Anda di halaman 1dari 13

PERTUMBUHAN

Pertemuan ke-5 & 6


PENDAHULUAN

 Kemampuan organisme untuk bertahan hidup di


habitatnya dipengaruhi oleh keberhasilan dalam
mendapatkan nutrien dan kemampuan mengelola
kumpulan semua sel hidup (terdiri atas sel-sel organisme
itu sendiri dan microbiota).
 Pertumbuhan merupakan peningkatan dalam jumlah
seluruh komponen organisme hidup.
 Penggandaan sel sebagai hasil dari pembelahan biner
yang menghasilkan peningkatan dalam jumlah sel tunggal
bakteri yang akan membentuk sebuah populasi, dikenal
sebagai kultur.
KURVA PERTUMBUHAN
 Jika ke dalam media cair
diinokulasikan sel mikroba--diambil
dari kultur yang telah ditumbuhkan
sebelumnya—jumlah sel hidup
permililiter (/mL) dapat ditentukan
secara periodic dan dibuatkan KURVA
TUMBUH (lihat gambar 4.2).
 Kurva tumbuh menggambar jumlah
populasi sel.
 Fase pertumbuhan mikroba dibedakan
menjadi 4 yaitu fase lag, log atau
eksponensial, stasioner dan
kematian.
1. Fase Lag
 Merupakan periode dimana sel
kehabisan metabolit dan enzim-enzim
karena kondisi yang tidak
menguntungkan pada akhir dari kultur
sebelumnya.
 Fase dimana sel beradaptasi dengan
lingkungan yang baru.
 Enzim-enzim dan senyawa
intemediet dibentuk dan diakumulasi
hingga mikroba berada pada
konsentrasi yang memungkinkan untuk
mengalami pertumbuhan.
2. Fase eksponensial

 Pada fase ini, sel berada dalam keadaan stabil dan


mengalami pertumbuhan.
 Semua bahan-bahan sel disintesis dalam laju konstan.
 Terjadi peningkatan jumlah massa sel sampai pada kondisi
nutrien mulai berkurang atau produk-produk metabolit
yang berisfat toksik terakumulasi dan menghambat
pertumbuhan.
 Bagi organisme kelompok aerob, keterbatasan nutrien juga
diikuti dengan keterbatasan oksigen.
 Saat jumlah sel melebihi 1 x 10 7/mL, maka laju pertumbuhan
sel akan menurun kecuali ke dalam medium ditambahkan
oksigen dengan pengocokan.
3. Fase stasioner

 Pada akhirnya, makin berkurangnya nutrien dan


terakumulasinya bahan-bahan toksik menyebabkan
pertumbuhan berhenti sepenuhnya.
 Pada beberapa kasus, pergantian sel terjadi pada fase
stasioner dimana ada sel yang hilang secara perlahan
melalui kematian yang diimbangi dengan pembentukan sel
baru melalui pertumbuhan dan pembelahan.
 Saat kondisi ini terjadi, jumlah sel total meningkat,
meskipun jumlah sel hidup tetap konstan.
4. Fase kematian
 Setelah fase stasioner, jumlah sel hidup mulai menurun,
sementara kematian sel terjadi sampai mencapai
kestabilan.
 Umumnya tingkat kemtian sel jauh lebih lambat dari
pertumbuhan secara eksponensial.
 Setelah sebagian besar sel, tingkat kematian menurun
drastis, hanya sebagian kecil sel yang dapat bertahan
berbulan-bulan bahkan tahunan. Kemungkinan sel yang
tumbuh mengambil nutrien dari sel yang mati atau lisis.
KONTROL PERTUMBUHAN MIKROBA

 Kontrol (pengendalian) pertumbuhan mikroba dapat


dilakukan secara fisik maupun kimia dengan tujuan
mencegah kontaminasi oleh mikroba.
 Metode yang digunakan diantaranya: sterilisasi,
pasteurisasi, desinfeksi dan teknik aseptik.
 Pentingnya pemahan tentang teknik-teknik tersebut akan
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kontaminasi
mikroba terkait dengan lingkungan medis (misal alat-alat
bedah yang bebas dari kontaminan).
 Teknik-teknik tersebut ada yang dapat membunuh mikroba
sepenuhnya namun ada yang hanya mengurangi jumlah sel.
Beberapa istilah terkait pengendalian pertumbuhan mikroba
MEKANISME BIOSIDA
1. Mengganggu struktur membran dan dinding sel
 Membran sel berperan sebagai barrier yang selektif,
memungkinkan beberapa zat terlarut masuk dan
menghalangi zat-zat lain masuk.
 Zat-zatatau bahan yang masuk melalui membrane akan
terakumulasi di dalam sel.
 Pada membran juga terdapat beberapa enzim yang
terlibat dalam biosintesis komponen pembungkus sel.
 Bahan-bahan yang terkonsentrasi di permukaan sel
dapat mengubah struktur sel secara fisik dan kimia
sehingga fungsi membran terganggu dan
menyebabkan gangguan dan bahkan kematian pada
sel.
 Denaturasi protein  Merusak DNA

Anda mungkin juga menyukai