Biasanya
Deep Dermal Bercak merah tua +/- Tidak Tidak Tidak
Full Thickness Putih Tidak Tidak Tidak Tidak

(Kemenkes RI, 2019)


(Kemenkes RI, 2019)
Respon Lokal Patofisiologi Respon Sistemik

(Roth, 2016) (Hettiaratchy & Dziewulski, 2004)


Patogenesis

(Singh et al., 2007)


Perform an ABCDEF primary survey
A: Airway with cervical spine control,
B: Breathing,
C: Circulation,
D: Neurological disability,
E: Exposure with environmental control, MANAJEMEN
TERAPI
F: Fluid resuscitation
Assess burn size and depth (see later article for detail)
Establish good intravenous access and give fluids
Give analgesia
Catheterise patient or establish fluid balance monitoring
Take baseline blood samples for investigation
Dress wound
Perform secondary survey, reassess, and exclude or treat
associated injuries

(Hettiaratchy & Papini, 2004)


STUDI KASUS
SUBJECTIVE
Subjective

Nama Pasien : Ny.p


Umur/BB/Tinggi : 56
Alamat :-
Jaminan Sosial :-
Keluhan Utama : luka bakar akibat ledakan lampu minyak
Diagnosa akhir : Combustio 31%
Riwayat Penyakit :
Riwayat Obat :-
OBJECTIVE
TANGGAL
NILAI
DATA KLINIK 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3 8/3
Kondisi Umum Cukup © C C C C C C C C C C
Tekanan darah (mmHg) <130/80 130/90 120/90 120/80 150/90 140/90 110/80 140/90 140/80 140/80 130/100
Suhu (oC) 37 37 37,5 38 37,2 37,1 37,5 38 37,7 37,6 38,6
Nadi (x/Menit -1) 80 109 92 100 110 120 92 80 90 86 86
RR (x/Menit -1) 20 20 24 22 22 24 20 24 26 24 24
GCS 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - + + + + + + + + + +
Mual/muntah - +

9/3 10/3 11/3 12/3 13/3 14/3 15/3 16/3 17/3


Kondisi Umum Cukup © C C C C C C C C C
Tekanan darah (mmHg) <130/80 130/90 130/90 130/70 130/70 110/80 110/80 130/80 120/80 120/90
Suhu (oC) 37 36,5 37,6 37,1 37,5 37 37,5 37 37 36,8
Nadi (x/Menit -1) 80 95 100 80 86 90 90 82 84 80
RR (x/Menit -1) 20 23 22 22 22 22 20 21 21 20
GCS 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456

Objective
TGL
DATA NILAI NORMAL 4/3 4/3
LABORATORIUM 27/2 1/3 2/3 3/3 5/3 6/3 7/3 8/3 11/3 15/3 17/3
pagi sore
Leukosit 4,5 – 10,5 K/µL 20.100 6100 6300 8900 22.300 16.000 17.000
Hemoglobin 12,0 – 16 g/dL 12,9 12,3 12,5 10,0 9,6 10,1 10,4
Trombosit 150 – 450.103/µL 216.00
330.000 180.00 244.000 256.000 238.100 290.000
0
Hematokrit 36 – 48 % 36,8 28,2 26,4 29,4 29,4
Gula Darah Puasa 60 – 110 mg/dL 243 209 297 77 239 249 221 111 212 223 157
Gula Darah 2 jam PP < 130 mg/dL 239 241 142 243 265 269
Gula Darah Sesaat < 200 mg/dL 268 290
Ureum 5 – 23 mg/dL 31 36,9 31,1 20,6 32,9 23,5
Creatinine 0,5 – 1,2 mg/dL 1,00 0,74 0,76 0,26 0,62 0,63
SGOT 0 – 38 µ/L 42 16 22 22 18 29 187 144 28
SGPT 0 – 41 µ/L 27 14 18 9 20 26 251 45 78
LED < 20 mm/jam 43 70 99
Natrium 135 – 145 mmol/L 131 130 133 133 130 126 133 138 133
Kalium 3,5 – 5,3 mmol/L 4,04 4,2 4,1 3,8 3,7 4,06 3,8 3,6 4,0
Chlorida 98 – 106 mmol/L 103 106 110 106 104 103 108 112 105
Asam Urat 3,2
Albumin 3,5 – 5,5 g/dL 1,94 2,06 2,55 3,13 2,74 2,72 2,49 2,57 2,98
BGA
Ph 7,35 – 7,45 7,403 7,394 7,435 7,426
PCO2 35 – 45 mm Hg 37,5 36,9 38,6 36,1
PO2 80 – 100 mm Hg 94,4 76,8 88,9 72,4
HCO3 21 – 28 mmol/L 23,2 22,4 25,5 23,9
O2 Saturasi Arterial >95% 96,8 95,3 97,1 95,0
Base Excess (-3) – (+3) -1,5 -2,4 +1,2 -0,7

Objective
Medication Profile
Tanggal Pemberian Obat (Bulan Februari-Maret)
Obat Rute Regimen Dosis
27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3 8/3 9/3 10/3 11/3 12/3 13/3
O2 2-4 liter/menit          
5500 ml/8jam 
5000 ml/8jam  
Ringer Lactate IV
1800 ml/hr      
7 tts/menit 
Haes 6% IV 1000 ml/16jam II

Cefotaksim (Combicef) IV 3x1g 
Ceftizoksim (Cefizox) IV 3x1g  
Ceftazidim (Zibac) IV 3x1g      
Cefadroxyl po 2x1     
Kanamicin po 4x1g       
Ketorolac IV 3 x 30 mg   
Metamizole Na (Antrain) IV 3x1      
Asam Mefenamat po 3x1     
Ranitidin IV 2x1         
po 2x1    
Omeprazole IV 1 x 40 mg  
Lactobacillus reuterii (Rillus) po 1x1       
Paracetamol po 3x1        
Post Albumin 20% (Plasmanate) IV     
10 IU  
Insulatard SC 14 IU       
16 IU  
Laxadin Syrup po 0-0 I C (prn)  
Metformin po 2 x 500 mg
Perak Sulfadiazin (Burnazin) topikal       
Medication Profile
Keterangan Resusitasi :
Hari ke-1 (27/2) : RL 5500 cc pada 8 jam I
RL 5500 cc pada 8 jam II
Hari ke-2 (28/2) : RL 5000 cc pada 8 jam I
RL 5000 cc + Haes 1000 cc
Pada 8 jam II (sampai pkl 16.00)
RL 5000 cc (8 jam III)
Hari ke-(4-9) : RL 1800 cc/hari
Hari ke 10 (8/3) : RL 7 tetes/menit

Cara perhitungan cairan Rl berdasarkan pada perhitungan Baxter :


4 ml x BB x Luas Luka Bakar
ASSESMENT
Problem Rute
S/O Terapi Dosis Frekuensi Indikasi Obat Analisa
Medik pemberian
O₂ • Dilihat dari data kliniknya pasien mengalami
Mengurangi hipoksia
sesak nafas
Nafas sesak Mulai : 27/2   2-4 lpm dan menurunkan kerja
• Untuk memberikan jalan napas pada pasien
Berhenti : 8/3 pernafasan
sebagai pertolongan awal.
RL (ringer lactat • Nilai Na yang menurun maka, infus RL
e 5500
Memenuhi kebutuhan masuk untuk keseimbangan elektrolit serta
Syok ) cc;5000cc;
Infus elektrolit cairan tubuh perfusi organ vital.
hipovolemik 1800cc/ 8
secara fisiologis • Untuk menjaga keseimbangan hemodinamik
Mulai : 27/2 jam
Berhenti : 8/3 (mengatasi syok)
Haes 6% • Karena keadaan tubuh pasien yang
Combustio pengobatan dan
1000cc/8 kekurangan cairanSebagai penambah
gr II 40% ec. KU lemah Infus 6% pencegahan
Mulai : 28/2 jam plasma untuk mengatasi syok pada pasien
Kuah bakso hipovolemia dan syok
luka bakar
Cefotaksim Antibiotik sebagai
• Karena terjadi infeksi pada luka bakar pasien
(combicef) profilaksis pada
sehingga terjadi peningkatan leukosit
pembedahan yang
Leukosit  IV 1 gram 3x1 • Antibiotika golongan cephalosporin generasi
Mulai : 27/2 digunakan pada infeksi
ketiga, untuk mengatasi infeksi pada kulit dan
Berhenti : 28/2 kuman gram negatif
struktur kulit
dan positif.
Ceftizoxim • Karena terjadi infeksi pada luka bakar
(cefizox) Infeksi bakteri gram pasien sehingga terjadi peningkatan
positif-negatif. leukosit
Leukosit  IV 1 gram 3x1
Mulai : 28/2 profilaksis pada • Antibiotika gol cephalosporin generasi
Berhenti : 2/3 pembedahan. ketiga, untuk mengatasi infeksi pada kulit
dan struktur kulit
Problem Rute
S/O Terapi Dosis Frekuensi Indikasi Obat Analisa
Medik pemberian

Antibiotik sefalosporin
Ceftazidim • Karena pasien menunjukkan tanda” infeksi
generasi 3 untuk
(Zibac) sehingga terjadi peningkatan leukosit dan suhu
mengcover bakteri
Leukosit  IV 1 gram 3x1 tubuh
aerob gram (-) dan
Mulai : 2/3 • Antibiotika gol cephalosporin generasi ketiga,
Pseudomonas
Berhenti : 8/3 untuk mengatasi infeksi pada kulit dan struktur kulit
aeruginosa.

• Karena pasien menunjukkan tanda” infeksi


Cefadroxil sehingga terjadi peningkatan leukosit dan suhu
Antibiotik sefalosporin
generasi I untuk tubuh
Leukosit  Mulai : 8/3 po 2x1 • Antibiotika gol.cephalosporin generasi pertama
infeksi bakteri gram- untuk Pengobatan infeksi kulit dan struktur kulit.
Berhenti : 11/3
positif (bakterisid) • M.K : menghambat sintesa mukopeptida pada
dinding sel bakteri.
Combustio
gr II 40% ec. Kanamicin • Karena ditubuh pasien terjadi inflamasi akibat
Kuah bakso Antibiotik golongan terlalu banyak cairan, sehingga dierikan antibiotik
Leukosit  Mulai : 28/2 po 250 mg 4 x 1 gram aminoglikosida Infeksi yang larut air
Berhenti : 6/3 gram positif-negatif • Antibiotika gol. Aminoglikosisa untuk pengobatan
infeksi bakteri
Ketorolac • untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien tapi
Analgesik, memilik e.s gastritis
  Mulai : 27/2 IV 30 mg 3x1 • Sebagai antiinflamasi (NSAID).
Antiinflamasi • M.K : menghambat aktivitas siklooksigenase dan
Berhenti : 1/3
sintesa prostaglandin.
Metamizole Na
(Antrain)
  IV 3x1 Analgesik • Sebagai analgesik untuk mengatasi rasa nyeri.
Mulai : 2/3
Berhenti : 7/3
Problem Rute
S/O Terapi Dosis Frekuensi Indikasi Obat Analisa
Medik pemberian
Asam mefenamat
Obat anti-inflamasi non
  Mulai : 8/3 PO 3x1 Mengatasi nyeri pada pasien
steroid
Berhenti : 13/3

• Menangani stress
Ranitidin • Karena pasien pasti merasakan stress
induced ulcer pada
pasien MRS. sehingga terjadi stress ulcer, maka ranitidin
Mulai : IV 27/2 masuk.
 Stres ulcer IV dan PO 2x1 • Mengurangi ESO • Mengatasi stres ulcer akibat peningkatan
Berhenti :
akibat induksi NSAIDs sekresi asam lambung.
IV 8/3
(H2 bloker selektif) • M.K : memblok receptor H2
Po 12/3
Combustio Omeprazole Obat PPI (pompa proton
gr II 40% inhibitor) sebagai
 Setres Ulcer Mulai : 28/2 IV 40 mg 1x1 Pengurangan asam lambung
ec. Kuah penurunan sekresi asam
bakso Berhenti : 1/3 lambung,
Lactobacillus
reuterii (Rillus)
  PO 1 x1 Probiotik Untuk memperbaiki kesehatan saluran cerna
Mulai : 28/2
Berhenti : 6/3

Paracetamol

Mulai : 1/3,4/3- Nyeri ringan sampai Karena terjadinya peningkatan suhu tubuh
  PO 3x1
8/3,10/3,12/3 sedang,demam pasien yang menyebabkan demam
Berhenti : 12/3
Problem Rute
S/O Terapi Dosis Frekuensi Indikasi Obat Analisa
Medik pemberian
Post Albumin • Menggantikan plasma protein, Mengatasi
Albumin menjaga
20% penurunan albumin pada pasien luka
keseimbangan sirkulasi
(Plasmanate) bakar
volume darah dan
Hipoalbumin IV • Albumin serum meningkat akibat
merupakan pembawa
Mulai : 2/3 kehilangan protein pada edema jaringan.
dari hormon, enzim, obat
Berhenti : 6/3 Harusnya diberikan pada awal mrs.
dan racun
  Insulatard Insulatard termasuk • Untuk menuruknkan Kadar gula darah
insulin intermediate (GDA, GDP, GD2JPP
16 IU
Mulai : 3/3 SC Per hari acting, digunakan untuk • Merupakan insulin intermediate acting
20 IU
Berhenti : 13/3 menjaga kadar gula digunakan untuk mengontrol kadar glukosa
darah basal dalam darah 
Combustio   • Terjadi konstipasi karena pergerakan
Laxadin Syrup
gr II 40% cairan dan efek dari obat yang digunakan
ec. Kuah sebagai analgesik
Mulai : 8/3 PO 0-0-1 C Prn Untuk melunakkan tinja
bakso • Obat pencahar yang bekerja dengan cara
Berhenti : 9/3
merangsang gerakan peristaltik usus dan
melicinkan jalannya tinja
  Menghambat
Metformin Untuk menurunkan kadar gula darah (Untuk
gluconeogenesis dan
menuruknkan Kadar gula darah (GDA, GDP,
PO 500 mg 2x1 pelepasan glukosa oleh GD2JPP) dan tidak meningkatkan sekresi
Mulai : 18/3
hati dan menurunkan insulin
kolesterol/LDL.
  Perak • Antibiotika topikal pada luka bakar.
Sulfadiazin Diberikan 4 hari sekali pada saat rawat
(Burnazin) 0,1 luka.
 Topikal Per 2 hari Antimikroba • Sangat efektif untuk luka bakar sebagai
gram
Mulai : 28/2 bakterisida.
 
PLAN
No Problem Rekomendasi
Pada pasien ini di monitoring kadar
1. Pasien menggunakan dosis insulin melebihi 1 unit
gulanya saat penggunaan insulin.
Seharusnya ada pemberian PRC untuk
meningkatkan HB dalam batas normal
2. Hb menurun pada tanggal 4/3, 6/3, 7/3 dan 8/3 dan memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah yang berkurang akibat
kerusakan saat injury.
Albumin serum meningkat akibat
Post albumin baru diberikan saat hari ke-3 pasien kehilangan protein pada edema
3.
MRS jaringan. Harusnya diberikan pada
awal MRS.

Plan
Pada Perawat
 Saat membersihkan luka pasien, sebaiknya menggunakan handskun agar keadaan luka tetap steril.
 Awasi Pemeriksaan Lab(Hb,Ht,elektrolit),keluaran urin dan berat jenis
 Timbang BB tiap hari(Penggantian cairan tergantung pada BB pertama dan perubahan selanjutnya)
Pada Pasien/Keluarga
 Perawatan luka harus intensif
 Jangan menggaruk kulit yang mengalami luka
 Kontol Gula darah rutin
Pemakaian obat
 Pemakaian obat antibiotik harus tepat waktu
 Obat Analgenik (prn) diminum ketika diperlukan saja
ESO yang sangat mungkin terjadi
Penyimpanan obat

KIE
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai